Makalah SANRI
Makalah SANRI
Makalah SANRI
KARANGAMPEL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia)
Disusun Oleh:
NIM :3504210035
Kelas :JKL/Reguler K
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
pembuatan makalah dengan judul "Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan
Infrastruktur di Desa Karangampel" dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Adapun tujuan penyusuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia dengan dosen pengajar Bapak Supri, S.Sos., M.Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab
itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan berguna untuk
pembenahan dan penyempurnaan makalah ini, serta memotivasi penulis dalam penulisan
karya ilmiah selanjutnya.
Devita Puspita M
NIM. 3504210035
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
………………………………………………… ii
DAFTAR ISI
………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
………………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah
………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Kepala Desa ………………………………………………… 3
2. Pengertian Pembangunan ………………………………………………… 4
3. Pengertian Infrastruktur ………………………………………………… 5
B. Tinjauan Dokumen
1. Undang-Undang Tentang
………………………………………………… 6
Kepala Desa
2. Undang-Undang Tentang
………………………………………………… 9
Pembangunan
3. Undang-Undang Tentang
Infrastruktur ………………………………………………… 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam rangka
mewujudkan cita-cita nasional yang tersusun dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum ,mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Keberhasilan suatu wilayah itu dilihat dari bagaimana pembangunan di desa, apakah sudah
mensejahterakan masyarakatnya atau tidak. Pembangunan infrastruktur di desa tidak dapat
dilakukan dengan mengabaikan kota, desa dan kota memiliki potensi yang berbeda sehingga
dengan memadukan keduanya diperoleh keuntungan satu sama lainnya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan infrastruktur, tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan dalam arti bahwa pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan
terjadinya pertumbuhan. Pertumbuhan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan desa umumnya berada pada masalah
struktural dan sosial budaya. Karena sarana pendidikan masyarakat di desa cenderung
rendah. Masyarakat di desa umumnya hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA. Hal ini
disebabkan karena masyarakat belum mengetahui seberapa besar pentingnya pendidikan
untuk dirinya. Apabila setelah menyelesaikan pendidikan hingga SMA atau lebih buruk
1
2
hanya sampai SD saja orang tua akan menikahkan anak-anaknya sehingga masa depan
pendidikan generasi penerus bangsa menjadi terputus.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
dalam dan terarah dengan membuat makalah yang berjudul “Peranan Kepala Desa dalam
Pembangunan Infrastruktur di Desa Karangampel”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang akan dikemukakan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Persoalan tentang peran kepala desa dalam pembangunan infrastruktur di
desa Karangampel
2. Hambatan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Kepala Desa
3
4
5
6
B. TINJAUAN DOKUMEN
1. Undang-Undang tentang Kepala Desa
Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain yang
dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa(UU RI No. 6
Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3).
Menurut Permendagri No. 113 tahun 2014 kepala desa merupakan pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintahan Desa dalam
kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.
7
8
Desa. Pemerintah Desa adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah
tingkat Desa.
Ditegaskan pada pasal 27 dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajiban
kepala desa diwajibkan untuk:
Dalam PP No. 72 tahun 2005 pasal 14 dan 15 menyebutkan bahwa kepala desa mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Yang
dimaksud pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa, kepala desa
mempunyai wewenang sebagai berikut :
Sesuai dengan Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang desa dan peraturan
pemerintah No. 43 tahun 2014, maka desa di wajibkan memiliki perencanaan yang di
susun secara berjangka meliputi rencana pembangunan jangka menengah kampung
(RPJMK) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan rencana kerja pemerintah kampung
(RKPK) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (UU Jalan) mengatur 4 jenis
kewenangan penyelenggaraan jalan, yaitu pusat, provinsi, kabupaten, dan kota
sebagaimana diatur dalam Pasal 14-16 UU tentang jalan. Salah satu kewenangan
penyelenggaraan Jalan Kabupaten adalah penyelenggaraan Jalan Desa sebagaimana
diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UU Jalan. Melalui UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
maka negara mengakui kemandirian desa dalam batas-batas tertentu. Nawacita
Presiden Jokowi pada periode 2014-2019 mengenai membangun negara dari pinggiran,
yaitu desa.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Visi Misi Desa Karangampel
Desa karangampel dinyatakan berdiri pada tanggal 25 Juni 1978 masehi
bertepatan dengan 7 rajab tahun 1399 Hijriah dengan surat keputusan Gubernur
Provinsi Jawa Barat ( Aang Kunaepi ) nomor 939/Pm.120/Pem/SK/78 yang pada saat
itu desa jelat dipimpin oleh seorang kepala desa bapak Agus Amran asal Sindang
Rasa Ciamis.
Turut manjadi saksi Bupati Ciamis yaitu Bapak Hudly Wiranatadikusumah, wedana
wilayah Ciamis Bapak Jenal Asikin, Camat Bapak Nata Atmaja
Menurut cerita para orang tua, desa ini dahulu pernah ada yaitu Desa Gunung
Tanjung. Kebenaran cerita tersebut dibuktikan dengan adanya sebutan Desa Kolot
disekitar lokasi Pemerintahan Desa sekarang, sebutan Embah Ulis dan adanya
bangunan SD Karangampel yang berdiri disebelah selatan alun-alun Masjid Desa,
semula bangunan tersebut merupakaan bangunan tua dengan dinding berkontruksi
batu.
Pada jaman pemerintahan kolonial belanda desa ini dihapus dan
digabungkan dengan Desa Jelat.Asal usul nama Desa Karangampel diangkat dari
sebuah kisah leluhur yang berbau legenda. Dituturkan oleh dua orang nenek dan
kakek pada jaman lampau yang merupakan seorang pemuka masyarakat yang
berkemauan keras ingin sekali memajukan desa. Untuk mencapai keinginannya
tersebut, kakek dan nenek ini sering sekali melakukan persemedian. Hingga suatu
ketika terjadilah keajaiban, sebatang pohon haur (ampel) kuning tiba-tiba muncul
dihadapannya, maka sejak itulah nama Karangampel menjadi nama desa ini. Letak
persemediannya itu lebih kurang 300 meter ke arah barat kantor desa sekarang.
Tempat tersebut sekarang dikenal dengan nama Makam Ampel Pusaka.
Peninggalan ini adalah salah satu dari beberapa peninggalan leluhur yang
masing-masing mempunyai kisah sendiri-sendiri yang saling berkaitan erat dengan
adat istiadat sebagian penduduk desa ini.
10
Para arif bijaksana menafsirkan tentang kisah gaib tersebut yang diartikan agar
warga desa dapat meneladani pilosofi sifat dan manfaat dari pohon bambu ( ampel )
tersebut, diantaranya :
1. Pohon bambu bila masih muda berkarakter lentur mudah dilipat tapi kuat bila
dijadikan tali.
2. Pohon bambu bila sudah dewasa berkarakter kuat dan keras sehingga mampu
dijadikan sebagai tangkai pikulan ( bahasa sunda : rancatan )
3. Pohon bambu selalu tumbuh rimbun sehingga mampu menyerap dan
menyimpan air hujan yang nanti akan dialirkan untuk kepentingan kehidupan
manusia selama-lamanya.
Nama Karangampel berhasil diungkap dari sebuah riwayat leluhur berbau legenda
yang belum dapat ditafsirkan makna sebenarnya, tetapi itu merupakan bagian dari
kekayaan budaya dan kearifan lokal sebagai warisan leluhur yang semoga kekal
adanya.
11
12
13
14
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peran kepala desa di Desa Karangampel dalam pembangunan infrastruktur
secara umum belum optimal karena masih ada hambatan dalam proses
pencairan dana desa yang dilakukan secara bertahap sehingga membuat
sebagian pembagian pembangunan infrastruktur tidak dapat dikerjakan
secara optimal.
Setelah dana cair, pelaksanaan pembangunan infrastruktur tidak berjalan
sesuai dengan waktu/target yang telah ditentukan dikarenakan keterbatasn
SDM yang kurang mumpuni di bidangnya.
Pembangunan infrastruktur membutuhkan banyak usaha dalam
pengumpulan bahan material dikarenakan bebrapa pembangunan berada
jauh dari akses pemukiman masyarakat.
Selain dana dan SDM, ada faktor lain yang menjadi penghambat dalam
pengerjaan pembangunan infrastruktur cuaca yang akhir-akhir ini sering tidak
bersahabat sehingga pembangunan menjadi lebih lama dan biaya yang
dibutuhkan juga semakin besar.
B. SARAN
Diharapkan pemerintahan desa harus lebih transparansi kepada masyarakat
dalam hal dana pembangunan.
Masyarakat disarankan untuk lebih berperan aktif dan berkontribusi dalam
pembangunan infrastruktur di desa Karangampel.
Pemerintah desa harus bisa merangkul pemuda-pemudi desa Karangampel
gikarenakan banyak sekali potensi yang dapat dikembangkan khususnya di
bidang teknologi dan pengembangan produk kreatif di era digital seperti
sekarang.
16
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
1 Fandy V. Sagai, “Peran Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur (Suatu Studi di Desa
Pakuure III Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan)”, Journal Eksekutif, Vol. 1, No. 7 (2016):
UNDANG-UNDANG
17