2 Instrumen Tkrs Starkes 2022 - 1719
2 Instrumen Tkrs Starkes 2022 - 1719
2 Instrumen Tkrs Starkes 2022 - 1719
dr Luwiharsih, MSc
12)Penelitian
E 11)Manajemen
9) Etika RS 10) Budaya menggunaka
A TKRS 12 Keselamatan
Risiko
n subjek
(TKRS 14)
TKRS 13 manusia
19-20 Mei 2022 (TKRS 15)
Representasi Pemilik/
Dewan Pengawas
TKRS 1
W • Direktur RS
19-20 Mei 2022
Standar TKRS 2
Direktur RS bertanggung jawab untuk menjalankan RS dan mematuhi
peraturan dan perundang- undangan.
W • Para manajer RS
• Kepala unit pelayanan
19-20 Mei 2022
Standar TKRS 3
Pimpinan RS menyusun misi, rencana kerja & kebijakan utk memenuhi misi RS serta merencanakan &
menentukan jenis yan klinis utk memenuhi kebutuhan pasien yg dilayani RS.
W • Unit PKRS
b) Meminta masukan dan partisipasi masyarakat, rumah sakit jejaring, fasilitas pelayanan kesehatan
dan pihak-pihak lain untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Bentuk pelayanan ini
akan dimasukkan dalam penyusunan rencana strategis rumah sakit dan perspektif pasien yang
akan dilayani rumah sakit.
c) Menentukan komunitas dan populasi pasien, mengidentifikasi pelayanan yang dibutuhkan oleh
komunitas, dan merencanakan komunikasi berkelanjutan dengan kelompok pemangku
kepentingan utama dalam komunitas. Komunikasi dapat secara langsung ditujukan kepada
individu, melalui media massa, melalui lembaga dalam komunitas atau pihak ketiga.
W
• Staf RS
W
• Representasi pemilik
• Direktur RS
19-20 Mei 2022
Standar TKRS 4
Pimpinan RS merencanakan, mengembangkan, dan menerapkan program PMKP
• Direktur RS
W
• Para manajer
• Direktur RS
W • Para manajer RS
b) Pelayanan klinis prioritas untuk dilakukan perbaikan misalnya pada pelayanannya berisiko tinggi dan terdapat masalah
dalam pelayanan tersebut, seperti pada pelayanan hemodialisa serta pelayanan kemoterapi. Pemilihan pelayanan
klinis prioritas dapat menggunakan kriteria pemilihan prioritas pengukuran dan perbaikan.
c) Tujuan strategis RS misalnya RS ingin menjadi RS rujukan utk pasien kanker. Maka prioritas perbaikannya dpt dlm
dalam bentuk Key Performance indicator (KPI) dapat berupa peningkatkan efisiensi, mengurangi angka readmisi,
mengurangi masalah alur pasien di IGD atau memantau mutu yan yg diberikan oleh pihak lain yg dikontrak.
d) Perbaikan sistem adalah perbaikan yang jika dilakukan akan berdampak luas/menyeluruh di RS yg dapat diterapkan di
beberapa unit misalnya sistem pengelolaan obat, komunikasi serah terima dan lain-lainnya.
e) Manajemen risiko untuk melakukan perbaikan secara proaktif terhadap proses berisiko tinggi misalnya yang telah
dilakukan analisa FMEA atau dapat diambil dari profil risiko
26 - 27 April 2022
DAMPAK PERBAIKAN
a) Dampak primer adalah hasil capaian setelah dilakukan perbaikan misalnya target
kepuasan pasien tercapai 90%, atau hasil kepatuhan terhadap proses yang ditetapkan
misalnya, kepatuhan pelaporan hasil kritis < 30 menit tercapai 100%.
• Direktur RS
W19-20•Mei 2022
Para manajer RS
Standar TKRS 7
Pimpinan RS membuat keputusan tentang pengadaan dan pembelian. Penggunaan SDM & sumber
daya lainnya harus berdasarkan pertimbangan mutu dan dampaknya pada keselamatan.
Elemen Penilaian TKRS 7 Instrumen Survei Skor
3. Pimpinan RS menggunakan D Bukti ada rekomendasi dari organisasi profesional dan sumber 10 TL
rekomendasi dr organisasi berwenang lainnya dalam mengambil keputusan mengenai 5 TS
profesional & sumber ber- pengadaan sumber daya.
wenang lainnya dlm mengam- 0 TT
• Direktur RS
bil keputusan mengenai W
pengadaan sumber daya. • Para manajer
4. Pimpinan RS memberikan D Bukti Pimpinan rumah sakit memberikan : 10 TL
arahan, dukungan, dan • Arahan (dokumen dapat berbentuk rapat/pertemuan) 5 TS
pengawasan terhadap • Dukungan (dokumen dpt berbentuk anggaran & atau SDM)
penggunaan sumber daya 0 TT
• Pengawasan thd penggunaan sumber daya Teknologi infor-
Teknologi informasi Kesehatan masi Kes (TIK) (Dokumen dpt berbentuk hasil supervisi atau
(TIK) rapat evaluasi)
W • Direktur RS
• 19-20RS
Para manajer Mei 2022
Standar TKRS 7
Pimpinan RS membuat keputusan tentang pengadaan dan pembelian. Penggunaan SDM & sumber
daya lainnya harus berdasarkan pertimbangan mutu dan dampaknya pada keselamatan.
Elemen Penilaian TKRS 7 Instrumen Survei Skor
5. Pimpinan RS memberikan D Bukti Pimpinan rumah sakit memberikan : 10 TL
arahan, dukungan, &
• Arahan (dokumen dpt berbentuk rapat/ pertemuan) 5 TS
pengawasan terhadap
• Dukungan (dokumen dpt berbentuk anggaran utk penambahan SDM, 0 TT
pelaksanaan program
pelatihan-2 simulasi & perbaikan fasilitas)
penanggulangan kedaruratan
• Pengawasan terhadap pelaksanaan program penanggulangan kedaruratan
dan bencana.
dan bencana. (Dokumen dpt berbentuk hasil supervisi atau rapat evaluasi)
❖ Direktur RS
W ❖ Para manajer RS
6. Pimpinan RS memantau hasil D Bukti ada dokumen pemantauan dan evaluasi oleh Pimpinan rumah sakit 10 TL
keputusannya & mengguna kan terhadap pelaksanaan keputusan pada EP a), b), c), d), e) dan melakukan
5 TS
data tsb utk mengevaluasi & perbaikan mutu.
memperbaiki mutu ke putusan 0 TT
• Direktur RS
pembelian dan pengalokasian W
sumber daya • Para manajer RS
• Investasi untuk teknologi informasi kesehatan (TIK) merupakan sumber daya yang penting
bagi rumah sakit. TIK meliputi berbagai teknologi yang mencakup metode pendokumentasian
dan penyebaran informasi pasien, seperti rekam medis elektronik. Selain itu, TIK juga meliputi
metode untuk menyimpan dan menganalisis data, mengomunikasikan informasi antarpraktisi
kesehatan agar dapat mengoordinasikan pelayanan lebih baik, serta untuk menerima
informasi yang dapat membantu menegakkan diagnosis dan memberikan pelayanan yang
aman bagi pasien. Implementasi sumber daya TIK membutuhkan arahan, dukungan, dan
pengawasan dari pimpinan rumah sakit.
19-20 Mei 2022
7) Pengorganisasian dan
Akuntabilitas Komdik, KomKep,
dan Komite Tenkes (TKRS 8)
0 TT
2. Komite etik telah menyusun Kode etik R Regulasi tentang penetapan Kode etik 10 TL
rumah sakit yang mengacu pada Kode rumah sakit - -
Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)
0 TT
dan ditetapkan Direktur.
• Menyusun kerangka kerja pengelolaan etik rumah sakit mencakup tapi tidak terbatas pada:
3) Mengurangi kesenjangan dalam akses utk mendapatkan yankes dan dampak klinis.
5) Mendukung transparansi dlm melaporkan pengukuran hasil kinerja klinis & kinerja non klinis
8) Mendukung keterbukaan dlm sistem pelaporan mengenai masalah/isu etik tanpa takut diberikan
sanksi;
9) Memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik yang terjadi;
10) Memastikan praktik nondiskriminasi dalam pelayanan pasien dng mengingat norma hukum dan
budaya negara; dan
11) Tagihan biaya pelayanan harus akurat dan dipastikan bahwa insentif dan pengelolaan
pembayaran tidak menghambat pelayanan pasien.
12) Pengelolaan kasus etik pada konflik etik antar profesi di RS, serta penetapan Code of
Conduct bagi staf sebagai pedoman perilaku sesuai
19-20 Mei 2022 dengan standar etik di RS.
Kepemimpinan Untuk
Budaya Keselamatan Di
Rumah Sakit
TKRS 13
W • Komite Mutu RS
4. Pimpinan rumah sakit mengembangkan D Bukti IT sistem pelaporan insiden perilaku 10 TL
sistem yang rahasia, sederhana dan S yang tidak diinginkan memenuhi ketentuan 5 TS
mudah diakses bagi staf untuk sebagai berikut:
mengidentifikasi dan melaporkan perilaku 0 TT
• Kerahasiaan
yang tidak diinginkan dan • Sederhana (user friendly)
menindaklanjutinya. • Mudah diakses oleh staf rumah sakit.
W ❖ Manajer terkait
19-20 Mei 2022
Standar TKRS 13
Pimpinan RS menerapkan, memantau dan mengambil Tindakan serta mendukung Budaya Keselamatan di
seluruh area RS .
• Direktur RS
W
• 2022
19-20 Mei Manajer terkait
MAKSUD DAN TUJUAN
• Budaya keselamatan di RS merupakan suatu lingkungan kolaboratif di mana para dokter saling
menghargai satu sama lain, para pimpinan mendorong kerja sama tim yang efektif dan
menciptakan rasa aman secara psikologis serta anggota tim dapat belajar dari insiden
keselamatan pasien, para pemberi layanan menyadari bahwa ada keterbatasan manusia yang
bekerja dalam suatu sistem yang kompleks dan terdapat suatu proses pembelajaran serta upaya
untuk mendorong perbaikan.
• Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola
perilaku individu maupun kelompok yang menentukan komitmen terhadap, serta kemampuan
mengelola pelayanan kesehatan maupun keselamatan.
• Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang membutuhkan kerja sama dan
rasa hormat satu sama lain, tanpa memandang jabatannya. Pimpinan RS menunjukkan
komitmennya mendorong terciptanya budaya keselamatan, tidak mengintimidasi dan atau
mempengaruhi staf dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
19-20 Mei 2022
Program Budaya Keselamatan di RS yg mencakup:
a) Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara konsisten untuk mencegah terjadinya
kesalahan pada pelayanan berisiko tinggi.
b) Perilaku di mana para individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan
sanksi atau teguran dan diperlakuan secara adil (just culture)
c) Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien.
d) Komitmen pimpinan RS dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf, pendidikan,
metode yang aman untuk melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan masalah
keselamatan.
e) Identifikasi & mengenali masalah akibat perilaku yg tidak diinginkan (perilaku sembrono).
f) Evaluasi budaya secara berkala dengan metode seperti kelompok fokus diskusi (FGD),
wawancara dengan staf, dan analisis data.
h) Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf pada semua jenjang di rumah
sakit, termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis dan nonklinis, dokter praktisi mandiri,
representasi pemilik dan anggota Dewan pengawas.
• Rumah sakit harus meminta pertanggungjawaban perilaku yang tidak diinginkan (perilaku sembrono) dan tidak
mentoleransinya. Pertanggungjawaban dibedakan atas:
a) Kesalahan manusia (human error) adalah tindakan yang tidak disengaja yaitu melakukan kegiatan tidak
sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan.
b) Perilaku berisiko (risk behaviour) adalah perilaku yang dapat meningkatkan risiko (misalnya, mengambil
langkah pada suatu proses layanan tanpa berkonsultasi dengan atasan atau tim kerja lainnya yang dapat
menimbulkan risiko).
c) perilaku sembrono (reckless behavior) adalah perilaku yang secara sengaja mengabaikan risiko yang
substansial dan tidak dapat dibenarkan.
W • Direktur RS
19-20 Mei 2022
Program manajemen risiko RS harus disusun a) Komunikasi dan konsultasi.
setiap tahun berdasarkan Daftar risiko yang b) Menetapkan konteks.
diprioritaskan dalam profil risiko meliputi:
c) Identifikasi risiko sesuai kategori risiko pd poin a - e
d) Analisa risiko.
e) Evaluasi risiko.
• Manajemen risiko adalah proses yang proaktif dan berkesinambungan meliputi identifikasi, analisis,
evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan, dan pelaporan risiko, termasuk
berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan potensinya. Tujuan penerapan
manajemen risiko untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sakit. Rumah sakit
perlu menerapkan manajemen risiko dan rencana penanganan risiko untuk memitigasi dan
mengurangi risiko bahaya yang ada atau mungkin terjadi.
• Beberapa kategori risiko yang harus diidentifikasi meliputi namun tidak terbatas pada risiko:
a) Operasional adalah risiko yg terjadi saat RS memberikan yan kpd pasien baik klinis maupun
non klinis.
• Risiko klinis yaitu risiko operasional yg terkait dng pelayanan kepada pasien (keselamatan
pasien) meliputi risiko yg berhubungan dengan perawatan klinis dan pelayanan penunjang
seperti kesalahan diagnostik, bedah atau pengobatan.
19-20 Mei 2022
Maksud dan tujuan
• Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko PPI (terkait PPI infeksi
misalnya sterilisasi, laundry, gizi, kamar jenazah dan lain-lainnya), risiko MFK (terkait dng
fasilitas & lingkungan, seperti kondisi bangunan yg membahayakan, risiko yg terkait dengan
ketersediaan sumber air dan listrik, dan lain lain. Unit klinis maupun non klinis dapat memiliki
risiko yg lain sesuai dng proses bisnis / kegiatan yang dilakukan di unitnya. Misalnya unit
humas dapat mengidentifikasi risiko reputasi dan risiko keuangan.
a) Risiko Keuangan; risiko kepatuhan (terhadap hukum dan peraturan yang berlaku);
b) Risiko Reputasi (citra rumah sakit yang dirasakan oleh masyarakat),
c) Risiko Strategis (terkait dengan rencana strategis termasuk tujuan strategis rumah sakit);
d) Risiko Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi
Bersubjek Manusia c. Pimp RS telah mengidentifikasi fasilitas & sumber daya yg diperlukan utk melakukan pene-litian,
termasuk di dalam nya kompetensi sumber daya yg akan berpartisipasi di dlm pene-litian sbg
Di RS
pimpinan dan anggota tim peneliti
d. Terdapat proses yg memastikan bahwa seluruh pasien yg ikut di dalam penelitian telah melalui
proses persetujuan tertulis (informed consent) utk melakukan penelitian, tanpa adanya paksaan utk
Pimpinan RS
mengikuti penelitian & telah mendapatkan informasi mengenai lamanya penelitian, prose-dur yg
bertanggung jawab
harus dilalui, siapa ya dapat dikontak selama penelitian berlangsung, manfaat, poten-sial risiko
terhadap mutu dan
serta alternatif pengobatan lainnya. Apabila penelitian dilakukan oleh pihak ketiga (kontrak),
keamanan dalam
maka pimpinan RSt memastikan bahwa pihak ketiga tersebut bertanggung jawab dalam
penelitian bersubjek pemantauan dan evaluasi dari mutu, keamanan dan etika dalam penelitian
manusia e. P.J penelitian melakukan kajian & evaluasi terhadap seluruh penelitian yg dilakukan di RS
setidaknya 1 (satu) tahun sekali.
f. Seluruh kegiatan penelitian merupakan bagian dari program mutu RS &dilakukan pemantauan serta
evaluasinya secara berkala 19-20
sesuaiMei 2022
ketetapan RS.
TERIMA KASIH
HP dr Luwiharsih, MSc
0811151142