Learning Issue

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Rosalita Amelia Mod 4.

4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

1. Apa diagnosis kasus pada skenario dan berikan alasannya


Abses Periodontal

Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan di skenario dapat disimpulkan bahwasanya


diagnosis kasus pada skenario adalah abses periodontal.

Abses periodontal merupakan suatu infeksi purulent(ada pus/nanah) lokal pada poket
periodontal. Abses periodontal ini dapat berasal dari periodontitis kronis karena berbagai faktor
predisposisi,seperti
-perubahan komposisi dari microflora
-virulensi bakteri
-bentuk dan kedalaman pocket
-perawatan scalling yang tidak sempurna

Pemeriksaan klinis terhadap abses periodontal menunjukkan beberapa gambaran klinis


diantaranya adanya pembengkakan gingiva disertai rasa sakit ,gingiva terlihat mengkilat,licin
dan lebih merah,adanya kerusakan/resorbsi tulang alveolar,ditemukan adanya pocket
periodontal,adanya akumulasi pus,diikuti dengan mobilitas/kegoyahan pada gigi dengan
keadaan pulpa yang masih vital.

Hal itu sejalan dengan keluhan dan hasil pemeriksaan pasien diantaranya adanya
pembengkakan pada gingiva yang disertai dengan rasa nyeri yang berdenyut,warna gingiva
kemerahan,hasil radiograf menunjukkan adanya kehilangan tulang alveolar,ditemukan adanya
pocket periodontal sedalam 7 mm,adanya akumulasi pus yang ditunjukkan dengan fluktuasi
positif saat dilakukan palpasi dan pulpa yang masih vital ditunjukkan dengan hasil tes vitalitas
yang positif. Berdasarkan kesamaan antara gambaran klinis dengan temuan pada skenario dapat
disimpulkan bahwasanya diagnosis kasus pada skenario adalah abses periodontal

Sumber : Shantipriya Reddy.2011. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics.3th Ed.


Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

2. Bagaimana etiologi dan faktor predisposisi pada kasus di scenario

Etiologi

Periodontal Non periodontal

Poket Perubahan Penggunaan Trauma benda asing


mikroflora antibiotic
sistemik

Perluasan infeksi Lumen poket


Peradangan

Inflamasi
supuratif Bakteri berinvasi

Abses Periodontal

1. Berhubungan dengan periodontitis


- Adanya poket yang dalam sehingga terjadi perluasan infkesi, kemudian akan terjadi
inflamasi supuratif (respon tubuh terhadap inflamasi) sehingga terjadi supuratif, lama
kelamaan terbentuk abses periodontal
- Perubahan pada komposisi mikroflora, virulensi bakteri, atau dalam pertahanan host,
kemudian akan membuat lumen poket tidak efisien dalam meningkatkan pengeluaran
suppurasi, dan terbentuklah abses periodontal
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

- Pengobatan antibiotic sistemik tanpa debridemen subgingiva pada pasien dengan


periodontitis lanjut juga dapat menyebabkan pembentukanan abses
2. Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitis
Perawatan saluran akar, ketika memasukan instrument kedalam gigi itu bisa terjadi
perforasi, perforasi itu instrument sampai menembus gigi
- Adanya karena trauma pada benda asing yang terselip digigi
- Kista lateral

Berbagai faktor predisposisi yang akan mempermudah terbentuknya abses yaitu


1) Perubahan komposisi dari mikroflor
2) virulensi bakteri atau pada respon jaringan dapat membuat tidak efisiennya pembuangan pus
dari lumen
3) bentuk poket yang kompleks yang berhubungan dengan furkasi gigi molar akan memudahkan
terbentuknya abses
4) perawatan skeling yang tidak sempurna
5) impaksi benda asing
6) infeksi kista lateral
7) trauma terhadap gigi yang mengakibatkan gigi patah pada bagian akarnya
8) terjadi perforasi lateral pada gigi yang sedang dirawat endodontic
9) pemberian antibiotik secara sistemik tanpa dilanjutkan dengan skeling subgingiva pada pasien
dengan periodontitis parah akan mengakibatkan perubahan pada komposisi mikrobiota
subgingiva yang dapat menghasilkan infeksi yang lebih parah

Sumber :
- Sanz M, Herrera D, Winkelhoff AJ. The periodontal abscess. In: Lindhe J, Lang NP, Karring
T, editors. Clinical periodontology and implant dentistry. 5th Ed. Blackwell Publishing:
Denmark; 2007
- Manson JD, Eley BM. Buku Ajar Periodonti.2nd ed. Alih Bahasa: Anastasia. Hipokrates .
Jakarta
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

3. Bagaimana etiopatogenesis pada kasus di skenario

Abses periodontal merupakan akumulasi dari PMN (polymorphonuclear) yang hidup maupun
sudah mati didalam dinding poket periodontal. PMN ini akan mengeluarkan enzim yang dapat
merusak sel-sel dan komponen struktur jaringan lainnya. Hasil dari kerusakan sel-sel dan
jaringan ini adalah cairan yang dinamakan pus, yang merupakan inti dari abses. Reaksi inflamasi
akut disekitar pus menghasilkan edema intra dan ekstra sel serta penghancuran leukosit.
Berkurangnya resistensi jaringan, virulensi, dan jumlah bakteri yang ada menentukan terjadinya
infeksi, masuknya bakteri ke dalam dinding jaringan lunak memulai pembentukan abses
periodontal.
Bakteri yang umum di dalam poket periodontal adalah Streptococcus viridans yang merupakan
bakteri aerobik .

Bakteri-bakteri tersebut bersifat piogenik menghasilkan respon inflamasi jaringan, seperti


dilatasi pembuluh darah, pengeluaran banyak leukosit, proliferasi sel jaringan konektif. Sel-sel ini
akan berpusat disuatu titik yang disebut sebagai fokus infeksi, berbatas tegas sehingga dapat
mencegah penjalaran bakteri. Penemuan terkini menyebutkan bahwa bakteri yang terdapat
pada kondisi periodontitis yang rentan terhadap terbentuknya abses adalah bakteri yang dapat
hidup lama didalam jaringan dan tahan terhadap respon inflamasi host, bakteri-bakteri ini
umumnya berbentuk encapsulated sehingga mempunyai virulensi yang tinggi dan dapat
menjalar ke jaringan periodonsium yang lebih dalam dan membentuk abses.

Sumber :

- Sanz M, Herrera D, Winkelhoff AJ. The periodontal abscess. In: Lindhe J, Lang NP, Karring T,
editors. Clinical periodontology and implant dentistry. 5th Ed. Blackwell Publishing: Denmark;

- Manson JD, Eley BM. Buku Ajar Periodonti.2nd ed. Alih Bahasa: Anastasia. Hipokrates .
Jakarta;1993: 228-231.
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

4. Bagaimana tatalaksana pada kasus di skenario, sequence perawatan periodontal, untuk


periodontal abses masuk sequence yang mana
Perawatan penyakit periodontal bertujuan untuk mempertahankan fungsi gigi geligi, mencegah
atau mengurangi penjalaran atau keparahan penyakit. Keberhasilan perawatan dapat dilakukan
dengan mengurangi jumlah bakteri pathogen, meningkatkan kemampuan jaringan untuk
mempertahankan atau memperbaiki. Prosedur pengobatan harus dilakukan dalam
urutan yang sistematis dan harus direncanakan dengan baik
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

1. Treatment Plan
Keadaan darurat periodontal adalah suatu keadaan atau gabungan berbagai kondisi yang
berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal dan memerlukan tindakan segera. Situasi
darurat yang berhubungan dengan penyakit periodontal yaitu: periodontal abses,
perikoronal abses, ACUG,AUP
2. Fase I
Pada fase I ini disebut terapi insisial yang bertujuan untuk membuang semua factor local
yang menyebabkan peradangan gingiva serta pemberian instruksi dan motivasi pasien
dalam melakukan control plak. Terapi inisial juga disebut sebagai fase etiotropik karena
bertujuan untuk menghilangkan faktor etiologik penyakit periodontal. Berikut ini adalah
beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I yaitu:
- Eliminasi kalkulus dan root planing
Kalkulus memiliki permukaan yang kasar sehingga menjadi tempat yang ideal bagi
perlekatan bakteri, oleh karena itu kalkulus harus dihilangkan agar kontrol plak dapat
dilaksanakan secara efektif. Scalling dan root planning termasuk dalam perawatan
periodontal tahap awal. Tujuan utama tindakan ini adalah untuk memperbaiki
kesehatan gingiva dengan cara menghilangkan faktor yang menimbulkan keradangan
dari permukaan gigi. Scalling supragingiva dapat dilakukan dengan menggunakan skeler
manual, alat kuret dan instumen ultrasonic
- Koreksi dari restorasi
Restorasi dengan permukaan yang kasar, overcountur, overhanging, atau terlalu
menekan ke daerah subgingiva dapat menyebabkan akumulasi bakteri periodontal yang
bersifat pathogen sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi gusi, kehilangan
perlekatan epitel dan kehilangan tulang alveolar. Restorasi tersebut mempengaruhi
efektivitaas kontrol plak yang dilakukan pasien sehingga harus dikoreksi dengan cara
penggantian seluruh restorasi atau mahkota, atau koreksi dengan menggunakan
finishing bur atau file berlapis diamond (diamond-coated files) yang dipasang pada
handpiece khusus. Untuk restorasi yang overhanging pada daerah subgingiva,
memungkinkan melakukan tindakan flap yang sederhana untuk memfasilitasi akses
akhiran restorasi
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

- Penyesuaian oklusal (occlusal adjustment)


Tahapan setelah gigi-gigi menempati posisi yang semestinya, kemudian dilakukan
occlusal adjustment untuk menghilangkan trauma oklusal serta oral hygiene yang baik
3. Fase II (surgical phase)
Fase II (Fase surgical) disebut juga fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap
deformitas anatomikal seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang
berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi
atau rekurensi dari penyakit periodontal.
Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini:
1. Bedah periodontal
Perawatan bedah untuk menghilangkan jaringan inflamasi dapat merangsang terjadinya
perbaikan atau regenerasi jaringan yang mengalami kerusakan.
a. Kuretase gingiva
Kuretase merupakan tindakan membuang dinding poket yang mengalami granulasi
dan inflamasi yang bertujuan membersihkan jaringan granulasi dan jaringan
inflamasi, mengurangi kedalaman poket, mengambil papilla interdental yang rusak
guna mempercepat penyembuhan.
b. Gingivektomi
Gingivektomi merupakan tindakan eksisi gingiva yang mengalami enlargement
dengan tujuan mengeliminasi poket akibat pembengkakan gingiva
2. Prosedur flap periodontal Flap didefinisikan sebagai bagian dari gingiva, mukosa
alveolar, atau periosteum yang masih memiliki suplai darah pada saat diangkat atau
dipisahkan dari gigi dan tulang alveolar.
Flap periodontal didesain untuk mencapai satu atau beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan akses untuk melakukan detoksifikasi akar
b. Mengurangi poket yang meluas kea tau melebihi pertautan mukogingiva
c. Menediakan atau mempertahankan daerah gingiva cekat yang cukup
d. Membuka akses untuk mencapai tulang di bawahnya, untuk merawat cacat tulang
e. Memudahkan prosedur regenerative
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

3. Rekonturing tulang Bedah tulang merupakan istilah umum bagi semua prosedur yang
dirancang untuk memperbaiki dan membentuk kembali cacat dan kelainan bentuk pada
tulang yang mengelilingi gigi

4. Prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft)

5. Penempatan implant

4. Fase III (restorative phase)


Fase dengan tahapan pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi
yang hilang, serta evaluasi respon terhadap terapi fase III dengan pemeriksaan
periodontal
5. Fase IV (Maintenance phase)
Fase IV dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal
sehingga perlu dilakukan kontrol periodic. Beberapa prosedur dalam fase ini adalah
sebagai berikut:
1. Riwayat medis dan riwayat gigi pasien
2. Re-evaluasi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat skor plak
3. Ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi
4. Melakukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang
alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali
5. Scalling dan polishing tiap 6 bulan sekali, tergantung dari efektivitas kontol plak
pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus
6. Aplikasi tablet fluoride secara topical untuk mencegah karies

Sumber : Shantipriya Reddy.2011. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics.3th Ed.


Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus diskenario
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus abses periodontal bisa menggunakan
teknik radiografi periapikal dan OPG (Orthopantogram)

Radiografi periapikal sangat Radiografi periapikal sangat penting dalam mengevaluasi jaringan
keras periodontal. Radiolusen periapikal biasanya merupakan indikasi abses endodontic atau
kombinasi abses periodontal dan endodontic. Bisanya sering menunjukkan hilangnya tang
alveolar karakteristik meluas ke lesi periapikal.
untuk menentukan sumber infeksi adalah dengan memasukkan titik gutta-percha di sepajang
saluran sinus atau ke dalam poket periodontal dan mengidentifikasi titik terminasi dengan
radiografi periapikal.

Dalam beberapa kasus tertentu, pemeriksaan mikroskopis darkfield abses digunakan untuk
menyingkirkan abses periapikal karena perbedaan mikroflora. Tomografi emisi positron memiliki
akurasi yang tinggi dalam mendetekti abses periodontal dan abses anaerob lainnya dirongga
mulut

Radiografi intra-oral atau gigi seperti periapikal, bitewings dan OPG digunakan untuk menilai
kehilangan tulang marginal dan kondisi periapikal gigi yang terlibat. Titik gutta percha yang
ditempatkan melalui sinus mungkin menemukan sumberabses

Sumber : Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza's clinical
periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018.
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

6. Interpretasi hasil pemeriksaan penunjang


a. Interpretasi pemeriksaan intraoral
- Karies (-)
Hasil tes karies (-) menunjukkan tidak adanya karies pada region 45 dan 46
- Tes palpasi (+)
Hasil tes palpasi (+) menunjukkan adanya perluasan lesi yang telah melewati korteks
tulang
- Tes vitalitas (+)
Hasil tes vitalitas (+) menunjukkan kondisi pulpa yang masih vital
- Kegoyangan gigi grade II Miller
Kegoyangan gigi grade II Miller menunjukkan adanya mobilitas sedang/moderat pada
region 45 dan 46 yaitu apabila kegoyangan gigi lebih dari 1mm pada pergerakan
horizontal dalam arah facial lingual akibat hilangnya perlekatan periodontal
- Warna gigiva kemerahan

Warna gigiva yang kemerahan menunjukkan ada suatu inflamasi disekitar gigiva region
45 dan 46 akibat vasodilatasi pembuluh darah perifer
- Fluktuasi (+)
Fluktuasi (+) menunjukkan adanya akumulasi cairan di dalam lesi
- Pocket 7mm
Pocket periodontal dengan kedalaman 7mm menunjukkan adanya migrasi epitel
jaringan periodontal kearah apical akibat desakan plak subgingiva dan invasi bakteri
- OHI buruk
Status OHI yang buruk menunjukkan buruknya kebersihan gigi dan mulut pada pasien

Sumber :
Sanz M, Herrera D, Winkelhoff AJ. The periodontal abscess. In: Lindhe J, Lang NP, Karring
T, editors. Clinical periodontology and implant dentistry. 5th Ed. Blackwell Publishing:
Denmark
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

b. Interpretasi pemeriksaan radiograf

Gambaran radiograf pada abses periodontal menunjukkan


- Adanya area radiolusen yang tampak lebih lebar pada sebagian atau keseluruhan akar
bila dibandingkan dengan gigi tetangga menunjukkan adanya pelebaran ligament
periodontal akibat suatu proses peradangan
- Adanya area radiolusen disepanjang aspek lateral akar menunjukkan adanya resobsi/
kerusakan tulang alveolar

Sumber : Patel,Puint Vaibhav et al.2021.Periodontal Abscess : A Review, Vol : 5 (2) J Clin Diagnostic Rest

7. Interpretasi hasil pemeriksaan OHI

Oral hygiene index adalah cara yang dilakukan untuk mengukur atau menilai kebersihan gigi dan
mulut seseorang. Pengukuran Oral hygiene Index didapatkan dari perhitungan debris index dan
calculus index.
Pada scenario tertera OHI pasien Buruk yang berarti pasien memiliki kriteria OHI (3,1-6,0) Status
OHI yang buruk menunjukkan buruknya kebersihan gigi dan mulut seseorang

Sumber : Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza's clinical
periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

8. Apa diagnosis banding pada kasus di skenario

Abses Gusi (Gingiva) Abses Periodontal Abses Periapical

Lokasi Pembengkakan lokal Biasanya mempengaruhi struktur Biasanya terlihat di dekat puncak
yang mempengaruhi periodontal yang lebih dalam termasuk akar, misalnya pada mucogingival
gingiva marginal dan poket yang dalam, furkasi dan cacat junction dan mukosa alveolus.
interdental. tulang vertikal dan terletak di luar
mucogingival junction.

Penyebab Impaksi benda asing di Poket periodontal berhubungan dengan Disebabkan karena karies gigi yang
tempat yang kerusakan akibat periodontitis. melibatkan pulpa
sebelumnya sehat. dan perluasannya ke
daerah periapikal.

Temuan Gingiva tampak  Terkait dengan poket periodontal  Sebagian besar keterlibatan
klinis merah, bengkak dan yang dapat berupa supraboni atau karies dalam pada gigi yang
terkait sangat nyeri dan infraboni. tidak vital.
terkadang benda asing  Elevasi gigi dan mobilitas gigi dapat  Poket mungkin ada atau tidak
yang terimpaksi terlihat. ada. Mobilitas tidak ada.
mungkin masih  Gigi terasa lunak saat perkusi  Gigi terasa lunak pada perkusi.
menempel pada lateral.  Nyeri tidak dapat terlokalisir.
 Rasa sakit terlokalisir dan paten  Mungkin terkait dengan
gingiva.
dapat mengidentifikasi gigi yang saluran sinus.
sakit.
 Gigi yang terkena mungkin vital
atau kadang-kadang non-vital.
 Dapat dikaitkan dengan fistula
Fitur Tidak ada Pengeroposan tulang terlihat. Terdapat Tidak ada kehilangan tulang.
Radiografi pengeroposan tulang radiolusensi di sepanjang sisi akar.
Terlihat periapikal.
yang jelas.

Sumber : Shantipriya Reddy.2011. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics.3th Ed.


Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

9. Apakah terdapat hubungan antara kondisi OHI dengan kasus diskenario


Kebersihan mulut yang baik menggambarkan keadaan kesehatan umum yang baik, sebaliknya
kebersihan mulut yang buruk menggambarkan kondisi kesehatan yang buruk. Penyakit
periodontal (seperti gingivitis dan periodontitis) dan karies gigi merupakan akibat kebersihian
mulut yang buruk. Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan penyakit di rongga mulut
yang dapat menyebabkan hilangnya gigi secara patologis.

Kebiasaan buruk yang dilakukan seseorang, dapat meningkatkan inflamasi gingiva serta
buruknya kondisi kebersihan mulut yang sangat mempengaruhi keparahan periodontitis

OHI buruk menggambarkan suatu keadaan rongga mulut yang buruk, dengan keadaan rongga
mulut yang buruk mengakibatkan beberapa penyakit atau memperparah suatu penyakit.

Jika terjadi abses pada periodontal dengan kondisi OHI yang buruk, maka proses
penyembuhannya akan semakin lama, karena terjadi virulensi bakteri yang jika tidak dihilangkan
maka bakteri tersebut akan semakin banyak. Sehingga proses penyembuhan abses akan
semakin lama.

Sumber : Newma GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newma and carranza's clinical
periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018.
Rosalita Amelia Mod 4.4
31102000069 Learning Issue
SGD 4 LBM 1

Pasien laki laki berusia 35 tahun

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Subjektif Objektif Penunjang

-Karies (-) Radiograf kehilangan


Rasa sakit tulang alveolar
berdenyut dan -Tes palpasi(+)
disepertiga servikal
pembesaran gusi -tes vitalitas(+)
2 hari yang lalu
-kegoyangan II Miller
-fluktuasi(+)
-warna gingiva kemerahan
-poket 7mm
-OHI buruk

DD Abses periapikal
Abses Periodontal
Abses gingiva

Pathogenesis Manifestasi Klinis Tatalaksana


Etiologi

Emergency phase
-perluasan infeksi Pembengkakkan, warna Terapi antibiotik
pada poket Akumulasi PMN
gusi kemerahan, gingiva
-perubahan tampak mengkilap,
mikfrolora sensitive jika di perkusi

-infeksi benda asing

Anda mungkin juga menyukai