Tugas Kecocokan Antara Metode Kualitatif Dan Metode Kuantitatif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama: Wildan Julian Firdausy

NPM: 18043010174
Kelas: C
Mata kuliah: Metode Kulalitatif

Tugas kecocokan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif

Penjabaran metode terdapat dua macam yaitu:

1. Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-
anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (sugiyono: 2011)
Karakteristik penelitian kualitatif:
- Menggunakan pola pikir induktif (empiris – rasional atau bottom-up).
- Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dinilai tinggi.
- Tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku.
- Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna dibalik data, untuk
menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual dan empiris logis.
- Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan alat
pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
- Pengumpulan data dilakukan atas atas dasar prinsip fenomologis, yaitu dengan memahami
secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
- Peneliti berfungsi sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaannya tidak terpisahkan
dengan apa yang diteliti
- Analisis dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung.
- Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta situasi tertentu.
- Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian alamiah atau inquiri naturalistik.

2. Metode kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian
ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalis dengan menggunakan metode-metode
penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif (Nana Sudjana dan Ibrahim:
2001)
Terdapat beberapa jenis penelitian kuantitatif;
- Eksperimen
- Survei
- Deskripsi kuantitatif
- Eksplanatif
- Komparatif
- Eksploratif
- Korelatiion

Korelasi antara metode kualitatif dan kuantitatif


Dari makna metode kuantitatif dan kualitatif dapat disebut:
Kuantitatif: lebih banyak menggunakan analisa data
Kualitatif: berupa kata-kata tertulis atau ucapan perilaku yang sedang diamati
Dari pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa:
Perbedaan:
1. Berdasarkan jenis data
Menurut jenis data yang digunakan, metode kualitatif menggunakan data yang berasal dari
sudut pandang orang yang sedang di teliti, sifat orang tersebut, dan juga mutu orang tersebut
untuk diteliti, dan menggunakan data non numerik seperti tampan, cantik, lincah, dan lain-
lain. Sedangkan metode kuantitatif menggunakan numerik yaitu dengan menggunakan angka
sebagai patokan data yang digunakan.
2. Berdasarkan hubungan variabel
Metode kuantitatif digunakan apabila:
- Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
- Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
- Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treathment tertentu terhadap orang lain.
- Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
- Bila peneliti ingin mendapat data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan
dapat diukur.
- Bila ingin menguji terhadap keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk
tertentu.
Metodev kualitatif digunakan apabila:
- Bila masalah penelitian belum jelas.
- Untuk memahami makna dibalik data yang tampak.
- Untuk memahami interaksi sosial.
- Memahami perasaan orang.
- Untuk mengembangkan teori.
- Untuk meemastikan kebenaran data.
-Meneliti sejarah perkembangan
Keteranngan KUANTITATIF KUALITATIF
A. Data - Bentuk angka - Bentuk deskripsi
- Coding - Dokumen pribadi
- hitungan/bilangan ukuran - Catatan observasi di
lapangan
- Variabel yang
dioperasionalkan - Hasil foto
- Pernyataan dari masyarakat
setempat
B. Tujuan - Menguji teori - Mengembangkan konsep
- Membuat prediksi - Mengembangkan
pemahaman
- Memberikan gambaran
secara statistik - Mengembangkan teori dari
kondisi di lapangan
- untuk menunjukan hubungan
antar variabel - Menggambarkan kenyataan
yang kompleks
- mengukuhkan fakta
C. Sampel - Banyak dan luas - Sedikit
- Representatif - Non representatif
- Kontrol terhadap variabel - Ditentukan berdasarkan teori
external - Purposive
- Ditentukan secara random
- Mempertimbangkan
valiaditas dan realibilitas
D.Teknik pengumpulan data - Eeksperimen - Observasi partisipatif
- Survei (observasi/wawancara - Wawancara terbuka (open
terstruktur) ended interview)
- Satuan atau kumpulan data - Kajian keanekaan dokumen dan
artefak

Dari bebarapa faktor diatas dapat diketahui bahwa metode kuantitatif dengan metode
kualitatif memiliki banyak perbedaan, tetapi dari banyaknya perbedaan tersebut terdapat
beberapa persamaan antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif, antara lain:
- Merupakan sebuah metode yang digunakan dalam penelitian guna memecahkan sebuah
masalah.
- Memiliki objek dan subjek.
- Memiliki variabel.
- Menerapkan metode pengumpulan data yang sistematis dan terbuka hingga bisa dinilai
pihak lain.
- Melibatkan inferensi (simpulan) detil-detil pengamatan empiris ke suatu simpulan umum.
- Membandingkan data, mencari kesamaan dan perbedaan untuk menemukan pola tertentu
pada data
- Menggunakan prosedur untuk menghindari kesalahan analisis dan penarikan inferensi
Nama: Wildan Julian Firdausy
NPM: 19043010174
Kelas: C
Mata kuliah: Metode Kualitatif

KOMUNIKASI VERBAL PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK


INDIGO

Oleh:
Gregorius Fendi Arkandito, Eni Maryani, Deta Rahmawan, dan Teddy K.
Wirakusumah

Abstrak
Gregorius Fendi Arkandito, 2016. “Komunikasi Pada Anggota Keluarga Yang Memiliki
Anak Indigo”. Dibantu oleh Achwan Noorlistyo Adi, S.I.Kom selaku rekan peneliti dan
Duddy Zein, Drs., M.Si selaku dosen Program Studi Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui
komunikasi verbal pada keluarga dengan anak indigo. 2) Untuk mengetahui mengapa
komunikasi verbal tersebut digunakan. 3) Untuk mengetahui proses penyampaian masalah
anak indigo pada anggota keluarga lain. 4) Untuk mengetahui pengambilan keputusan pada
keluarga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus.
Teknik utama dalam mengumpulkan data yaitu observasi, dan wawancara mendalam. Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa komunikasi verbal yang digunakan anggota
keluarga yang belum mempelajari indigo lebih dalam, lebih memilih komunikasi satu arah
dan komunikasi verbal bersifat memerintah. Anggota keluarga lebih intens mendekati jika
anak indigo mengalami atau melakukan hal negatif. Serta pembinaan yang digunakan adalah
pembinaan pedagogi. Sedangkan anggota keluarga yang mempelajari indigo secara dalam,
menggunakan komunikasi verbal yang lebih instruktif dan informatif. Tetap menjaga kadar
emosi dari anak indigo tersebut agar tidak melewati batas wajar dan menggunakan pola
pembinaan andragogi.

Kata Kunci : Komunikasi, Komunikasi Keluarga, Anak, Indigo

Pembahasan pada jurnal:

Pada jurnal ini, peneliti bermaksut untuk mengidentifikasi dan menggambarkan pola
pikir anak indigo dan bagaimana cara pengasuhan terhadap anak yang mempunyai
kemampuan khusus yaitu indigo. Anak indigo dapat dikategorikan sebagai anak spesial
karena memiliki kemampuan yang jarang orang lain miliki atau kemampuan khusus bawaan
lahir. Dioptimalkan nadanya penanganan atau bimbimngan khusus terhadap anak-anak yang
memiliki kekuatan indigo ini karena dengan penanganan yang baik maka keistimewaan
indogo yang didapat oleh anak tersebut dapat diasah dengan baik dan bisa digunakan dalam
hal kenaikan.
Metode penelitian:
Pada jurnal ini peneliti menggunakan metode kualitatif dan pada penelitian ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Untuk melaksanakan
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus eksplanatoris. Definisi studi
kasus sebagai suatu strategi penelitian adalah studi kasus adalah inkuiri empiris yang: (Yin,
2002)
Selain itu, penelitian studi kasus juga memiliki tempat tersendiri dalam penelitian
evaluasi. Dalam hal ini, ada empat aplikasi yang berbeda, yaitu:
1. Menjelaskan keterkaitan kausal dalam intervensi kehidupan nyata yang terlalu kompleks
bagi strategi survei ataupun eksperimen.
2. Mendeskripsikan konteks kehidupan nyata di mana intervensi telah terjadi.
3. Evaluasi bisa memberi keuntungan, sekali lagi dalam bentuk deskriptif, dari studi kasus
ilustratif – bahkan pemikiran jurnalistik – tentang intervensi itu sendiri.
4. Strategi studi kasus bisa digunakan untuk mengeksplorasi situasi-situasi di mana intervensi
yang akan dievaluasi tidak memiliki struktur hasil yang tunggal dan jelas.
Studi kasus eksplanatoris adalah studi kasus yang mengarah kepada penggunaan
pertanyaan-pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”. Itu dikarenakan pertanyaan-pertanyaan
seperti itu berkenaan dengan kaitan-kaitan operasional ynag menuntut pelacakan waktu
tersendiri, dan bukan sekedar frekuensi waktu kemunculan. Berdasarkan dari kasus yang di
teliti, peneliti menggunakan studi kasus tunggal. Dalam suatu penelitian dikatakan cocok
menggunakan studi kasus tunggal jika:
a. Kasus tersebut dikatakan penting dalam dalam menguji suatu teori yang telah disusun
dengan baik.
b. Kasus tersebut menyajikan suatu kasus yang ekstrem atau unik.
c. Kasus tersebut merupakan kasus penyingkapan.

Kesimpulan:
Peneliti pada bagian mengulas tentang hasil yang didapat dari penelitiannya terhadap
anak indigo tersebut. Beberapa hal yang dapat diambil yaitu:
1. Dalam menyampaikan masalah, anak indigo lebih memilih orang yang mempercayainya
sejak awal. Karena sejak awal anggota keluarga tersebut percaya, maka anak indigo lebih
memilih anggota keluarga tersebut sebagai tempat menyampaikan masalah. Tapi, selain
mempercayai, anggota keluarga yang memberikan pembinaan secara andragogi lebih
membuat anak indigo mau terbuka daripada anggota keluarga yang memberikan
pembinaan secara pedagogi.
2. Peneliti juga memaparkan penyelesaian masalah yang akan ditempuh oleh anak indigo
tersebut dengan cara anggota keluarga anak indigo tersebut mempelajari lebih jauh.
mereka menjelaskan secara informatif, rasional, dan melakukannya secara andragogi.
Sedangkan anggota keluarga yang belum mempelajari indigo secara dalam,
menyampaikan penyelesaian masalah secara langsung.
3. Alasan yang digunakan oleh anggota keluarga dalam melakukan komunikasi verbal dan
nonverbal sebagian besar adalah untuk melepaskan dan atau menenangkan emosi yang
muncul pada anak indigo jika mengalami sesuatu ataupun melakukan sesuatu baik
negatif maupun positif, serta ada pula yang memiliki alasan untuk mengajarkan anak
indigo mengenai bahaya dari emosi yang dimiliki oleh anak indigo secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai