Proposal Pemberdayaan Stunting Komunitas
Proposal Pemberdayaan Stunting Komunitas
Proposal Pemberdayaan Stunting Komunitas
Kelompok 3 PSIK 5A
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang
berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu permasalahan
yang dihadapi yaitu kekurangan gizil (stunting). Indonesia menempati peringkat kelima dunia
untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Masalah gizi ini dapat mengancam balita maupun
ibu hamil, contohnya seperti anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil.
Masalah tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR)
dan kekurangan gizi pada balita. Untuk penyebab langsung, disebabkan oleh asupan makanan
yang tidak adekuat dan adanya penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu
masih tingginya angka kemiskinan, rendahnya sanitasi lingkungan, ketersediaan pangan yang
kurang, pola asuh yang kurang baik, serta pelayanan kesehatan yang belum optimal
(Kemenkes RI, 2017).
Upaya dalam mencegah stunting pada bayi dan balita dapat dilaksanakan sejak masa
kehamilan. Prinsipnya adalah peningkatan asupan gizi pada ibu hamil dengan memastikan
selama kehamilan dapat mengkonsumsi makanan yang berkualitas. Dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung asam folat dan zat besi. Selain itu ibu hamil juga dapat
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi lengkap seperti, protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral. Saat bayi lahir dilanjutkan dengan memastikan bayi mendapatkan ASI
eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan sampai menginjak usia dua
tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Memberikan promosi kesehatan mengenai stunting pada ibu hamil.
b. Penguatan pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan komitmen masyarakat khususnya ibu hamil
tentang pencegahan dan penanganan stunting.
b. Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mendapatkan kemudahan pelayanan dan
pendidikan kesehatan tentang stunting.
C. Luaran
Adapun luaran yang direncanakan untuk dicapai dalam program KKNT Desa
Membangun ini adalah:
1. Terdapatnya data profil desa berbasis SDGs
2. Terdapatnya rumusan kebijakan desa yang mencakup pencapaian target SDGs khususnya
target goal 2 yang dapat diakomodir dalam RPJM Desa dan RKP Desa.
3. Terdapatnya kelompok komunitas masyarakat yang terampil dalam memanfaatkan lahan
atau pekarangan dalam upaya menurunkan masalah gizi khususnya stunting.
BAB II
PERENCANAAN PROGRAM
D. Analisis Situasi
E. Analisis Teoritis
F. Program Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari upaya promosi kesehatan. Promosi
kesehatan dilakukan dengan meningkatkan nilai, pengetahuan dan perilaku dalam rangka stop
generasi stunting pada anak. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu penerapan teori
2000 Nola J.
Kegiatan pengabdian masyarakat diperlukan dalam rangka stop generasi stunting dengan
melibatkan peran serta semua komponen masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat
bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang program pemerintah stop
generasi stunting pada anak, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang upaya
pencegahan dan penanganan terjadinya stunting pada anak, dan meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam melakukan skrining terjadinya stunting pada anak .
BAB III
EVALUASI
G. Evaluasi Program
Hasil Kegiatan
a) Pada gerakan pencegahan stunting dilakukan promosi pencegahan stunting,
sosialisasi penggunaan kartu integrating untuk promosi baik oleh tenaga kesehatan,
kader posyandu dan ibu balita.
b) Komitmen dari stakeholder baik lintas program maupun lintas sektor untuk mencegah
stuntingdi Kecamatan Jatinangor yang dituangkan dalam kesepakatan bersama
c) Penyerahan banner promosi stunting kepada Camat Jatinangor sebagai salah satu
media promosi di kantor kecamatan Dikemukakan dalam Surat keputusan Menkes RI
(Kemenkes, 2007) bahwa promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, yang dapat mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai
kondisi sosial budaya setempat.
Pada penelitian ini didapatkan gambaran bahwa kader posyandu hampir seluruhnya
menyatakan media kartu integrating efektif, dengan alasan lebih mudah dipahami, menarik,
belajar memahami tentang stuntinglebih mudah dengan adanya gambar dan penjelasannya.
Hasil penelitian dapat meningkatkan pengetahuan kader melalui media promosi kartu
Integrating. Kartu merupakan media informasi yang berinteraksi dengan komunikasi, dan
antar individu dapat berinteraksi.