Modul TTG Tanaman Vertikultur Fix
Modul TTG Tanaman Vertikultur Fix
Modul TTG Tanaman Vertikultur Fix
Oleh :
ROZIANA FEBRIANITA, S.Sos., M.A.
NIDN. 0011028205
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Kelompok
ii
Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangan.
Maka, kami mengharapkan kritik dan saran. Semoga modul ini
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Bulak Banteng, masyarakat
luas serta mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
PELATIHAN PEMBUATAN VERTIKULTUR
SAYURAN ORGANIK
1
Halimatus Sakdiyah, 2Kiki Nurtia Sibloga M, 3M. Toha Yudo
Pratama
1
Email : [email protected],
2
[email protected] [email protected]
I. PENDAHULUAN
1.2 Urgensi
Urgensi dari modul pengabdian masyarakat ini yaitu untuk
memberikan salah satu cara yang dapat digunakan oleh
masyarakat Bulak Banteng untuk meningkatkan
penghasilan rumah tangga, yaitu dengan cara
mempraktikkan budidaya sayuran secara vertikultur pada
lahan yang terbatas.
4
1.4 Tujuan
1) Membantu masyarakat dalam pemanfaatan lahan
sempit yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman
sayur di rumah dengan mudah dan sederhana
2) Menyediakan kebutuhan pangan masyarakat dengan
memanfaatkan lahan terbatas
3) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pembuatan budidaya tanaman sayur sistem
vertikultur
1.5 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Keberhasilan program ini dapat diukur dari sejauh
mana mahasiswa memberikan kontribusi terhadap
budidaya tanaman di masyarakat, serta mencari
solusi dan alternatif yang kreatif untuk masyarakat
Bulak Banteng
b) Membina mahasiswa agar menjadi seorang
inovator, motivator, dan problem solver.
2. Bagi Masyarakat
a) Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga
mengenai pemanfaatan lahan terbatas yang bisa
digunakan untuk penanaman vertikultur
b) Memperoleh kemudahan dalam melakukan
pembuatan budidaya tanaman sayur sistem
vertikultur.
c) Meningkatkan penghasilan rumah tangga dengan
memanfaatkan budidaya tanaman sayur dengan
sistem vertikultur
5
d) Mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk
pembelian sayur
e) Dapat mengkonsumsi sayuran yang lebih sehat dan
steril dengan hasil panen tanaman vertikultur
6
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
7
mengimplementasikan budidaya tanaman
vertikultur.
2) Strategi Pemecahan Masalah
Dengan adanya permasalahan diatas maka
Mahasiswa KKN Kelompok 66 UPN Veteran Jatim
lakukan pembuatan Vertikultur Sayuran Organik
yang ditujukan kepada masyarakat Bulak Banteng
Bandarejo.
3) Sosialisasi
Dalam kegiatan sosialisasi ini dilakukan oleh
Mahasiswa KKN Kelompok 66 UPN Veteran Jatim
kepada masyarakat Bulak Banteng Bandarejo
mengenai bagaimana pemanfaatan lahan sempit
yang bisa digunakan untuk penanaman vertikultur
yang memiliki banyak manfaat.
4) Praktik
Pembuatan Vertikultur ini dilakukan secara praktik
langsung kepada masyarakat Bulak Banteng
Bandarejo mengenai bagaimana tata cara
pembuatan media vertikultur sampai dengan
pengelolaan hasil panen.
8
4) Praktik penanaman bibit sayuran pada tray
5) Praktik pembuatan media vertikultur
6) Penjelasan singkat mengenai pengelolaan hasil
panen vertikultur
7) Penutup
2.5 Pemateri
Pemateri dalam kegiatan pelatihan pembuatan vertikultur
ini adalah Mahasiswa KKN Kelompok 66 UPN Veteran
Jatim. Pemateri terdiri dari perwakilan anggota Kelompok
66 yakni 5 Mahasiswa, dimana terbagi menjadi 2
Mahasiswa yang bertugas menjelaskan tentang vertikultur
dan 3 Mahasiswa yang membantu praktik pembuatan
Vertikultur.
9
Gambar 1. Peta Kelurahan Bulak Banteng
10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
11
sayuran harus dibudidayakan dengan benar agar tidak
menimbulkan kerugian tertentu seperti masalah
lingkungan. Budidaya sayuran dilakukan dengan tujuan
utama untuk memperoleh makanan dengan menggunakan
sumber daya tanaman yang ditanam sebelumnya.
3.2 Vertikultur
13
silinder yang dapat berdiri tegak pada lahan.
Umumnya vertikultur jenis ini
menggunakan penopang berupa paralon
atau kayu yang diberdirikan tegak pada
lahan, kemudian pada sisi penopang
tersebut ditambahkan wadah penanaman
seperti gelas bekas air mineral.
b) Vertikultur Horizontal
14
Vertikultur gantung adalah vertikultur yang
cara peletakkan wadah penanamannya yaitu
dengan digantung pada atap bangunan
menggunakan tali atau kawat. Wadah
penanaman biasanya berupa botol bekas,
pot dan ditanami tanaman hias yang
menambah nilai estetika area tersebut.
Vertikultur jenis ini sering terlihat di teras-
teras rumah atau perkantoran.
d) Vertikultur Susun
15
3.2.3 Bentuk Vertikultur
a) Vertiminaponik
Gambar 6. Vertiminaponik
Sumber : Kagama.id
Vertiminaponik yang merupakan kombinasi
antara sistem budidaya sayuran secara vertikal
berbasis pot talang plastik dengan aquaponik
(budidaya ikan) atau dengan kata lain integrasi
antara budidaya sayuran dengan ternak ikan.
Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit
dan arang sekam Pada vertiminaponik, air
dialirkan pada media tanam dengan vertikultur
kemudian masuk ke kolam ikan dibawah
instalasi vertikultur. Dengan teknik ini tanaman
sayuran mendapat nutrisi dari nitrogen yang
berasal dari kotoran ikan yang tersangkut pada
media tanam, sedangkan ikan mendapatkan air
bersih kembali setelah air diputar melalui
instalasi vertikultur.
16
b) Walkaponik
Gambar 7. Walkaponik
Sumber : tabloidsinartani.com
Walkaponik yang merupakan sistem budidaya
sayuran yang juga diintegrasikan dengan ternak
ikan. Prinsip dari walkaponik sama dengan
vertiminaponik, yang membedakan adalah
sistem budidaya sayuran yang menggunakan
pot-pot dan disusun sedemikian rupa
membentuk taman vertikal, sehingga disebut
walkaponik yang berasal dari kata wall
gardening dan aquaponik. Media tanam yang
digunakan adalah batu zeolite, kompos, atau
arang sekam.
c) Wall Gardening
17
Model Wall gardening yang merupakan sistem
budidaya tanaman memanfaatkan tembok atau
dinding yang kosong. Beberapa model wall
gardening meliputi: (1). Wall gardening model
terpal : bahan yang digunakan adalah terpal
yang dibentuk seperti tempat sepatu. Media
tanam yang digunakan adalah campuran tanah,
sekam dan kompos/pupuk kandang; (2). Wall
gardening model paralon : bahan yang
digunakan adalah paralon atau bambu yang
dilubangi sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
Media tanamnya adalah campuran tanah,
sekam dan kompos/pupuk kandang; (3) Wall
gardening model pot plant : bahan yang
digunakan adalah pot dengan rangka besi atau
balok sebagai penyangganya. Media tanam
yang digunakan adalah campuran tanah, seam,
dan kompos/pupuk kandang; (4). Wall
gardening model partisi/modul: bahan yang
digunakan adalah agro pro dan besi sebagai
penyangganya. Media tanam yang digunakan
adalah cocopeat dan pupuk kandang/kompos.
18
3. Penghematan pemakaian pupuk karena
diberikan pada wadah yang terbatas sehingga
tidak mudah tercuci oleh hujan
4. Mempermudah dalam perawatan karena
tanaman mengelompok di satu lokasi
5. Penghematan pestisida, khususnya pestisida
untuk serangga tanah karena media tanam dapat
menggunakan media steril.
6. Bahan pembuatan vertikultur sangatlah mudah
ditemukan dan bisa dari barang bekas. Biasanya
digunakan bahan-bahan yang sudah
dimodifikasi seperti kayu, bambu, pipa paralon,
dan pot kantong plastik
7. Dapat menambah nilai estetika lahan
pekarangan karena keindahan struktur vertikal
yang berisi berbagai jenis tanaman.
8. Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis
karena investasi bangunan unit vertikultur dan
media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali
penanaman.
9. Hasil dari vertikultur bisa kita konsumsi sendiri
19
berbuah bisa rontok. Jadi jika ingin
memindahkannya harus hati-hati dan pelan-
pelan dan ada baiknya jika tentukan dulu
tempat yang strategis agar tanaman tidak
dipindah-pindahkan lagi.
3. Metode vertikultur cenderung melakukan
perawatan yang extra karena tanaman ini dibuat
di dalam ruangan. Perawatan lebih intensif dan
tingkat kesulitan yang lebih banyak karena
kondisi tanaman bersusun.
4. Karena jarak tanam yang cukup rapat pada
sistem vertikultur, hama dan penyakit yang
menyerang tanaman dapat dengan cepat
menyebar dan berkembang. Terutama pada
musim hujan, penyakit dapat cepatnya
menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain.
Untuk mengatasi masalah ini, kita harus sering-
sering me-monitoring tanaman kita. Jika
terdapat hama, kita dapat mengendalikannya
dengan perlakuan mekanis, dengan menangkap
dan membuang hama atau bagian tanaman
tersebut.
20
vertikultur dapat meningkatkan nilai estetika
daerah perkotaan.
2. Mengkonservasi sumber daya alam berupa
tanah, yang dapat dilakukan dengan mengelola
dan menggunakannya secara tepat dan bijak.
Sehingga tanah yang ketersediaannya minimal
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
kegunaan yang berkelanjutan.
3. Mengkonservasi sumber daya alam berupa air.
Tanaman yang ditanam secara vertikultur akan
lebih terkontrol secara optimal pasokan air
yang dibutuhkan, karena air yang diberikan
akan terserap seluruhnya oleh tanaman sampai
mencapai kapasitas titik jenuh didalam wadah
penanaman. Sehingga lebih hemat penggunaan
air.
4. Mempengaruhi dan merombak secara mikro
terhadap iklim di wilayah perkotaan, karena
jumlah tanaman yang bertambah maka
meningkatkan pasokan oksigen yang
memberikan dampak peningkatan kesejukan
wilayah tersebut.
5. Memaksimalkan pemanfaatan sampah baik
organik maupun non-organik karena digunakan
sebagai bahan vertikultur. Sampah organik
dapat digunakan sebagai media dan pupuk
tanaman, sedangkan sampah non-organik dapat
digunakan sebagai wadah penanaman.
6. Membantu mengurangi pengeluaran untuk
kebutuhan sehari-hari pada tingkat rumah
21
tangga, sekaligus dapat memberikan peluang
sebagai penghasilan tambahan untuk keluarga.
7. Membantu ketersediaan kebutuhan pangan
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-
lain di wilayah perkotaan, yang umumnya
bergantung dengan pasokan dari pedesaan.
Sehingga dapat menciptakan kemandirian
pangan secara mikro dan meningkatkan
keterampilan masyarakat perkotaan.
1. Paralon 4 dim
type D
22
3. Solder
4. Alat Pemanas
5. Botol Kaca
23
6. Media Tanam
7. Pot
8. Benih Sayuran
24
9. Cutter
10. Sprayer
Semprotan
25
3.2.8 Langkah-Langkah Pembuatan Vertikultur
No Gambar Keterangan
26
4. Panaskan paralon pada pola
yang sudah dibuat
menggunakan api dari
pemanas
27
8. Tanam paralon dalam pot
yang sudah diberi media
tanam
28
3.2.9 Penanganan dan Pengolahan Tanaman
Pasca Panen
Pada umumnya, hasil tanaman dari vertikultur
yang berupa sayur-sayuran akan dikonsumsi oleh
masyarakat atau dijual langsung untuk memenuhi
kebutuhan sayur-sayuran dari masyarakat sekitar.
Pemanfaatan sayuran hasil vertikultur kebanyakan
hanya dijual dalam bentuk sayuran segar,
sedangkan sayuran yang dijual dalam bentuk
olahan masih sangat jarang ditemui. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara penanganan sayur pasca
panen dan pengolahan sayur hasil vertikultur untuk
meningkatkan nilai ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan tentang
cara penanganan dan pengolahan sayur-sayuran
hasil pasca panen sangat dibutuhkan untuk
masyarakat Bulak Banteng agar dapat
meningkatkan keahlian masyarakat dan nilai
ekonomi hasil sayuran vertikultur. Berikut ini
adalah beberapa cara mudah pengolahan hasil
sayuran vertikultur yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat Bulak Banteng :
1) Pembuatan Mie Sayur
Pembuatan mie sayur dapat menjadi
salah satu alternatif untuk pengolahan hasil
sayuran vertikultur. Pembuatan mie sayur
ini adalah dengan mencampurkan ekstrak
sayuran ke dalam adonan mie. Sayuran
29
yang dapat digunakan adalah sayur bayam.
Ekstrak sayur dibuat dengan cara
menghaluskan sayur bayam yang telah
dibersihkan menggunakan blender yang
dicampur dengan air dengan perbandingan
tertentu. Setelah sayuran selesai dihaluskan,
sayuran yang telah halus kemudian disaring
untuk diambil sarinya.
Sari sayur yang tersebut kemudian
dicampurkan kedalam adonan mie yang
terdiri dari bahan tepung terigu, tepung
tapioka, telur, garam dan minyak. Bahan-
bahan tersebut dicampur menjadi satu
kemudian diuleni hingga kalis. Setelah itu,
adonan dicetak dan direbus menggunakan
air dengan sedikit minyak agar tidak
lengket satu sama lain. Setelah itu
dilakukan penirisan mie sayur. Mie sayur
siap digunakan untuk olahan makanan mie
sesuai dengan selera masyarakat. Olahan
mie sayur ini juga bisa diperjual-belikan
dalam bentuk olahan mie goreng atau mie
pedas yang kini digemari oleh banyak
masyarakat khususnya anak-anak muda.
2) Pembuatan Nugget Sayur
Pembuatan nugget sayur dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif
pengolahan hasil sayuran vertikultur.
Nugget sayur ini juga dapat menjadi
pengganti nugget siap saji yang
30
mengandung beberapa bahan tertentu agar
tahan lama yang membuat nugget siap saji
juga tidak dapat dikonsumsi terlalu sering,
terutama oleh anak-anak. Oleh karena itu
nugget sayur ini dapat menjadi alternatif
olahan makanan menggunakan sayuran.
Sayuran yang dapat digunakan yaitu bayam
dan dapat ditambahkan dengan sayuran lain
yaitu wortel. Sayuran ini dipotong cincang
kemudian dicampur dengan adonan nugget
yaitu tepung terigu, telur, bawang putih,
bawang bombay, garam, lada dan minyak.
Setelah seluruh bahan dicampur dan
diaduk dengan rata, adonan dimasukkan
kedalam loyang dan dikukus selama 30
menit. Setelah selesai, nugget dapat
didiamkan sejenak dan dimasukkan
kedalam kulkas. Apabila langsung diolah
menjadi nugget matang, nugget yang
selesai dikukus dipotong-potong dan
dicelupkan kedalam telur yang sudah
dikocok dan dibaluri dengan tepung roti
lalu digoreng hingga kecoklatan.
3) Pembuatan Salad Sayur
Salad merupakan jenis makanan yang
terdiri dari sayur-sayuran dan bahan
makanan seperti buah, daging atau ikan
yang siap santap. Salad dapat dihidangkan
dalam kondisi panas, dingin ataupun
kombinasi karena yang paling penting
31
dalam menghidangkan salad adalah
penampilan yang menarik. Salad sayur
dapat dibuat dengan cara mencampurkan
sayur selada, tomat cerry, buah nanas,
bawang bombay dan buah pir yang sudah
dicuci dan dipotong-potong kemudian
diberi saus mayonaise
4) Pembuatan Es Krim Sayur
Es krim merupakan makanan beku yang
disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa. Oleh
karena itu pembuatan es krim sayur ini
dapat menjadi salah satu alternatif
pengolahan sayuran vertikultur. Pembuatan
es krim sayur ini menggunakan ekstrak
sayur yang dibuat dengan cara
menghaluskan sayuran yang sudah
ditambahkan air dengan perbandingan
tertentu menggunakan blender. Setelah itu
sayur yang sudah dihaluskan disaring untuk
diambil sarinya. Ekstrak sayur dimasukkan
ke dalam panci yang sudah diberi tepung
maizena kemudian diaduk hingga larut.
Selanjutnya tambahkan susu kental manis
dan gula pasir, diaduk rata dan dimasak
hingga mendidih. Adonan tersebut
kemudian dituang ke dalam wadah lain dan
didinginkan hingga suhu ruang. Adonan es
krim selanjutnya dibekukan dalam freezer
selama 8 jam. Adonan es krim yang sudah
32
beku dihancurkan menggunakan
garpu/sendok kemudian dimikser selama 15
menit bersama SP (yang telah ditim
sebelumnya) hingga adonan mengembang.
Adonan es krim yang telah mengembang
dimasukkan ke dalam wadah atau cetakan
es krim untuk dibekukan kembali.
5) Pembuatan Keripik Sayur
Pembuatan keripik sayur merupakan
alternatif pemanfaatan sayuran hasil
vertikultur dengan metode yang mudah dan
dapat dijual untuk menambah penghasilan
masyarakat sekitar. Pembuatan keripik
sayur ini menggunakan sayur bayam yang
sudah dipotong dan dicuci bersih kemudian
dicampur dengan adonan tepung beras,
bumbu halus dan santan. Selanjutnya,
celupkan tiap lembar daun bayam yang ke
dalam adonan tepung dan goreng kedalam
minyak panas hingga matang dan kering.
Kemudian tiriskan dan sajikan.
33
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kelurahan Bulak Banteng merupakan kawasan wilayah
yang padat penduduk. Kawasan rumah yang berdampingan
menyebabkan lahan pekarangan yang ada sempit dan
dianggap tidak terlalu berguna. Oleh karena itu lahan
pekarangan yang sempit ini bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat Kelurahan Bulak Banteng untuk memulai
bercocok tanam menggunakan metode vertikultur untuk
mengisi lahan pekarangan yang sempit dan dapat
menambah penghasilan dengan cara menjual hasil sayuran
pasca panen ataupun mengolah hasil sayuran tersebut untuk
diperjual belikan.
Teknik bercocok tanam vertikultur ini memiliki berbagai
keunggulan yaitu penggunaan lahan yang efisien dan dapat
dipindah-pindah, penggunaan bahan-bahan yang terjangkau
dan mudah didapat, teknik yang mudah diterapkan dan
kualitas sayuran hasil vertikultur yang lebih segar dan bebas
pestisida sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Hasil sayuran pasca panen, selain dapat diperjual belikan
dalam bentu sayuran segar, sayuran pasca panen juga dapat
diolah menjadi makanan yang sehat dan digemari oleh
banyak kalangan. Makanan ini juga dapat diperjual belikan
oleh masyarakat untuk menambah penghasilan ataupun
dikonsumsi secara pribadi untuk mengurangi pengeluaran
belanja rumah tangga.
Oleh karena itu, besar harapan kami agar masyarakat
Kelurahan Bulak Banteng dapat menerapkan teknik
34
bercocok tanam dengan vertikultur ini dapat berjalan
dengan baik dan maksimal. Agar dapat menghasilkan
manfaat yang baik bagi seluruh masyarakat Kelurahan
Bulak Banteng.
4.2 Saran
Kelompok kami berharap masyarakat Kelurahan Bulak
Banteng dapat mengimplementasikan ilmu dan teknik dari
vertikultur yang telah diberikan serta dapat menjaga,
merawat dan memanfaatkan semaksimal mungkin agar
dapat menghasilkan manfaat yang berkelanjutan dan jangka
panjang.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Endah, D., & Tuti, K. (2021). Pelatihan Budidaya Sayuran Secara
Vertikultur di Pekarangan Guna Ketahanan Pangan Rumah
Tangga. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5 (2), 349-
355, 2021
Zulkifli & Ida, Z. (2021). Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Sempit
Menggunakan Teknik Vertikultur Mikrohidroponik dengan
Media Tanam dan Pupuk Ab Mix pada Tanaman Selada.
(Lactuca sativa L.) Agrosience Vol 11 No 2. Desember 2021
Maya, M., & Aci, P. (2021). Budidaya Tanaman Pakcoy (Brassica
Rapa Subsp. Chinensis) Dengan Teknik Vertikultur Pada
Lahan Sempit Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota
Bima. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 4 Vol 4
No (1), 2021
Setiawati, S., & Rahmawati, M. (2019). Pelatihan Budidaya
Bercocok Tanam dengan Sistem Veltikultur di Lahan Terbatas
di Kelurahan Sawah Baru, Ciputat, Tanggerang Selatan.
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM
UMJ, 2019
37
LAMPIRAN
38
2. Peta Jarak Lokasi dari kampus UPN Veteran Jatim
3. Dokumentasi Kegiatan
39
4. Tampilan beberapa slide materi
40
41
42