Makalah Kelompok 3 KSAP20A Pengambilan Keputusan Investasi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Sopandi, S.E., M.Ak

Disusun oleh :

Lilis Karina Rahayu 205126

Reni Apriliyanti 205133


Siti Irma Hindriyani 205138
Sindiawati 205145

Kelas : Akuntansi A/KSAP20’A


Kelompok 3

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA


BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia berupa
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi dan Transfer Pricing ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen kami Bapak Sopandi, S.E, M.Ak pada mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
pemahaman mengenai Akuntansi Manajemen bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sopandi, S.E, M.Ak. selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan tugas ini,
sehingga dapat menambah wawasan dan pemahaman kami dalam bidang studi ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membagikan ilmunya, sehingga kami dapat dengan mudah
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kami sangat menghargai kritik dan saran untuk
mendukung kesempurnaan pembuatan makalah ini.

Bandung, 27 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Pengertian Keputusan Investasi .................................................................3

2.1.1 Dasar Keputusan Investasi .................................................................4

2.1.2 Tipe Keputusan Capital Budgeting Menurut Garrison dkk (2013)....5

2.2 Cara Pengambilan Keputusan Investasi ....................................................5

2.3 Metode Payback ........................................................................................7

2.3.1 Pengertoan Payback Period ...............................................................7

2.3.2 Kelebihan Payback Period .................................................................8

2.3.3 Kelemahan Payback Period................................................................9

2.3.4 Indikator Payback Period .................................................................10

2.3.5 Rumus Payback Period ....................................................................10

2.4 Metode NPV (Net Point Value)...............................................................11

2.4.1 Pengertian dan Rumus NPV (Net Point Value) ...............................11

2.4.2 Kriteria pengambilan keputusan menggunakan metode NPV .........12

2.4.3 Kelebihan NPV (Net Point Value) ...................................................13

2.4.4 Kelemahan NPV (Net Point Value) .................................................13

2.5 Metode IRR (Internal Rate of Return) ....................................................13

ii
2.5.1 Pengertian IRR (Internal Rate of Return) .......................................13

2.5.2 Fungsi IRR (Internal Rate of Return)...............................................14

2.5.3 Rumus IRR (Internal Rate of Return) ..............................................15

2.5.4 Kelebihan IRR (Internal Rate of Return) .........................................15

2.5.5 Kelemahan IRR (Internal Rate of Return) .......................................16

2.6 Study Kasus .............................................................................................16

BAB III PENUTUP ..............................................................................................22

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................22

3.2 Saran ........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keputusan investasi merupakan kebijakan terpenting dari dua kebijakan lain
dalam manajemen keuangan, yaitu kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen.
Investasi modal sebagai aspek utama kebijakan manajemen keuangan karena
investasi adalah bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan
manfaat atau keuntungan di masa yang akan datang. Di sisi lain, manfaat investasi
di masa yang akan datang diliputi oleh ketidakpastian, yang ada dalam konsep
manajemen keuangan disebut risiko investasi. Sebagai konsekuensi, dalam
melakukan investasi harus melalui proses evaluasi secara cermat mengenai prediksi
tingkat keuntungan dan risiko (Harmono 2009 : 9).
Dalam berinvestasi pada sektor manufaktur harus dipertimbangkan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh (return) dari investasi tersebut dan tingkat risiko
yang akan ditanggung (risiko) dari akibat atas investasi tersebut (Yulia Efni et al.
2012). Para investor pastinya mengharapkan tingkat return yang lebih tinggi dari
tingkat risiko yang akan ditanggung, namun pada kenyataannya tidak selalu terjadi
seperti itu. Semakin tinggi tingkat risiko yang ditanggung maka semakin tinggi pula
tingkat return yang diperoleh. Namun saat ini masih sedikit para investor yg bersifat
risk lover atau love seeker.
Keputusan yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu keputusan investasi.
Keputusan investasi adalah sebuah keputusan tentang penanaman modal baik
bersumber dari dalam maupun luar perusahaan. Investasi ada yang jangka pendek,
menengah dan panjang. Namun jangka waktu yang ditentukan tergantung dari
kebijakan perusahaan. Tujuan dari investasi adalah untuk mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan di masa mendatang. Menurut Signalling Theory
menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang dilakukan oleh perusahaan
memberikan sinyal positif, khususnya pada investor maupun kreditur bahwa
perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang (Wahyudi, 2006). Hal ini

1
menunjukkan bahwa pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
cenderung positif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengambilan keputusan investasi ?
2. Bagaimana cara pengambilan keputusan investasi ?
3. Bagaimana cara mengitung keputusan investasi dengan metode payback ?
4. Bagaimana cara mengitung keputusan investasi dengan metode NPV (Net
Present Value) ?
5. Bagaimana cara mengitung keputusan investasi dengan metode IRR
(Internal Rate of Return) ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Menjelaskan pengambilan keputusan investasi
2. Menjelaskan tahapan pengambilan keputusan investasi saat akan melakukan
investasi.
3. Menjelaskan dan menghitung metode payback.
4. Menjelaskan dan menghitung metode NPV (Net Present Value).
5. Menjelaskan dan menghitung metode IRR (Internal Rate of Return).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keputusan Investasi


Keputusan investasi adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh manajer
keuangan dalam mengalokasikan sejumlah dana ke dalam bentuk investasi. Dari
keputusan tersebut investor pasti mengharapkan adanya laba dalam jangka waktu
yang cukup panjang. Keputusan investasi juga berkaitan dengan proses pemilihan
satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai menguntungkan dari sejumlah
alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan.
Dimana terdapat 2 karakteristik dalam pengambilan keputusan investasi yaitu
melibatkan jangka waktu yang cukup panjang karena melibatkan aset yang dapat
didepresiasi, dan memerlukan dana yang cukup besar. Untuk membuat keputusan
investasi modal seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu arus kas,
menilai risiko investasi, dan mempertimbangkan dampaj proyek terhadap laba
perusahaan.
Capital Investment Decision merupakan suatu proses perencanaan, penentuan
tujuan dan prioritas, penentuan sumber pendanaan dan penggunaan kriteria tertentu
untuk memilih aset jangka panjang. Proses pembuatan keputusan investasi yang
relatif besar untuk kegiatan jangka panjang sering disebut sebagai capital budgeting
(Hansen & Mowen, 2007). Capital Budgeting (pengaggrana modal)
mendeskripsikan bagaimana manajer merencanakan investasi pada proyek yang
memiliki implikasi jangka panjang pada perusahaan, dimana proyek tersebut dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Proyek independen adalah proyek yang jika diterima atau ditolak tidak
mempengaruhi arus kas proyek lain. Misalnya, keputusan General Motors
untuk membangun pabrik baru untuk produksi lini Cadillac tidak terpengaruh
oleh keputusannya untuk membangun pabrik baru untuk produksi lini saturn.
Keduanya adalah keputusan investasi modal independent atau tidak
berkaitan.

3
2. Proyek ekslusif adalah proyek yang apabila diterima akan menghalangi
penerimaan proyek lainnya. Contoh Divisi Fiber Monsanto memutuskan
untuk mengotomatisasi pabriknya di florida dimana dihadapkan dengan
pilihan meneruskan produksi operssional manual atau menggantinya dengan
sistem operasional otomatis. Mungkin sekali, Sebagian pertimbangan dari
perusahaan berkenaan dengan jenis sistem otomatisasi yang berbeda – beda.
Apabila ada tiga sistem terotomatisasi yang berbeda dipertimbangkan, maka
aka nada empat alternatif sistem yang ada sekarang ditambah tiga sistem baru
yang potensial. Segera salah satu sistem dipilih tiga sistem lainnya ditolak,
sistem tersebut disebut sistem ekslusif. terdapat 2 karakteristik dalam
pengambilan keputusan investasi yaitu melibatkan jangka waktu yang cukup
panjang karena melibatkan aset yang dapat didepresiasi, dan memerlukan
dana yang cukup besar
Dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi merupakan suatu proses
perencanaan, penentuan tujuan dan prioritas, penentuan sumber pendanaan dan
penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aset jangka panjang. tindakan yang
dilakukan oleh manajer keuangan dalam mengalokasikan sejumlah dana ke dalam
bentuk investasi.

2.1.1 Dasar Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return
harapan dan risiko suatu investasi. Hubungan return risiko dan return harapan dari
suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin besar
return harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus di pertimbangkan.
Atau bisa juga disebut sebagai dasar keputusan investasi.
Hubungan Tingkat Risiko dan Return Harapan bersifat searah dan linier.
Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return harapan atas
aset tersebut, demikian sebaliknya. Oleh karena itu, sebelum yak in mendapatkan
sebuah keputusan, investor biasanya akan membuat pertimbangan menyeluruh
yang baik dan matang terutama pada bagian dasar keputusan investasinya. Karena

4
salah sedikit saja, dampak merugikan sangat mungkin terjadi pada penempatan
investasi.

2.1.2 Tipe Keputusan Capital Budgeting


Ada beberapa tipe keputusan Capital Budgeting, menurut Garrison dkk
(2013) antara lain :
1. Cost Reduction Decision (Keputusan Pengurangan Biaya) Dalam keputusan
ini, manajer akan menentukan apakah suatu peralatan layak dibeli demi dapat
mengurangi biaya produksi atau tidak
2. Expansion Decision (Keputusan Ekspansi) Dalam hal ini, manajer harus
memutuskan apakah suatu aset layak dibeli untuk meningkatkan kapasitas
produksi atau penjualan.
3. Equipment Selection Decision (Keputusan Pemilihan Peralatan) 17 Dalam hal
ini, manajer akan menentukan peralatan mana yang layak dibeli, didasarkan
pada tingkat efisiensi dan efektivitas.
4. Lease or Buy Decision (Keputusan Melakukan Leasing atau Membeli) Dalam
hal ini manajer harus melakukan analisis, apakah lebih baik suatu peralatan
didapatkan dengan cara leasing atau membeli.
5. Equipment Replacement Decision (Keputusan Penggantian Peralatan) Dalam
hal ini manajer akan menentukan apakah suatu peralatan layak untuk diganti
atau tidak.

2.2 Cara Pengambilan Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan
terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Berikut
langkah/tahapan pada proses keputusan investasi :
1. Penentuan Tujuan Investasi
Pada tahap ini investor harus tahu apa tujuan mereka dalam berinvestasi
apakah itu jangka panjang atau pendek, risiko tinggi dengan potensi
keuntungan yang tinggi atau risiko rendah tapi dengan keuntungan yang
rendah.

5
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Tahapan ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset
allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang
dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi sekuritas luar
negeri).
3. Pemilihan Strategi Portofolio
Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu. : Strategi portofolio
aktif yang meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-
teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih
baik. Dan strategi portofolio pasif yang meliputi aktivitas informasi pada
portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
4. Pemilihan Aset
Tahap selanjutnya adalah pemilikan aset-aset yang akan dimasukkan
dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas
yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk
mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang
menawarkan return diharapkan tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau
sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko
terendah.
5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio
Tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap final dan penentuan. Apakah
keputusan investasi sudah layak atau belum Jika tahap pengukuran dan
evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses
keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian
seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.

6
2.3 Metode Payback
2.3.1 Pengertoan Payback Period
Payback period adalah suatu jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan modal dana yang sudah dikeluarkan oleh para investor. Dalam
bahasa Indonesia, payback period dalam dunia bisnis ini lebih sering disebut
dengan periode pengembalian modal.
Para pembisnis dan investor lebih sering menggunakan cara payback
period dalam menentukan atau mengambil keputusan investasi, apakah perusahaan
tersebut layak untuk diinvestasikan atau tidak. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman
terkait cara menghitung payback period itu sendiri. Jika suatu perusahaan atau
proyek memiliki payback period yang cukup lama, maka akan menjadi kurang
menarik dikalangan para pebisnis ataupun para investor.
Agar kita mengenal lebih dalam tentang payback period, maka ada baiknya
kita memahami pengertian payback period berdasarkan pendapat para ahli. Berikut
ini adalah pendapat mereka tentang payback period :
1. Dian Wijayanto
Dian Wijayanto menjelaskan bahwa payback period adalah suatu periode
yang dibutuhkan untuk bisa kembali mengembalikan dana yang sudah
digunakan dalam suatu investasi.
2. Abdul Choliq
Abdul Choliq memiliki pandangannya tersendiri terkait payback period.
Menurutnya, payback period adalah suatu perkiraan jangka waktu kembali
pada suatu investasi yang sudah dilakukan dengan suatu profit yang
didapatkan.
Berdasarkan teori yang sudah dikeluarkan oleh kedua ahli diatas, kita bisa
mengerti begitu pentingnya mengetahui jangka waktu pengembalian modal dalam
suatu proyek. Sehingga, jika berniat untuk berinvestasi, bisa terhindar dari berbagai
proyek pengembalian modal yang lama karena akan kurang menguntungkan.

7
2.3.2 Kelebihan Payback Period
Berikut ini adalah berbagai macam kelebihan dari payback period yang bisa
didapatkan oleh seorang investor:
1. Mengetahui Kurun Waktu Pengembalian Dana Investasi
Pengadaan pada suatu proyek yang dilakukan oleh suatu perusahaan
bisa dihitung dengan mudah dari berapa lama bisnis tersebut berjalan dari
awal hingga akhir proyek tersebut dikerjakan. Dengan adanya estimasi
tersebut, maka Anda bisa mengetahui kisaran waktu yang Anda harus
butuhkan untuk bisa mendapatkan kembali modal yang Anda keluarkan untuk
dijadikan sebagai investasi proyek. Setelahnya, Anda bisa membuat
perhitungan dengan tepat terkait penyelesaian suatu proyek. Hal ini sangat
penting untuk diketahui agar Anda bisa menghitung jangka waktu yang
memang Anda perlukan untuk mendapatkan modal Anda kembali.
2. Memilih Proyek
Pihak perusahaan bisa saja menyelenggarakan proyeknya yang lebih
dari satu. Namun, dalam menyelenggarakan proyek tersebut tentunya
dibutuhkan modal atau dana investasi yang tidak sedikit. Jadi, jika suatu
perusahaan bisa mengadakan dua jenis proyek, maka Anda bisa melakukan
perbandingan dari penyelenggaraan dua proyek tersebut. Dari kedua jenis
proyek ini, nantinya Anda bisa mendapatkan gambaran pasti manakan yang
mampu mengembalikan modal dana Anda dengan cepat, atau proyek
manakah yang mampu menutup modal dalam waktu cepat. Nantinya, hal
tersebut bisa Anda jadikan sebagai pilihan proyek alternatif untuk perusahaan
Anda.
3. Mudah dan Sederhana
Pada dasarnya, payback period bisa dilakukan dan dihitung dengan
suatu rumus yang mudah. Rumus yang paling umum digunakan adalah nilai
investasi : investasi per tahun. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka
Anda bisa mendapatkan kurun waktu payback period yang diperlukan untuk
bisa mengembalikan modal ataupun dana investasi yang Anda keluarkan pada
suatu pengerjaan proyek. Selain itu, perhitungan tersebut juga akan

8
membantu Anda dalam memperhitungkan waktu yang Anda butuhkan untuk
bisa kembali mendapatkan modal. Perhitungan dengan menggunakan rumus
tersebut juga mudah dilakukan dan terlihat sederhana, sehingga seharusnya
bisa dilakukan oleh semua orang yang bergerak pada berbagai jenis bisnis
atau usaha, baik itu skala kecil, skala menengah, ataupun skala besar.
4. Mempertimbangkan Segala Resiko
Beberapa dari Anda mungkin saja mampu memilih suatu proyek yang
sekirangan memerlukan waktu pengembalian modal dalam kurun waktu yang
singkat. Untuk mengetahui hal tersebut, maka Anda memerlukan rumus
pengembalian modal seperti yang pada poin sebelumnya telah kita bahas.
Dengan menggunakan rumus perhitungan tersebut, maka Anda bisa memilih
proyek yang lebih mampu mengembalikan dana dalam kurun waktu cepat.
Kenapa? Karena mau bagaimanapun juga, kecepatan suatu proyek dalam
menyelesaikan pekerjaannya akan membuat proses pengembalian modal
lebih cepat dilakukan. Itu artinya, semakin sebentar waktu pengerjaan, maka
akan semakin sedikit juga risiko yang bisa diterima oleh perusahaan. Karena,
jika jangka waktu payback period semakin sebentar, maka risiko perusahaan
untuk bisa mendapatkan kerugian juga akan semakin berkurang. Dengan
waktu payback period yang singkat, maka akan membuat para investor atau
pemilik bisnis untuk meminimalisir adanya kerugian.

2.3.3 Kelemahan Payback Period


Segala sesuatu yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan pastinya
mempunyai kelebihan dan juga kekurangannya masing-masing. Pun sama halnya
dengan proyek yang dijalankan oleh suatu perusahaan, dengan adanya penanaman
modal yang dilakukan oleh investor, maka proses penyelenggaran bisa dilakukan
dengan baik. Tapi, satu hal yang harus selalu ditanamkan adalah modal dana yang
sudah diterima oleh perusahaan dalam upaya penyelenggaraan adalah dana modal
proyek harus selalu kembali, jangan sampai pihak perusahaan mengalami kerugian
karena diselenggarakannya proyek tersebut.

9
Oleh karena itu, Anda harus bisa melakukan perhitungan payback period agar
tidak sampai melakukan berbagai kesalahan dalam hal memprediksi suatu
pengembalian modal investasi. Namun, perhitungan payback period tetap saja
memiliki kelemahan tertentu. Dengan adanya perhitungan kurun waktu
pengembalian modal, maka Anda akan lebih fokus pada pengembalian modal atau
investasi saja, sedangkan ada hal lain yang Anda abaikan. Bahkan, bisa saja Anda
melupakan berbagai biaya pendukung investasi yang sudah seharusnya wajib Anda
hitung juga.
Bentuk kelalaian ini sebenarnya mampu membuat perusahaan mengalami
kerugian walau mungkin tidak terlalu banyak. Jadi, selama proses pengembalian
modal, bisa saja pihak perusahaan mengalami kendala karena adanya biaya
pendukung investasi yang sebelumnya tidak ikut diperhitungkan. Selain
itu, payback period juga digunakan hanya untuk menghitung lamanya waktu
pengembalian modal. Perhitungan di dalamnya tidak mencakup laba atau profit
yang mungkin bisa diterima oleh para investor.

2.3.4 Indikator Payback Period


1. Bila payback period time lebih cepat daripada waktu yang sudah ditentukan,
maka perusahaan tersebut sudah layak untuk disuntik dana.
2. Bila payback period time lebih lama atau bahkan melebih waktu yang sudah
ditentukan, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilakukan investasi atau
disuntik dana.
3. Jika perusahaan memiliki lebih dari satu proyek, maka pilihlah proyek yang
memiliki payback period time lebih cepat.

2.3.5 Rumus Payback Period


Setelah mengetahui dengan jelas mengenai pengertian payback period, kini
saatnya kamu menghitung dan mempraktikkan rumus payback period dengan cara
berikut ini. Rumus payback period adalah nilai investasi dibagi dengan kas masuk
bersih. Dengan catatan bahwa nilai arus kas masuk bersih dinilai sama pada setiap
waktu periode atau sama pada pertahunnya. Rumus tersebut yaitu:

10
Payback period = Nilai investasi : Kas masuk bersih

Berbeda dengan cara perhitungan payback period saat arus kas yang dimiliki
perusahaan berbeda, maka rumusnya adalah:

PP = n + a : b x 1 tahun

Keterangan:

PP = payback period
n = syarat periode pengembalian modal investasi
a = jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)
b = arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)

2.4 Metode NPV (Net Point Value)


2.4.1 Pengertian dan Rumus NPV (Net Point Value)
Net Present Value atau NPV merupakan nilai keseluruhan arus kas masa
depan, baik yang positif maupun negatif. sepanjang masa penanaman modal yang
dikenakan diskon pada saat ini. Analisis NPV adalah bentuk penilaian intrinsik
dan difungsikan secara general untuk kegiatan yang menyangkut keuangan dan
akuntansi guna penentuan nilai bisnis, keamanan investasi, proyek modal, usaha
baru, program pengurangan biaya, dan segala tindakan yang melibatkan arus kas.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2007) NPV adalah perbedaan nilai
sekarang aliran kas keluar (cash outflow) dengan aliran kas masuk (cash inflow)
selama umur proyek. Rumus perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

11
Keterangan :
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau diskonto (dalam %)

Menurut Garrison, dkk (2013), aliran kas masuk atau cash inflow
perusahaan dapat diperoleh dari penghasilan, pengurangan atau penghematan biaya,
nilai residu invesasi, dan pengurangan modal kerja. Aliran kas keluar atau cash
outflow dapat berasal dari investasi mula – mula, modal kerja yang dibutuhkan,
biaya reparasi dan pemeliharaan, tambahan investasi, dan biaya operasional.
Dalam metode NPV jika digunakan untuk membandingkan 2 alternatif, maka
dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu :
1. Total Approach, yaitu membandingkan nilai tunai (Present Value) seluruh
aliran kas, baik kas masuk dan kas keluar dari setiap alternatif yang ada.
2. Incremental Approach, yaitu hanya dengan membandingkan nilai tunai
(Present Value) dari aliran kas masuk atau kas keluar yang berbeda dari setiap
alternatif yang ada.

2.4.2 Kriteria pengambilan keputusan menggunakan metode NPV


1. Apabila NPV > 0 atau positif, maka usulan investasi menguntungkan dan
layak diterima karena menggambarkan bahwa investasi mula – mula tertutup,
biaya modal tertutup, serta pengembalian di atas investasi mula – mula dan
biaya modal diterima.
2. Apabila NPV = 0, maka investasi akan memberikan dampak yang sama bagi
perusahaan apabila investasi diterima atau ditolak. Hal ini berarti investasi
tersebut akan menutup investasi mula – mula dan biaya modal.
3. Apabila NPV < 0 atau negtaif, maka usulan investasi ditolak karena investasi
tersebut tidak menguntungkan bagi perusahaan. (Hansen & Mowen, 2007).

12
2.4.3 Kelebihan NPV (Net Point Value)
Net present value memberikan sumbangan atas nilai waktu uang yang
menjadikannya pendekatan yang lebih baik daripada teknik penilaian investasi
yang tidak mendiskontokan arus kas masa depan seperti periode pengembalian
dan tingkat pengembalian akuntansi. NPV bahkan lebih baik daripada beberapa
teknik arus kas diskon lainnya seperti Internal Rate of Return atau IRR. Dalam
situasi ketika IRR dan NPV memberikan hasil yang berseberangan, maka
perusahaan bisa lebih mengarah pada nilai NPV. Selain itu NPV juga
memperhitungkan nilai waktu uang dan memperhatikan profitabilitas selama umur
ekonomis proyek.

2.4.4 Kelemahan NPV (Net Point Value)


NPV adalah estimasi atau prediksi. Hal ini menyebabkan NPV sensitif
terhadap perubahan estimasi untuk arus kas masa depan, nilai sisa dan biaya
modal. Apabila faktor pembentuk NPV berubah, maka nilai akhir NPV juga akan
berubah. Analisis NPV umumnya digabungkan dengan analisis sensitivitas dan
analisis skenario untuk melihat kesimpulan berubah ketika ada perubahan input.
Selain itu NPV juga perhitungan relatif sulit, perlunya menentukan tingkat diskonto
yang tepat.dan sulit digunakan untuk membandingkan usulan investasi yang
memilik umur ekonomis berbeda.

2.5 Metode IRR (Internal Rate of Return)


2.5.1 Pengertian IRR (Internal Rate of Return)
IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang
merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi
dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya lebih besar daripada laju
pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain. Contohnya bila investasi
adalah sebesar Rp 1.000.000 dan memiliki internal rate of return sebesar 22%,
maka tingkat perkembangannya adalah sebanyak 22%. Semakin tinggi suatu
persentase nilai internal rate of return, maka akan semakin tinggi juga tingkat

13
investasi yang bisa ditanamkan. Agar bisa membandingkannya dengan berbagai
pilihan, maka investasi dengan nilai IRR yang terlalu tinggi bisa dianggap menjadi
yang terbaik.
Pada dasarnya, internal of return dan net present value memiliki cara
perhitungan yang hampir sama, kecuali bila nilai NPV memang ditetapkan dengan
nol. IRR diukur dengan menghitung tingkat bunga di mana nilai sekarang arus kas
masa depan sama dengan investasi modal yang dibutuhkan. Keuntungannya adalah
bahwa waktu arus kas di semua tahun mendatang dianggap dan oleh karena itu,
setiap arus kas diberi bobot yang sama dengan menggunakan time value uang
Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila rate of return yang diterima
jika melakukan investasi di tempat lain (bank, bonds, dan lain-lain). Besarnya nilai
IRR dapat ditentukan dengan cara menghitung NPV1 dan NPV2 dengan cara trial
and error. Jika NPV1 bernilai positif, discount factor kedua harus lebih besar besar
dari SOCC, dan sebaliknya. Berdasarkan percobaan tersebut, IRR berada antara
nilai NPV positif dan NPV negative, yaitu pada NPV=0. Internal of return
merupakan tingkat bunga yang menyampaikan pv kas masuk dengan PV kas keluar.
Kadang-kadang kita ingin mengetahui berapa tingkat bunga yang kita tanggung
kalau kita dihadapkan pada alternative untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada saat ini(-C 0) atau membayar secara angsuran dalam jumlah yang sama setiap
periodenya ( membayar C setiap tahun selama n tahun).

2.5.2 Fungsi IRR (Internal Rate of Return)


Fungsi yang paling utama dari perhitungan Internal rate of return adalah agar
bisa mengukur suaru aset, apakah aset tersebut memang mengalami adanya
peningkatan, ataukah tidak. Selain itu, fungsi lainnya dari Internal rate of return
adalah sebagai berikut:
1. Internal rate of return memiliki fungsi sebagai sumber acuan seseorang saat
ingin menyimpan uang ataupun membuka suatu deposito bank
2. Internal rate of return berguna untuk membantu memberikan suatu
perbandingan pada tingkat laju pengembalian dalam hal menentukan bentuk
investasi yang diperkirakan akan lebih mampu memberikan keuntungan.

14
3. Internal rate of return juga berguna untuk menilai laju pengembalian setelah
sebelumnya dikenakan pajak, sehingga para investor di dalamnya akan
mengetahui tingkat pengembalian dana yang lebih tinggi walaupun
dikenakan pajak.
Selain itu, manfaat lainnya dari perhitungan Internal rate of return adalah
agar bisa mengetahui tingkat laju pengembalian investasi, sehingga setiap kegiatan
operasional dalam bentuk apapun bisa dievaluasi tingkatan pada laju pengembalian
dengan lebih akurat.

2.5.3 Rumus IRR (Internal Rate of Return)

Keterangan :

IRR = Internal Rate of Return


Ir = Bunga Rendah
It = Bunga Tinggi
NPV Ir = NPV pada Bunga Rendah
NPV It = NPV pada Bunga Tinggi

2.5.4 Kelebihan IRR (Internal Rate of Return)


Kelebihan Internal Rate of Return yaitu :
1. Kelebihan dari Internal rate of return adalah tidak melakukan pertimbangan
atas time value of money. Untuk itu, dalam hal ini perhitungan bisa dilakukan
secara lebih tepat dan juga lebih realistis bila dibandingkan dengan
menggunakan perhitungan accounting rate of return.
2. Dengan menggunakan metode penghitungan IRR, kita bisa mengetahui
apakah yang dilakukan layak atau tidak.
3. Metode ini mempertimbangkan setiap arus yang ada.

15
4. Metode ini mempertimbangkan konsep time value of money serta risiko
masuk di kemudian hari untuk modal investasi.

2.5.5 Kelemahan IRR (Internal Rate of Return)


Kelemahan dari Internal rate of return yaitu :
1. Memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghitungnya. Termasuk dalam
menghitung arus kas yang tidak bisa terdistribusi secara merata.
2. Dibutuhkan nilai cost of capital ketika menghitung menggunakan metode
IRR
3. Keputusan yang dihasilkan tidak selalu tepat
4. Metode IRR hanya bisa menunjukkan hasil maksimal ketika suatu investasi
memiliki modal berupa rasio
Selain itu, perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini juga
mampu mengidentifikasi ukuran investasi untuk berbagai proyek yang tingkat
keuntungannya bisa lebih bersaing dengan investasi lain. Bila kita membahas
tentang investasi, tentu akan selalu banyak risiko di dalamnya. Semakin tinggi
tingkat resiko dari investasi tersebut, maka akan semakin tinggi juga tingkat
keuntungannya. Dalam hal ini, sebagai pebisnis Anda harus bisa membuat berbagai
langkah terbaik dan juga tepat agar bisa melakukan pengembalian investasi dengan
baik. Internal rate of return adalah salah satu solusi metode perhitungan tersebut.

2.6 Study Kasus


Analisis Penerapan Keputusan Investasi pada PT Duta Intidaya Tbk
1. Payback Period
PT. Duta Intidaya Tbk. melakukan sebuah investasi dengan besaran
Rp.50.000.000,00, adapun jumlah proceed per tahun adalah
Rp.25.000.000,00. Maka didapat periode pengembalian besaran modal
adalah sebagai berikut.
PP = (besaran total investasi awal) / (besaran jumlah arus kas) x 1 tahun
PP = (Rp.50.000.000,00) / (Rp.25.000.000,00) x 1 tahun

16
PP = 2 tahun
Periode pengembalian modal yang diperoleh PT. Duta Intidaya Tbk.
usai menginvestasikan sejumlah dana ialah 2 tahun. Hal ini bermakna bahwa
uang yang tertanam di dalam suatu aktiva ialah Rp.50.000.000,00 dan dapat
diambil kembali dalam kisaran waktu 2 tahun.
Kemudian berikut adalah periode pengamblian modal yang mempunyai
arus kas tiap tahun berbeda, PT. Duta Intidaya Tbk. melakukan sebuah
investasi dengan besaran Rp.100.000.000,00 dalam aktiva tetap selama 4
tahun sebagai berikut :
1) Rp. 50.000.000,00
2) Rp. 40.000.000,00
3) Rp. 30.000.000,00
4) Rp. 20.000.000,00
5) Rp. 10.000.000,00

Tahun Proceed Investasi Sisa


0 Rp.100.000.000,00
1 Rp.50.000.000,00 Rp.50.000.000,00
2 Rp.40.000.000,00 Rp.10.000.000,00
3 Rp.30.000.000,00 -
4 Rp 20.000.000,00 -

PP = n + a : b x 1 tahun
𝑅𝑝.10.000.000,00
PP = 2 tahun + x 1 tahun
𝑅𝑝.30.000.000,00

PP = 2 tahun + 0,33 x 1 tahun


PP = 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
2. NPV (Net Point Value)
Suatu proyek investasi membutuhkan dana invesatsi sebesar
Rp.600.000.000,00 dan diharapkan mempunyai usia 4 tahun dengan
penerimaan bersih selama usia investasi berturut-turut :

17
1) Rp. 150.000.000,00
2) Rp. 250.000.000,00
3) Rp. 300.000.000,00
4) Rp. 400.000.000,00
Maka bila bunga 21% bisa kita hitung besarnya net present value
sebagai berikut;
1 1 1
Discoun Factor = = (1+ 21%)𝑡 = 1,21
(1+ 𝑟)𝑡
1 1
Tahun 1 = (1,21)1 = 1,21 = 0,826
1 1
Tahun 2 = = = 0,683
(1,21)2 1,4641
1 1
Tahun 3 =
(1,21)3
= 1,7715
= 0,564

1 1
Tahun 4 =
(1,21)4
= = 0,467
2,1435
𝑅𝑝.150.000.000,00 𝑅𝑝.300.000.000,00
NPV = ( ) + (𝑅𝑝.250.000.000,00
1,4641
)+( )
1,21 1,7715
𝑅𝑝.400.000.000,00
+( ) – Rp. 600.000.000,00
2,1435

NPV = Rp. 650.650.000,00 – Rp. 600.000.000,00 = Rp 50.650.000,00

Apabila menggunakan tabel discount factor bisa dihilung Net Point


Valuenya sebagai berikut :
Tahun Cashflow Discount Point Value of
Factor 21% Cashflow
1 Rp.150.000.000,00 0,826 RP.123.900.000,00
2 Rp.250.000.000,00 0,683 Rp.170.750.000,00
3 Rp.300.000.000,00 0,564 Rp.169.200.000,00
4 Rp.400.000.000,00 0.467 Rp.186.800.000,00

Total Rp.650.650.000,00
Investasi Rp.600.000.000,00
Net Point Value Rp. 50.650.000,00

18
3. IRR (Internal Rate of Return)
PT Duta Intidaya Tbk. mempertimbangkan usulan proyek investasi
Rp 150.000.000,-. Umur proyek tersebut diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :
1) Tahun 1 : Rp 60.000.000,00
2) Tahun 2 : Rp 50.000.000,00
3) Tahun 3 : Rp 40.000.000,00
4) Tahun 4 : Rp 35.000.000,00
5) Tahun 5 : Rp 28.000.000,00
Diasumsikan RRR = 10%
Jawaban :
a. Dicoba dengan faktor diskonto 10%
1 1
Discount Factor = (1+10%)𝑡 = 1,10
1 1
Tahun 1 = (1,10)1 = = 0,9090
1,10
1 1
Tahun 2 = (1,10)2 = = 0,8264
1,21
1 1
Tahun 3 = (1,10)3 = 1,331 = 0,7513
1 1
Tahun 4 = (1,10)4 = = 0,6830
1,4641
1 1
Tahun 5 = (1,10)5 = = 0,6209
1,61051

Tabel Net Point Value


Tahun Cashflow Discout Point Value of
Factor 10% Cashflow
1 Rp.60.000.000,00 0,9090 Rp.54.540.000,00
2 Rp.50.000.000,00 0,8264 Rp.41.320.000,00
3 Rp.40.000.000,00 0,7513 Rp.30.052.000,00
4 Rp.35.000.000,00 0,6380 Rp.23.905.500,00
5 Rp.28.000.000,00 0,6209 Rp.17.385.200,00
Total Rp.167.202.200,00

19
Investasi Rp.150.000.000,00
Net Point Value Rp. 17.202.200,00

b. Dicoba dengan faktor diskonto 16% :


1 1
Discount Factor = =
(1+16%)𝑡 1,16
1 1
Tahun 1 = (1,16)1 = = 0,8261
1,16

1 1
Tahun 2 = = = 0,7432
(1,16)2 1,3456
1 1
Tahun 3 = = = 0,6417
(1,16)3 1,5608
1 1
Tahun 4 = = = 0,5523
(1,16)4 1,8106
1 1
Tahun 5 =
(1,16)5
= 2,1003
= 0,419

Tabel Net Point Value


Tahun Cashflow Discount Point Value of
Factor 16% Cashflow
1 Rp.60.000.000,00 0,8261 Rp.51.726.000,00
2 Rp.50.000.000,00 0,7432 Rp.37.160.000,00
3 Rp.40.000.000,00 0,6417 Rp.25.668.000,00
4 Rp.35.000.000,00 0,5523 Rp.19.330.500,00
5 Rp.28.000.000,00 0,419 Rp.17.973.200,00

Total Rp.100.131.700,00
Investasi Rp.150.000.000,00
Net Point Value Rp. 49.868.300
\

20
Perhitungan Interpolasi

Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan


Investasi Awal
10% Rp.167.202.200,00 Rp167.202.200
16% Rp,100.131.700,00 Rp150.000.000
6% Rp. 67.070.500,00 Rp17.202.200

IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %

IRR = 11,5388%

Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek investasi tersebut bisa


diterima. Karena IRR > 10%

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan investasi merupakan suatu proses perencanaan,
penentuan tujuan dan prioritas, penentuan sumber pendanaan dan penggunaan
kriteria tertentu untuk memilih aset jangka panjang. tindakan yang dilakukan oleh
manajer keuangan dalam mengalokasikan sejumlah dana ke dalam bentuk investasi
atau sering disebut capital budgeting (penganggaran modal). Untuk membuat
keputusan investasi modal seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu
arus kas, menilai risiko investasi, dan mempertimbangkan dampaj proyek terhadap
laba perusahaan. Dimana terdapat metode nondiskonto yaitu payback period adalah
suatu jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal dana yang sudah
dikeluarkan oleh para investor. Dalam bahasa Indonesia, payback period dalam
dunia bisnis ini lebih sering disebut dengan periode pengembalian modal. Serta
metode diskonto yaitu metode Net Value Point (NPV) adalah nilai keseluruhan
arus kas masa depan, baik yang positif maupun negatif. sepanjang masa
penanaman modal yang dikenakan diskon pada saat ini dan metode Internal of
Rate of Return (IRR) adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.

3.2 Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu kami akan sangat terbuka untuk setiap saran dan kritikan yang
membangun. Besar harapan kami atas kritik dan saran yang diberikan dapat
menjadi pelajaran bagi kami untuk lebih baik lagi dalam pembuatan makalah
kedepannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Managerial Accounting Hansen and Mowen

Hadijah, Siti. 2021. “Keputusan Investasi: Dasar, Tujuan, dan Cara Pengambilan
Keputusan Investasi”, https://www.cermati.com/artikel/keputusan-investasi-dasar-
tujuan-dan-cara-pengambilan-keputusan-investasi, diakses pada 26 Mei 2022
pukul 20.15.

Maharani, OL. 2018. “Pengambilan Keputusan Investasi”, http://e-


journal.uajy.ac.id/15426/3/EA213342.pdf, diakses pada 26 Mei 2022 pukul 18.22.

Accurate. 2021. “Payback Peroid” https://accurate.id/ekonomi-keuangan/payback-


period-adalah/, diakses pada 04 Mei 2022 pukul 21.00.
Kevin. 2022. “NVP”, https://rumuspintar.com/npv/amp/#Rumus_NPV, diakses
pada 06 Juni 2022 pukul 06.39.
Ulya. 2022. “Internal Rate Of Return (IRR)”, https://gurubelajarku.com/internal-
rate-of-return-irr/, diakses pada 06 Juni 2022 pukul 07.08.
Ramadhani, Niko. 2021. “ Fungsi dan Rumus Internal Rate Of Return (IRR)”,
https://www.akseleran.co.id/blog/internal-rate-of-return-adalah/, diakses pada 06
Juni 2022 pukul 07.00.
Ibnu. 2021. " Internal Rate Of Return (IRR) : Pengertian Dan Cara Menghitungnya
Untuk Investasi”, https://accurate.id/ekonomi-keuangan/internal-rate-of-return/,
diakses pada 06 Juni 2022 pukul 06.23.

23

Anda mungkin juga menyukai