21347-Article Text-49959-56973-10-20220420

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022

p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENERAPAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN


KETEKUNAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Dian Opinsi1), Nina Kurniah2)


1)SD Negeri 72 Pagar Alam, 2)Universitas Bengkulu
1)[email protected], 2)[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketekunan dan prestasi belajar siswa
menggunakan penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) pada
muatan pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 72 Pagaralam. Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas berupa siklus tindakan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) dan refleksi, desain penelitian
ini juga menggunakan kuasi eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A (kelas PTK)
semester genap tahun pelajaran 2020/2021 SD Negeri 72 Pagaralam. Untuk sampel kuasi
eksperimen adalah kelas V.B dan Kelas V SD Negeri 58 Pagaralam sebagai kelas kontrol.
Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes. Data penelitian ini
dianalisis dengan statistik deskriptif, rata-rata (mean), persentase, dan uji-t. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dapat
meningkatkan ketekunan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 72 Pagaralam.

Kata kunci : RME, ketekunan, prestasi belajar.

APPLICATION OF REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) TO IMPROVE STUDENT'S


PERSISTENCE AND LEARNING ACHIEVEMENT

Dian Opinsi1), Nina Kurniah2)


1)SD Negeri 72 Pagar Alam, 2)Universitas Bengkulu
1)[email protected], 2)[email protected]

ABSTRACT

This study aims to improve student persistence and learning achievement using the
application of Realistic Mathematics Education (RME) learning in mathematics subject
matter in class V SD Negeri 72 Pagaralam. The research design used was classroom action
research in the form of an action cycle consisting of planning, implementing the action,
observing (observing) and reflecting, the design of this study also used a quasi-experimental
study. The research subjects were students of class V.A (class PTK) even semester of the
2020/2021 school year SD Negeri 72 Pagaralam. The quasi-experimental sample was class
V.B and class V SD Negeri 58 Pagaralam as the control class. The research instrument used
observation sheets and tests. The research data were analyzed using descriptive statistics,
mean, percentage, and t-test. The results showed that the application of Realistic
Mathematics Education (RME) learning can improve the persistence and learning
achievement of grade V students of SD Negeri 72 Pagaralam.

Key words: RME, persistence, learning achievement.

31
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENDAHULUAN guru memerlukan strategi pembelajaran


Pendidikan merupakan sarana yang mampu mengubah pandangan siswa
penting untuk meningkatkan kualitas tentang matematika dari sulit menjadi
sumber daya manusia dalam menjamin mudah dan menciptakan suasana
keberlangsungan pembangunan suatu pembelajaran yang menarik serta dapat
bangsa. Kita selaku manusia berhak meningkatkan hasil belajar siswa.
mendapat pendidikan yang layak sesuai Menurut Hudoyo (1988:6-7), faktor-
dengan perkembangan pada zamannya. faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan siswa dalam belajar matematika antara lain
kita saat ini salah satunya adalah masalah sebagai berikut:
lemahnya proses pembelajaran. 1. Peserta didik,meliputi kemampuan,
Salah satu pembelajaran yang ada kesiapan, minat, motivasi, serta
di SD adalah pembelajaran matematika. kondisi siswa pada saat mengikuti
Menurut Susanto (2013: 186), kegiatan belajar matematika.
“pembelajaran matematika adalah suatu 2. Pengajar, meliputi pengalaman,
proses belajar mengajar yang dibangun kepribadian, penguasaan materi
oleh guru untuk mengembangkan matematika dan cara penyampaian
kreativitas berpikir siswa, serta dapat yang diberikan oleh guru.
meningkatkan kemampuan 3. Prasarana dan sarana, meliputi
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai ruangan, alat bantu belajar, buku tulis
upaya meningkatkan penguasa yang baik dan sumber belajar yang membantu
terhadap materi matematika.” kelancaran proses belajar-
Belajar matematika bagi para siswa pembelajaran.
di tingkat Sekolah Dasar merupakan alat 4. Penilaian, digunakan untuk melihat
untuk memahami atau menyampaikan hasil belajar matematika siswa
suatu informasi yang berkenaan dengan sehingga diharapkan dapat
angka-angka, persamaan-persamaan atau meningkatkan kegiatan belajar dan
tabel-tabel dalam pembelajaran memperbaiki hasil belajar selanjutnya.
matematika. Freudenthal (dalam Fathurrohman,
Saat proses pembelajaran di kelas V 2017: 185), memperkenalkan suatu model
SDN 72 Pagaralam, peneliti mengamati baru dalam pembelajaran matematika
siswa tidak antusias dan tidak aktif selama yang akhirnya dinamai RME (Realistic
pembelajaran berlangsung, guru kurang Mathematic Education). Dia menyatakan
menggunakan media dan alat peraga untuk bahwa pendekatan matematika harus
menanamkan pemahaman siswa tentang dipandang sebagai suatu proses, baik
konsep-konsep matematika yang ada, kegiatan belajar mengajarnya maupun
media dan alat peraga yang digunakan topik atau materi yang sudah jadi, tetapi
dalam pembelajaran. harus dibentuk dan ditemukan oleh siswa
Nilai matematika kelas V lebih yang tentunya dengan bantuan dan
rendah dibandingkan dengan nilai mata bimbingan dari guru.
pelajaran lain. KKM mata pelajaran Pembelajaran matematika yang
matematika di SD Negeri 72 Pagaralam berorientasi pada matematisasi
adalah 70. Nilai matematika pada 22 siswa pengalaman sehari-hari dan menerapkan
kelas V berada di bawah KKM, diantaranya matematika dalam kehidupan sehari-hari
mendapatkan nilai 60 dan bahkan ada yang adalah pembelajaran matematika dengan
55 pada rentang skor 0-100. Oleh karena pendekatan Realistics Mathematics
itu, untuk memecahkan masalah tersebut Education (RME).

32
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Dari beberapa pendapat diatas mengenai orang yang dikatakan tekun


dapat dikatakan bahwa pendekatan maka dapat disimpulkan bahwa ketekunan
realistik adalah pendekatan dalam adalah sikap untuk melakukan segala hal
pembelajaran yang menggunakan masalah dengan sepenuh hati, bersungguh-
sehari-hari (situasi yang bisa dibayangkan) sungguh, penuh semangat dan tidak
sebagai sumber inspirasi dalam menyerah ataupun berhenti apabila ada
pembentukan konsep dan sekaligus permasalahan yang dihadapi.
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut Menurut Daniela (dalam
atau bisa dikatakan suatu pembelajaran Tamardiyyah, 2017: 27), adapun alternatif
matematika yang berdasarkan pada hal-hal untuk membangkitkan dan memperbaiki
nata bagi peserta didik. ketekunan belajar siswa adalah dengan
Langkah-langkah kegiatan memberikan pemahaman kepada siswa
pembelajaran matematika yang mengenai pentingnya ketekunan belajar
berdasarkan prinsip dan karakteristik dalam memperoleh prestasi belajar
pembelajaran matematika realistik adalah terbaik.
sebagai berikut: Prestasi belajar adalah terdiri dari
1. Memahami masalah kontekstual dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar".
2. Menjelaskan masalah kontekstual Menurut Arifin (2012: 12), mengungkapkan
3. Menyelesaikan masalah bahwa “Prestasi berasal dalam bahasa
4. Membandingkan jawaban Indonesia menjadi prestasi yang berarti
5. Menyimpulkan hasil usaha. Sedangkan Tohirin (2005: 151),
Dengan kata lain, siswa berpendapat prestasi belajar adalah “Apa
mengidentifikasi bahwa soal kontekstual yang telah dicapai oleh siswa setelah
harus diteransfer ke dalam soal bentuk melakukan kegiatan belajar.”
matematika sehingga pelajaran tidak Menurut Anderson (2010: 44-45)
membosankan sehingga dapat tingkatan kognitif direvisi oleh Bloom
meningkatkan ketekunan dan prestasi menjadi mengingat (C1), memahami (C2),
belajar pada siswa. mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),
Ketekunan dalam belajar dapat mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
diartikan merupakan suatu keseriusan kita Prestasi belajar dalam hal ini
dalam belajar yang bertujuan untuk meraih berkaitan dengan hasil belajar ranah
nilai yang sebaik-baiknya dan merupakan kognitif. Prestasi belajar merupakan hasil
suatu jalan untuk menggapai cita-cita yang dari pengukuran terhadap peserta didik
gemilang. yang meliputi faktor kognitif setelah
Kata ketekunan berasal dari kata mengikuti proses pembelajaran yang
“tekun” menurut Kamus Besar Bahasa diukur dengan menggunakan instrumen tes
Indonesia (2012), diartikan sebagai: yang relevan.
“bekerja keras, bersungguh-sungguh, dan Berdasarkan penelitian terdahulu
rajin.” Jadi, kata “ketekunan” artinya yang dilaksanakan oleh Hermina (2010),
berusaha dengan sepenuh hati, diambil kesimpulan bahwa Realistic
bersungguh-sungguh dan berkemauan kuat Mathematic Education (RME) dapat
untuk mewujudkan apa yang diharapkan. meningkatkan hasil belajar matematika
Ketekunan adalah upaya bersinambung siswa. Sedangkan menurut penelitian
untuk mencapai tujuan tertentu tanpa terdahulu oleh Maharini (2016), Hasil
mudah menyerah hingga meraih penelitian menunjukkan penerapan
keberhasilan Maltz (dalam Malhi, 2005). pendekatan RME dapat meningkatkan
Dari beberapa pendapat tersebut kualitas proses dan hasil belajar.

33
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Menurut Susanto (2013: 205), “RME METODE


merupakan salah satu pendekatan Penelitian ini merupakan Penelitian
pembelajaran matematika yang Tindakan Kelas (classroom action research)
berorientasi pada siswa, bahwa yang dilakukan secara kolaboratif dan
matematika adalah aktivitas manusia dan partisipatif. Penelitian ini dilaksanakan
matematika harus dihubungkan secara dalam siklus tindakan, yang mana pada
nyata terhadap konteks kehidupan sehari- siklus tersebut siklus terdiri dari dari empat
hari siswa ke pengalaman belajar yang langkah (Arikunto, 2008:6) sebagai berikut:
berorientasi pada hal-hal yang real (1) perencanaan yaitu merumuskan
(nyata).” Dengan kata lain, siswa masalah, menentukan tujuan dan metode
mengidentifikasi bahwa soal kontekstual penelitian serta membuat rencana
harus diteransfer ke dalam soal bentuk tindakan, (2) tindakan yang dilakukan
matematika sehingga pelajaran tidak sebagai upaya perubahan yang dilakukan,
membosankan sehingga dapat (3) observasi, dilakukan secara sistematis
meningkatkan ketekunan dan prestasi untuk mengamati hasil atau dampak
belajar pada siswa. tindakan terhadap proses belajar
Berkaitan dengan permasalahan mengajar, (4) refleksi, yaitu mengkaji dan
tentang model pembelajaran yang mempertimbangkan hasil dampak tindakan
diuraikan di atas, penulis tertarik untuk yang dilakukan.
meneliti tentang: Setelah diperoleh hasil proses
1. Bagaimana penerapan pembelajaran penerapan model pembelajaran RME
Realistic Mathematics Education dalam pembelajaran matematika maka
(RME) dalam meningkatkan ketekunan untuk mengetahui apakah pembelajaran
siswa pada muatan pelajaran matematika dengan menerapkan model
matematika di kelas V SD Negeri 72 pembelajaran RME lebih efektif dibanding
Pagaralam? dengan pembelajaran konvensional
2. Apakah penerapan pembelajaran dilakukan penelitian kuasi eksperimen.
Realistic Mathematics Education Menurut Nazir (2003: 73)
(RME) dapat meningkatkan prestasi penelitian kuasi eksperimen atau
belajar siswa pada muatan pelajaran eksperimen semu adalah penelitian yang
matematika di kelas V SD Negeri 72 mendekat percobaan sungguhan dimana
Pagaralam? tidak mungkin mengadakan control
3. Bagaimana efektivitas penerapan memanipulasikan semua variable yang
pembelajaran Realistic Mathematics relevan. Penelitian ini dilakukan
Education (RME) dalam meningkatkan menggunakan pretest dan posttest control
prestasi belajar siswa pada muatan group design. Kedua kelas diberi perlakuan
pelajaran matematika di kelas V SD perbedaan yaitu sebagai berikut:
Negeri 72 Pagaralam?
Penelitian ini diharapkan dapat Tabel 1 Pretest-Posttest Control Group
bermanfaat untuk meningkatkan prestasi Design
belajar dan ketekunan dalam
Pre Perlakuan Post
pembelajaran Matematika serta sebagai Kelompok
test (Treatment) test
masukan dan menambah wawasan
Eksperimen E1 X E2
keilmuan bagi penulis dan pembaca
Kontrol K1 K2
lainnya dan bahan rujukan bagi peneliti
(Sumber: Sugiyono, 2013: 113)
lainnya.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V

34
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

SD Negeri 72 Pagar Alam, Kec. Pagaralam dicapai siswa setelah diterapkan Realistic
Selatan, Kota Pagar Alam. Penelitian Mathematics Education (RME). Tes
dilaksanakan pada bulan Januari sampai bersifat individu yaitu tes berupa pilihan
dengan Februari 2020. Subjek penelitian ganda. Data yang diperoleh dari hasil tes
tindakan kelas (PTK) adalah kelas V.A SD dianalisis untuk mengetahui tingkat
Negeri 72 Pagaralam dengan jumlah siswa keberhasilan tindakan. Prestasi belajar
22 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 10 siswa dikatakan berhasil bila telah
perempuan. Sedangkan, kelas V.B SD memenuhi kriteria ketuntasan minimum
Negeri 72 Pagaralam sebagai kelompok (KKM) yaitu 85% siswa memperoleh ≥ 70.
eksperimen dan Kelas V SD Negeri 58 Prestasi belajar siswa dianalisis dengan
Pagaralam sebagai kelompok kontrol menggunakan rumus sebagai berikut:
masing-masing kelompok memiliki 22
jumlah siswa. Ketuntasan belajar secara klasikal
Teknik pengumpulan data dalam 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚𝐭𝐮𝐧𝐭𝐚𝐬
= 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 X 100%
penelitian ini menggunakan dan tes.Data
(Sudjana,2006:109)
yang diperoleh dalam penelitian ini berupa
3. Uji-t
data observasi dalam kegiatan
Untuk menganalisis hasil belajar
pembelajaran meliputi: data observasi guru
siswa pada penelitian ini digunakan Uji t
melaksanakan Realistic Mathematics
berpasangan (Paired Sample t Test)
Education (RME), data analisis ketekunan
bertujuan untuk menguji dua sampel yang
siswa, dan data tes awal dan tes akhir.
berpasangan pada setiap siklus PTK dan Uji
1. Analisis Data Observasi
t tidak berpasangan (uji independent
Observasi yang diamati dalam
sample t-test) digunakan untuk
proses penelitian ada 2 yaitu observasi
membandingkan rata-rata pretest dan
proses pembelajaran penerapan Realistic
posttest dari dua grup yaitu kelas
Mathematics Education (RME) dan
eksperimen (RME) dan kelas kontrol
ketekunan siswa dalam pembelajaran.
(konvensional). Santoso (2014:79)
Data hasil observasi dianalisis dengan
menyatakan bahwa uji independent sample
memberikan skor setiap kategori yaitu nilai
t-test adalah uji hipotesis ini digunakan
4, 3, 2, 1. Semakin tinggi nilai yang
untuk membandingkan rata-rata dari dua
diperoleh, semakin baik proses
grup yang tidak berhubungan satu dengan
pembelajaran. Begitupun sebaliknya,
lainnya, dengan tujuan apakah kedua grup
semakin rendah nilai yang diperoleh maka
tersebut mempunyai rata-rata yang sama
semakin kurang baik proses pembelajaran.
atau tidak.
Maka untuk pemberian kategori data
digunakan perhitungan rata- rata skor
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut :
Pada tahap studi awal dilakukan
penelitian yang bersifat deskriptif
Range interval : 4 – 1 = 3
pelaksanaan pembelajaran siswa kelas V
n :4
SD Negeri 72 Pagaralam memperoleh
Interval Range = 3 = 0,75
gambaran sebagai berikut: a) Model
N 4
pembelajaran yang diterima oleh siswa, b)
(Supranto, 2006 : 64)
Ketekunan siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar, c) Prestasi belajar siswa.
2. Analisis Data Tes
Dalam meningkatkan ketekunan
Tes dilaksanakan setiap akhir siklus
dan prestasi belajar siswa pada
untuk mengetahui prestasi belajar yang
Pembelajaran Matematika, peneliti

35
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

mencoba melaksanakan penelitian dengan individu” sambil guru membagikan soal


menggunakan model pemebelajaran yang kepada siswa, ada siswa yang menjawab
dapat menarik ketekunan belajar siswa dan ”baik Pak” lalu siswa menjawab soal
menyenangkan untuk lebih semangat, pretest selama 15 menit, kemudian semua
aktif, kreatif dan terampil dalam lembar jawaban dikumpul.
pembelajaran matematika. Kegiatan inti, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama menyelesaikan masalah berupa tugas di
Berdasarkan hasil deskripsi LKS, siswa duduk sesuai dengan kelompok
interpretasi studi awal dijadikan bahan yang telah ditentukan, guru menyiapkan
pertimbangan dalam menyusun sebuah alat peraga kubus untuk
perencanaan tindakan pada penerapan Menentukan volume kubus melalui media,
Realistic Mathematics Education (RME). sehingga menganalisis unsur dan volume
Pertama yang dilakukan dengan kubus lalu guru menjelaskan kegunaan alat
guru observer adalah memberi peraga tersebut dalam pembelajaran. Guru
pembekalan kepada mereka agar terjadi meminta siswa mendiskusikan soal yang
kesamaan persepsi dalam penelitian ini, ada pada lembar diskusi kelompok lalu
yang akan dilakukan selama 6 jam tatap ketua kelompok memimpin diskusi
muka pada jam belajar efektif atau 3 kali berdasarkan materi dan mencari pokok
pertemuan. Setelah 2 guru calon observer permasalahan dari pertanyaan kemudian
memahami tugas masing-masing observer, menyelesaikan permasalahan. Guru
baik observer 1 dan 2 melakukan observasi membimbing kerja kelompok, guru
terhadap penerapan pelaksanaan Realistic memotivasi dan membimbing siswa dalam
Mathematics Education (RME). melakukan kerja kelompok. memberikan
Rencana tindakan memuat bahan kesempatan kepada setiap kelompok
atau materi yang akan disampaikan kepada secara bergilir yang dimulai dari kelompok
siswa, setiap rencana pembelajaran ini satu untuk mempresentasikan hasil karya
disesuaikan dengan waktu yang disediakan. berupa laporan diskusi didepan kelas dan
Menyiapkan lembar observasi yaitu lembar kelompok lain menanggapi.
observasi proses pembelajaran dan Kegiatan Akhir, guru membantu
perangkat tes. siswa menyimpulkan pelajaran, beberapa
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan siswa menyimpulkan materi pelajaran, dan
dengan beberapa tahapan yaitu memberi penghargaan kepada siswa yang
perencanaan, pelaksanaan tindakan, tekun dalam Pembelajaran Matematika
pengamatan/observasi dan refleksi. RME, memberikan posttest, siswa
Pertemuan dilaksanakan pada hari Selasa, mengerjakan soal selama 15 menit
tanggal 26 Januari 2021 pada pukul 07.30 – kemudian siswa mengumpulkan jawaban
09.15 WIB. soal posttest kepada guru, belas
Kegiatan awal proses memberikan tindak lanjut, guru menutup
pelaksanaannya, yaitu peneliti membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
pembelajaran di kelas, dengan diawali Dari hasil observasi yang dilakukan
salam pembuka, absensi kehadiran siswa oleh pengamat satu dan pengamat dua
secara individu sambil mengkondisikan diperoleh skor pengamatan adalah 2,04
suasana sebelum belajar, menyampaikan kinerja guru dalam menerapkan RME
tujuan pembelajaran, guru memberikan dalam kategori “Sangat Kurang”. Skor
pretest, guru berkata “Tolong kalian pengamatan ketekunan adalah 2,90. Hal
kerjakan soal pretest berikut ini secara ini menunjukan bahwa ketekunan siswa

36
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

dalam Pembelajaran Matematika dengan Mathematics Education (RME) dalam


kriteria “Kurang ”. kategori “Baik”. Hasil ovservasi yang
Dari hasil posttest diikuti oleh 22 dilakukan terhadap ketekunan siswa
siswa ada 9 orang siswa yang dinyatakan adalah 4,30, menunjukan bahwa
tuntas memperoleh nilai  70 dan 13 ketekunan siswa dalam Pembelajaran
orang siswa lainnya dinyatakan tidak Matematika dengan kriteria “Baik”.
tuntas, nilainya < 70. Rata-rata prestasi Hasil posttest yang diikuti oleh 22
belajar ini adalah 67,50 dan ketuntasan siswa ada 18 orang siswa yang dinyatakan
klasikalnya adalah 40%. Jika dibandingkan tuntas memperoleh nilai  70 dan 4 orang
dengan tes awal yang diberikan, terjadi siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas,
peningkatan baik itu dalam hal rata-rata nilainya < 70. Rata-rata prestasi belajar
59,09 menjadi 67,50, dan ketuntasan siklus II ini adalah 74,32 dan ketuntasan
belajar klaksikal yaitu dari 18% menjadi belajar klasikalnya adalah 81%. Jika
40% tingkat ketuntasan klasikalnya sudah dibandingkan dengan tes awal yang
ada peningkatan hasil ketuntasan belajar diberikan, terjadi peningkatan baik itu
siswa namun prestasi belajar siswa masih dalam hal rata-rata 56,82 menjadi 74,32,
belum optimal. dan ketuntasan belajar klaksikal yaitu dari
Maka didapatlah interpretasi data 31% menjadi 81%. Dari Tabel 3 di atas
uji t untuk nilai pretest dan posttest dapat dapat dipantau bahwa sudah ada
di lihat pada Tabel 2 di bawah ini: peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa
dan prestasi belajar siswa sudah cukup
Tabel 2 Uji t Pretest dan Posttest Siklus I
optimal, karena secara klasikal siswa yang
Pretest Posttest memproleh nilai > 70 mencapai 81%.
Rerata 59,09 67,50 Walaupun masih ada siswa yang belum
t-hitung 7,35 tuntas. Jumlah siswa yang belum tuntas
t-Tabel 2,07 jauh lebih berkurang. interpretasi data uji t
untuk nilai pretest dan posttest dapat di
Deskripsi Hasil penelitian Siklus II lihat pada Tabel 3 di bawah ini:
Pada tahap perencanaan tindakan
Tabel 3 Uji t Posttest Siklus I dan Posttest
siklus 2 peneliti berdiskusi kembali dengan
Siklus II
observer untuk menterjemahkan
rekomendasi yang telah dibuat dan Silkus I Siklus II
disepakati pada siklus pertama untuk Rerata 67,50 74,32
dituangkan ke dalam RPP pertemuan siklus t-hitung 2,68
2, sehingga pertemuan kedua ini peneliti t-tabel 2,07
fokus pada perbaikan yang telah
direkomendasikan. Dari hasil perhitungan uji–t taraf
Tindakan dilaksanakan pada hari signifikan 0,05 % dan derajat kebebasan
Senin, tanggal 01 Februari 2021, pada (db) = 40 diperoleh thitung = 2,68 dan ttabel =
pukul 07.30-09.15.WIB. Materi yang 2,07 Karena thitung> ttabel, maka hipotesis
diberikan adalah menganalisis unsur dan nol (Ho) ditolak, dan hipotesis alternative
volume balok serta memahami cara (Ha) diterima. Berarti terdapat perbedaan
menentukan volume kubus dan balok. yang signifikan antara hasil prestasi siswa
Dari hasil observasi yang dilakukan dengan penerapan pembelajaran Realistic
oleh pengamat diperoleh skor pengamatan Mathematics Education pada mata
adalah 3,00. Hal ini menunjukan bahwa pelajaran matematika pada siklus I dan
kinerja guru dalam menerapkan Realistic siklus II di kelas PTK.

37
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Diskripsi Siklus Ketiga ketuntasan klasikal yaitu dari 77% menjadi


Berdasarkan model awal yang telah 90%.
ditentukan, disusunlah Rencana Dari hasil uji t posttest siklus II
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi posttest siklus III dapat dilihat pada Tabel 4
pokok atau materi esensial, media belajar, di bawah ini:
rincian langkah-langkah kegiatan
pembelajaran siswa atau kegiatan Tabel 4 Uji t Posttest Siklus II dan III
pembelajaran, serta penilaian yang
Posttest Posttest
dilakukan guru selama proses
Silkus II Siklus III
pembelajaran dan pasca pembelajaran.
Rerata 74,32 84,32
Pertemuan siklus ketiga
t-hitung 4,76
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 09
Februari 2021 pukul 07.30-09.15 WIB. t-tabel 2,07
Materi yang diberikan adalah
Menyelesaikan masalah yang berkaitan Dari hasil perhitungan uji- t taraf
dengan volume bangun ruang dengan signifikan dan derajat kebebasan (dk) = 25
menggunakan satuan volume. diperoleh thitung = 4,76 dan ttabel = 2,07.
Dari hasil observasi yang dilakukan Karena thitung > ttabel maka hipoteses nol
oleh pengamat diperoleh skor pengamatan (Ho) ditolak dan hipoteses alternative (Ha)
adalah 3,88 Hal ini menunjukan bahwa diterima. Berarti terdapat perbedaan yang
kinerja guru dalam menerapkan Realistic signifikan pada prestasi belajar siswa
Mathematics Education (RME) dalam dengan penerapan pembelajaran Realistic
kategori “Sangat Baik”. Mathematics Education pada siklus II dan
siklus III di kelas V.A (Kelas PTK).

Uji Normalitas
Hasil uji normalitas untuk pretest
kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,200.
Pretest kelas kontrol diperoleh 0,086,
posttest kelas eksperimen diperoleh 0,065
dan posttest kelas kontrol diperoleh 0,056.
Jadi diperoleh nilai Sig > 0,05. Jika nilai Sig
Grafik 1 Observasi Penerapan RME Siklus I,
lebih dari 0,05 artinya semua data
siklus II dan Siklus III
berdistribusi normal.
Hasil obvservasi rata-rata total skor
Uji Homogenitas
pengamatan ketekunan adalah 3,70,
Berdasarkan hasil uji homogenitas
dengan kriteria “Sangat Baik”. Dari hasil
kelas eksperimen dan kelas kontrol
posttest pada tabel 4 yang diikuti oleh 22
diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar
siswa ada 20 orang siswa yang dinyatakan
0,917 > 0,05 artinya semua data memiliki
tuntas memperoleh nilai  70 artinya ada 2
varians yang sama atau homogen. Karena
siswa yang dinyatakan tidak tuntas yang
data berdistribusi normal dan memiliki
nilainya < 70. Rata-rata prestasi belajar
varians yang homogen.
adalah 84,32 dan ketuntasan belajar
klaksikalnya adalah 90%. Jika dibandingkan
Uji t Kuasi Eksperimen
dengan tes awal yang diberikan, terjadi
Hasil perhitungan Independent t
peningkatan baik itu dalam hal rata-rata
test dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:
dari 73,41 naik menjadi 84,32, dan

38
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Tabel 5 Uji t Sampel Independen dan akhir pembelajaran (posttest).


Eksperimen Kontrol Pembelajaran Realistic Mathematics
Rata-Rata Education yang menekankan keterlibatan
47,73 44,32
Pretest siswa secara aktif untuk menemukan
Rata-Rata sendiri pengetahuannya dan menemukan
78,41 65,00 makna dari apa yang dipelajari dengan
Posttest
thitung = 2,93 > ttabel = 2,01 menghubungkan materi yang dipelajari
Dari hasil perhitungan statistik tersebut dengan kehidupan sehari-hari.
dengan menggunakan uji t sampel Meningkatnya hasil prestasi belajar
independen, diperoleh dk (df) = 43, thitung= siswa dengan meningkatnya rerata
2,93 > ttabel= 2,01. Bila nilai signifikansi prestasi belajar siswa secara berurutan
lebih rendah dari α (0,05), hipotesis nol mulai dari siklus I sampai dengan siklus III.
(Ho) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Artinya ada pengaruh 3) Penerapan Realistic Mathematics
signifikan pada skor prestasi belajar antara Education (RME) Efektif dalam
siswa yang diajar dengan menggunakan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
pembelajaran RME dan mereka yang diajar Muatan pelajaran Matematika di Kelas
dengan menggunakan pengajaran V SD Negeri 72 Pagaralam
konvensional. RME memberikan pengertian yang
jelas dan operasioanal kepada siswa bahwa
Pembahasan dalam mempelajari matematika, proses
1) Penerapan Model Realistic pmbelajaran merupakan suatu yang utama
Mathematics Education (RME) Dalam dan untuk mempelajari matematika orang
Meningkatkan Ketekunan Siswa Pada harus menjalani proses itu dan berusaha
Muatan pelajaran Matematika di Kelas untuk menemukan sendiri konsep-konsep
V SD Negeri 72 Pagaralam matematika, dengan bantuan pihak lain
Menurut Daniela (dalam yang sudah lebih dulu tahu dan mengerti
Tamardiyyah, 2017:27), adapun alternatif serta memahaminya (misalnya guru)
untuk membangkitkan dan memperbaiki sehingga efektif untuk diterapkan.
ketekunan belajar siswa adalah dengan
memberikan pemahaman kepada siswa PENUTUP
mengenai pentingnya ketekunan belajar Simpulan
dalam memperoleh prestasi belajar Berdasarkan hasil penelitian dan
terbaik. Berdasarkan hasil uraian dari pembahasan yang telah dilaksanakan,
diatas dapat disimpulkan bahwa maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
penerapan pembelajaran Realistic 1. Penerapan pembelajaran Realistic
Mathematics Education di SD Negeri 72 Mathematics Education dapat
Pagar Alam dapat meningkatkan ketekunan meningkatkan ketekunan dan prestasi
siswa. belajar siswa pada pembelajaran
Matematika kelas V SD Negeri 72
2) Penerapan Realistic Mathematics Pagaralam.
Education (RME) dalam Meningkatkan 2. Penerapan pembelajaran Realistic
Prestasi Belajar Siswa Muatan Mathematics Education dapat
pelajaran Matematika di Kelas V SD meningkatkan prestasi belajar siswa
Negeri 72 Pagaralam pada pembelajaran Matematika kelas
Hasil belajar diperoleh dengan V SD Negeri 72 Pagaralam, tahun
melaksanakan evaluasi pada awal (pretest) pelajaran 2020/2021.

39
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

3. Penerapan pembelajaran Realistic Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat


Mathematics Education sangat efektif Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Pt.
dalam meningkatkan prestasi belajar Gramedia Pustaka Utama.
siswa mata pelajaran Matematika
kelas V SD Negeri 72 Pagaralam. Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-
Model Pembelajaran Inovvatif .
Saran Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Peneliti menyarankan atau
merekomendasikan beberapa hal sebagai Hermina, Septy. 2010. Realistic
berikut: Mathematic Education (RME) Dalam
1. Bagi guru. Meningkatkan Hasil Belajar
Guru sebaiknya merancang model Matematika Siswa Kelas VIIIC SMPN
pembelajaran yang dapat membuat 7 Tanjungpinang. Skripsi. Tidak
siswa memiliki ketekunan dalam belajar Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan
sehingga siswa lebih mudah mengingat Keguruan. UIN Sultan Syarif Kasim
dan memahami materi pembelajaran. Riau: Pekanbaru.
2. Bagi siswa
Pembelajaran harus dimulai dengan Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar
memiliki pemikiran yang kritis dalam Matematika. Jakarta: Proyek
belajar agar diperoleh prestasi belajar Pengembangan Lembaga Pendidikan
yang baik. Tenaga Kependidikan Dirjendikti.
3. Kepala sekolah
Kepala sekolah agar dapat Maharini, Wahyu Marfungah. 2016. Upaya
mempertimbangakan pentingnya Meningkatkan Hasil Belajar
penerapan model pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan
kooperatif untuk pencapaian tujuan Bilangan Cacah Melalui Pendekatan
kurikulum di sekolah. Realistic Mathematics Education
4. Bagi peneliti lain (Rme) Pada Siswa Kelas I SD N Pakem
Melakukan penyempurnaan penelitian 1. S1 Thesis, PGSD.
ini dengan berpedoman pada
kekurangan-kekurangan yang ada agar Malhi, Ranjit Singh,2005, Enhancing
dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Personal Quality.

DAFTAR PUSTAKA Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta :


Ghalia Indonesia.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2010.
A Taxonomy For Learning, Teaching Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik
And Assesing: A Revision Of Bloom’s Edisi Revisi. Jakarta: Elex Media
Taxonomy. New York: Longman Komputindo.
Publishing.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Sudjana. 2006. Metode Statistik. Jakarta:
Bandung: Remaja Rosdakarya. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. Penelitian Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.Cv.
Departemen Pendidikan Nasional. 2012.

40
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12 (1) 2022
p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Supranto. 2006. Mengukur Tingkat


Kepuasan Pelanggan Atau Konsumen.
Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan


Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Tamardiyah, Nurulia Dwiyanti. 2017.


Minat Kedisiplinan Dan Ketekunan
Belajar Terhadap Motivasi
Berprestasi Dan Dampaknya Pada
Hasil Belajar Matematika Smp. Jurnal
Manajemen Pendidikan - Vol. 12, No.
1.

Tohirin, 2005, Psikologi Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pt.
Raja Grafindo Persada

41

Anda mungkin juga menyukai