Bab 1 - 2 INI YANG SDG DIKERJAKAN
Bab 1 - 2 INI YANG SDG DIKERJAKAN
Bab 1 - 2 INI YANG SDG DIKERJAKAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Seminar Proposal
Disusun oleh:
Usia anak prasekolah (3-6 tahun) (Dewi, Oktiawati, Saputri, 2015) dapat disebut
sebagai usia emas atau golden age periode yaitu masa yang penting untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada usia ini, anak sedang
mengalami fase pertumbuhan yang pesat meliputi pertambahan berat badan, tinggi
badan, dan perkembangan pada organ-organ anak (Khomsan et al, 2013), sehingga
diperlukan dukungan gizi yang cukup melalui asupan energi dan zat gizi lainnya untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak hingga memiliki status gizi yang
cukup baik.
Anak usia prasekolah rentan memiliki permasalahan gizi yang salah satu faktornya
dipengaruhi oleh perilaku picky eater. Perilaku picky eater dapat diartikan sebagai
keengganan untuk mencoba makanan baru, tidak menyukai jenis makanan tertentu, serta
memiliki pendapat yang kuat tentang makanan yang mengakibatkan mengonsumsi
makanan dalam jumlah kecil dan terbatas jenisnya (Goncalves et al, 2013). Perilaku
picky eater sering terjadi dalam perkembangan perilaku makan anak. Beberapa
penelitian menyebutkan banyak anak yang mengalami kesulitan makan, terutama pada
anak balita.
Umumnya anak yang berperilaku picky eater akan dijumpai inadekuasi asupan
makanan yang menyebabkan terjadinya defisiensi zat gizi dalam tubuh atau lebih
berisiko memiliki berat badan rendah (Ekstein, 2010). Penelitian Uwaezuoke et al.
(2016) menyebutkan bahwa anak picky eater seringkali menolak mengonsumsi pangan
yang beragam, khususnya pangan sumber zat gizi mikro seperti buah, sayur, dan daging.
Anak yang picky eater cenderung memiliki angka konsumsi energi, protein, lemak yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan anak yang tidak berperilaku picky eater.
Kejadian picky eater dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor makanan,
komunikasi yang tidak berjalan baik saat makan, pengaruh sosial, nafsu makan, dan
pola asuh makan orang tua beserta dengan pengawasannya. Faktor spesifik seperti tidak
diberikannya ASI eksklusif, keterlambatan dalam pemberian makanan pendamping ASI
kemungkinan juga dapat menyebabkan picky eater. Penelitian Rosita et al. (2014)
menyebutkan, perilaku picky eater pada anak prasekolah disebabkan oleh faktor
psikologi orang tua seperti memaksa atau menghukum anak ketika menolak untuk
makan, faktor makanan yang tidak menarik, serta faktor kesehatan seperti gangguan
saluran pencernaan. Nowicka et al. (2015) menyebutkan juga pola asuh makan orang
tua berhubungan dengan perilaku makan pada anak.
Orang tua terutama ibu memiliki peran penting dalam menyiapkan dan
menyediakan makanan kepada anaknya. Ibu yang bekerja dengan yang tidak bekerja
memiliki perbedaan ketersediaan waktu. Ibu yang tidak bekerja relatif akan memiliki
waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan anaknya dan mengatur pola makan
anak mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai anak picky eater beserta hubungannya dengan status ibu bekerja, pola
asuh makan, dan pemberian ASI eksklusif pada anak prasekolah.
1.2.1 Perilaku picky eater atau memilih-milih makanan dapat mempengaruhi status
gizi anak akibat dari asupan makanan dan zat gizi yang inadekuat. Beberapa negara
menunjukkan prevalensi anak picky eater yang cukup tinggi. Di Indonesia sebanyak
20% anak memiliki perilaku picky eater.
1.2.2 Semarang menjadi salah satu daerah dengan prevalensi anak picky eater yang
cukup tinggi yaitu sebanyak 60,3%.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
Bagaimana Hubungan Status Ibu Bekerja, Pola Asuh Makan, Pemberian ASI Eksklusif
pada Anak Picky Eater
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status ibu
bekerja, pola asuh makan, pemberian ASI eksklusif pada Anak Picky Eater
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai tambahan wawasan, pengetahuan dan keterampilan penulis dalam
melakukan penelitian khususnya mengenai perilaku anak picky eater.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan serta informasi penting untuk masyarakat terutama Ibu
untuk memperbaiki pola asuh makan, pemberian ASI eksklusif pada anak yang
memilih-milih makanan agar mencapai status gizi yang baik.
1.4.3 Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
sumber informasi, serta dapat meningkatkan minat peneliti untuk mengkaji terkait
perilaku picky eater pada anak di Indonesia
1.4.4 Bagi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi dan kepustakaan dalam
mengembangkan prodi Ilmu Gizi.
2 Status Gizi Balita Hapsari 2015, Cross Status pemilih Tidak ada
Berbasis Status Sulistya Semarang Sectional makan, status hubungan antara
Pemilih Makan di Kusuma, gizi status pemilih
Wilayah Kerja Nura makan dengan
Puskesmas Mashumah status gizi
Kedungmundu pada balita di
Semarang wilayah kerja
Puskesmas
Kedungmundu
Semarang.
4 Variabel Pengetahuan Ibu, Pola Status pemilih makan, Status Ibu Bekerja, Pola
Penelitian Asuh Makan Ibu, status gizi Asuh Makan, Pemberian
Preferensi Pangan ASI Eksklusif
Anak, Status Gizi
Faktor Predisposisi
1. Laju pertumbuhan
menurun
2. Nafsu makan
3. Perkembangan
Faktor Pemungkin
3. Pemberian ASI
Eksklusif
Faktor Penguat
1. Pengetahuan Orangtua