Prak Kosmetika Modul 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

BODY WASH

Disusun Oleh:
KELOMPOK B-2

1. Alisa Adistia D 19012035


2. Desi Kristina P 19012037
3. M Ali Zainal Abidin 19012038
4. Evi Tri Rahmayanti 19012039
5. Erna Kurniawati 19012040
6. Siti Fauziah 19012041
7. Wiwin Murtofiah 19012042
8. M Fian Kurnia 19012044
9. Elka Ayu Prawesti 19012045
10. Sri Oktapiani 19012048

Dosen Pembimbing:
Achmad Marsam D.,M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati
atau hewani yang berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan sebagai pembersih,
dengan menambahkan zat pewangi, dan bahan lainnya yang tidak membahayakan kesehatan
(SNI, 1994). Kandungan utama penyusun sabun adalah asam lemak dan alkali. Asam lemak
merupakan monokarboksilat berantai panjang dengan panjang rantai yang berbeda-beda,
tetapi bukan siklik atau bercabang. Pada umumnya monokarboksilat yang ditemukan di alam
tidak bercabang dan memiliki jumlah atom genap.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air yang digunakan untuk mencuci
dan membersihkan. Sabun memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah sabun cair. Sabun
cair merupakan produk yang strategis, karena saat ini masyarakat modern suka produk yang
praktis dan ekonomis. Surfaktam merupakan senyawa organic yang dalam molekulnya
memiliki sedikitnya satu gugus hidrofilik dan satu gugus hidrofobik. Apabila ditambahkan
ke suatu cairan pada konsentrasi rendah, maka dapat mengubah karakteristik tegangan
permukaan dan antarmuja cairan tersebut. Antarmuka adalah bagian dimana dua fasa saling
bertemu/kontak. Permukaan yaitu antarmuka dimana satu fasa kontak dengan gas, biasanya
udara (Paramita & Artati. 2003).
Manfaat sabun adalah sebagai pembersih saat mencuci atau saat mandi. Kotoran
yang menempel pada kulit umumnya adalah minyak, lemak dan keringat. Zat-zat ini tidak
dapat larut dalam air karena sifatnya yang non polar. Sabun digunakan untuk melarutkan
kotoran-kotoran pada kulit tersebut. Sabun memiliki gugus non polar yaitu gugus (–R) yang
akan mengikat kotoran, dan gugus (–COONa) yang akan mengikat air karena sama-sama
gugus polar. Kotoran dapat lepas karena terikat pada sabun dan sabun terikat pada air.
Reaksi penyabunan (safonifikasi) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh sabun adalah:

1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suhu tinggi sehingga
akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan
menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah (air yang mengandung
garam). Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam Mg atau Ca dalam
air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid. Sabun
(garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar
maupun non polar. Sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Saat dipakai mencuci
sabun berperan sebagai emulsifier sehingga sabun dikatakan dapat membersihkan lemak
dan kotoran. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak
sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik.
Sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam
air.

1.2 Tujuan Pemakaian


Pemakaian produk body wash ini bermanfaat untuk membersihkan dan membasmi
kuman, termasuk bakteri dan virus, pada tubuh.
BAB II

ISI

2.1 Data Praformulasi Bahan Baku

2.1.1 SLES

Sinonim Natrium lauret sulfat (bahasa Inggris: sodium laureth sulfate),


atau natrium lauril eter sulfat (sodium lauryl ether sulfate),

Rumus kimia CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)nOSO3Na


C11+nH23+4nNaO4+nS

Struktur kimia

Fungsi SLES efektif sebagai unsur pembuat busa


Pemerian SLES, SLS dan ALS adalah surfaktan yang biasa digunakan di
produk-produk kosmetik dan karena memiliki sifat pembersih dan
pengemulsi. Sifat dari surfaktan ini mirip dengan sabun.

2.1.2 Cocamidopropyl Betaine

Sinonim COCO OLEAMIDOPROPYL BETAINE; Mirataine CB;


cocoamphodiproprionate; 1-propanaminium, N-carboxymethyl-
N, N-dimethyl-3-amino-, N- (mixed coco acyl and 9-
octadecenoyl) turunan., Hidroksida, garam bagian dalam; 1-
propanaminium, N-karboksimetil-N, N-dimetil-3-amino-, N-
(campuran coco asyl dan 9-octadecenoyl) turunan., Hidroksida,
garam bagian dalam; Cocoyl amide propyldimethyl glycine; N-
(3-Cocoamidopropyl) -betaine; Cocamidopropyl betaine
Struktur kimia
Rumus kimia C19H38N2O3

Berat molekul 342,5

pH 5.0 ~ 7.0

Pemerian Cairan transparan kuning pucat yang kental


Fungsi Surfaktan

2.1.3 Cocamide DEA

Sinonim Cocamide DEA, atau cocamide diethanolamine

Struktur kimia

Rumus kimia CH3(CH2)nC(=O)N(CH2CH2OH)2, n ~ 8-18

Fungsi Ini adalah cairan kental dan digunakan sebagai agen pembusa
dalam produk mandi seperti sampo dan sabun tangan, dan dalam
kosmetik sebagai agen pengemulsi.

2.1.4 Glycerine

Sinonim Croderol; E422; gliserin; Glycon G-100; Kemstrene; Optim;


Pricerine; 1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane gliserol.

Rumus kimia C3H8O3


Berat molekul 92.09

Struktur kimia
Fungsi Pengawet antimikroba; yg melunakkan; humektan; pemlastis;
pelarut; agen pemanis; agen tonisitas.

Titik Lebur 17.8˚C


Pemerian Warna: bening tidak berwarna
Bau: tidak berbau
Rasa: memiliki rasa manis
Penampilan: cairan kental
Kelarutan Larut dalam ethanol 95%, praktis tidak larut dalam benzene dan
kloroform
Stabilitas dan kondisi Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan
penyimpanan terhadap oksidasi oleh atmosfer dalam kondisi penyimpanan
biasa tetapi itu terurai saat pemanasan, dengan evolusi akrolein
beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan
propilena glikol stabil secara kimiawi. Gliserin dapat
mengkristal jika disimpan pada suhu rendah; itu kristal tidak
meleleh sampai menghangat hingga suhu 208C. Gliserin harus
disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk,
tempat yang kering

Inkompatibilitas Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi


kuat. Perubahan warna hitam gliserin terjadi dengan adanya
cahaya, atau jika bersentuhan dengan seng oksida atau bismut
nitrat basa.

2.1.5 Triclosan

Sinonim 2,4,4’-trichloro-2’-hydroxydiphenyl ether; 5-chloro-(2,4-


dichlorophenoxy)phenol; trichloro-2’-hydrocydiphenyl ether;
CH-3565; Lexol 300; Irgasan DP 300; Ster-Zac

Rumus Kimia C12H7Cl3O2


Struktur Kimia

Titik didih 120oC (248oF; 393 K)

Titik Lebur 55-57oC

Densitas 1,49 g/cm3

Pemerian Massa hamper tembus cahaya, tidak berwarna atau putih, struktur
seperti hablur, tidak berbau dan tidak berasa atau praktis tidak
berbau dan praktis tidak berasa, rasa agak seperti lemak.

Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak menguap dan dalam Sebagian besar
minyak lemak; sukar larut dalam etanol mutlak.

Khasiat Sebagai agen antibakteri dan anti jamur yang ada di beberapa
produk konsumen, termasuk pasta gigi, sabun, deterjen, mainan
dan perawatan pembersihan badan.

2.1.6 Phenoxyethanol

Sinonim Ethylene glycol monophenyl ether

Phenoxytolarosol

Dowanol EP / EPH

Protectol PE

Emery 6705

Rose ether
Rumus kimia C8H10O2
Berat molekul 138,16
Struktur kimia

Fungsi Pengawet
Titik lebur 2 °C (28 °F; 271 K)
Pemerian Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak enak
Rasa : Terbakar
Penampilan : Sedikit kental
Kelarutan Kloroform , Alkali , dietil eter : larut
Inkomaptibilitas Surfaktan non ionic, turunan selulosa (HPMC, Na CMC)

2.1.7 Asam Sitrat

Sinonim E330; 2-hydroxypropane-1,2,3-tricarboxylic acid monohydrate


Rumus kimia C6H8O.7H2O
Berat molekul 210.14

Struktur kimia

Fungsi Agen pengasaman; antioksidan; agen penyangga; agen


pengkelat; penambah rasa.

Titik Lebur 153˚C

Pemerian Warna: tidak berwarna


Bau: tidak berbau

Rasa: rasa asam yang kuat

Penampilan: Kristal putih.

Kelarutan Larut 1 dalam 1,5 bagian etanol (95%) dan 1 dalam kurang dari
1 bagian air; larut dalam eter.

Stabilitas dan kondisi Asam sitrat monohidrat kehilangan air kristalisasi di udara
penyimpanan kering atau saat dipanaskan hingga sekitar 40˚C. Ini sedikit
deliquescent udara yang lembab. Larutan encer asam sitrat dapat
berfermentasi kedudukan. Bahan monohidrat atau anhidrat curah
seharusnya disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang
sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Asam sitrat tidak sesuai dengan kalium tartrat, alkali dan
karbonat alkali tanah dan bikarbonat, asetat, dan sulfida.
Inkompatibilitas juga termasuk zat pengoksidasi, basa, agen
pereduksi, dan nitrat. Ini berpotensi meledak kombinasi dengan
nitrat logam. Pada penyimpanan, sukrosa mungkin mengkristal
dari sirup dengan adanya asam sitrat.

2.1.8 Na-EDTA

Sinonim Edetate sodium, edetic acid tetrasodium salt; EDTA


tetrasodium, N, N0-1,2-ethanediylbis[N-(carboxymethyl)glycine]
tetrasodium salt, ethylenediaminetetraacetic acid tetrasodium
salt, (ethylenedinitrilo) tetraacetic acid tetrasodium salt,
Sequestrene NA4, tetracemate tetrasodium, tetracemin,
tetrasodium edetate, Versene.

Struktur kimia
Rumus Molekul C10H12N2Na4O8

Berat molekul 380,20 gram/mol

Fungsi Chellating agent dan juga sebagai pengawet anti mikroba. Pada
sediaan topical, chellating agent dengan kadar 0,01-0,1%.

Titik Lebur > 300˚C

pH 11,3

Pemerian serbuk kristal putih.

Kelarutan Larut dalam air

Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan agen pengoksidasi kuat, basa kuat, dan


logam polivalen.

2.1.9 NaCl

Sinonim Alberger; klorure de natrium; garam biasa; garam hopper; halit


alami; garam kasar; garam; garam; garam laut; garam dapur.

Rumus kimia NaCl

Berat molekul 58,44

Fungsi Pengencer tablet dan kapsul; agen tonisitas.

Titik Lebur 801˚C


Pemerian Warna: putih

Bau: memiliki bau yang lemah

Rasa: memiliki rasa asin

Penampilan: kristal putih

Kelarutan Sangat mudah larut dalam ethanol, mudah larut dalam air, larut
dalam glycerine.

Stabilitas dan kondisi Larutan natrium klorida encer stabil tetapi dapat menyebabkan
penyimpanan pemisahan partikel kaca dari jenis kaca tertentu wadah. Larutan
berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi. Bahan
padat stabil dan harus disimpan wadah yang tertutup rapat, di
tempat yang sejuk dan kering. Telah ditunjukkan bahwa
karakteristik pemadatan dan sifat mekanik tablet dipengaruhi
oleh kelembaban relatif dari kondisi penyimpanan di mana
natrium klorida disimpan.

Inkompatibilitas Larutan natrium klorida encer bersifat korosif terhadap besi.


Mereka juga bereaksi membentuk endapan dengan perak, timbal,
dan merkuri garam. Oksidator kuat membebaskan klorin dari
pengasaman larutan natrium klorida. Kelarutan methylparaben
pengawet antimikroba menurun dalam air.

2.1.10 Ekstrak Propolis

2.1.11 Aquadest

Struktur kimia
Rumus molekul H2O
Sinonim Aqua; Aqua purificata; hidrogen oksida
Berat molekul 18,02 g/mol
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan Larut dengan sebagian besar pelarut polar
pH larutan 5,0 – 7,0.
Titik lebur 00 C
Konstanta Dielektrik D25 = 78,54

Bobot jenis 0,9971


Inkompatibilitas air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan penerima lainnya yang
rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam keberadaan air
atau uap air) pada suhu sekitar dan tinggi. Air dapat bereaksi
dengan keras dengan logam alkali dan dengan cepat dengan
logam alkali dan oksida mereka, seperti kalsium oksida dan
magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat
untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan
bahan organik dan kalsium karbida tertentu.
Stabilitas Air secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik (es, cairan, dan
uap).
Kegunaan Pelarut.

2.2 Tabel Formulasi

Buat sediaan formulasi terkait sebanyak 200 gram dengan formula sebagai berikut :

No Nama Bahan Formulasi (%)


1. SLES 15%
2. Cocamido Propyl Betaine 7%
3. Cocamide DEA 2%
4. Glycerine 5%
5. Triclosan 0,3%
6. Phenoxyethanol 1%
7. Parfum 1%
8. Asam sitrat 0,7%
9. NaCl 0,8%
10. Larutan pewarna 1% 2%
11. Euporlan PK 3%
6 EDTA 4Na 0,5%
13. Ekstrak … 0,2%
14. Aquadest Add to 100%

2.3 Perhitungan Bahan

No Nama Bahan Perhitungan


1 SLES 15% × 200 gram = 30 gram
2 Cocamido Propyl Betaine 7% × 200 gram = 14 gram
3 Cocamide DEA 2% × 200 gram = 4 gram
4 Glycerine 5% × 200 gram = 10 gram
5 Triclosan 0,3% × 200 gram = 0,6 gram
6 Phenoxyetanol 1% × 200 gram = 2 gram
7 Parfum 1% × 200 gram = 2 gram
8 Asam sitrat 0,7% × 200 gram = 1,4 gram
9 NaCl 0,8% × 200 gram = 1,6 gram
10 Larutan pewarna 1% 2% × 200 gram = 4 gram
11 Euporlan PK 3% × 200 gram = 6 gram
12. EDTA 4Na 0,5% × 200 gram = 1 gram
13. Ekstrak … 0,2% × 200 gram = 0.4 gram
14. Aquadest Add to 100% × 200 gram = 200 gram – 77
gram = 123 gram

2.4 Prosedur Kerja

1. Disiapkan semua peralatan dan bahan yang akan di pakai.


2. Timbang semua bahan setelah selesai dihitung sesuai dengan jumlah (batch size) kebutuhan
saat formulasi produk.
3. Siapkan premix utama dibeker glass 500 mL (aqua dest + glyserin + SLES + EDTA) lalu
dipanaskan sampai suhu 70–80˚C sambil diaduk hingga larut sempurna dengan batang
pengaduk.
4. Siapkan beberapa premix pada beker glass 100 mL:
a. Premix Parfume: masukan parfume + triclosan+ phenoxyethanol lalu aduk sampai
dengan larut sempurna
b. Premix NaCl: masukan NaCl + aqua dest lalu aduk sampai dengan larut sempurna
c. Premix asam sitrat: masukan asam sitrat + aqua dest lalu aduk sampai larut sempurna
5. Setelah premix utama larut dengan sempurna, tambahkan dengan perlahan bahan berikut:
 Euperland PK di aduk selama 2 menit sampai dengan homogen.
 Tambahkan cocomido propyl betaine diaduk selama 2 menit samapi dengan homogen
6. Setelah 40˚C kemudian masukan secara perlahan premix premix parfume +
ekstrak................. lalu aduk selama 2 menit samapai dengan homogen.
7. Setelah itu masukan cocomide DEA + premix NaCl + premix asam sitrat masukan secara
perlahan dan aduk samapi dengan homogeny selama 5 menit.
8. Dinginkan premix campuran sampai dengan suhu 20˚C lalu lakukan pengecekkan sesuai
dengan parameter evaluasi.
2.5 Skema Kerja

Masukkan Parfum + triclosan


aquadest, SLES, + phenoxyethanol
EDTAad larut. ad homogen
Aduk perlahan
Sipakan dan timbang
Premix parfum
semua bahan yang Panaskan 70-80˚C
digunakan (premix utama)

Cocamidoprop Euporland As. Sitrat NaCl +


yl betaine PK aduk 2 + air ad aquadest
aduk 2 menit menit ad homogen ad
ad homogen homogen homogen

Premix Utama Premix Asam Sitrat Premix NaCl

Masukkan
premix parfum + cocamido DEA + Premix
+ ekstrak NaCl + premix as. Sitrat ad Dinginkan premix campuran
propolis ad homogen ± 5 menit. sampai suhu 20˚C dan
homogen Evaluasi sediaan.

Premix Utama Premix Utama

2.6 Hasil Evaluasi


 Uji Organoleptis

Uji organoleptis Keterangan

Bentuk Sediaan: Cairan Kental

Tampilan Warna: Orange


Bau/Aroma: Energik me freshlex

 Uji Nilai Ph : 6,72


 Uji Bobot Jenis :
Bobot piknometer kosong = 103,93
Bobot piknometer + air = 148,72
Bobot piknometer + sampel = 153,37
beratpiknometer + sampel−beratpiknometerkosong
Bobot jenis =
beratpiknometer + air−beratpiknometerkosong
153,37−103,93
= = 1,103 gram/ml
148,72−103.93
 Uji Nilai Tinggi Busa :
1 Menit = 6.3 cm
5 menit = 6.1 cm
10 Menit = 5.2 cm
 Uji Stabilitas:
Uji stabilitas body wash dilakukan dengan cara mengkondisikan penyimpanan sediaan di
keadaan suhu kamar (24°C) selama ± 6 hari. Hasil penyimpanan sediaan di suhu kamar
selama 6 hari menunjukkan Stabil, formula sediaan body wash tidak terjadi perubahan
bentuk, warna dan aroma.

2.6 Hasil Pengamatan


Setelah dilakukan pengamatan pada uji oragnoleptis telihat bahwa sediaan body wash
yang dibuat homogen dan dapat membersihkan kotoran pada tubuh dengan sempurna, warna
produk yang dihasilkan orange dengan bau parfum yang sesuai dengan bahan yang dimasukan
pada saat pembuatan. pH sediaan yaitu 6,72. Uji bobot jenis pada sediaan diperoleh hasil bobot
jenis hand soap yaitu 1,103 g/ml. Sediaan body wash memiliki uji nilai tinggi busa selama 1
menit, 5 menit, dan 10 menit secara berturut-turut yaitu 6,3 cm, 6,1 cm, dan 5,2 cm. Setelah
dilakukan evaluasi selama ± 6 hari sediaan body wash yang disimpan pada suhu kamar tidak
menunjukan adanya perubahan dari segi bentuk, warna maupun bau hal ini bisa dikatan bahwa
sediaan termasuk stabil pada penyimpanan suhu kamar.
BAB III
PEMBAHASAN & KESIMPULAN

3.1 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan kosmetika yaitu sediaan sabun
cair atau body wash. Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti
keterampilan menghias, mengatur. Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat
modern adalah untuk meningkatkan daya tarik melalui make-up, kebersihan pribadi,
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari
kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan
secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup.

Sabun didefinisikan sebagai garam dari logam alkali, biasanya Natrium dan Kalium,
dari asam lemak rantai panjang. Sabun memiliki struktur kimiawi dengan panjang rantai
karbon C12 hingga C16. Sabun bersifat ampifilik, yaitu pada bagian kepalanya memiliki
gugus hidrofilik (polar), sedangkan pada bagian ekornya memiliki gugus hidrofobik
(nonpolar). Oleh sebab itu, dalam fungsinya, gugus hidrofobik akan mengikat molekul
lemak dan kotoran, yang kemudian akan ditarik oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di
dalam air. Sabun terbuat dari garam alkali asam lemak dan dihasilkan menurut reaksi asam
basa. Proses pembuatan sabun disebut saponifikasi.
Formulasi sediaan body wash yang digunakan adalah SLES, Cocamido Propyl
Betaine, Cocamide DEA, Glycerine, Triclosan, Phenoxyetanol, Parfum, Asam sitrat, NaCl,
Larutan pewarna 1%, Euporlan PK, EDTA 4Na, Ekstrak Propolis, dan Aquadest. Langkah
awal pembuatan bosy wash pada praktikum kali ini adalah penimbangan semua bahan.
Kemudian siapkan premix utama dibeker glass 500 mL (aqua dest + glyserin + SLES +
EDTA) lalu dipanaskan sampai suhu 70–80˚C sambil diaduk hingga larut sempurna dengan
batang pengaduk. Lalu siapkan beberapa premix pada beker glass 100 mL. Pertama Premix
Parfume (masukan parfume + triclosan+ phenoxyethanol lalu aduk sampai dengan larut
sempurna) , kedua Premix NaCl (masukan NaCl + aqua dest lalu aduk sampai dengan larut
sempurna), ketiga Premix asam sitrat (masukan asam sitrat + aqua dest lalu aduk sampai
larut sempurna).
Setelah premix utama larut dengan sempurna, tambahkan dengan perlahan bahan
Euperland PK di aduk selama 2 menit sampai dengan homogen, lalu tambahkan cocomido
propyl betaine diaduk selama 2 menit samapi dengan homogen. Setelah 40˚C kemudian
masukan secara perlahan premix premix parfume + ekstrak propolis lalu aduk selama 2
menit samapai dengan homogen. Setelah homogen masukan cocomide DEA + premix
NaCl + premix asam sitrat masukan secara perlahan dan aduk samapi dengan homogen
selama 5 menit. Dinginkan premix campuran sampai dengan suhu 20˚C lalu lakukan
pengecekkan sesuai dengan parameter evaluasi.
Setelah dilakukan pengamatan pada uji oragnoleptis telihat bahwa sediaan body wash
yang dibuat homogen artinya tidak tampak partikel-partikel pada gelas objek atau sediaan
sabun cair tersebut tersebar merata, dan dapat membersihkan kotoran pada tubuh dengan
sempurna, warna produk yang dihasilkan orange dengan bau parfum yang sesuai dengan
bahan yang dimasukan pada saat pembuatan. pH sediaan yaitu 6,72. Uji bobot jenis pada
sediaan diperoleh hasil bobot jenis hand soap yaitu 1,103 g/ml. Sediaan body wash
memiliki uji nilai tinggi busa selama 1 menit, 5 menit, dan 10 menit secara berturut-turut
yaitu 6,3 cm, 6,1 cm, dan 5,2 cm. Setelah dilakukan evaluasi selama ± 6 hari sediaan
body wash yang disimpan pada suhu kamar tidak menunjukan adanya perubahan dari
segi bentuk, warna maupun bau hal ini bisa dikatan bahwa sediaan termasuk stabil pada
penyimpanan suhu kamar..

3.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Formulasi Sediaan
SLES = 30 gram
Cocamido Propyl Betaine = 14 gram
Cocamide DEA = 4 gram
Glycerine = 10 gram
Triclosan = 0,6 gram
Phenoxyetanol = 2 gram
Parfum = 2 gram
Asam sitrat = 1,4 gram
NaCl = 1,6 gram
Larutan pewarna 1% = 4 gram
Euporlan PK = 6 gram
EDTA 4Na = 1 gram
Ekstrak Propolis = 0.4 gram
Aquadest = 123 gram

b. Sediaan body wash yang dibuat homogen dan dapat membersihkan kotoran pada tubuh
dengan sempurna, warna produk yang dihasilkan orange dengan bau parfum yang
sesuai dengan bahan yang dimasukan pada saat pembuatan.
c. pH sediaan yaitu 6,72.
d. Bobot jenis pada sediaan body wash1,103 g/ml.
e. Nilai tinggi busa selama 1 menit, 5 menit, dan 10 menit secara berturut-turut yaitu 6,3
cm, 6,1 cm, dan 5,2 cm.
f. Setelah dilakukan evaluasi selama ± 6 hari sediaan body wash yang disimpan pada
suhu kamar tidak menunjukan adanya perubahan dari segi bentuk, warna maupun bau
hal ini bisa dikatan bahwa sediaan termasuk stabil pada penyimpanan suhu kamar.
DAFTAR PUSTAKA

Rowe, Raymond C, Sheskey, Paul J and Quinn, Marian E. Handbook of Pharmaceutical


Excipients Sixth Edition. London : The Pharmaceutical Press, 2009.

Indonesia, Departemen Kesehatan. Farmakope Indonesia III. Jakarta : Departemen


Kesehatan, 1979.

Farmakope Indonesia IV. Jakarta : Departemen Kesehatan, 1995.

Paramita, V. & Artati., 2003. "Pemanfaatan Abu Sabut Kelapa sebagai Substitusi basa dalam
Proses Saponifikasi", Laporan Penelitian Jurusan Teknik, Universitas Diponegoro.
I. Uraian Tugas Kelompok
Nama Tugas
Alisa Adistia D Membantu membuat laporan
Desi Kristina P Membantu membuat laporan
M Ali Zainal Abidin Membantu membuat laporan
Evi Tri Rahmayanti Membantu membuat laporan
Erna Kurniawati Membantu membuat laporan
Siti Fauziah Membantu membuat laporan
Wiwin Murtofiah Membantu membuat laporan
M Fian kurnia Membantu membuat laporan
Elka Ayu Prawesti Membantu membuat laporan
Sri Oktapiani Membantu membuat laporan

II.Lampiran Design Kemasan Produk Jadi dan Tampilan Produk


 Tampilan Produk

 Kemasan Produk
III. Lampiran kerja
Uji Stabilitas

Hasil:
Uji stabilitas body wash dilakukan dengan cara mengkondisikan penyimpanan sediaan di
keadaan suhu kamar (24°C) selama 6 hari pada kemasan bening. Hasil penyimpanan
sediaan di suhu kamar selama ± 6 hari menunjukkan Stabil, formula sediaan body wash
tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan aroma.
Uji nilai tinggi busa
Uji bobot jenis(bj)

Berat pikno kosong + sampel Berat pikno kosong + air

Berat pikno kosong


 Lampiran
Penyiapan alat dan bahan

Penimbangan bahan
Penyiapan premix

Pencampuran premix kedalam premix utama

Sediaan akhir
IV. Lampiran Jurnal Praktikum Kelompok

Anda mungkin juga menyukai