7c-Paper Forecasting-1910631200095-Huwaida Alifah
7c-Paper Forecasting-1910631200095-Huwaida Alifah
7c-Paper Forecasting-1910631200095-Huwaida Alifah
No Nama NPM
DISUSUN OLEH :
7C Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Russell dan Taylor (2011:497) secara lebih lanjut menjelaskan bahwa
meskipun peramalan yang akurat tidak pernah mungkin bisa dilakukan,
tetapi peramalan dapat mengurangi ketidakpastian mengenai masa yang
akan datang.
3. Peramalan jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan.
Misalya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian
material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.
3
3. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk
dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.
4
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa
permintaan yang dilakukan dapat mencapai taraf ketepatan yang optimal,
menurut Jay haizer dan Barry render (2006:139) adalah sebagai berikut :
1. Keadaan perusahaan yang bersangkutan. Masing-masing metode akan
memberikan hasil ramalan Menetapkan Tujuan Peramalan. Langkah
pertama dalam penyusunan peramalan adalah penentuan estimasi yang
diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada kebutuhan-kebutuhan
informasi para manajer. Misalnya, manajer membuat permalan penjualan
untuk mengendalikan produksi.
5
Peramalan dikaji di departemen penjualan, pemasaran, keuangan, dan
produksi untuk memastikan bahwa model, asumsi, dan data yang digunakan
sudah valid. Perhitungan kesalahan dilakukan, kemudian peramalan
digunakan untuk menjadwalkan bahan, peralatan, dan pekerja pada setiap
pabrik.
1. Model Time Series Model yang berdasarkan pada input data yang
berupa data dengan basis waktu (harian, mingguan, bulanan, dan
lainnya). Model ini dilakukan dengan mengamati pola, menggunakan
model yang tepat dan kemudian dapat dilakukan prediksi.
2. Model Kausal Peramalan pada model ini berdasarkan hubungan sebab
akibat (kausal) sehingga variabel model lebih dari satu (Efendi, 2010).
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode Moving Average
Dalam bukunya Pengestu Subagyo (Forecasting Konsep dan Aplikasi
tahun 2004). Metode peramalan moving average dilakukan dengan
mengambil sekelompok nilai pengamatan yang kemudian dicari rata-
ratanya, lalu menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk periode
berikutnya. Istilah rata-rata bergerak digunakan, karena setiap kali data
observasi baru tersedia, maka angka rata-rata yang baru dihitung dan
dipergunakan sebagi ramalan.
Moving average merupakan teknik peramalan berdasarkan rata-rata
bergerak dari nilai-nilai masa lalu, misalkan rata-rata bergerak 3 tahunan, 4
bulanan, 5 mingguan, dll. Akan tetapi teknik ini tidak disarankan untuk
data time series yang menunjukkan adanya pengaruh trend dan
musiman. Moving average terbagi menjadi single moving
average dan double moving average.
3.1.1 Single Moving Average
Single Moving Average adalah suatu metode peramalan yang dilakukan
dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari nilai rata-rata
tersebut sebagai ramalan untuk periode yang akan datang. Metode Single
Moving Average mempunyai karakteristik khusus yaitu :
7
Persamaan matematis single moving averages adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Contoh Soal
Pemimpin Safira Beach Resto ingin mengetahui omzet restoran pada Januari
2013. Ia meminta sang manajer untuk mengestimasi nilai tersebut dengan
data omzet bulanan dari bulan Juni 2011 sampai Desember 2012. Berbekal
pengetahuan di bidang statistik, sang manajer melakukan foercast dengan
metode single moving average 3 bulanan.
8
Jan-12 132 130,333 1,667 2,778
Feb-12 139 131,333 7,667 58,778
Mar-12 137 133,667 3,333 11,111
Apr-12 137 136,000 1,000 1,000
Mei-12 140 137,667 2,333 5,444
Jun-12 143 138,000 5,000 25,000
Jul-12 143 140,000 3,000 9,000
Ags-12 141 142,000 -1,000 1,000
Sep-12 143 142,333 0,667 0,444
Okt-12 148 142,333 5,667 32,111
Nov-12 152 144,000 8,000 64,000
Des-12 152 147,667 4,333 18,778
Jan-13 150,667
Jumlah 258,889
RMSE 0,94647203
9
Untuk perhitungan RMSE, mula-mula dicari nilai error atau selisih antara
nilai aktual dan ramalan (omzet – forecast), kemudian kuadrat nilai-nilai
tersebut untuk masing-masing data bulanan. Lalu, jumlahkan seluruh nilai
error yang telah dikuadratkan. Terakhir hitung nilai RMSE dengan rumus di
atas atau lebih gambangnya, bagi nilai penjumlahan error yang telah
dikuadratkan dengan banyaknya observasi dan hasilnya lalu di akarkan. Pada
tabel di atas, banyaknya observasi yaitu 16 (mulai dari September 2011-
Desember 2012).
Menurut Nasapi dkk (2014) Jika data time series yang diamati merupakan
suatu deret secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang
menghasilkan trend liner meningkat, maka dapat di gunakan metode double
moving averages.
10
Menurut Makridakis (1992) orde 4x4, memiliki MAPE lebih kecil dari pada
orde 3x3, secara umum, makin besar orde dari rata – rata bergerak yaitu
jumlah nilai data yang digunakan untuk setiap rata – rata, maka pengaruh
penghalusan data akan semakin besar. Jika digunakan sebagai ramalan, tidak
banyak memperhatikan fluktuasi dalam deret data. Berikut merupakan
persamaan yang digunakan pada metode Double Moving Average yang
ditunjukkan pada (2.2), (2.3), (2.4), (2.5), (2.6)
Contoh Soal
11
kecenderungan untuk menghasilkan nilai peramalan. Berikut tabel data
tersebut:
di mana: εt∼WN(0,σ2)εt∼WN(0,σ2).
12
Contoh Soal
13
Memulai analisis dengan plot time series yang ditunjukkan pada Gambar 1
berikut.
Sekarang amati plot ACF dan PACF sampel pada Gambar 2 di bawah.
Berikut adalah interpretasi yang mungkin dari plot ACF:
1. Plot ACF tidak lagi terpotong setelah lag 2 (it cuts off after lag 2) atau
bahkan mungkin pada lag 3, yang mana menyarankan model MA(2) atau
bahkan bisa jadi model MA(3).
2. Plot ACF mempunyai pola yang turun secara eksponensial yang mana
menyarankan model AR(p).
14
Gambar 2. Plot ACF dan PACF untuk data total pengajuan pinjaman
mingguan
Jika hanya berdasarkan plot ACF sampel akan muncul pertanyaan model
manakah yang seharusnya dipilih? Apakah model MA(2)/MA(3) atau model
AR(p)? Untuk menyelesaikan ini, perhatikan plot PACF sampel.
Berdasarkan plot PACF sampel, kita hanya memiliki satu interpretasi, yakni
ia berhenti terpotong setelah lag 2 (it cuts off after lag 2). Oleh karena itu,
kita menggunakan interpretasi kedua dari plot ACF sampel dan
mengasumsikan bahwa model yang sesuai adalah model AR(2).
15
Selain itu, diperoleh nilai MSE sebesar 39,35. Berdasarkan Uji Modified
Box-Pierce, tidak ada autokorelasi pada residual. Kita juga bisa melihat hal
ini pada plot ACF dan PACF sampel dari residual yang ditunjukkan dalam
Gambar 3.
16
Sebagai pemeriksaan diagnostik terakhir, kita tunjukkan di bawah ini 4
plot yang disediakan Minitab yakni: Normal Probability Plot, Residuals
versus Fitted Value, Histogram of the Residuals, and Time Series Plot of the
Residuals. Keempat plot ini mengindikasikan bahwa hasil fit (yakni model
AR(2)) memang dapat diterima.
17
Gambar 5. Plot time series dari data aktual dan nilai fit model AR(2)
18
dengan ,
= parameter AR tingkat i, i = 1,2,3, … , p,
p = order AR,
𝜃𝑖 = parameter MA tingkat i, i = 1,2,3, … ,q,
q = order MA.
19
𝑦𝑡 − 𝜙1𝐵𝑠𝑦𝑡 − 𝜙2𝐵2𝑠𝑦𝑡 = 𝜀𝑡,
𝑦𝑡 − 𝜙1𝑦𝑡−𝑠 − 𝜙2𝑦𝑡−2𝑠 = 𝜀𝑡,
𝑦𝑡 = 𝜙1𝑦𝑡−𝑠 + 𝜙2𝑦𝑡−2𝑠 + 𝜀𝑡.
20
= parameter intersept,
= parameter AR,
𝑦𝑡−12 = nilai masa lalu pada waktu ke t-12,
𝜀𝑡 = error pada waktu ke-t.
21
AR(p) Meluruh menuju 0 Diatas batas interval
secara eskponensial maksimum sampaipada
lag ke p dan di bawah
batas pada lag >p
Contoh Soal
22
Suatu aliran sungai menentukan prediksi debit sungai sulit, biasanya nilai
yang digunakan sebagai patokan adalah hasil pantauan tinggi muka air. Pada
bulan Juli 2016, luapan sungai Bengawan Solo mengakibatkan banjir di
kawasan Solo Timur. Hal ini disebabkan karena tinggi muka air pada pos
pemantauan Jurug menembus level 10. Oleh karena itu prediksi nilai tinggi
muka air diperlukan sebagai upaya peringatan dini banjir. Pengukuran tinggi
muka air sungai Bengawan Solo pada setiap pos pemantauan dilakukan
setiap hari. Data tinggi muka air merupakan data runtun waktu. Tentukan
prediksi tinggi tinggi muka air sungai Bengawan Solo menggunakan metode
ARMA
1
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Gambar diatas menunjukkan data tinggi muka air stasioner dalam rata-rata
tetapi variansi tidak konstan. Hal ini diperkuat menggunakan uji stasioner
unit root. Nilai probabilitas Augmented Dickey-Fuller (ADF) adalah 0,0036.
Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi = 0,05. Hal
ini juga dapat dibuktikan dari nilai statistik , 𝑡 𝑇𝑀𝐴 = 2,911730>𝑡(0,05;59) =–
1,671, artinya 𝐻0 berhasil ditolak yang menunjukkan data tidak memiliki
akar unit maka data stasioner. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1. Karena
terbukti stasioner terhadap rata-rata maka sebelum memodelkan
variansinya, dilakukan model rata-rata terlebih dahulu.
23
Tabel 1.Uji Stasioner
Null Hypothesis: TMA has a unit root t-Statistic Prob.*
24
Variable AR(1) ARMA(1,1)
C 3,382625 3.376777
AR(1) 0,575876 0.075557
MA(1) 0.948131
dengan Yt adalah tinggi muka air pada waktu dan et adalah eror yang
dihasilkan model AR (1) pada waktu .
Perbandingan Model
25
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai MSE dan MAPE terendah
adalah ARMA(1,1), sehingga dapat disimpulkan untuk periode Januari –
Februari 2017, model yang cocok atau sesuai adalah ARMA (1,1)
26
pada proses Moving Average adalah q. Nilai p dan q dapat lebih dari 1
(Santoso, 2011).
Rumus :
Keterangan :
Ht : Hasil Ramal ARIMA
Φn : Koefisien parameter `
Yt-n : Nilai Data
et : Nilai Error
Pt : Nilai Data
n : Jumlah Data
Contoh Soal
27
Toko Buku AGP bergerak dalam bidang penjualan dan produk yang dijual
adalah buku. Toko Buku AGP menyediakan buku yang akan dijual sesuai
dengan banyaknya kebutuhan pelanggan yang membeli. Namun untuk
menyediakan buku yang sesuai maka Toko Buku AGP harus dapat
memprediksi dengan baik sehingga tidak terjadi penumpukan persediaan
buku yang tidak laku terjual dan hal ini akan merugikan pengusaha karena
tertanamnya modal. Sehingga diperlukan sebuah sistem atau aplikasi yang
dapat mengatasi masalah yang terjadi. Gunakan sistem peramalan berbasis
komputer dan metode autoregressive integrated moving average (ARIMA)
dalam menyelesaikan masalah peramalan penjualan buku.
Peramalan :
Pertama-tama cari nilai Φn dengan rumus berikut :
Pt −n
Φn =
Pt −n−1
15
Φ1 = = 0.882
17
28
20
Φ2 = = 1.333
15 _
16
Φ3 = = 0.8
20 _
18
Φ4 = = 1.125
16 _
17
Φ5 = = 0.944
18 _
14
Φ6 = = 0.823
17
19
Φ7 = = 1.357
14
15
Φ8 = = 0.789
19
17
Φ9 = = 1.133
15 _
18
Φ10 =_ = 1.058
17
14
Φ11 = = 0.777
18 _
Kemudian cari nilai error :
et = (1-Φ.B)
e1 = (1-0.882.1) = 0.118
e2 = (1-1.333.1) = 0.333
e3 = (1-0.8.1) = 0.2
e4 = (1-1.125.1) = 0.125
e5 = (1-0.944.1) = 0.056
e6 = (1-0.823.1) = 0.177
e7 = (1-1.357.1) = 0.357
e8 = (1-0.789.1) = 0.211
e9 = (1-1.133.1) = 0.133
e10 = (1-1.058.1) = 0.058
e11 = (1-0.777.1) = 0.223
Autoregresive (AR) :
29
AR1 (Jan) = 0
AR2 (Feb) = (0.882*17) = 14.994-0.118 = 14.876
AR3 (Mar) = (1.333 *15) = 19.995-0.333 = 19.662
AR4 (Apr) = (0.8*20) = 16-0.2 = 15.8
AR5 (Mei) = (1.125*16) = 18-0.125 = 17.875
AR6 (Jun) = (0.944*18) = 16.992-0.056 = 16.936
AR7 (Jul) = (0.823*17) = 13.991-0.177 = 13.814
AR8 (Ags) = (1.357*14) = 18.998-0.357 = 18.641
AR9 (Sep) = (0.789*19) = 14.991-0.211 = 14.78
AR10 (Okt) = (1.333*15) = 19.995-0.133 = 19.862
AR11 (Nov) = (1.058*17) = 17.986-0.058 = 17.928
AR12 (Des) = (0.777*14) = 10.878-0.223 = 10.655
Moving Average :
MA1 (Jan) = 0
MA2 (Feb) = (1/2)*(17+15) = 16
MA3 (Mar) = (1/2)*(15+20) = 17.5
MA4 (Apr) = (1/2)*(20+16) = 18
MA5 (Mei) = (1/2)*(16+18) = 17
MA6 (Jun) = (1/2)*(18+17) = 17.5
MA7 (Jul) = (1/2)*(17+14) = 15.5
MA8 (Ags) = (1/2)*(14+19) = 16.5
MA9 (Sep) = (1/2)*(19+15) = 17
MA10 (Okt) = (1/2)*(15+17) = 16
MA11 (Nov) = (1/2)*(17+18) = 17.5
MA12 (Des) = (1/2)*(18+14) = 16
30
MAt(2020) = 0 + 16 + 17.5 + 18 + 17 + 17.5 + 15.5 + 16.5 + 17 + 16 + 17.5
+ 16
=185
31
Juli 14 14 16 15 13 98%
Agustus 19 19 17 16 14 86%
September 15 15 17 17 16 94%
Oktober 17 20 16 19 20 95%
November 18 18 18 17 19 89%
Desember 14 11 16 13 12 92%
TOTAL 92%
32
REFERENSI
Deitiana, Tita. (2011). Manajemen Operasional Strategi dan Analisa Services dan
Manufaktur. (edisi pertama). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Makridakis, S., S.C. Wheelwright., and V.E. McGee. (1992). Metode dan
Aplikasi Peramalan. Erlangga, Jakarta
Pangestu Subagyo. (2013). Forecasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta.
Pawestri, V., Setiawan, A., & Linawati, L. (2019). Pemodelan data penjualan
mobil menggunakan model autoregressive moving average berdasarkan
metode bayesian. Jurnal Sains dan Edukasi Sains, 2(1), 26-35.
Russel, R.S. dan Taylor, B.W. (2011). Operations Management Creating Value
Along The Supply Chain Seventh Edition, New York: John Wiley and Sons.
34