Skripsi 1
Skripsi 1
Skripsi 1
SKRIPSI
OLEH
NURMALA
105401133418
MOTTO”
“Selalu Ada Harapan Bagi Mereka yang Sering Berdoa.. Selalu Ada
Jalan Bagi Mereka yang Sering Berusaha…”
“PERSEMBAHAN”
vii
i
ABSTRAK
ix
KATA PENGANTAR
segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada
penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga,
sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqamah pada ajarannya. Pada
kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat
menyelesaikan Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya
dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini
mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan
teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati
kepada kedua orang tua, Ayahanda H.A.Rahim dan Ibunda Hj. Ammase atas
pengorbanannya yang tak akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik
x
Hamdana Hadaming, S.Pd., M.Si Pembimbing II, yang ditengah kesibukannya
Ernawati, S.Pd., M.Pd. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen
Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti
pendidikan. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu penulis sehingga tugas
Tiada imbalan yang dapat diberikan, hanya kepada Allah Swt penulis
menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama ini bernilai
Nurmala
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................iv
SURAT PERJANJIAN........................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................5
D. Mamfaat Penelitian..........................................................................6
A. Kajian Pustaka.................................................................................7
B. Kerangka Pikir..............................................................................20
C. Hipotesis tindakan.........................................................................22
B. Rancangan Penelitian...................................................................23
xii
C. Prosedur Penelitian.......................................................................23
D. Subjek Penelitian..........................................................................24
F. Instrumen Penelitian.....................................................................26
H. Indikator Keberhasilan.................................................................27
A. Hasil Penelitian..................................................................................28
B. Pembahasan........................................................................................33
A. Simpulan......................................................................................36
B. Saran.............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................38
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii
i
BAB I
PENDAHULUAN
aspek intelektual, sosial, dan personal (Taufiq, 2014). Pendidikan adalah proses
proses interaksi antara siswa dan tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah
kanak secara informal. Salah satu komponen pendidikan dasar adalah bidang
pelajaran matematika.
Proses pembelajaran suatu mata pelajaran akan efektif bagi siswa jika guru
1
menyampaikan materi tersebut dengan dinamika dan inovatif. Demikian juga
pendapat diatas yang dimaksud abstrak diartikan sebagai sesuatu yang tak
berwujud atau hanya gambaran pikiran. Sesuatu yang abstrak, tidak berwujud
dalam bentuk konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran saja.
Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru
baik (Fauzia, 2018). Untuk mendalami sebuah konsep baru, siswa terlebih dahulu
memahami konsep pada materi sebelumnya. Hal ini merupakan syarat bagi siswa
agar dapat menerima dan memahami konsep baru dengan mudah. Dengan
hasil belajar tidak maksimal dan tidak mencapai ketuntasan belajar (Kamarianto,
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut adalah guru dan siswa.
Guru sangat berperan dalam mengajarkan dan mendidik siswa, sedangkan siswa
2
pembelajaran khususnya pelajaran matematika. Pembelajaran perlu dirancang dan
mengikuti pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat membuat siswa aktif dalam proses
(Riswati, Alpusari, Marhadi, 2018). Sebagai pendidik, guru perlu memilih model
pengalaman yang berkesan. Hal ini disebabkan karena matematika memiliki objek
Matematika sebagai suatu pelajaran yang sukar dan kurang disukai siswa. Dan
salah satu pelajaran matematika yang sukar dan kurang disukai oleh siswa
hari.
3
diakibatkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang mengarahkan
siswa untuk memecahkan masalah ketika diberikan soal yang berbasis masalah.
sampai saat ini. Salah satu materi yang menekankan penyelesaian masalah adalah
soal cerita. Salah satu faktor yaitu proses pembelajaran dikelas. Selama ini ada
kecenderungan bahwa guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses
belajar siswa menjadi optimal, dalam hal ini menggunakan model pembelajaran
4
berusaha mengetahui pengetahuan baru yang diperlukan untuk memecahkan
masalah tersebut. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika
masalah.
Makassar”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
secara praktis.
1. Manfaat Teorilis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
b. Bagi guru
guru agar lebih kreatif dalam mengolah proses belajar Matematika khususnya
c. Bagi siswa
proses belajar mengajar bahasa Indonesia serta dapat menjadikan siswa berpikir
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Universitas Kristen Satya Wacana. Dari model problem based learning dipilih
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil
7
belajar siswa sebelum tindakan yang mencapai KKM hanya 13 siswa dengan
rata-rata klasikal sebesar 48%. Kemudian pada siklus I siswa yang mencapai
KKM hanya 19 siswa dengan rata-rata klasikal sebesar 70%. Siklus II siswa
berpikir kritis dan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita pada mata
awal (pra siklus) yaitu 60,82 (tidak kritis) menjadi 74,21 (cukup kritis) pada
kondisi akhir siklus II. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa dari
nilai rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 61,85 meningkat pada siklus I
menjadi 69 dan pada siklus II menjadi 80. Persentase jumlah siswa yang
69,44% pada evaluasi siklus I dan menjadi 88,89% pada evaluasi siklus II.
variabel dalam penelitian ini, yaitu membahas model pembelajaran problem based
learning dan hasil belajar siswa, walaupun pada penelitian relevan yang ketiga
8
membahas juga tentang berpikir kritis. Sedangkan perbedaan penelitian di atas
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu terletak pada tingkatan kelas
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian diatas dilakukan pada kelas
2. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
diambil dari kata Yunani yaitu mathematike yang berarti mempelajari. kata itu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lain yang
hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi
berdasarkan asal katanya maka kata matematika berarti Ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir bernalar (Suwangsih, 2006: 3). Menurut Putra dkk
(2012), Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki
Hal itu sejalan dengan pendapat Karso dkk, (2009: 159) matematika
adalah ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, seni, bahasa, ilmu tentang
struktur yang terorganisasi. Menurut Johnson dan Rising (dalam Suwangsih dkk,
dalam teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
9
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori dibuat secara
deduktif berdasarkan kepada sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya.
b. Pembelajaran Matematika di SD
adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, sedangkan yang kita ketahui, siswa SD
yang berada pada usia 7 hingga 12 tahun masih berada pada tahap oprasional
kongkrit yang belum dapat berfikir formal. Oleh karena itu pembelajaran
matematika di SD selalu tidak terlepas dari hakikat matematika dan hakikat siswa
harus menampakkan adanya keterkaitan antar konsep. Hal ini bertujuan untuk
anak dan hakikat matematika yang disebabkan karena anak masih berada pada
1
Topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk memahami topik
pendekatan induktif.
ini bukan hal baru bagi individu yang telah mengetahui sebelumnya, namun bagi
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
1
merupakan proses perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, dan sikap seseorang yang dilakukan secara sadar dan bersifat
perilaku yang relatif permanen dan dihasilkan dari pengalaman masa lampau
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan
dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif
Taufiq dkk, 2012: 5.4) menegaskan definisi belajar ketika dia mengatakan: “
merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan
perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang
Suatu proses pembelajaran pasti akan diakhiri dengan hasil belajar. Hasil
belajar tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tersebut tidak melakukan
1
sesuatu. Untuk itu, seseorang harus belajar dengan sungguh-sungguh agar
belajar merupakan perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap seseorang setelah
jawab, santun, dan peduli. Serta domain psikomotor yaitu menyampaikan ide atau
pendapat, melakukan komunikasi antar siswa dengan guru, mencari tahu dalam
menemukan jawaban atas soal yang diberikan, melakukan interaksi dengan teman
yang menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Selain itu,
1
begitu banyak model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik. Menurut Yamin (2013: 17) model pembelajaran
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Lebih lanjut, menurut Joyce (dalam
Trianto, 2009: 22) model pembelajaran adalah suatu perancangan atau suatu pola
belajar.
oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery
1
Pendapat di atas diperjelas oleh Jones dkk, (dalam Yamin, 2013: 62) PBL
secara autentik seperti masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL adalah
membedakan model yang satu dengan model yang lain. PBL merupakan
segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada. Seperti yang diungkapkan
investigasi siswa.
1
Sedangkan karakteristik model PBL menurut Rusman (2014: 232) adalah
sebagai berikut.
sebuah permasalahan.
10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
dicapai sehingga dalam proses pembelajaran siswa memperoleh sesuatu dari apa
yang mereka pelajari. Yamin (2013: 63-64) menyatakan bahwa tujuan model PBL
1
Tujuan PBL adalah kemampuan untuk berpikir kritis, analitis, sistematis,
data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah (Sanjaya, 2013:
216). Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2014: 242) mengemukakan
tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: (a) membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (b) belajar berbagai peran orang
dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata, dan (c) menjadi
mereka dalam pengalaman nyata, dan menjadi siswa yang otonom atau mandiri.
sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi
pembelajaran.
1
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
mereka lakukan.
pengetahuan baru.
1) Bila siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka
pelajari.
mengingat model PBL menuntut siswa untuk mengevaluasi secara kritis dan
berpikir berdayaguna. Peran guru dalam model PBL berbeda dengan peran guru di
dalam kelas. Peran guru dalam model PBL menurut Rusman (2014: 234) antara
lain:
1
2) Menyiapkan perangkat berpikir siswa. Menyiapkan perangkat berpikir siswa
inquiry yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray,
dkk. (dalam Rusman, 2014: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses dimana
proses kognitif.
kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat
Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri
1
Model PBL memiliki beberapa langkah pada implementasinya dalam
masalah.
sesuai seperti laporan, dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
B. Kerangka Pikir
Melalui penerapan Model PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka
2
kehidupan sehari-hari siswa dengan keadaan nyata siswa yang kontekstual
sehingga materi yang diberikan guru pada mata pelajaran Matematika mudah
diterima oleh siswa dan memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi
Masalah
Solusi
Ha
Output
2
C. Hipotesis
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika di kelas III
2
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Mangkura
4 Kota Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas III SDN Mangkura 4
B. Rancangan Penelitian
tindakan kelas yang bersifat deskriptif. Model PTK yang dipilih untuk
mengungkapkan hasil penelitian sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh di
kelas adalah Model PTK yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Bentuk PTK yang
dipilih adalah bentuk kolaborasi antara guru dan peneliti. Pelaksanaan penelitian
ini melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu
C. Prosedur Penelitian
(Action Researcah), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini
mengacu pada pendapat MC. Taggart dalam Wardhani (2012: 11) bahwa
penelitian tindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari
2
Pra Penelitian
Rencana I
Tindakan
SIKLUS I
Observasi
Refleksi I
Belum
Perencanaan II
Tindakan
SIKLUS II
Observasi
Refleksi II Berhasil
Belum Perencanaan III
Simpulan
Tindakan
SIKLUS III Observasi
Simpulan
D. Subjek penelitian
Makassar pada kelas III dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 16 laki-
1. Lembar observasi
Matematika di kelas V. Lembaran ini berupa daftar ceklis yang terdiri dari
2
beberapa item yang menyangkut observasi aktivitas siswa dengan menerapkan
2. Tes
individu atau kelompok. Dalam penelitian ini digunakan dua tes yaitu:
a. Tes siklus I
Tes siklus I yaitu tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi dan
siklus I. Adapun bentuk soal yang digunakan adalah essay dalam jumlah 5 soal.
b. Tes Siklus II
Tes siklus II yaitu tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi
siklus II apabila pada siklus I belum terlihat hasil belajar yang memuaskan yang
essay dalam jumlah 5 soal. Soal ini berbeda dengan soal pada siklus I tetapi
3. Dokumentasi
berupa catatan atau transkip nilai.Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar
2
F. Instrumen Penelitian
sebagai berikut:
learning. Peneliti nantinya akan memilih teman sesama guru sebagai pengamat,
karena ini diharapkan beliau bisa memahami model pembelajaran Problem based
2. Soal Tes
terhadap materi yang dipelajari. Tes yang digunakan berbentuk essay masing-
masing sebanyak 5 soal yang terdiri dari soal pre-tes dan post-tes serta quis yang
diberikan disetiap siklus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan di RPP.
mencari rata-rata. Sebelum mencari nilai rata-rata maka terlebih dahulu ditentukan
2
M=
FX
N
Ket : M = Rata-rata
∑FX = Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah siswa
H. Indikator Pencapaian
data hasil belajar siswa secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Ketuntasan Minimal (KKM) di III SDN Mangkura 4 Kota Makassar, setiap siswa
dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika siswa tersebut sudah mencapai
nilai KKM yaitu 70, sedangkan tuntas belajar secara klasikal, apabila dikelas
tersebut nilai siswa mencapai 80% siswa yang sudah tuntas belajar.
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
langsung terhadap objek penelitian yang meliputi hasil tes, baik pada siklus I,
maupun siklus II. Hasil penelitian yang berupa tes hasil belajar matematika.
Sistem penyajian data hasil tes hasil belajar matematika yang berupa angka ini
berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan ( Planning )
b. Pelaksanaan ( Action )
2
1) Selama 4 kali pertemuan, sebagian siswa belum terbiasa belajar dengan
masalah.
sampai 10000
Hasil tes pada siklus I merupakan data tes hasil belajar matematika
2
tes hasil belajar matematika pada siklus I yang dilakukan pada akhir siklus I yaitu
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 50
Range 30
Jumlah 2070
Data tabel 4.1 menunjukan bahwa belum ada siswa yang memperoleh nilai
dengan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai oleh 0 siswa atau
sebesar 0%. Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai oleh 10 siswa atau
sebesar 31,2%. Kategori cukup baik dengan rentang nilai 55-69 dicapai oleh 19
siswa atau sebesar 59,4%. Kategori kurang dengan rentang nilai 35-54 dicapai
oleh 3 siswa atau sebesar 9,4 %. Kategori sangat kurang kompeten dengan rentang
3
d. Refleksi dan Perencanaan Ulang ( Reflecting and Replaning )
kepada model pembelajaran problem based learning (PBL). Hal ini diperoleh
dari tes hasil belajar matematika siswa dalam materi mengurutkan bilangan
1000 sampai 10000 yang mencapai nilai diatas 69 dalam PBM hanya
b. Masih ada siswa yang bermain pada saat guru menjelaskan sehingga hasil
telah di capai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat
learning (PBL)
2. Siklus II
Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan,
a. Perencanaan ( planning)
3
b. Pada siklus kedua, pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat, siswa
learning (PBL)
d. Pelaksanaan ( Action )
pembelajaran problem based learning (PBL). Tugas yang diberikan guru mampu
dikerjakan dengan baik dengan materi mengurutkan bilangan 1000 sampai 10000.
Semua siswa menunjukkan adanya keaktifan dalam tanya jawab yang berlangsung
Hasil tes pada siklus II merupakan data hasil tes hasil belajar matematika
mengurutkan bilangan 1000 sampai 10000. Secara umum tes hasil belajar
Nilai Maksimum 90
Nilai Minimum 65
Range 25
3
Jumlah 2480
Data tabel 4.2 menunjukan bahwa belum ada siswa yang memperoleh nilai
dengan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai oleh 8 siswa atau
sebesar 25%. Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai oleh 20 siswa atau
sebesar 62,5%. Kategori cukup baik dengan rentang nilai 55-69 dicapai oleh 4
siswa atau sebesar 12,5%. Kategori kurang dengan rentang nilai 35-54 dicapai
oleh 0 siswa atau sebesar 0%. Kategori sangat kurang kompeten dengan rentang
Untuk
Sebagian besar siswa dalam PBM sudah terbiasa dengan model pembelajaran
problem based learning (PBL) dan sudah terbiasa dalam materi mengurutkan
bilangan 1000 sampai 10000 sesuai pengalaman yang mereka dapat dalam proses
pembelajaran. Sehingga hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar matematika
3
siswa dalam PBM meningkat dari siklus pertama dengan nilai 70 atau lebih di atas
problem based learning (PBL). Kemajuan yang akan dibahas adalah catatan
kemajuan dalam tes hasil belajar matematika materi mengurutkan bilangan 1000
sampai 10000. Kemajuan tes hasil belajar matematika. dapat ditunjukkan oleh
nilai rata-rata hasil tes tes hasil belajar matematika dan tingkat persentase
ketuntasan dari siklus I dan siklus II, seperti yang disajikan dalam tabel 4.3.
Berdasakan tabel 4.3 rekapitulasi hasil penelitian di atas, nilai rata-rata tes
12,8 Demikian juga dengan tingkat ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus
Demikian juga dari hasil wawancara diketahui bahwa pada siklus I dan II
3
masalah yang terkait dengan matematika karena sesuai pengalaman secara
dari siswa yang tercantum pada hasil wawancara. Secara umum, siswa
senang dengan adanya kebebasan yang diberikan guru untuk berkreasi sendiri.
matematika .
perubahan dari pra siklus ke siklus. Perkembangan dan perubahan ini mengarah
pada hasil belajar yang lebih baik, dimana siswa semakin giat dan sungguh-
sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan tidak ada tekanan, dan suasana belajar
pun menjadi aktif dan lebih hidup. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
based learning (PBL) sangat menarik, karena dapat membantu siswa untuk
berkreasi dan berekspresi dalam memahami bacaan. Siswa lebih termotivasi, aktif,
3
layak digunakan, karena melalui pembelajaran tersebut siswa lebih semangat,
meningkatkan tes hasil belajar matematika Kelas III SDN Mangkura 4 Kota
Makassar.
3
BAB V
A. Kesimpulan
tes hasil belajar matematika siswa Kelas III SDN Mangkura 4 Kota Makassar. Hal
ini berdasarkan:
1. Hasil tes tes hasil belajar matematika materi mengurutkan bilangan 1000
sampai 10000 siswa pada siklus I yang mencapai nilai diatas 69 dalam PBM
2. hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar matematika siswa dalam PBM
3. Nilai rata-rata tes hasil belajar matematika dari siklus I ke siklus II mengalami
kemajuan sebesar 12,8 Demikian juga dengan tingkat ketuntasan belajar siswa
4. Demikian juga dari hasil wawancara diketahui bahwa pada siklus I dan II
problem based learning (PBL) dapat membantu dam melatih mereka dalam
proses pembelajaran.
B. Saran
3
1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran
mata pelajaran matematika sebagai salah satu upaya meningkatkan tes hasil
belajar matematika.
harapan sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam belajar tidak hanya
kehidupan sehari-hari.
3
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah & Cucu S. 2009. Konsep Strategi Pengajaran. PT. Refika Adiatma:
Bandung.
Riswati, R., Alpusari, M., & Marhadi, H. 2018. Penerapan Model Pembelajaran
Problem based learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V SD Negeri 019 Sekeladi Tanah Putih. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1-12.
3
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya Offset: Bandung.
Surya, Yenni Fitra. 2017. penerapan model pembelajaran problem based learning
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas iv sdn 016
langgini kabupaten kampar. Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(1)
Taufiq, Agus. dkk. 2012. Modul Pendidikan Anak di SD. Universitas Terbuka:
Tanggerang Selatan.
Tim Penyusun.UU No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Rineka Cipta,
Jakarta.
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. GP Press
Group: Jakarta.
4
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DARING
B. KOMPETENSI DASAR
(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.
B. KOMPETENSI DASAR
(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.
B. KOMPETENSI DASAR
(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.
B. KOMPETENSI DASAR
(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.
Sudirman 2 Kota Makassar pada tahun 1981 dan tamat tahun 1987. Kemudian
masuk di SMPN 5 Makassar pada tahun 1987 dan tamat pada tahun 1990.
1993. Melanjutkan di Universitas Muslim Indonesia dan tamat pada tahun 2000
mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar program Strata Satu (S1).
Berkat rahmat Ilahi Rabbi dan kerja keras serta doa yang tak terhingga,