Kronologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Kronologi

Pada tahun 2012 saya dan istri saya tidak ada masalah biasa-biasa saja, dari keuangan atau pun yang
lainnya. Walaupun waktu itu anak saya yg nomer 3 harus berobat ke rumah sakit santosa bandung
karnadari lahir sakit lemah syaraf otak yang mengakibatkan tidak bisa berjalan, berbicara bahkan
pertumbuhannya terlambat dari anak normalnya. Saya dan istri saya saling support. Seminggu dua
kali harus berobat ke rumah sakit untuk terapi. Alhamdulillah saya waktu itu usaha lagi jalan lancar
dan malah lebih dari cukup untuk kesembuhyan anak saya. Walaupun biaya yang di keluarkan tidak
sedikit berapapun dan apappun untuk anak diupayakan.

Tahun 2014 ada anak ke 4

Sampai tahun 2016 saya dan istri dipanggil untuk bisa menunaikan ibadah haji, memamng waktu itu
keuangan saya tidak stabil karena waktu itu berbarengan dengan anak yang pertama masuk unsoed
jurusan kedokteran yang memerlukan biaya yang sangat besar sedangkan pekerjaan saya lagi banyak
dan belum selsai. Ketika saya berangklat haji saya mempercayai urusan kantor kepada yang biasa
saya percayai namun sepulang haji perusahaan saya kolaps. Tapi saya berusaha menyelsaikannya
walaupun aset yang saya punya harus dijual saya sadar mungkin ini teguran dari alloh swt kepada
saya. Saya ambil hikmah dari semua ini karena waktu istri saya mendampingi saya, mensupport,
anak-anak saya mensupport supaya saya bangkit kembali dari keterpurukan. Walupun cobaan silih
berganti dengan keluarga ada sedikit masalah walaupun pekerjaan saya menurun. Tapi alhamdulillah
semua bisa teratasi. Biaya sekolah, kuliah, rumah tangga, dan anak yang nomer tiga masih bisa cek
up (terapi) ke dokter tiap bulan dan yang terpenting kita bisa lebih dekat kepada alloh swt.

Sampai tahun 2017 saya dengan istri sepakat untuk membawa rumah di perum mega mutiara
bungursari dengan alasan istri supaya lebih dekat jaraknya dengan kantor indag singaparna dan juga
mencari suasana baru meskipun jarak dari perum ke kantor saya lebih jauh. Dan saya dengan istri
juga sepakat mengambil mobil walaupun dengan cara mencicil karena selama 3 bulan istri saya tidak
mempunyai transpoprtasi untuk ke kantor. Setahun setengah saya tinggal di rumah perum, dan saya
juga sudah mulai betah karena di sana juga saya sudah menjadi ketua DKM di mesjid perum mega
mutiara. Tapi entah kenapa istri saya ingin pindah lagi ke rumah kebontiwu sampai akhirnya saya
dan anak-anak juga mengiktu kemauan nya untuk pindah lagi ke rumah kebontiwu atas kemauan
istri saya pada tahun 2019 awal.

Rumah dan mobil saya mencicil sampai sekarang, namun cicilan perum saya hentikan sejak 6 bulan
yang lalu.

Anak-anak sebenernya sudah tau alasan waktu itu tapi tidak pernah memberitahu saya . inilah awal
dari masalah yang saya tidak tahu waktu karena saya sibuk mencari nafkah untuk keluarga.

Ternyata, istri istri saya berselingkuh pertama kali ketahuan oleh anak-anak di hp ibunya, mungkin
pikiran anak-anak udah berbeda dari tingkah, dan penampilan. Sampai akhirnya anak-anak
mencaritahu sendiri yang ternyata kekhawatiran anak-anak terbukti. Pernah diingatkan oleh anak-
anak namun ibunya tidak menggubris. Waktu itu anak-anak dbuat tidak nyaman dirumah, istri saya
takut anak-anak mengadu kepada saya. Saya pernah diperingati oleh anak-anak tapi saya masih
percaya kepada istri saya.
Sampai tahun 2020 saya mengetahui istri saya berselingkuh waktu itu saya tidak pernah marah
sedikit pun, saya sadar mungkin istri saya hanya sedang hilaf dan melihat anak-anak harus menerima
cobaan dan ujian buat saya untuk bersabar dan tawakal, ikhlas menerima kenyataan supaya saya
juga bisa intropeksi diri. Dan saat itu juga istri hanya mengaku di chat di WA saja dan belum pernah
bertemu.

Sesudah istri saya selingkuh. Saya mencoba menyekat pergaulan dan membatasinya. Dari mulai
mengingatkan untuk tidak main hp terus dan mengingatkan untuk sholat. Dan jangan main medsos
terus.

Hanya kurang lebih 3 bulan istri saya berubah tapi dengan berjalannya waktu istri saya masih tetap
seperti itu. Mungkin istri saya tidak nyaman karena di tegor oleh saya. Saya juga menegur istri saya
masih dalam batas kewajiban saya dalam rumah tangga belum pernah mengatakan kata-kata kasar .

Seiring berjalannya waktu, kebohongan-kebohongan istri saya mulai terbongkar itu juga bukan dari
anak-anak namun informasi darfi luar seperti teman kerja. Padahal saya tidak pernah mencari tahu
apapun. Semua serba kebetulan, sahabat dan rekan kerjanya juga berselingkuh. Jadi waktu itu
lingkungan yang mendukung nya dan sekalian tugas luar kota.

Tahun 2019

sampai bulan september istri saya meninggalkan rumah dengan menempati rumah yg diperum,
walaupun pisan tapi tetap maish ada komunikasi. Malah saya masih mentransfer dia uang. Ada yang
pinjam cv melalui istri saya hasilnya saya kasihkan , kira-kira belasan juga rupiah, anak-anak juga
mengetahuinya.

Sekitar bulan september 2021 saya waktu itu ujian kompentensi di bandung anak saya memberitahu
bahwa ada surat kaleng kerumah/teror. Bahkan ke hp saya juga ada dan ke hp istri saya juga. Isi
suratnya menyalahkan istri saya, namun suratnya dibakar oleh anak-anak. Yang tidak habis pikir istri
saya malah menuduh saya yang membat teror ini. Jika saya buat apa untungnya untuk saya? Hanya
menambah masalah untuk saya. Saya juga mencari tahu siapa dibalik semua ini yang sengaja
memperkeruh masalah.

Tahun 2021 anak saya yg keempat saya masukan sekolah yang berpendidikan agamanya di SD Al
Azhar karena pendidikan agama sejak dini lebih penting maupun memeperlukan biaya yang cukup
besar .

Bulan desember 2021 anak saya memberitahu bukti-bukti perselingkuhan ibunya. Ternyata istri saya
pernah di terror juga entah dari siapa di buktikan dengan seseorang di WA.

Kalau saja dari dulu istri saya berterus terang jujur pada diri sendiri dan tidak menutupi
kebohongannya. Karena saya sadar manusia tidak luput dari kesalahannya, kehilafannya. Sesudah
mengetahui kebenerannya saya tidak pernah marah atau apapun hanya mengingatkan istri supaya
sadar.

Anda mungkin juga menyukai