Bab Iv Kti Tari
Bab Iv Kti Tari
Bab Iv Kti Tari
41
42
d. Keadaan Umum
1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit: ringan/ sedang / berat/
tampak tidak sakit
Alasan : tidak bereaksi / berbaring lemah / duduk /
aktif / gelisah / posisi tubuh : supine /
pucat / sianosis / sesak nafas /
Penggunaan alat medik : Infus RL 20 tts/menit
Lain lain : Tidak ada
2. Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif
Coma Glasglow Scale : Respon motorik :6
Respon bicara : 5 TOTAL = 15
Respon buka mata : 4
Kesimpulan : Kesadaran Penuh
Flaping Tremor / Asterixis : Tidak terdapat Flapping Tremor
3. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
MAP : 130 + 2 (80) = 96,6
3
Kesimpulan : Perfusi ginjal memadai
b. Denyut nadi : 89 x / menit
c. Pernapasan
Frekuensi : 21 x/menit
Irama : Teratur
d. Suhu : 36,7 oC
e. Jenis : Axillar
e. Pengkuran
1. Lingkar lengan atas : Tidak dikaji
2. Lingkar kulit triceps : Tidak dikaji
3. Tinggi badan : 153 cm Berat badan : 61 Kg
IMT : 36,06 Kg
Catatan : Berat badan berlebih tingkat berat
43
f. Genogram
X X X X
42
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
X : Klien
: Meninggal
x
: Tinggal Serumah
dan pingsan.
- Palpasi
Tanda nyeri umum : Adanya nyeri abdomen
Massa : Tidak ada
Hidrasi kulit : Kulit kering
47
4) Terapi :
Table 4.2 Tabel Terapi Obat Klien
CARA
NO TERAPI OBAT DOSIS INDIKASI
PEMBERIAN
1. Gentamicin 2x1 IV Menurunkan kadar
asam yang
diproduksi di dalam
lambung
2. Asam 2x1 IV Untuk mengurangi
Tranexamat atau menghentikan
pendarahan.
3. Ranitidine 2x1 IV Untuk penetral
peningkatan asam
lambung
4. Infus RL 500 cc IV Cairan infus yang
48
digunakan sebagai
sumber elektrolit
dan air untuk
hidrasi.
3. Pola Eliminasi
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat BAB dan BAK dengan
lancar dan tidak ada masalah. Klien mengatakan frekuensi BAB
1x dalam sehari tetapi kadang juga 2 hari sekali baru BAB,
sedangkan BAK lebih dari 4 kali dalam sehari.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan BAB 2 hari sekali dan untuk
BAK hanya 4x berwarna kuning.
b. Data obyektif
1) Observasi :
Tidak teraba adanya distendi abdomen. Klien mengatakan pola
BAB dan BAK selama sakit tidak ada masalah.
2) Pemeriksaan fisik
a) Peristaltik usus : 14 x/m
b) Palpasi suprapublik : Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Kiri :Tidak ada nyeri
Kanan : Tidak ada nyeri
d) Mulut urethra : Tidak adanya lesi/ peradangan
e) Anus : Tidak dikaji
i. Peradangan : Tidak ada peradangan
ii. Fisura : Tidak ada fisura
iii. Hemorhoid : Tidak ada hemoroid
iv. Prolapsus recti : Tidak ada prolapsus recti
3) Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium :
Tabel 4.3 Tabel pemeriksaan laboratorium klien
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. SGOT 12 u/l p10-35 u/l
2. SGPT 11 u/l p10-50 u/l
49
Kanan 1 2 3 4 5
iv. Refleks fisiologis : Tidak dikaji
v. Refleks patologi : Babinski:
Kiri : Positif
Kanan : Positif
vi. Clubing finger : Tidak ada
vii. Varices tungkai : Tidak ada
f) Columna vertebralis
i. Inspeksi : kelainan bentuk : Tidak ada
ii. Palpasi : nyeri tekan : Tidak ada
iii. Nervus Cranialis III – IV – VI : Dapat menggerakkan bola
mata
iv. Nervus Cranialis VII :Romberg test : Negatif
v. Nervus Cranialis XI: simetris antara kedua bahu, mampu
mengangkat bahu kiri dan kanan
vi. Kaku duduk : Tidak ada kaku duduk
52
1. Provocative / Palliative
a. Apa penyebabnya :
Penyebab nyeri yang dirasakan karena luka insisi post op apendiktomi
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat dan posisi supine.
2. Quality
a. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan perih selama 1-3
menit dengan skala nyeri 6.
b. Bagaimana dilihat :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri, tampak sesekali
mengubah posisi tidurnya dan terlihat lemah. Pada saat ganti perban tampak kulit
disedikit kemerahan dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka insisi post
apendiktomi.
3. Region
a. Dimana lokasinya :
Klien mengatakan nyeri di bagian kanan bawah di luka post operasi
b. Bagaimana penyebarannya :
Klien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah dan nyeri yang di rasakan
menyebar sampai ke daerah pinggang kanan.
4. Severity(menggangu aktivitas) :
Klien mengatakan sangat mengganggu aktivitas klien.
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) :
Klien mengatakan nyeri timbul kadang tiba-tiba, pada saat memindahkan posisi, dan saat
batuk, lama nyeri antara 1-3 menit dengan waktu yang tidak bisa ditentukan (pagi, siang
atau malam).
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri,
skla nyeri yang dirasakan 6 (nyeri sedang).
2) Pemeriksaan fisik
a) Penglihatan
- Cornea : Tampak bersih
- Visus : Klien dapat melihat dengan baik
- Pupil : Isokhor kanan dan kiri
- Lensa mata : Lensa berwarna hitam
- Tekanan Intra Ocular (TIO) : Tidak ada nyeri tekan
b) Pendengaran
- Pina : Tampak
- Canalis : Tampak bersih
- Membran Tympani : Tampak utuh
- Test Pendengaran : Klien dapat mendengar dengan baik
c) Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai : -
d) Nervus Cranialis I : Klien dapat menghirup bau Minyak
kayu putih
54
(UTARI RAHMADINA)
Tabel 4.5
ANALISA DATA
58
DO :
- Klien tampak berbaring lemah.
- Klien tampak terpasang infus
pada tangan kanan
- Tampak luka insisi apendiktomi
- Program pasien tirah baring
selama 24 jam setelah dilakukan
operasi
Tabel 4.6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
60
Tabel 4.7
INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Tidak bisa beristirahat. 10. kontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respon klien
4. Kehilangan nafsu makan terhadap ketidaknyamanan.
5. Perubahan frekunesi nafas. 11. Anjurkan klien untuk memonitor nyeri secara mandiri.
6. Perubahan Heart rate. 12. Anjurkan penggunaan tehnik farmakologi.
7. Perubahan tekanan darah 13. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah
digunkan.
14. Tingkatkan tidur/ istirahat yang cukup.
15. Informasikan kepada tim kesehatan lainnya. Anggota keluarga
saat tindakan non farmakologi dilakukan, untuk pendekatan
preventif.
16. Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri.
Pemberian Analgetik
Defenisi : pengunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau
menghilangkan nyeri.
Intervensi :
1. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
sebelum pengobatan.
2. Cek riwayat alergi obat.
3. Libatkan klien dalam pemilihan analgetik yang akan digunakan.
4. Pilih analgetik secara tepat/ kombinasi lebih dari satu analgetik
jika telah diresepkan.
5. Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.
6. Monitor reaksi obat dan efek samping obat.
7. Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek-efek yang tidak
diinginkan.
8. Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analhetik
(konstipasi/ iritasi lambung)
Tabel 4.8
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
: kenyamanan
2. 16/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami masih terasa lemah, klien
Hasil: memngatakan masih sulit
a. Klien mengatakan badannya melakukan aktivitas karena
terasa lemah nyeri.
b. Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena nyeri O:
c. Klien mengatakan semua Klien tampak berbaring lemah,
aktivitasnya di bantu keluarga. tampak segala kebutuhan klien
masih dibantu keluarga.
2. Ajarkan pasien dan keluarga
melakukan latihan ambulasi dengan A:
melakukan ROM aktif dan melakukan Masalah hambatan mobilisasi
09:30 perawatan diri secara mandiri sesuai fisik belum teratasi
kemampuan klien.
3. Melakukan bantuan perawatan diri P:
10:30 pada klien Intervensi dilanjutkan dengan :
Hasil: 1. Terapi latihan: ambulasi
Personal hygine klien terpenuhi seperti 2. Bantuan perawatan diri
mandi dan mengganti baju
apendiktomi) Luka tidak tampak adanya tanda-tanda nyeri, dan sesekali perih. Klien
infeksi, luka tampak bersih dan menutup mengatakan hanya makan
kering, alat perawatan luka yang makanan yang diberi dari
digunakan steril, dan melakukan rumah sakit, namun hanya 3-4
perawatan luka sesuai dengan SOP. sendok saja.
Keluarga dan klien
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. mengatakan memahami tentang
08:30 penyebab resiko infeksi dan
Hasil: luka tampak berih, sedikit tampak
kemerahan disekitar area luka. memahami kebutuhan hygiene
dengan mencuci tangan yang
3. Menganjurkan makan-makanan dengan baik dan benar.
09:00 asupan nutrisi yang cukup.
Hasil : O:
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan Luka tampak bersih, tampak
pemberian makanan yang mengandung sedikit kemerahan di area luka.
protein tinggi dan rendah serat. Penkes tehnik cuci tangan yang
benar, klien dan keluarga
4. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk kooperatif.
10.00 mencuci tangan yang benar dan
memberikan informasi mengenai resiko A:
infeksi Masalah resiko infeksi masih
belum teratasi.
5. Anjurkan kepada pengunjung untuk
mencuci tangan sewaktu masuk dan P:
10.30
meninggalkan ruangan pasien. Intervensi dilanjutkan dengan:
1. Kontrol adanya infeksi
6. Kolaborasi dengan dokter untuk 2. Perlindungan terhdap
pemberian antibiotik. infeksi
06:30 Hasil:
Klien mendapatkan terapi obat
ceftriaxone 2x1.
69
1. Manajemen nyeri
4. Memonitor tanda-tanda vital 2. Pemberian analgetik
TD : 120/80 3. Manajemen lingkungan:
12:00 S: 36,3 C kenyamanan
N: 84 x/m
RR : 20 x/m
2. 17/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami masih terasa lemah, klien juga
Hasil: mengatakan sudah bisa berjalan
a. Klien mengatakan badannya pelan-pelan melakukan
terasa lemah aktivitas secara mandiri
b. Klien mengatakans sudah bisa
beraktivitas pelan-pelan O:
Klien tampak masih lemah,
2. Ajarkan pasien dan keluarga tampak sudah bisa ke wc secara
09:30 melakukan latihan ambulasi dengan mandiri secara perlahan-lahan.
melakukan ROM aktif dan melakukan
perawatan diri secara mandiri sesuai A:
kemampuan klien. Masalah hambatan mobilitas
fisik belum teratasi.
3. Melakukan bantuan perawatan diri P:
10:30 pada klien Intervensi dilanjutkan dengan :
Hasil: 1. Terapi latihan: ambulasi
Personal hygine klien terpenuhi seperti 2. Bantuan perawatan diri
mandi dan mengganti baju.
: kenyamanan
4. Memonitor tanda-tanda vital
TD : 120/80
12:00 S: 36,6 C
N: 80 x/m
RR : 20 x/m
2. 18/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami sudah tidak lemah lagi, klien
Hasil: mengatakan sudah bisa
a. Klien mengatakan badannya melakukan aktivitas secara
sudah tidak lemah lagi. mandiri secara perlahan-lahan.
b. Klien mengatakn sudah bisa
beraktivitas secara mandiri O:
Klien tampak rileks dengan
2. Ajarkan pasien dan keluarga posisi duduk, tampak sudah
09:30 melakukan latihan ambulasi dengan bisa melalukan aktivitas
melakukan ROM aktif dan melakukan perlahan-lahan secara mandiri.
perawatan diri secara mandiri sesuai
kemampuan klien. A:
Masalah Hambatan mobilitas
3. Melakukan bantuan perawatan diri fisik teratasi.
10:30 pada klien
Hasil: P:
Personal hygine klien terpenuhi seperti Intervensi dihentikan.
mandi dan berganti baju
3. 18/ 04/ 2019 08:15 Resiko infeksi berhubungan 1. Melakukan perawatan luka dengan S:
dengan prosedur invasif menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan nyeri pada
(Nyeri luka insisi post Hasil: luka post apendiktomi
apendiktomi) Luka tidak tampak adanya tanda-tanda berkurang dari sebelumnya.
infeksi, luka tampak bersih dan menutup Klien mengatakan nafus makan
kering, alat perawatan luka yang klien sudah seperti biasa, porsi
74