Makalah Agama Kelompok 1
Makalah Agama Kelompok 1
Makalah Agama Kelompok 1
Disusun Oleh :
Solehati (202211330023)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Dr.Soetomo.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar saya menjadi menjadi mahasiswa
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Terima kasih.
( Kelompok 1 ( Satu )
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk mengganti Orde
Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang status quo menjadi tatanan
masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan masyarakat madani tidaklah semudah
membalikan telapak tangan. Namun, memerlukan proses panjang dan waktu serta
menuntut komitmen masing-masing warga bangsa ini untuk mereformasi diri secara total
dan konsisten dalam suatu perjuangan yang gigih.
Supaya tercipta pemahaman yang menyeluruh tentang masyarakat madani, penulis ingin
membahas konsep masyarakat madani yang lebih kompleks mencakup pengertian,
karakteristik, dan perwujudan masyarakat madani serta posisi dan peran umat islam
Indonesia. Maka dari itu, penulis mengangkat judul “Konsep Masyarakat Madani” dalam
makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas Pendidikan Agama Islam.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Masyarakat madani berasal dari bahasa Inggris, civil society. Kata civil society
sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi dan society
yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti
peradaban (Gellner seperti yang dikutip Mahasin 1995). Oleh sebab itu, kata civil society
dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota, yakni masyarakat yang telah
berperadaban maju. Konsepsi seperti ini, menurut Madjid: seperti yang dikutip Mahasin
(1995), pada awalnya lebih merujuk pada dunia Islam yang ditunjukkan oleh masyarakat kota
Arab.
Sebaliknya, lawan dari kata atau istilah masyarakat nonmadani adalah kaum
pengembara, badawah, yang masih membawa citranya yang kasar, berwawasan pengetahuan
yang sempit, masyarakat puritan, tradisional penuh mitos dan takhayul, banyak memainkan
kekuasaan dan kekuatan, sering dan suka menindas, serta sifat-sifat negatif lainnya.
Gellner (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani akan terwujud keika terjadi
tatanan masyarakat yang harmonis, yang bebas dari eksploitasi dan penindasan pendek kata,
masyarakat madani ialah kondisi suatu komunitas yang jauh dari monopoli kebenaran dan
kekuasaan. Kebenaran dan kekuasaan adalah milik bersama. Setiap anggota masyarakat
madani tidak bisa ditekan, ditakut-takuti, dianggu kebebasannya, semakin dijauhkan dari
demokrasi, dan sejenisnya. Oleh karena itu, perjuangan menuju masyarakat madani pada
hakikatnya merupakan proses panjang dan produk sejarah yang abadi, dan perjuangan
melawan kezaliman dan dominasi para penguasa menjadi ciri utama masyarakat madani.
Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab,
madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau
membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota,
orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian istilah madaniy dalam
bahasa Arab mempunyai banyak arti. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Hall (1998),
yang menyatakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil society, artinya suatu ide,
angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat terjewantahkan ke dalam
kehidupan social. Dalam masyarakat madani, pelaku social akan berpegang tegung pada
peradaban dan kemanusiaan. Hefner (1998:16-20) menyatakan bahwa masyarakat madani
merupakan masyarakat modern yang bercirikan kebebasan dan demokratisasi dalam
berinteraksi di masyarakat yang semamin plural dan heterogen. Dalam keadaan seperi ini
masyarakat diharapkan mampu mengoranisasikan dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam
mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam kondisi
global, kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.
2. Tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesame agama maupun terhadap
umat agama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar,
dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Senada dengan hal itu, Quraish Shihab
(2000) menyatakan bahwa tujuan agama tidak semata-mata mempertahankan kelestariannya
sebagai sebuah agama. Namun, juga mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak
hidup berdampingan, dan saling menghormati satu sama lain.
3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan dan persaingan,
demokrasi adalah pula suatu pilihan untuk bersama-sama membangun, dan memperjuangkan
perikehidupan warga dan masyarakat yang semakin sejahteran. Masyarakat madani
mempunyai ciri-ciri ketakwaan kepada Tuhan yang tinggi, hidup berdasarkan sains dan
teknologi, berpendidikan tinggi, mengamalkan nilai hidup modern dan progresif,
mengamalkan nilai kewarganegaraan, akhlak dan moral yang baik, mempunyai pengaruh
yang luas dalam proses membuat keputusan, dan menentukan nasib masa depan yang baik
melalui kegiatan sosial, politik, dan lembaga masyarakat.
“ 110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan dipandang sebagai dokumen
usang. Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang dalam setiap ruang
dan waktu. Mengingat landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah
Alquran. Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad
Saw. beserta para pengikutnya dari Makah ke Yatsrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah
sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam
mewujudkan cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab)
“ Dari Ali Bin Abi Thalib r.a berkata: datang seseorang kepada Rasulullah SAW dan
berkata: apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada Allah? Rasul SAW menjawab:
tidak, bekerjalah kamu segala sesuatu itu dimudahkan, kemudian membaca ayat: “maka
barangsiapa yang memberi dan bertaqwa serta membenarkan adanya pahala kebaikan pasti
akan kami mudahkan baginya”.
Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman maka perlu
ditekankan untuk mewujudkan masyarakat madani selain apa yang sudah dilakukan oleh
Rasulullah SAW, antara lain:
2.4 Posisi dan Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi pada
masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-
bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama
ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali,
al-Farabi, dan yang lain. Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan
zaman pemberdayaan civil society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:
“ 110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat
yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan
umat Islam itu adalah keunggulan ku
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena
itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan. Di
Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih
rendah, juga belum mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang
berlaku di negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum
dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak
Islam.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. (25 july 2016). Masyarakat Madani. Jakarta: Gramedia. Retrieved from
https://www.gramedia.com/literasi/masyarakat-madani/
PDAI. (06 april 2021). Pengertian Masyarakat Madani. Medan. Retrieved from
https://www.dosenpendidikan.co.id/masyarakat-madani/