Masyarakat Beradab Peran Umat Beragama Ham Dan Demokrasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Masyarakat Beradab, Peran Umat

Beragama, HAM dan Demokrasi

TUTOR PEMBIMBING:

Sri Yuliani, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Eis Aprilia (856807796)

Rabaya (856807771)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BENGKULU
TAHUN 2019.2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadira Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan

rahmat, taufif, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAM DAN

DEMOKRASI”. Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah agama semester 1. Selain itu, makalah disusun guna memberikan informasi dan

pengetahuan tentang anggapan agama(islam) dalam peran umat beragama dalam

mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini

disebabkan keterbatasan pengetahuan yan kami miliki. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini

di masa yag akan datang agar lebih baik.

Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.

Lebong, 14 Oktober 2019


DAFTAR ISI

Kata pengantar

Bab I PENDAHULUAN

Latar Belakang.....................................................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................................................1

Tujuan.................................................................................................................................1

Bab 11 PEMBAHASAN

Masyarakat beradab.............................................................................................................2

Peran umat beragama dalam mewujudkan

masyarakat beradab dan sejahtera......................................................................................8

Hak asasi manusia...............................................................................................................11

Demokrasi............................................................................................................................15

Bab III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................17

Saran....................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu,

bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap

anggotanya sebagai kesatuan.

Masyarakat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau masyarakan

madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya merujuk pada

semangat yang sama sebagai masyarat yang adil, terbuka, demokratis dan sejahtera dengan

kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan social.

Asal-usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai mahluk social

yang senantiasa membutuhkan orang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat?

3. Apa peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat yang beradab dan

sejahtera?

4. Apa saja hak-hak yang dimiliki manusia dalam kehidupan bermasyarakat?

5. Apa itu demokrasi?

1.3 TUJUAN

Untuk mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera dan ikut berpartisifasi

menegakkan hak asasi manusia maupun demokrasi atas dasar ajaran islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1      Masyarakat yang Beradab

Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu,

bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap

anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah

manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini

kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga

menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan.

Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.

Masryarakat berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu

kebudayaan yang mereka anggap sama. Dari pengertian ini dapat dicontohkan istilah

“masyarakat desa”, ialah masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian utama

bercocoktanam, perikanan, peternakan atau gabungan dari ketiganya ini, yang sistem

budayanya mendukung masyarakat itu. Masyarakat modern berarti masyarakat yang sistem

perekonomiannya berdasarkan pasar secara luas, spesialisasi di bidang industri, dan

pemakaian teknologi canggih.

Memperhatikan kedua istilah di atas, “masyarakat desa”, dan “masyarakat moderen”, kata

kedua dalam gabungan dua kata itu, “desa” dan “modern” merupakan kualitas dari suatu

masyarakat. Bertolak dari cara demikian dapat memberi suatu kualitas pada suatu

“masyarakat”, umpama masyarakat tradisional, masyarakat primitif, masyarakat agamis,

masyarakat beradab, masyarakat sejahtera, dan masyarakat beradab dan sejahtera. Pada

contoh terakhir ini memberikan dua buah kualitas sekaligus, yaitu “beradab” dan “sejahtera”.

Hal semacam ini boleh-boleh saja.

2
Dalam perkembangan berikutnya,seiring dengan berjumlahnya individu yang menjadi

anggota tersebut dan perkembangan kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu

yang kompleks. Maka muncullah lembaga sosial, kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial

sebagai struktur masyarakat dan proses sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika

masyarakat. Atas dasar itu, para ahli sosiologi menjelaskan masyarakat dari dua sudut:

struktur dan dinamika.

Masyarakat yang dibentuk dengan dasar madani akan menghasilkan tatanan masyarakat yang

memahami konsep bersama sebagai landasan bermasyarakat. Jika hal para anggota

masyarakat dapat memahami dengan baik tentang konsep bersama tersebut maka pada

saatnya akan tercipta kerukunan umat beragama.

Namun, untuk dapat membentuk masyarakat yang madani tidaklah mudah sebagaimana yang

direncanakan. Karena masyarakat madani diperlukan sebuah pemikiran tingkat tinggi bagi

masing-masing anggota masyarakat mengenai masyarakat dan kemasyarakatan. Sehingga

sekalipun tetap berpegang teguh pada ajaran agama yang dianutnya, pada tataran

kemasyarakatan mereka menjadi satu kesatuan yang utuh.

Dalam rangka merencanakan pemahaman bersama perlu dan harus sering dilakukan

diskusi bersama tentang kemasyarakatan dari pandangan masing-masing ajaran agama yang

ada pada masyarakat tersebut. Karena diyakini bahwa pada setiap ajaran agama akan

mengajarkan untuk hidup damai, rukun, sehingga tercipta kehidupan yang sejahtera.

Beradab berasal dari kata Adab artinya sopan. Manusia sebagai mahkluk yang beradab

artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahklak, dan berbudi

pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang yang beradab adalah orang yang

berkesopanan, berahklak, dan berbudi pekerti dalam perilaku, termasuk pula dalam gagasan-

gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta,

rasa, dan karsa.

3
Namun dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku yang tidak

kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa

yang dimilikinya. Manusia tersebut melanggar hakikat kemanusiaannya sendiri.

Manusia yanng beradab tentunya ingin hidup dilingkungan yang beradab pula.

Sehingga terbentuklah masyarakat yang beradab. Dewasa ini, masyarakat adab memiliki

padanan istilah yang dikenal dengan masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society).

Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety

civiles. Istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga,

atau masyarakat madani. Secara etimologis, dapat dinyatakan masyarakat madani dapat

dinyatakan sebagai masyarakat yang teratur dan beradab.

Visi Indonesia 2020 juga bisa dikatalan membentuk masyarakat madani Indonesia, yaitu

suatu masyarakat yang memiliki keadaban demokratis.

Kata beradab juga berarti kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budipekerti (Kamus

Besar, l990:5). Sementara itu kata sejahtera berarti aman sentosa dan makmur, selamat (dari

gangguan dan kesukaran - Kamus Besar, l990:795). Bertolak dari masing-masing pengertian

term “masyarakat”, “beradab”, dan “sejahtera”, rangkaian kata ketiganya menjadi masyarakat

beradab dan sejahtera mempunyai maksud bahwa masyarakat yang dikehendaki adalah

masyarakat yang kumpulan manusianya terdiri atas orang-orang yang halus, sopan, dan baik

budipekertinya supaya masyarakat tersebut selamat dan bebas dari gangguan maupun

kesukaran.

Bangsa Indonesia secara prinsip adalah masyarakat majemuk terdiri atas kumpulan

masyarakat bagian-bagian sejak dari barat masyarakat Nangroe Aceh Darussalam hingga ke

timur masyarakat Irian Jaya atau masyarakat Papua.

4
Kumpulan besar dari berbagai masyarakat itu masing-masingnya menghimpun

menjadi masyarakat besar dengan nama masyarakat (bangsa) Indonesia karena memiliki

sistem budaya dan pandangan hidup yang sama (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, berbahasa

satu bahasa Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, bernegara satu Negara Kesatuan

Republik Indonesia, berbendera satu bendera merah putih). Masyarakat (bangsa) Indonesia

sesuai dengan sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”menghendaki sebagai bangsa

yang berkesopanan, baik dan halus budipekertinya supaya bisa menciptakan kemakmuran,

kesentosaan, selamat dari berbagai kesulitan dan gangguan.

Gangguan yang sekarang ini merebak dan mewabah dan dapat dirasakan oleh setiap

yang sadar sebagai anggota masyarakat (bangsa)Indonesia antara lain:budaya KKN (korupsi,

kolusi, dan nepotesme), penggundulan hutan secara liar oleh cukong-cukong culas dan

berlanjut pada pembalakan kayu yang liar pula secara besar-besaran, demo-demo kolosal

yang anarkis merusak fasilitas dan kepentingan umum, mafia hukum yang bermuara hukum

berpihak kepada pemekik uang, di samping praktik-praktik amoral seperti pornografi dan

porno aksi, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan masih banyak gangguan lainnya.

Dalam tinjauan agama, para pelaku gangguan menuju masyarakat beradab itu

disebut mufsidun, yaitu orang-orang yang berbuat kerusakan. Allah tidak menyukai orang

semacam ini. Allah berfirman:

‫ان هلل اليحب المفسد ين‬

. . . Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Q.S. al-

Qasas/28:77; al-Maidah/5:64).

Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan, Allah melarangnya.

Demikian larangan itu:

5
‫فقال يا قوم اعبدوا هللا وارجوا اليوم االخرة وال تعثوا فى االرض مفسد ي‬

. . . ia (syu’aib) berkata:Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari

akhir dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan (Q.S.al-‘Ankabut/29:36;

asy-Su’ara’/26:l83; Hud/11/85;al-A’raf/7:74).

Akibat pengabaian larangan Allah ditanggung oleh manusia sendiri, dalam hal ini bangsa

Indonesia.

Berteori dari kisah-kisah umat terdahulu seperti:kaum Samud, kaum ‘Ad, umat Nabi

Luth, umat Nabi Musa, umat Nabi Nuh, dan umat-umat Nabi lain yang membangkang dari

perintah Allah, berbuat kerusakan,, amoral seperti sodomi umat Nabi Luth, Allah menjadi

murka kemudian menurunkan bala’ umpama banjir Nuh (Q.S. Hud/11:32-45), kaum Samud

dibinasakan dengan amat dahsyat, kaum ‘Ad dihancurkan dengan angin kencang (Q.S. al-

Haqqah/69:56), mungkin sekali musibah tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, di pulau Nia,

dan di Pangandaran; gempa bumi di Yogyakarta dan Padang Sumatera Barat; angin puting

beliung (lisus) di Yogyakarta, semburan lumpur panas Lapindo Brantas di Sidoarjo

Jawatimur, tenggelamnya KM Senopati, raibnya pesawat Adam Air di udara, dan

meledaknya pesawat Garuda Indonesia Air Ways adalah peringatan Allah agar umat manusia

(dalam hal ini bangsa Indonesia) kembali (bertaubat) kepada-Nya dengan mereformasi diri

menjadi masyarakat yang beradab. Allah berfirman:

‫ظهر الفساد فى والبر واالبحربما كسبت ايدى الناس ليعذ بهم بعض الذى عملوا لعلهم ير جعون‬

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebebkan karena perbuatan tangan manusia,

supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar

mereka kembali (ke jalan yang benar - Q.S. ar-Rum/30:41)

6
Allah berjanji, jika suatu masyarakat taat akan aturan-aturan Allah, jauh dari sifat-sifat

biadab, Allah pasti akan menurunkan berkah dari langit maupun bumi yang menjadikan

masyrakata itu makmur, sejahtera, tidak ada gangguan maupun kesulitan. Tetapi jika

sebaliknya, mengedepankan sifat-sifat biadab Allah akan menimpakan siksa. Alquran

mengatakan:

‫ولو ان اهل القرى امنوا وتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء واالرض ولكن كذ بوا فاخد ناهم بما كنوا يكسبو ن‬

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan

melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-

ayat Kami) itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai

sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang

santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju

dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan

dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat

selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi,

disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat

menimbulkan gangguan dan peluang untuk mengembangkan peradaban masyarakat. Tingkat

peradaban suatu masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasifikasikan dengan berbagai cara.

Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi,

meliputi berbagai fasenya dengan menggunakan indikator- indikator sosial dan ekonomi.

Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society atau

masyarakat madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri, tetapi keduanya, civil

society dan masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama sebagai sebuah

masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang

tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial. 

7
Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial,

egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan sosial adalah

tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala penindasan. Egalitarianisme

adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll. Pluralisme adalah sikap

menghormati kemajemukan dengan menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan

kebajikan. Supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan

menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.

Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia

beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan

pribadi dan kepentingan umum.

2.2     Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat yang Beradab dan Sejahtera

A. Landasan

Masyarakat, sebagaimana masyarakat madani binaan Rasulullah, didasarkan pada

Alquran dan Assunnah beliau sendiri. Petunjuk Alquran yang langsung berkenaan dengan

masyarakat beradab dan sejahtera didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

a. Saling Tolong Menolong

Tolong menolong merupakan kelanjutan dan isi berbuat baik terhadap orang lain. Secara

naluri, orang yang pernah ditolong oleh orang lain di saat ia tertimpa kesulitan, diam-diam ia

berjanji “suatu saat akan membalas budi baik yang sedang diterima”. Di saat itu ia merasa

berhutang budi. Di saat ini pula sering terlontar kata “semoga Allah membalas budi baik

Bapak . . . dan sering pula diiringi doa“Jazakumu-llahu khairal jaza’, jazakumu-llah khairan

kasira”(semoga Allah membalas kebaikan yang jauh lebih baik dan semoga Allah membalas

dengan kebaikan yang lebih banyak). Dlam hal tolong-menolong, Allah memerintahkan

demikian:

8
‫تعا ونوا على البر وا لتقوى وال تعاونوا على االثم والعدوا ان هلل شد يد العق‬

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (Q.S. alMaidah/5:3).

b. Bermusyawarah

Dalam bermusyawarah sering muncul kepentingan yang berbeda dari masing-masing sub

kelompok atau warga. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan atau tertindas, musyawarah

untuk mencapai kata sepakat, motto yang harus sama-sama dijunjung tinggi adalah “berat

sama dipikul, ringan sama dijinjing”, nikmat sama-sama dirasakan”, “duduk sama rendah

berdiri sama tinggi”. Allah berfirman:

‫وشا ورهم فى ا المر فاذا عز مت فتو كل على هللا‬

Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila membulatkan

tekad (keputusan) maka bertakwalah kepada Allah (Q.S. Ali Imran/3: l59).

c. Adil

Adil merupakan kata kunci untuk menghapus segala bentuk kecemburuan sosial. Aneka

macam bentuk protes dan demo-demo kolosal umumnya menuntut keadilan atau rasa

keadilan karena merasa dirugikan oleh mitra kerja, juragan, majikan, atau pemerintah. Jika

para penguasa, majikan, juragan, dan pemegang amanah lainnya berbuat

adil insyaallah kesentosaan dan kesejahteraan akan menjadi kenyataan bagi masyarakatnya

karena rakyat merasa dilindungi dan diayomi, dan penguasa dihormati dan disegani.

Sifat utama adil dan keadilan amat diserukan dalam Islam. Himbauan, perintah, janji ganjaran

bagi yang berbuat adil, ancaman siksa bagi yang berbuat tidak adil (curang, culas, dan lalim)

disebut 29 kali dalam Alquran (‘Abd al-Baqi, [t.th.]:691-692). Ini menandakan adil harus

menjadi ciri utama bagi setiap muslim atau masyarakat muslim dalam semua urusan.

9
d. Akhlak

Nabi Muhammad mengaku bahwa dirinya diutus di muka bumi ini untuk menyempurnakan

akahlak manusia supaya ber-akhlaqul karimah. Pengakuan itu diwujudkan dengan tindakan

konkrit beliau baik sebagai pribadi maupun dalam membangun masyarakat Islam di masanya,

yaitu sebagai masyarakat yang disitir dalam Alquran:

‫بلدة طيبة و رب غفو ر‬

Negeri yang baik dan Allah berkenan senantiasa menurunkan ampunan-Nya (Q.S.

as-Saba’/34:15).

Indonesia adalah negara yang didasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Penduduk

Bangsa Indonesia sudah dapat dimaklumi bahwa setiap penduduk harus beragama. Agama

yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan

Kong Hu Cu. Dengan demikian, maka warga negara Indonesia harus memeluk satu agama di

antara agama-agama tersebut.

Umat beragama adalah kumpulan atau kelompok warga negara Indonesia dari pemeluk

masing-masing agama. Umat beragama di Indonesia terdiri dari umat Islam, umat Kristen

(Katholik dan Protestan), umat Hindu, umat Budha, dan umat Kong Hu cu.

Masing-masing pemeluk beragama telah sadar bahwa agamanya mengajarkan kebaikan

bagi umat semuanya termasuk bagi negaranya. Kemajuan yang telah dicapai oleh Bangsa

Indonesia sudah secara otomatis adalah merupakan peran serta umat beragama di Indonesia.

Tentu perannya itu tidaklah sama kontribusi pada setiap umat beragama, namun dengan

mengesampingkan tingkat kontribusi tersebut kita harus dapat menerima bahwa masing-

masing umat beragama telah memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bangsa ini.

Tentu, pada buku ini tidaklah mungkin mencantumkan masin-masing kontribusi umat

beragama terhadap bangsa yang kita cintai ini.

10
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai

macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan

kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan

kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu

nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya

ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika

dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan

Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan

cita-cita bersama, yakni masyarakat madani

Salah satu pluralitas bangsa Indonesia adalah agama. Karena itu peran umat beragama dalam

mewujudkan masyarakat madani sangat penting. Peran itu dapat dilakukan, antara lain,

melalui dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian, melakukan

studi-studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme, dan menumbuhkan kesadaran untuk

bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.

2.3       Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak Asasi Manusia (selanjutnya cukup disebut HAM) adalah sesuatu yang paling dasar

dimiliki oleh manusia. Ada 22 macam yang termasuk HAM sebagaimana dirumuskan dalam

pertemuan para ahli hukum perancis pada tahun l981, (Mustofa,edit.,2006:124-125), yaitu:

(1) hak hidup, (2) hak atas kebebasan, (3) hak atas keadilan, , (4) hak perlindungan terhadap

penyiksaan, (5) hak perlindungan terhadap kehormatan dan nama baik , (6) hak-hak atas

perlindungan terhadap kepemilikan, (7) hak memperoleh pendidikan.

11
1. Hak untuk hidup

Islam menjelaskan Allah lah yang berhak menghidupkan dan mematikan semua

makhluk.

Ketika suatu makhluk telah tercipta, yang berarti ia hidup, yang berhak mengakhiri hidupnya

hanya Allah. Menghukum mati kepada narapidana yang dibenarkan menurut syariat adalah

sekedar melaksanakan perintah kehendak Allah melalui firmannya sebagaimana tertulis

dalam kitab suci Alquran.

2. Hak atas kebebasan

Islam menyatakan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah atau suci. Karena

itu, manusia memiliki kebebasan yang disesuaikan dengan prinsip keadilan, dll. Segala

sesuatu yang bersifat membatasi dan mengingkari fitrah ini lahir dari luar dan bukan

bawaannya. Salah satu bentuk dari pengingkaran terhadap kebebasan adalah perbudakan.

Perbudakan dalam budaya telah menempatkan manusia tak ubahnya dengan binatang bahkan

lebih buruk karena manusia tidak memiliki hak dan pilihan untuk menentukan hidupnya. Di

tengah budaya perbudakan bangsa Arab itu, Islam dating untuk menghancurkannya dan

mengembalikan manusia ke fitrahnya yang sejati yaitu sebagai manusia yang bebas untuk

menentukan hidupnya sendiri.

Hak atas kebebasan antaranya adalah kebebasan berekspresi,kebebasan mengeluarkan

pendapat,kebebasan beragama dan kebebasan bermusyawarah.

3. Hak atas Keadilan

Dalam semua urusan, Islam Islam memerintahkan agar bertindak dengan adil. Berbagai

perintah, himbauan, ancaman bagi yang tidak mengindahkan keadilan, semua hal yang

berkenaan dengan lafal keadilan disebutkan sebanyak 28 kali, dan kata al-qist padanan

kata ‘adil disebut 29 kali, menandakan ‘keadilan’sangat penting dalam Islam.

12
4. Hak atas Perlindungan terhadap Penyiksaan

Dalam perang sekalipun prajurit Islam dilarang melakukan penyiksaan, pengrusakan, kecuali

benar-benar terpaksa (Sulaiman Rasjid,l976:433). Terhadap hewan yang akan disembelih pun

harus diperlakukan dengan baik, diberi makan sebelum disembelih, dan pisau

penyembelihannya harus benar-benar tajam dengan tujuan menetralisir perilaku

penyiksaan .Terhadap binatang saja demikian, apalagi terhadap manusia ! artinya terhadap

sesama manusia harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya.

5. Hak atas Perlindungan Kehormatan dan Nama Baik

Manusia adalah mahkluk yang mulia. Secara fitrah ia harus dihormati dan dihargai.

Setiap tindakan yang menurunkan harkat dan martabatnya adalah bentuk pelanggaran. Allah

melarang manusia saling menghina, mencela dan mencaci maki yang akan mencederai

kehormatannya. Demikian pula Allah melarang manusia membuka aib dan keburukan yang

lain. Allah berfirman:

‫يا ايهاالذين امنوا ال يسخر قو م من قوم عسى ان يكو ن خيرا منهم وال نساء من نساء عسى يكن خيرا منهن وال تلمزوا‬

‫ومن لم يتب فئلئك هم الظالمون‬ ‫انفسكم وال تنبزوا باالقاب بئس االثم الفسوق بعد االمان‬

Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengolok-olok kaum yang lain, (karena)

boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok),

dan jangan pula perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi

perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).

Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan jangan saling memanggil dengan gelar-

gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah

beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang zalim. (Q.S. al-

Hujarat/49:11).

13
6. Hak-hak atas Perlindungan atas Kepemilikan

Setiap sesama muslim tidak diganggu baik diri, kehormatan, dan harta miliknya (al-Hadis).

Sedang terhadap siapapun, selagi tidak menggangu Islam, semuanya diperlakukan sebagai

satu umat. Allah berfirman: “kana an-nasu ummatan wahidah. . .” (Q.S. al-Baqarah/2:213)

7. Hak Memperoleh Pendidikan

Carilah ilmu meskipun di negeri Cina (al-Hadis).

) ‫طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة (الحديث‬

Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim mapun muslimah (al-Hadis). Hadis ini tampak

hanya berlaku bagi umat Islam, tetapi justru bagi non muslim tidak ada pembatasan sama

sekali, kecuali peraturan yang berlaku di lingkungan mereka berada.

Islam adalah agama yang sangat menghargai manusia dan berusaha untuk

memanusiakan manusia. Ini terbukti bahwa banyak ayat-ayat al-Qur’an yang berusaha untuk

membahas tentang keberadaan manusia di dunia ini.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai

manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut

sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap

kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme.

Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ

kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai

penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa

mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk

melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar

manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak

mendapatkan keadilan, dll.

14
Jauh sebelum Barat mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak masa

Renaissance, Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak asasi manusia dalam

kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur’an banyak mengonfirmasi mengenai hak-hak

tersebut: hak kebebasan, hak mendapat keadilan, hak kebebasan, hak mendapatkan

keamanan, dll. Puncak komitmen terhadap hak asasi manusia dinyatakan dalam peristiwa haji

Wada di mana Rasulullah berpesan mengenai hak hidup, hak perlindungan harta, dan hak

kehormatan.

2.4      Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari bahsa Yunani ‘demos’ yang berarti rakyat dan ‘kratos’yang

berarti pemerintahan. Esensi demokrasi adalah kesamaan hak dipilih atau memilih dalam

pemerintahan. Pemerintahan demokrasi “based on popular controland political

equally’” dengan ciri (l) penguasa bertanggung jawab kepada rakyat, (2) ada kebebasan

warga sipil, (3) asas mayoritas yang bisa menjadi penguasa, (4) berdasarkan hukum untuk

menilai tindakan manusia dan pemerintahan, (5) kedaulatan di tangan rakyat melalui

pemilihan umum (Mustofa, 2006:127).

Terapan demokrasi dalam Islam, sebelum muncul istilah demokrasi, bahwa Islam telah

memiliki ajaran yang esensinya sama dengan yang dikehendaki dalam paham demokrasi,

dapat dijelaskan (mustofa, 2006:128-139) sebagai berikut:

1. Islam memiliki konsep syura (bermusyawarah), ijtihad (berpikir secara bebas dan benar), dan

ijma’ (konsensus bersama/komitmen bersama) yang secara esensial sama dengan demokrasi.

2. Islam merupakan dasar demokrasi. Kekuasaan memang berada di tangan rakyat secara

realistik-empirik, tetapi manusia merupakan subordinasi hukumn Tuhan, artinya pola

demokrasi Islam adalah Theo-demokrasi.

15
3. al-Musawa (persamaan) yang tidak membedakan suku, ras, golongan, kaya-miskin, warna

kulit, di hadapan hukum dan pemerintahan.

4. Ba’iat yaitu kesepakatan pemimpin untuk memberikan yang terbaik kepada yang dipimpin.

5. Majelis (parlemen), suatu lembaga perwakilan rakyat untuk menyampaikan aspirasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Melalui kelima point ini tidak ada alasan mendiskriditkan Islam sebagai agama yang anti

demokrasi, melainkan justru demokrasi plus. Esesnsi demokrasi telah dijelaskan oleh Islam

sebelum para konseptor demokrasi menmggagasnya. Yang tidak berasal dari Islam

hanyalah istilah demokrasi karena memang ini bukan idiom bahasa Arab. Selain kelima

karakter di dalam paham demokrasi, Islam masih menekankan keadilan, hak, kebebasan

(taharrur), dan keseluruhan prinsip itu harus tetap sebagai aktualisasi dari tauhid.

Sama halnya dengan hak asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman Yunani Kuno

sebagai respons terhadap pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi rakyat dalam

setiap keputusan-keputusan publik. Melalui sejarah yang panjang, sekarang demokrasi

dipandang sebagai sistem pemerintahan terbaik yang harus dianut oleh semua negara untuk

kebaikan rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi manusia. Hak asasi manusia hanya bisa

diwujudkan dalam suatu sistem yang demokrasi di mana semua warga memiliki hak yang

sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. 

Sama halnya dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan,

persamaan, dll. terdapat juga dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur’an mengonfirmasi prinsip-

prinsip tersebut. Selain itu juga, praktik Rasulullah dalam memimpin Madinah menunjukkan

sikapnya yang demokratis. Faktanya adalah kesepakatan Piagam Madinah yang lahir dari

ruang kebebasan dan persamaan serta penghormatan hak-hak asasi manusia.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas agama islam adalah agama yang menjunjung tinggi adab
bertetangga. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam bertetangga yaitu batasan bertetangga,
kedudukan tetangga bagi seorang muslim, anjuran berbuat baik kepada tetangga, ancaman
atas sikap buruk kepada tetangga, kedudukan tetangga bagi seorang muslim, anjuran berbuat
baik kepada tetangga, ancaman atas sikap buruk kepada tetangga, serta bentuk-bentuk
perbuatan baik kepada tetangga.
Masyarakat beradab dan sejahtera adalah  masyarakat yang adil, terbuka, demokratis,
sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan
sosial. Peranan umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera yaitu
dialog, melakukan studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralism dan masyarakat madani,
menjaga perdamaian, bermusyawarah, dan bersikap adil.

2.1              Saran
Dalam kehidupan bermasyarakat khususnya kaum muslim sudah seharusnya
memperhatikan adap dalam bertetangga karena kedudukan tetangga bagi seorang muslim
sangatlah besar dan mulia. Serta ikut berperan dalam  mewujudkan masyarakat beradap dan
sejahtera.

17
DAFTAR PUSTAKA

         Al-quran al-karim
         http://modulislam.blogspot.com/2009/11/normal-0-false-false-false_7937.html

         http://pendidikan-emaagustina.blogspot.com/2011/04/manusia-sebagai-mahkluk-beradab-

dan.html
         http://temandalamhidupku.blogspot.com/2012/03/membangun-masyarakat-yang-
beradab.html
         http://adadarmawan.wordpress.com/2013/04/20/manusia-yg-beradab/
         http://ruuhuttarbiyah.blogspot.com/2010/01/pai-1-bab-4.html
         http://mamien-go.blogspot.com/2011/07/umat-beragama.html
         http://jjuuddaahh.wordpress.com/2011/10/17/masyarakat-beradab-peran-umat-beragama-
hak-asasi-manusia-dan-demokrasi/

18

Anda mungkin juga menyukai