7903 17655 2 PB
7903 17655 2 PB
7903 17655 2 PB
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kemampuan numerasi siswa setelah
implementasi Problem Based Learning, aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan
pembelajaran, dan respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui
implementasi bahan ajar matematika berbasis Problem Based Learning.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
melalui tes, wawancara, observasi dan angket. Penelitian ini dilakukan di SMPN
45 Palembang. Subjek pada penelitian ini siswa kelas VIII.4 pada semester ganjil
tahun ajaran 2021/2022. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan
numerasi siswa dikatakan baik dengan indikator yang sering muncul adalah
indikator melakukan analisis terhadap informasi yang disajikan baik berupa tabel,
grafik, maupun diagram. Sedangkan indikator yang jarang muncul adalah
indikator memberikan penafsiran terhadap hasil analisis dan memberikan
kesimpulan atau prediksi. Aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran
dengan implementasi bahan ajar matematika berbasis Problem Based Learning
sangat baik, serta respon siswa baik terhadap proses pembelajaran.
ABSTRACT
This study aims to explain students' numeracy skills after Problem Based
Learning implementation, student activities toward learning implementation, and
student responses to the learning process through the implementation of Problem
Based Learning-based mathematics teaching materials. This is a descriptive
study. Data was gathered through tests, interviews, observations, and
questionnaires. This study was conducted at SMPN 45 Palembang. The subjects
in this study were students in grade VIII. 4 odd semester of the 2021/2022
academic year. According to the findings of the study, students' numeracy skills
were rated as good, with indicators that frequently appeared being indicators of
analyzing information presented in the form of tables, graphs, and diagrams.
Meanwhile, indicators that provide an interpretation of the analysis results and
provide conclusions or predictions appear infrequently. Student engagement in
the implementation of learning through the use of mathematics teaching materials
based on Problem Based Learning is excellent, as are student responses to the
learning process.
PENDAHULUAN
49
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
50
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa model PBL mampu untuk membantu siswa
meningkatkan kemampuan yang tergolong dalam komponen literasi matematika
(Astuti, 2020; Pamungkas & Franita, 2019; Pratiwi & Ramdhani, 2017; M. P. Sari &
Khiyarunnisa, 2017). Adanya proses memahami masalah ill-structured dalam
kehidupan sehari-hari, proses investigasi individu, serta kolaborasi dan diskusi dalam
PBL memiliki peran penting bagi pemahaman siswa dalam penyelesaian masalah
numerasi (Araiku, 2015; Astuti, 2020). Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, akan
dilakukan analisis kemampuan numerasi siswa setelah implementasi pembelajaran
dengan menggunakan model PBL.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan
kemampuan numerasi siswa melalui implementasi bahan ajar matematika berbasis
Problem Based Learning, aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran dan
respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui implementasi bahan ajar
matematika berbasis Problem Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN
45 Palembang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.4 pada semester ganjil
tahun ajaran 2021/2022. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, wawancara,
observasi, dan angket.
Tes diberikan untuk mengetahui kemampuan numerasi siswa kemudian data
diperdalam berdasarkan hasil wawancara siswa yang digunakan untuk mengetahui
cara berpikir siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan, kemudian observasi
terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan bantuan lembar observasi
aktivitas siswa, setelah itu angket respon yang diberikan kepada siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui implementasi bahan
ajar matematika berbasis Problem Based Learning.
Adapun indikator kemampuan numerasi adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Indikator kemampuan numerasi
No Indikator
1 Menggunakan berbagai bentuk simbol serta angka dalam
menyelesaikan masalah literasi matematis.
2 Melakukan analisis terhadap informasi yang disajikan baik berupa
tabel, grafik, maupun diagram.
3 Memberikan penafsiran terhadap hasil analisis dan memberikan
kesimpulan atau prediksi.
51
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
52
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
53
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
54
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
Terlihat dari hasil wawancara, bukan hanya simbol matematika, H juga mampu
menjelaskan serta memberikan alasan yang tepat kenapa dia menggunakan strategi
atau cara tersebut untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Untuk indikator 2, H mampu menganalisis informasi dari tabel dengan baik,
mengidentifikasi informasi penting apa saja yang terdapat pada masalah dan
menentukan permasalahan yang ditanyakan. Serta di akhir jawaban H mampu
menyajikan data-data dari hasil jawaban yang ia dapatkan ke dalam bentuk lain yakni
bentuk diagram panah. Hal ini diperjelas dari cuplikan wawancara berikut.
P : Apa sih yang menjadi permasalahan dari soal ini?
H : Permasalahannya itu kan Mita dan Ani pengusaha kue yang mendapatkan pesanan
mendesak untuk besok, mereka harus mengerjakan pesanan tersebut pada malam hari
agar pesanan terpenuhi daya oven listrik ynag digunakan 550 watt namun mereka
harus memperhatikan penggunaan daya listrik di rumah mereka agar tidak melebihi
dari daya listrik yang terpasang dan kita harus membantu mereka memilih peralatan
listrik yang digunakan secara bersamaan pada saat mereka menggunakan oven listrik
dan menyisakan daya aktif minimum
P : Oke dari permasalahan yang disebutkan tadi, informasi penting apa saja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan itu?
H : Informasi yang penting itu pertama harus tahu daya listrik di rumah mereka berapa
VA, mereka pengusaha kue, kemudian watt-watt alat listrik yang ada di rumah
mereka, misalkan setrika berapa watt dan seterusnya harus dihitung agar MCB
mereka tidak turun saat digunakan oven untuk memanggang kue tadi
P : Kira-kira dari tabel pada soal informasi apa yang H dapatkan dari tabel tersebut?
55
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
H : Informasi daya aktif dari alat-alat yang ada di sini, misal lampu pijar 25 watt, setrika
350 watt dst
Menurut hasil wawancara tersebut, H telah benar memahami apa yang menjadi
permasalahan serta pada wawancara H menyebutkan informasi penting dengan sangat
lengkap. H juga mampu menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil
keputusan. Hanya saja, karena terdapat sedikit kekeliruan perhitungan pada bagian Ani
sehingga kesimpulan yang didapat H belum sempurna. Namun, pada saat wawancara
H sudah mengetahui kekeliruannya dan dapat menyimpulkan dengan sangat baik.
Berikut cuplikan wawancara bersama H.
P : Jadi apa solusi akhir atau kesimpulannya?
H : Kesimpulannya, sisanya 25 VA semua seharusnya dan alat-alat yang digunakan
bersama dengan oven di rumah Mita lampu pijar dan kompor listrik kemudian di
rumah Ani seharusnya bisa menggunakan rice cooker, lampu pijar dan kompor listrik
Kesalahan siswa dalam menarik kesimpulan salah satunya adalah karena
melakukan kesalahan dalam perhitungan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari et al.
(2020) yang mengatakan kesalahan dalam penarikan kesimpulan juga karena
kekeliruan dalam perhitungan. Dan sejalan dengan penelitian Ikhsana (2020) bahwa
siswa cenderung tidak teliti dan melakukan kesalahan dalam perhitungan sehingga
kesimpulan yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Analisis kemampuan numerasi Siswa A
Berdasarkan hasil tes, A termasuk pada kelompok siswa berkemampuan rendah.
Menurut guru, A termasuk anak yang aktif dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Terlihat pada dua pertemuan yang sudah dilaksanakan, A selalu hadir dan termasuk
siswa yang aktif serta kemampuan komunikasinya baik. Berikut hasil tes Siswa A.
Menganalisis
informasi
yang
ditampilkan
dalam
berbagai
bentuk
Menafsirkan
hasil analisis
untuk
memprediksi
dan mengambil
keputusan
56
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
Pada jawaban Siswa A, untuk indikator menggunakan angka dan simbol terkait
matematika dasar untuk menyelesaikan masalah tidak muncul. Kemudian untuk
indikator kedua, A sudah mengidentifikasi informasi penting apa saja yang terdapat
pada masalah, mengidentifikasi informasi dari tabel serta terlihat A juga menyajikan
hasil jawabannya ke dalam bentuk lain. Didukung dengan hasil wawancara berikut :
P : Apa yang menjadi permasalahan dari soal ini?
A : Bantulah mereka untuk memilih peralatan listrik yang digunakan secara bersamaan
pada saat mereka menggunakan oven listrik dan menyisakan daya aktif minimum
P : Selanjutnya informasi peting apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan itu?
A : Rumah Mita dan Ani masing-masing memiliki daya listrik yang berbeda. Rumah Mita
memiliki daya listrik sebesar 900 VA dan rumah Ani sebesar 1300VA, sebentar kak
kayaknya kemaren panjang deh yang aku tulis ketika jawab ini
P : Oke ada lagi?
A : Mereka mendapat pesanan mendesak sehingga harus mengerjakan pada malam hari,
dan mereka menggunakan oven listrik serta harus memperhatikan penggunaan alat
listrik supaya tidak melebihi daya listrik yang terpasang di rumah mereka
P : Kalau dari tabel pada permasalahan, informasi apa yang A dapat?
A : lampu pijar 25 watt gitu kak, setrika 350 watt, dan seterusnya.
P : Bagaimana A menyelesaikan permasalahan ini? Pertama-tama ngapain dulu?
A : Memilih alatnya yang gak terlalu gede biar gak turun/mati. A mikirnya ke situ sih.
P : Oke berarti memilih yang dayanya kecil ya?
A : Iya, yang dayanya kecil dan memang digunain dan dibutuhkan seorang penjual kue
P : Oh A memilihnya dengan mengira-ngira alat apa yang dibutuhkan untuk si penjual
kue?
A : Iyaa, lampu, dispenser dan kompor kan dibutuhkan kak untuk penjual kue
P : Konsep matematika apa yang A gunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini?
A :Tidak tahu kak
P : Untuk menjawab permasalahan ini perlu hitung-hitungan gak A?
A : Oh? Kurang tahu kalau disuruh pakai hitung-hitungan. Ternyata disuruh ngitung
Terlihat dari hasil tes dan wawancara, A terfokus pada situasi dan profesi subjek
pada permasalahan saja. A tahu perintah yang harus dikerjakan adalah memilih alat-
alat listrik yang digunakan secara bersamaan dengan oven listrik dan pada malam hari.
Namun A hanya terfokus pada profesi subjek pada permasalahan yakni penjual kue.
Sehingga A memilih alat-alat listrik yang digunakan itu yang menurut A sesuai dan
dibutuhkan oleh seorang penjual kue. Oleh karena itu, A tidak menggunakan hitung-
hitungan sama sekali dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Ketika ditanya mengenai hitung-hitungan total daya aktif 3 alat yang A pilih
pada saat diwawancara, A menjawab dengan cepat dan tepat tanpa alat bantu apapun.
Terlihat A sebenarnya mampu menggunakan alat dan simbol matematika dasar hanya
saja pada permasalahan ini A mempunyai bayangan dan pendefinisian masalah yang
berbeda dan keliru.
Indikator menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil
keputusan, terlihat pada jawaban A indikator ini muncul. Walaupun hasil akhirnya
kurang tepat namun kesimpulan A terdapat sebagian benar. Karena pendefinisian
masalah yang salah mengakibatkan hasil akhir yang kurang tepat. Berikut hasil
wawancara:
P : Jadi kesimpulannya apa?
57
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
A : Kesimpulannya alat yang mereka butuhkan itu lampu pijar, dispenser dan kompor
listrik. Karna itu yang mereka butuhkan dan yang 2 alat lainnya tidak dan tidak
membuat listrik mati/turun
P : Jadi keduanya menggunakan alat-alat yang sama?
A : Iya sama, karena mereka sama-sama pembuat kue. Kecuali satunya pembuat kue dan
satunya tidak
Observasi
Observasi dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan selama proses pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan
pembelajaran terhadap implementasi bahan ajar berbasis PBL. Lembar observasi yang
digunakan berisi 14 pernyataan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Berikut
hasil observasi selama dua pertemuan.
Tabel 3. Hasil observasi
Jumlah skor Jumlah pernyataan Rata-rata
Pertemuan Keterangan
keseluruhan keseluruhan skor
1 1171 392 2,99 Baik
2 1089 336 3,24 Sangat baik
Total 2260 728 3,1 Sangat baik
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama diperoleh rata-rata skor 2,99
yang berarti bahwa aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran adalah
berkategori baik. Pada pertemuan kedua, aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan
pembelajaran terkategori sangat baik dengan skor rata-ratanya 3,24. Didapatkan skor
total dari kedua pertemuan ini 2260 dengan skor rata-rata 3,1 sehingga dapat dikatakan
dari 2 pertemuan tersebut aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran itu
sangat baik. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan masalah pada
LKPD berbasis PBL dengan sangat baik.
Walaupun pada pertemuan awal tentunya siswa membutuhkan waktu untuk
beradaptasi dengan aktivitas pembelajaran yang berbeda pada pertemuan biasanya
yang diterapkan di kelas mereka. Salah satunya, ketika pembentukan kelompok dan
berdiskusi bersama kelompok dalam menyelesaikan permasalahan. Namun pada
pertemuan kedua siswa terlihat sudah mulai terbiasa dengan aktivitas belajar. Hal ini
sejalan dengan temuan Hafely et al. (2019) yang mengatakan bahwa siswa
membutuhkan waktu agar dapat beradaptasi dan terbiasa pada suatu pembelajaran
yang baru diterapkan di kelas siswa tersebut.
Kemudian pada saat pembelajaran, siswa berkemampuan tinggi mengikuti
pembelajaran dengan sangat baik, melakukan aktivitas-aktivitas sesuai dengan lembar
kerja dengan baik, dan aktif dalam diskusi bersama kelompok serta menanggapi hasil
jawaban kelompok lain, dan merespon semua informasi yang diberikan dengan baik.
Sedangkan siswa berkemampuan rendah terlihat tidak aktif dan tidak serius selama
proses pembelajaran. Kemudian siswa dengan kemampuan rendah terkadang harus
selalu diarahkan untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan lain-lain. Hal
ini sama dengan temuan Anggriani (2020).
Hasil angket
Ada 4 aspek yang dilihat dari angket respon ini yakni ketertarikan, motivasi,
kepuasan, dan sintaks PBL. Dari gambar di bawah, terlihat pada aspek ketertarikan
58
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
diperoleh 68%, artinya kriteria respon siswa pada aspek ketertarikan ini masuk kriteria
respon baik. Kemudian pada aspek motivasi dan kepuasan diperoleh skor yang sama
yakni 76% yang artinya juga dua aspek ini masuk pada kriteria baik. Pada aspek
sintaks PBL diperoleh skor 70% yang berarti aspek ini juga masuk pada kriteria baik.
Sehingga 4 aspek yang dilihat pada respon ini semuanya mendapatkan respon yang
baik. Kemudian dari 26 responden diperoleh hasil skor angket sebagai berikut.
76% 76%
70%
68%
Berdasarkan dari tabel di atas diperoleh jumlah skor angket sebesar 1574 dengan
persentase skor aktualnya 71% yang berarti bahwa respon siswa terhadap proses
pembelajaran melalui implementasi bahan ajar matematika berbasis PBL adalah baik.
59
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
aktualnya 71% yang berarti bahwa respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui
implementasi bahan ajar matematika berbasis PBL adalah baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka disarankan kepada guru untuk dapat
menerapkan merancang pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
Problem Based Learning untuk melatih kemampuan numerasi siswa. Bagi peneliti lain
juga dapat menggunakan hasil yang diperoleh ini untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, S. (2020). Kemampuan Numerasi Siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan
Soal Tipe HOTS pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat. Universitas
Sriwijaya.
Araiku, J. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Dimensi Tiga
Bercirikan Problem-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Universitas Negeri Malang.
Astuti, A. D. K. P. (2020). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Kemampuan
Literasi Matematis Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Bobotsari. AlphaMath:
Journal of Mathematics Education, 4(2), 37-46.
Atmazaki, Ali, N. B. V., Muldian, W., Miftahussururi, Hanifah, N., Nento, M. N., &
Akbari, Q. S. (2017). Panduan Gerakan Literasi Nasional.
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/08/panduan-
gln.pdf
Green, D. A. & Riddell, W. C. (2013). Ageing and Literacy Skills: Evidence from
Canada, Norway and the United States. Labour Economics, 22, 16-29.
Hafely, H., Bey, A., & Sumarna, N. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 194-204.
Han, W., Susanto, D., Dewayani, S., Pandora, P., Hanifah, N. M., Nento, M., &
Akbari, Q. S. (2017). Materi Pendukung Literasi Numerasi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hartatik, S. (2020). Kemampuan Numerasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru
Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Education And
Human Development Journal (EHDJ), 5(1), 32-42.
Holis, M. N., Kadir, & Sahidin, L. (2016). Deskripsi Kemampuan Literasi Matematika
Siswa SMP di Kabupaten Konawe. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika,
4(2), 141-152.
Kemendikbud. (2020). AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurniawati, I. & Kurniasari, I. (2019). Literasi Matematika Siswa dalam
Menyelesaikan Soal PISA Konten Space and Shape Ditinjau dari Kecerdasan
Majemuk. MATHEdunesa, 8(2), 441-448.
Kusuma, V. B. (2020). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
60
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Submitted : 27 April 2022
P-ISSN 2655-2752, E-ISSN 2655-2345 Accepted : 2 Juni 2022
Juni 2022, Volume 4 No. 2 Hal. 49-61 Published : 30 Juni 2022
DOI : 10.31851/indiktika.v4i1.7903
61