Diajukangunamelengkapitugas Dan Memenuhisyarat Gunamencapaigelarsarjanapendidikan (S.PD) Pada Program Studibimbingankonseling
Diajukangunamelengkapitugas Dan Memenuhisyarat Gunamencapaigelarsarjanapendidikan (S.PD) Pada Program Studibimbingankonseling
Diajukangunamelengkapitugas Dan Memenuhisyarat Gunamencapaigelarsarjanapendidikan (S.PD) Pada Program Studibimbingankonseling
SKRIPSI
OLEH :
WIDYA FURI
NPM. 1402080207
1
ABSTRAK
Widya Furi , 1402080207. Pendekatan Konseling Behavior Therapy Untuk
Mengurangi Kebiasaan Ngelem Pada Siswa Kelas IX SMP HARAPAN
MEKAR Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana Pendekatan Konseling Behavior Therapy dengan Layanan Konseling
Individual untuk mengurangi kebiasaan ngelem Pada Siswa Kelas IX SMP
HARAPAN MEKAR Tahun Ajaran 2017/2018. Tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk Mengembangkan Pendekatan Konseling Behavior Therapy Untuk
Mengurangi Kebiasaan Mengelem Pada Siswa Kelas IX SMP HARAPAN
MEKAR Tahun Ajaran 2017/2018.
Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXyang berjumlah 4 orang
siswa yang memiliki kebiasaan ngelem. Insrument yang digunakan adalah
observasi dan wawancara. Observasi untuk melihat bagaimna sikap siswa tersebut
terhadap guru dan teman-temannya dan apa yang mendasari mereka memiliki
kebiasaan ngelem. Instrumen diberikan sebelum dan setelah pemberian layanan
konseling individual. Wawancara untuk melihat sejauh mana guru bimbingan
konseling memberikan layanan konseling individual sesuai kebutuhan siswa.
Pendekatan Konseling Behavior Therapy dengan menggunakan Pemberian
Layanan Konseling Individual untuk mengurangi kebiasaan ngelem pada siswa
awalnya mengobservasi siswa terlebih dahulu setelah itu melakukan wawancara
kepada siswa, guru dan wali kelasnya untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan. Pemberin Layanan Konseling Individual diberikan sebanyak 2 kali
kepada siswa.
Dari hasil Pemberian Layanan Konseling Individu dan Wawancara
tersebut terdapat perubahan yang dialami siswa yaitu mengurangi kebiasaan
ngelemnya dan dapat lebih sopan kepada orangtua, guru dan teman-temannya.
Maka Pendekatan Konseling Behavior Therapy Untuk Mengurangi Kebiasaan
Mengelem Pada Siswa Kelas IX SMP HARAPAN MEKAR dapat diterima.
Kata Kunci : Pendekatan Konseling Behavior Therapy, Mengurangi
Kebiasaan Ngelem.
i
KATA PENGANTAR
SWT yang mana telah memberikan nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat
kesehatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa skripsi
guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi
Dan tak lupa pula peneliti sampaikan shalawat berangkaikan salam kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatNya
sekalian yang telah membawa kita semua dari zaman kegelapan ke zaman yang
skripsi ini walaupun ada beberapa hal masalah namun tetap semuanya bisa
skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang utama dan pertama kepada orangtua peneliti Bapak Ngandiran
setulus hati dan menjadi Bapak dan Mamak yang tiada lelah memberikan kasih
sayangnya, dukungan baik moril maupun materil yang memotivasi peneliti untuk
menjadi manusia yang berguna untuk Agama dan Bangsa. Tak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada dua abang peneliti yaitu Fauzan Hakim ST dan Firman
AlamaArif kepada ke dua kakak saya Qori Muhzana S.Pd dan Sri Suparti S.Pd
beserta kedua adik saya Davit maulana dan Gali Wardanayang telah
kepada pihak- pihak yang telah berperan dan membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada :
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Elfrianto Nasution, S.Pd, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
3. Ibunda Dra. Jamila, M.Pd selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
saya yang telah banyak memberikan ilmu dan wawasannya kepada peneliti dalam
6.Ayahanda Kusnadi Ragil Iman S.Pd,i yang telah menjadi guru pamong saat
7. Semua dosen FKIP yang telah memberikan Ilmu Pengetahuannya pada saya
8. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Siswa- siswi kelas IXC SMP
Harapan Mekar Medan yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.
Lovia Anggraini, Imelda Sari Harahap, Rina Indriyani, Khairana Marini dan Putri
Lusiana soleha, Yana Inda Sari, Fatma, Dewi, Zia, Kiki, Nur Hasana, Mimi,
12. Terima kasih kepada kakak Junia Puspita S.Pd yang telah membantu dan
memberi dukungannya.
13. Seluruh teman- teman Bimbingan dan Konseling stambuk 2014, terkhusus di
Peneliti
Widya Furi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
A. Kesimpulan ............................................................................................... 73
B. Saran .. ..................................................................................................... 73
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1KerangkaKonseptual ..............................................................................30
PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di samping memiliki budi pekerti
peroleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman baik yang di alami
dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atas proses
pendidikan di sekolah, hal ini berarti proses pendidikan dan pembelajaran di
sekolah tidak akan memperoleh hasil yang optimal tanpa dukungan layanan
bimbingan dan konseling. Untuk itu kegiatan bimbingan dan konseling harus
pendekatan fitrah, dan pendekatan scientific. Dan dalam penelitian ini peneliti
kehidupan sehari-hari, sikap dan tingkah laku seseorang dapat dibentuk dari latar
belakang keluarga, pendidikan, media yang kita konsumsi namun behavior juga
dalam kehidupan individu. Pada dasarnya, terapi tingkah laku diarahkan pada
diinginkan.
Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang
bervariasi, namun selalu menunjukan kepada hakikat, tujuan dan prosedur yang
perwujudan, serta penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi lebih
baik dari segi perilakunya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian
integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai
mencapai tujuannya dengan baik, maka dapat dilaksanakan dengan rutin sesuai
kebutuhan siswa. Dan untuk penelitian saya menggunakan salah satu layanan
face to face relationship antara konselor dengan konseli. Dalam konseling ini teori
digunakan adalah konseling berpusat pada person yaitu yang memandang klien
sebagai partner dan perlu adanya keserasian pengalan baik pada klien maupun
konseling berlangsung. Secara ideal konseling yang berpusat pada person tidak
terbatas oleh tercapainya pribadi yang kongruensi saja. Dalam layanan konseling
kata latin odolescene yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja
sesudahnya, masa remaja sebagai masa pencari identitas, yaitu penyesuaian diri
dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada
yang oleh sejumlah besar orang di anggap sebagai hal yang tercela dan di luar
batas toleransi. Sedangkan menurut Paul B. Horton penyimpangan sosial adalah
masih sering terjadi terutama di kelas IX sebagian kecil dari mereka masih sering
jenis, salah satunya adalah jenis adiktif lainya seperti lem. Penyalagunaan lem
perekat suatu benda, di salahgunakan oleh siswa untuk perbuatan yang melanggar
norma dan nilai tertentu. Menghisap lem adalah menghirup uap yang ada dalam
menyebabkan siswa pusing, halusinasi ringan mual, muntah ganguan paru bahkan
Ngelem merupakan perilaku menghirup uap lem atau zat sejenisnya yang
terdapat dalam kandungan lem dengan tujuannya mendapatkan sensai “high” atau
mabuk. Untuk mendapatkan kenikmatan sesaat dari lem atau inhalansia ini
(inhalansia) peserta didik yang mengkonsumsi ngelem tersebut duduk di kelas IX.
Setelah peneliti mengobservasi di SMP HARAPAN MEKAR ada peserta
didik yang menggunakan narkoba jenis ngelem (inhalansia) perilaku peserta didik
yang mengkonsumsi tersebut sangat berbeda dengan teman yang lainnya. Peserta
didik tersebut lebih agresif, bergembira berlebihan dan ketika waktu belajar
peserta didik tersebut mudah lelah dan sering tertidur dan siswa tersebut sering
2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
berikut:
kegiatan siswa
menyimpang (ngelem)
d. Kurangnya kesadaran siswa terhadap konsekuensi jangka panjang dari
ekonomi.
(pergaulan)
C. Batasan Masalah
Ajaran 2017/2018”.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan diatas , maka tujuan dari
diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu
(S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan
siswa
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
fitrah, dan pendekatan scientific. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunkan
pendekatan behavioristik.
Menurut willis (2009 : 67) “terapy tingkahlaku bersasal dari dua konsep
yang di tuangkan oleh Ivan Pavlov dan B.F.Skiner. tetapi latipun (2009 : 67)
behavioristik memandang bahwa gangguan tingkah laku adalah akibat dari proses
sebagai berikut:
masalah klien
behavioritik mengatakan pilihan utama bagi konselor untuk menangani klien yang
interaksi sosial.
mengambil langka yang jelas dan bertujuan mengajak individu untuk belajar
mengubah perilaku, berfikir lebih jelas dan membantu membuat keputusan yang
tepat. dalam mengubah tingkah laku individu sebab tingkah laku manusia dapat di
pelajari dan tingkah laku lama dapat di ubah dengan tingkah laku baru.
1.2Pandangan Tentang Sifat Manusia
lama dapat diganti dengan tingkah laku baru. Manusia mampu melakukan repleksi
atas tingkah lakunya sendiri, dapat mengatur serta mengontrol perilakunya dan
dapat belajar tingkah lakunya baru atau dapat mempengaruhi orang lain.
Melalui rincian spesifik berbagai factor yang dapat diamati untuk mempengaruhi
belajar serta memnbuat argument bahwa manusia dikendalikan oleh kekuatan-
kekuatan eksternal.
Gerald Corey (2005:199) “ tujuan umum terapy tingkah laku atau behavior
adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar” dasar
alasannya ialah bahwa segena tingkah laku adalah dipelajari termasuk
tingkah laku yang maladaptive. Jika tingkah laku neoritik learnert, maka ia
bisa diperoleh. Terapi tingkah laku pada hakikatnya terdiri ata proses
penghapusan hasil belajar yang tidak adaptive dan pemberian pengalaman-
pengalamanbelajar yang didalamnya terdapat respon-respon yang layak, namun
belum dipelajari”.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendekatan behavior adalah bantuan yang
khas berfungsi sebagai guru, pengarah dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku
peran seorang terapy terlepas dari aliansi teoritis, sesungguhnya adalah mesin
konselor adalah sebagai model bagi klien menunjukkan bahwa sebagaian besar
proses belajar yang muncul melalui pengalaman langsung juga bisa diperoleh
Lesmana (2005: 11) membagi teknik terapi behavioristik dalam dua bagian
yaitu :
laku baru secara bertahap. Konselor dapat membagi – bagi tingkah laku
mendapatkan keuntungan.
Teknik ini diarahkan kepada klien untuk menampilkan respon yang tidak
membedakan tingkah laku agresif, pasif dan asertif. Teknik ini dapat
c. Time Out merupakan teknik averszif yang sangat ringan. Apabila tingkah
laku yang tidak diharapkan muncul, maka klien akan dipisahkan dari
penguatan positif. Time out akan lebih efektif bila dilakykan dalam
waktu singkat.
d. Implosion dan flooding. Teknik implosion mengarahkan klien untuk
2. Ngelem
Weni Rahayu (2009 : 11) Ngelem adalah zat adaktif yang disalahgunakan
dengan cara dihirup melalui hidung. Cara penggunaan seperi ini disebut
inhalansia masyarakat awam meneyebutnya dengan istilah ngelem.
Inhalansia biasanya dilepaskan kedalam paru-paru dengan menggunakan
suatu tabung atau alat bantu lainnya. Inhalansia biasanya digunakan dalam
produk-produk untuk keperluan sehari-hari. Cara mendapatkannya cukup
mudah karena dijual secara legal dengan harga yang tidak mahal.oleh
sebab itu jenis ini banyak digunakan oleh kalangan sosial ekonomi rendah.
Umumnya digunakan oleh anak dibawah umur.
zat yang berbahaya yang di salahgunakan dengan cara di hirup melalui hidung
1. Volatile solven
Banyak digunakan pada bahan bakar dan cat seperti gas, korek gas, cat
premik, lem, tinner, semir sepatu, semen karet, spidol, pembersih senapan,
pernis, pengapus noda, propane, cat kuku, pengapus cat kuku, dan cairan
pembersih.
2. Aerosol
3. Nitrite
digunakan sebagai resep untuk penyakit jantung, namun kemudian juga dijual
dijual dalam botol kecil dengan label head video, pengharum ruangan,
oxide (N2O) yang biasa digunaan oleh dokter gigi. Dengan menghirup zat
ada)
2. Gejala Fisik
mendengar suara
i. Cepat lelah
j. Kulit membiru
k. Kematian mendadak jika sampai melewati batas ambang toleransi tubuh
bersangkutan yakni bahwa dirinya terancam karena ada orang mengejar ingi
mencelakakan dirinya
d. Agitasi psikomotor (tidak dapat diam, tidak dapat tenang dengan mudah
terpsovokasi)
kejiwaan tertentu atau dengan kata lain kepribadian yang rawan (ponirable
personality), cenderung menggunakan inhalansia jenis zat tertentu pula dari pada
zat lainnya.
2.4.2 Faktor Keluarga
ngeem yang kambuh menyatakan bahwa mereka kembali bertemu dan bergaul.
Kondisi pergaulan sosial dalam lingkungan yang seperti ini merupakan kondisi
yang berkambu.
masalah yang tak dapat diatasinya dengan seorang petugas profesional yang telah
kesulitanya.
ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien)
secara menyeluruh. Hal ini berarti apabila layanan konseling telah memberikan
jasanya, maka masalah konseli akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya
lain pengertian “ jantung hati” ialah apabila seorang konselor telah menguasai
keterampilan kognitif.
7. Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan untuk
hidup sehat.
baik, belajar mengontrol emosi, dan mengembangkan konsep diri positif dan
sebagainya.
adalah peristiwa yang telah berlangsung dan memberi makna bagi peserta
Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses
atas dasar isu, kepedulian, atau masalah klien. Adapun proses konseling
individu amat ditentukan oleh keberhasilan pada tahap awal ini. Kunci
faktor konselor yakni dapat dipercayai klien karena dia tidak berpura-
pura, akan tetapi jujur, asli, mengerti, dan menghargai. (ketiga) konselor
dengan demikian, maka proses konseling individu akan lancar dan segera
Jika hubungan konseling telah terjalin dengan baik dimana klien telah
dapat mengangkat isu, kepedulian, atau masalah yang ada pada klien.
masalahnya bersama-sama.
c. Membuat penafsiran dan penjajakan
masalah.
d. Menegosiasikan kontrak
Kontrak artinya perjanjian antara konselor dengan klien. Hal itu berisi :
(1) kontrak waktu, artinya berapa lama diinginkan waktu pertemuan oleh
Berangkat dari definisi masalah klien yang disepakati pada tahap awal,
(2) bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang
baru, alternatif baru, yang mungkin berbeda dari sebelumnya, dalam rangka
mengambil keputusan dan tindakan. Dengan adanya prespektif baru, berarti ada
dinamika pada diri klien menuju perubahan. Tanpa prespektif maka klien sulit
dinilai bersama-sama. Jika klien bersemangat, berarti dia sudah begitu terlibat
dan terbuka. Dia akan melihat masalahnya dari prepektif atau pandangan
yang lain yang lebih objektif dan mungkin pula berbagai alternatif.
Hal ini bisa terjadi jika : pertama, klien merasa senang terlibat dalam
Karena itu konselor dan klien agar selalu menjaga perjanjian dan selalu
dan menggali lebih dalam masalahnya. Karena kondisi sudah amat kondusif,
maka klien sudah merasa aman, dekat, terundang dan tertantang untuk
strategi baru dan rencana baru, melalui pilihan dari beberapa alternatif, untuk
meningkatkan dirinya.
b. Adanya perubahan perilaku lien kearah yang lebih positif, sehat, dan
dinamis.
c. Terjadinya perubahan sikap positif, yaitu mulai dapat mengoreksi diri dan
meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua,
tentunya berdasarkan kondisi objektif yang ada pada diri dan di luar diri.
Saat ini dia sudah berpikir realistik dan dia tahu keputusan yang mungkin
Klien belajar dari proses konseling mengenai perilakunya dan hal-hal yang
Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya.
instrumentasi baik berupa tes maupun non tes dapat digunakan secara langsung
maupun tidak langsung dalam layanan. Hasil tes, hasil ujian, hasil AUM (Alat
Ungkap Masalah), sosiometri, angket dan lain sebagainya dapat dijadiakan konten
memanggil siswa juga dapat dijadikan konten yang diwacanakan dalam layanan
konferensi kasus bertujuan untuk memperoleh data tambahan tentang klien untuk
memperoleh dukungan serta kerja sama dari berbagai pihak terutama pihak yang
tambahan tentang klien. Selain itu juga untuk memperoleh dukungan dan kerja
sama dari orang tua dalam rangka mengentaskan masalah klien. Kunjungan rumah
Kelima, alih tangan kasus. Tidak semua masalah yang dialami individu
B. Kerangka Konseptual
mengambil langka yang jelas dan bertujuan mengajak individu untuk belajar
mengubah perilaku, berfikir lebih jelas dan membantu membuat keputusan yang
tepat. dalam mengubah tingkah laku individu sebab tingkah laku manusia dapat di
pelajari dan tingkah laku lama dapat di ubah dengan tingkah laku baru.
yakin mampu untuk menghadapi segala tantangan untuk berhenti Ngelem dan
mampu memprediksi seberapa besar usaha yang di butuhkan untuk dapat berhenti
Ngelem.
sedemikian rupa menjadi perilaku Ngelem sudah menjadi hal yang biasa di
kalangan siswa. Disinilah, pemahaman siswa sangat berperan penting dalam
terhadap perilaku berhenti Ngelem dan memilih hal-hal yang sesuai dengan
Dalam hal ini, peneliti akan akan melakukan proses bantuan kepada siswa
diri untuk berhenti Ngelem, serta membantu siswa meningkatkan keyakinan diri
demikian siswa dapat lebih mengendalikan dan bersikap positif terhadap perilku
berhenti Ngelem.
Tabel 2.1
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
beralamat di Jl. Marelan Raya No. 77 . Telp/Fax : (061) 6854514 MEDAN 20255.
2. Waktu Penelitian
sampai februari, untuk lebih jelas tentang rincian waktu penelitian dapat di lihat
Tabel 3.1
Jadwal Waktu Penelitian
Okt Nov Des Jan Feb Mar
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
2. Bimbingan
proposal
3. Seminar
proposal
4. Pengumpulan
Data Riset
5. Bimbingan
Skripsi
6. Sidang Meja
Hijau
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
dalam penelitian ini di temukan subjek peneliti yaitu wali kelas dan guru
MEDAN.
2. Objek Penelitian
samplenya dengan hasil wawancara guru BK dan Wali Kelas, dan siswa.. Menurut
inti dari problematika penelitian. Sedangkan benda, hal atau orang tempat data
sebab itu peneliti mengabil 4 orang siswa dari kelas IX SMP HARAPAN
MEKAR MEDAN untuk menjadi sample atau objek dalam penelitian ini dengan
langkah yang jelas dan bertujuan mengajak individu untuk belajar mengubah
perilaku, berfikir lebih jelas dan membantu membuat keputusan yang tepat. dalam
mengubah tingkah laku individu sebab tingkah laku manusia dapat di pelajari dan
Ngelem adalah zat adaktif yang disalahgunakan dengan cara dihirup melalui
paru-paru dengan menggunakan suatu tabung atau alat bantu lainnya. Inhalansia
mendapatkannya cukup mudah karena dijual secara legal dengan harga yang tidak
mahal.oleh sebab itu jenis ini banyak digunakan oleh kalangan sosial ekonomi
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan penelitian ini digunakan alat
1. Observasi
yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkandengan teknik yang lain, yaitu
Kelas :
Tempat Observasi :
Indikator Jawaban
No
Ya Tidak
terpancing emosi
bahkan kediginan
sebaliknya
2. Wawancara
permasalahan yang ada didalam penelitian adalah guru bimbingan konseling dan
masalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan juga responden sedikit atau kecil”.
Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah Guru
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah
SMP Harapan Mekar 1 Medan
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Pertanyaan Hasil Wawancara
Bertugas Memberikan
Mekar Medan ?
2 Apakah Latar Belakang Pendidikan
4 Bagaimana Pelaksanaan
Medan?
Tabel 3.6
Pedoman Wawancara Siswa Kelas IX C SMP HARAPAN MEKAR
MEDAN Tahun Pelajaran 2017/2018
No Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Apakah Ananda
Bimbingandan Konseling ?
memakai/menggunakan lem ?
memakai/menngunakan lem ?
konsumsi ?
ananda ?
Tabel 3.7
Pedoman Wawancara Wali Kelas SMP HARAPAN MEKAR
MEDAN Tahun Pelajaran 2017/2018
No Pertanyaan Hasil Wawancara
Konseling ?
Sekolah ?
Pembelajaran di Dalam
Istirahat di Sekolah ?
terrsebut ?
Mekar Medan?
3. Dokumentasi
pemakai informasi tersebut. Dalam penelitian ini dokumentasinya iyalah hasil dari
wawancara.
pengumpulan data lapanagn sampai akhir data terkumpul semua. Analisis data
dalam suatu pola dan ukuran untuk dijadikan suatu kesimpulan. Jadi, analisis
berdasarkan pola data yang telah diperoleh dari penilaian yang sifatnya terbuka.
a. Mereduksi Data
penting, dicari pola dan temanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
tertentu.
b. Penyajian Data
merupkan gambaran secara keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh agar
c. Kesimpulan
mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal ini diberikan kode agar
NO.77 kec.Medan- Marelan kel. Renggas Pulau. Sekolah ini merupakan salah
1. Profil Sekolah
Alamat Sekolah
Jenjang Akreditasi :A
a. Visi Sekolah
b. Misi Sekolah
3. Struktur Organisasi
fungsional yang terdiri dari sekelompok orang yang mana bekerja sama untuk
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi, bagian ataupun
posisi, maupun orang yang mewujudkan kedudukan, tugas dan wewenang serta
HARAPAN MEKAR MEDAN garis dan staff yang dibuat sesuai dengan keadaan
yang ada yang berkaitan dengan kebutuhan bagi kelanjutan jalannya pada roda
organisasi.
Adapun gambar pada struktur organisasi pada Sekolah SMP HARAPAN
Tabel 4.1
Ketua Yayasan
Kepala Sekolah
BENDAHARA
PKS 1 PKS III KTU
DEWAN GURU
a. Gedung sekolah
b. Laboratorium
d. Ruang Guru
e. Ruang BK
f. Ruang Kepala Sekolah
g. Kamar Mandi
h. Musholla
i. Ruang Koperasi
j. Parkir
k. Kantin
Siswa adalah unsur yang paling utama dalam proses belajar mengajar
disebabkan karena siswa merupakan objek utama yang dididik dan belajar agar
Tabel 4.2
Jumlah Siswa kelas IX
No Perincian Kelas IX Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 IX A 20 20 40
2 IX B 18 20 38
3 IX C 15 20 35
4 IX D 15 20 35
Jumlah Keseluruhan 68 80 148
belajar mengajar di sekolah. Efektifitas dan efisien belajar siswa di sekolah sangat
bergantung kepada peran guru. Bukan hanya sebatas mengajar, guru juga harus
bisa mendidik, melatih dan membimbing siswa kearah tujuan yang ditetapkan.
pendidikan yang memiliki tanggung jawab yang sangat strategis sejak dari
Berikut ini daftar guru dan pegawai sekolah SMP HARAPAN MEKAR
Tabel 4.3
Daftar Nama-nama Guru SMP Harapan Mekar Medan
No Nama guru dan pegawai L/P Jabatan Mata Pelajaran
1. ABDUL RASYID LUBIS S.Pd L Kepsek PPKN
2. Dra. NURBAITI P Wakasek IPS
Kurikulum
3. HARYANTO, ST L Wakasek TIK
Kesiswaan
4. NINING SURANDANI, S.Pd P Bendahara B. INDONESIA
5. KUSNADI, S.Pdi L Bp/Bk AGAMA ISLAM
6. Dra. HUSNIATI P Guru KETERAMPILAN
7. ANDRI A. DESA, ST L Guru KETERAMPILAN
8. KHAIRINA, S.Pd P Guru SENI BUDAYA
9. NURHIJJAH NASUTION, P Guru IPA
S.Pd
10. SUDARSINI, S.Pd P Guru IPS
11. KHAIRANI DEWI, S.Pd P Guru PPKN
12. YUSRI ARPAH, S.Pd P Guru IPA
13. BENI S. IRAWAN, S.Pd L Guru B. INDONESIA
14. SRIWATI NASUTION, S.Pd P Guru MM
15. AGUS SUTIONO, BA L Guru MM
16. UTAMI DISTI HANDARI, P Guru B. INGGRIS
S.Pd
17. HALIMATUSSAKDIAH, SS P Guru B. INGGRIS
18. MAHZURA ULFA, S.Pd P Guru B. INDONESIA
19. WINDA MARYUNAINI P Guru MATEMATIKA
SIREGAR, S.Pd
20. WENDI ARMANSYAH, S.Pd L Guru PENJAS
21. ROMAITO SIREGAR P Tata Usaha -
Kebiasaan Ngelem Pada Siswa. Rencana Pelaksanaan Layanan ini dibuat agar
sepakati oleh wali kelas dan guru bimbingan dan konseling, dimana siswa
ngelem. Dalam satu kali pertemuan diberi waktu 45 menit, hal ini dilakukan agar
Objek penelitian mendapatkan rekomendasi dari guru BK, Wali Kelas, Guru
mata pelajaran pelajaran dan siswa dengan menggunakan wawancara dan dilanjut
No Nama Permasalahan
a. Hasil Observasi
dan konseling. Yang mana konseling individu ini merupakan jantung hati dari
b. Hasil Wawancara
Ragil Iman S.Pdi, pada Tanggal 29 Januari 2018, selaku Guru Bimbingan dan
melakukan pemberian layanan kepada siswa di dalam kelas karena tidak adanya
jam yang diberikan kepada guru bimbingan konseling sehingga kurang memahami
Setiono, BA selaku wali kelas kelas IX-C, pada tanggal 19 Januari 2018 di
a. Hasil Observasi
individu, yang dimana terjadinya peralihan dari masa anak-anak menuju masa
Siswa sebagai seorang individu yang saat ini sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi individu yang matang dan mandiri. Sehingga semua
menimbulkan suatu masalah pada dirinya. Seperti hasil observasi yang dilakukan
peneliti di SMP Harapan Mekar Medan ini ada terdapat beberapa siswa yang
memiliki masalah kebiasan ngelem. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu
yangtidak memiliki sopan santun. Sikap dan sifat tersebut terjadi pada 4 klien
Hal ini terlihat pada wawancara yang peneliti lakukan kepada Bapak Agus
Sutiono S.Pd selaku Wali Kelas, beliau sudah berulang kali mengingatkan kepada
siswa yang memiliki kebiasaan ngelem namun siswa tersebut selalu mengabaikan
perkataan wali kelasnya. Dan faktor yang membuat mereka memiliki kebiasaan
ngelem tersebut juga berasal dari masalah keluarga yang mengalami masalah
broken home, kurang perhatiandari orangtua. Masalah itu juga yang membuat
terikut-ikut temannya yang sering mengkonsumsi lem dan juga karena kurangnya
teman dan juga karena kurangnya perhatian dari keluarga. Selanjutnya siswa
a. Hasil Observasi
Harapan Mekar Medan belum terlaksana dengan baik khususnya di kelas IX-C hal
merupakan layanan yang diberikan kepada siswa/ klien untuk membantu dalam
hal menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, agar siswa mampu mencari
merupakan salah satu layanan yang terdapat dalam bimbingan konseling yang
ini agar guru BK bisa mengidentifikasi apa sebenarnya yang menyebabkan siswa
individu seorang guru BK harus bisa membuat siswanya atau kliennya percaya
dan yakin terhadap dirinya. Dan guru BK juga harus bisa menjaga kerahasiaan
dari permasalahan yang dialami oleh siswa ataupun klien, karena didalam
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Kusnadi Ragil Iman S.Pdi pada
tanggal 29 Januari 2018 selaku guru bimbingan dan konseling terdapat 4 orang
siswa yangterlihat memiliki kebiasaan ngelem. Ada beberapa hal yang terlihat
dari perilaku siswa tersebut dikarenakan pengaruh orang tua atau keluarga,
waktu kecil atau duduk di bangku SD, dan SMP maupun lainnya.
S.Pdi pada tanggal 29 Januari 2018 selaku guru bimbingan dan konseling di SMP
siswa sudah dilaksanakan namun belum maksimal dan masih ada sebagian siswa
yang masih memiliki kebiasaan ngelem, dengan saran dan arahan dari guru
karena oarng tua yang selalu bertengkar dan memvuat klien tidak nyaman berada
di rumah.
2018 kepada siswa yang bernama MR pada tahap awal yang dilakukan peneliti
terhadap siswa yaitu konselor dengan tangan terbuka menerima klien dan
pun langsung duduk dan sambut oleh konselor, konselor mulai menanyakan kabar
individual, dengan mengatakan : bagaimana kabarnya hari ini nak, kamu terlihat
sangat rapi hari ini ? klien menjawab terimakasih bu baik dan mulai merasa
suasana agar siswa tidak merasa takut ketika diberikan konseling individual
tentang asas-asas yang ada didalam konseling individual agar siswa dapat lebih
konselor mengatakan : jadi nak, dalam konseling individual ini ada beberapa
asas, taitu ada asas kerahasiaan, dimana ibu akan merahasiakan semua yang
kamu ceritakan kepada ibu, yang kedua asas kesukarelaan, dimana kamu datang
oleh pihak siapa pun ya nak, dan yang terakhir ada asas keterbukaan dimana
kamu harus terbuka dengan permasalahan yang kamu miliki, kamu tidak perlu
takut karena ibu akan merahasiakan semua permasalahanmu nak. Siswa pun
menjawab : oh begitu bu, iya bu. tidak lupa juga peneliti memberitahu kepada
siswa tentang waktu untuk mengkonseling selama 45 menit dalam satu kali
menit ya nak?klien menjawab : iya bu. Kemudian jika siswa sudah merasakan
kenyamanan dan sudah mulai terbuka peneliti mulai membantu siswa memahami
Setelah tahap awal berjalan dengan baik dan siswa terlihan percaya kepada
konselor, selanjutnya peneliti masuk kedalam tahap inti dimana siswa konselor
mulai bertanya tentang permasalahan yang dialami oleh siswa dan siswa juga
ngelem, konselor mengatakan : apa masalah yang kamu alami ? klien menjawab :
klien menjelaskan masalah yang saya hadapi ialah bahwa saya mengalami
kebiasan ngelem bu, kemudian peneliti bertanya kembali, apa yang kamu rasakan
mengkomsumsi lem bu ketika saya ada masalah di rumah dan saya pergi dari
rumah kemudian saya mengkomsusi lem itu karena setalh saya mengkomsumsi
lem itu rasanya saya merasa puas dan masalah jadi hilang bu, setelah siswa
memberikan motivasi agar klien tidak mengkomsumsi lem dan harus berfikir
kedepannya bahwa lem itu sangat berbahaya efek kedepanya bahkan sampai
berhenti mengkonsumsi lem agar saya terhindar dari hal-hal yang merusak diri
saya dan masa depan saya, konselor menjawab : iya nak. Selanjutnya setelah
konselor mendiagnosa bahwa ngelem itu sangat berbahaya bagi dirinya dan masa
penilaian kembali untuk dapat meninjau lagi permasalahan yang dimiliki oleh
klien dalam hal untuk mengurangi kebiasaan ngelem. Peneliti harus dengan ikhlas
dan tangan terbuka untuk membantu permasalahan pada siswa agar siswa merasa
pada tanggal 27 Januari 2018 kepada siswa yang bernama RI pada tahap awal
yang dilakukan peneliti terhadap siswa yaitu konselor dengan tangan terbuka
duduk konselor mengatakan : silahkan duduk nak dan klien langsung duduk di
tempat yang telah disediakan dengan wajah ketakutan dank lien kurang mersa
nyaman ketika duduk , kemudian konselor mulai menanyakan kabar siswa untuk
membuat siswa merasa nyaman dan mencoba membuat klien percaya bahwa
ketika ia berada di ruangan konseling itu ia buka untuk di introgasi tetapi iang
lalu klien menjawab dan tersenyum pelit sehat bu sambil tertawa, peneliti juga
memberikan pertanyaan untuk dapat mencairkan suasana agar siswa tidak merasa
pelajaran apa nak ? klien menjawab : pelajaran IPS bu, dan konselor bertanya
untuk membuat klien nyaman di dalam ruangan konseling, wow berarti kamu
ibu ini bisa aja, siswa mulai merasa nyaman berada di dalam ruangan konseli,
konseling individual agar siswa dapat lebih percaya dan yakin kepada peneliti
konseling individual ini ada beberapa asas, yaitu ada asas kerahasiaan, dimana
ibu akan merahasiakan semua yang kamu ceritakan kepada ibu, yang kedua asas
tanpa ada keterpaksaan atau dipaksa oleh pihak siapa pun ya ank, dan yang
terakhir ada asas keterbukaan dimana kamu harus terbuka dengan permasalahan
yang kamu miliki, kamu tidak perlu takut karena ibu akan merahasiakan semua
permasalahanmu nak. Siswa pun menjawab : oh begitu bu, iya bu. tidak lupa
konseling kali ini di berikan waktu 45 menit ya nak?klien menjawab : iya bu.
Kemudian jika siswa sudah merasakan kenyamanan dan sudah mulai terbuka
peneliti mulai membantu siswa memahami permasalahannya dan merancang
bantuan yang akan diberikan oleh peneliti kepada siswa yang memiliki masalah
Setelah tahap awal berjalan dengan baik dan memiliki kesan yang
mendalam, selanjutnya peneliti masuk kedalam tahap inti dimana konselor mulai
bertanya tentang permasalahan yang dialami oleh siswa dengan mengatakan : apa
masalah yang kamu alami nak ? dan siswa juga menjelaskan permasalahannya
tentang kebiasaan ngelem : saya juga tidak tahu bu, rasanya ketika saya
mengkonsumsi lem saya merasakan kepuasan tersendiri dan merasa keren seperti
lem apa kamu tidak takut kedepanya itu akan berdampak buruk bagi diri kamu
dan masa depan kamu nak, memiliki kebiasaan ngelem adalah hal yang sangat
tidak bagus karena ngelem itu bisa berujung hingga kematian nak, lem itu sangat
berahaya bisa merusak organ-organ tubuh kamu dn sraf-sraf tubuh kamu dan
juga bisa membuat kita menjadi gila jika suda ketergantungan mengkonsumsinya:
oh begitu ya bu, kalau begitu saya akan mencoba untuk mengurai kebiasaan
ngelem saya dan saya akan berusahaan untuk berhenti ngelem bu karena dampak
dari ngelem itu ternyata sangat berbahaya hingga sampai kematian. Selanjutnya
lem dan siswa sudah memhamai dampak bahayanya dari kebiasaan lem dan
kebiasaan ngelem. Peneliti harus dengan ikhlas dan tangan terbuka untuk
membantu permasalahan pada siswa agar siswa merasa nyaman dan aman ketika
melakukan konseling dan harus membuat siswa percaya dalam kesan pertama
proses konseling .
peneliti lakukan pada tanggal 02 Februari 2018 kepada siswa yang bernama RS
pada tahap awal yang dilakukan peneliti terhadap siswa yaitu konselor dengan
tangan terbuka menerima klien dan mempersilahkan siswa untuk masuk dan
dan membuat nyman, konselor mengatakan : silahkan duduk nak dan klien
kabar siswa untuk membuat siswa merasa nyaman ketika melakukan konseling
ibu lihat kamu sangat senang ? lalu klien menjawab alhamdulillah sehat bu,
peneliti juga memberikan pertanyaan untuk dapat mencairkan suasana agar siswa
tadi masuk pelajaran apa nak ? klien menjawab : pelajaran agama islam bu,
konseling individual agar siswa dapat lebih percaya dan yakin kepada peneliti
ibu akan merahasiakan semua yang kamu ceritakan kepada ibu, yang kedua asas
tanpa ada keterpaksaan atau dipaksa oleh pihak siapa pun ya ank, dan yang
terakhir ada asas keterbukaan dimana kamu harus terbuka dengan permasalahan
yang kamu miliki, kamu tidak perlu takut karena ibu akan merahasiakan semua
permasalahanmu nak. Siswa pun menjawab : oh begitu bu, saya baru tahu bu.
tidak lupa juga peneliti memberitahu kepada siswa tentang waktu untuk
menjawab : iya bu. Kemudian jika siswa sudah merasakan kenyamanan dan sudah
merancang bantuan yang akan diberikan oleh peneliti kepada siswa yang memiliki
masalah
kedalam tahap inti dimana konselor mulai bertanya tentang permasalahan yang
dialami oleh siswa dengan mengatakan : apa yang membuat kamu mengalami
kedua orang tua saya sibuk dengan urusanya masing-masing bu, mereka tidak
perna memperdulikan saya bu, saya tidak perna di perhatikan oleh orang tua
mengatakan : kamu harus berfikir fositif nak, mungkin kedua orang tua kamu itu
sibuk dengan urusanya karena mencari uang untuk kamu agar bisa sekolah, coba
untuk berfikir dari sisi pandang ayah dan ibu kamu, mereka mencari uang agar
kamu bisa terus mengenakan baju yang bagus, ngumpul bareng teman-teman,
jadi kamu itu harus mencoba mengurai kebiasaan ngelem kamu karena ngelem
itu sangat berbahaya hingga sampai mematikan jika kita biasa mengkonsumsi
lem, dan lem itu sangat berbahaya bagi tubuh kita dan dapat merusak syarf-syaf
tubuh dan akhirnya merusak masa depan kamu. Klien menjawab : iya bu, saya
akan berubah dan akan lebih mengerti kesibukan kedua orang tua itu karena
ingin saya supaya tidak susah, saya akan mencoba menghilangkan kebiasaan
ngelem dan mulai sekarang saya ingin mengikuti kegiatan sekoah yang lebih
bermanfaat dan saya akan menjadi lebih baik bu. Selanjutnya setelah konselor
mendiagnosa bahwa klien harus dapat mengurai kebiasaan ngelem dan siswa
dapat meninjau lagi permasalahan yang dimiliki oleh klien dalam hal untuk
terbuka untuk membantu permasalahan pada siswa agar siswa merasa nyaman dan
masalah siswa tentang kebiasaan ngelem yang di alami oleh siswa, berdasarkan
hasil konseling yang peneliti lakukan pada tanggal 5 Februari 2018 kepada siswa
yang bernama FA pada tahap awal yang dilakukan peneliti terhadap siswa yaitu
konselor dengan tangan terbuka menerima klien dan mempersilahkan siswa untuk
dan klien langsung duduk di tempat yang telah disediakan, konselor mulai
menanyakan kabar siswa untuk membuat siswa merasa nyaman ketika melakukan
sehat bu, dengan senyum pelit siswa menjawab ah masak bu,, peneliti juga
memberikan pertanyaan untuk dapat mencairkan suasana agar siswa tidak merasa
kembali ohh pasti cita-cita kamu jadi dokter ya, klien menjawab: kok tau bu
konselor menjawab: tau dong ibu kan dukun, sambil tersenyum dan siswa mulai
pengetahuan tentang asas-asas yang ada didalam konseling individual agar siswa
dapat lebih percaya dan yakin kepada peneliti untuk dapat menceritakan
masalahnya, konselor mengatakan : jadi nak, dalam konseling individual ini ada
beberapa asas, taitu ada asas kerahasiaan, dimana ibu akan merahasiakan semua
yang kamu ceritakan kepada ibu, yang kedua asas kesukarelaan, dimana kamu
dipaksa oleh pihak siapa pun ya ank, dan yang terakhir ada asas keterbukaan
dimana kamu harus terbuka dengan permasalahan yang kamu miliki, kamu tidak
perlu takut karena ibu akan merahasiakan semua permasalahanmu nak. Siswa
pun menjawab : iya bu. tidak lupa juga peneliti memberitahu kepada siswa tentang
waktu untuk mengkonseling selama 45 menit dalam satu kali pertemuan, konselor
menjawab : oh begitu bu. Kemudian jika siswa sudah merasakan kenyamanan dan
dan merancang bantuan yang akan diberikan oleh peneliti kepada siswa yang
memiliki masalah.
kedalam tahap inti dimana konselor mulai bertanya tentang permasalahan yang
dialami oleh siswa dengan mengatakan : apa yang menyebabkan kamu terjerumus
kebiasaan ngelem dan siswa mengatakan : siswa diam sesaat dan menghela nafas
kemudian iang mengatakan hemmm kedua orang tua saya bercerai u, saya
tinggal dengan nenek saya itu pun nenek uda tua dan sakit-sakitan saya marah
dengan kedua orang tua saya jadi saya melampiaskanya dengan bergaul dengan
coba berfikir ulang nak kasian nenek kamu jika kamu terus-terusan
mengkonsumsi lem, siapa yang akan menjaga nenak, soal kedua orang tua kamu
ambil sisi fositifnya mungkin meraka suda tidak coocok dan suda tidak
sepemikiran, nak lem itu sangat berbahaya bagi tubuh kamu karena lem itu bisa
mematikan jika kita terbiasa mengkonsumsinya, Klien menjawab : klien menangis
dan mulai berfikir secara jerni, iya buk yang ibu ucapkan tadi sangat benar mulai
sekarang saya akan mencoba untuk mengurangi kebiasaan ngelem saya dan saya
akan lebih berfikir kembali untuk melakukan hal-hal yang negative yang
harus dapat menghilangkan kebiaaan ngelem dan siswa sudah memhamai tentang
permasalahannya dan setelah siswa melaksanakan untuk tidak ngelem lagi peneliti
dimiliki oleh klien dalam hal untuk mengurangi kebiasaan ngelem. Peneliti harus
dengan ikhlas dan tangan terbuka untuk membantu permasalahan pada siswa agar
d. Penilaian Layanan
observasi terhadap siswa yang memiliki masalah kebiasaan ngelem dengan cara
melihatnya dari kejauhan saat siswa pulang dari sekolah. Dari observasi yang
peneliti lakukan terhadap siswa MR yang awalnya selalu merasa tidak nyaman di
rumah karena kedua orang tua yang selalu bertengkar. Namun setelah melakukan
kegiatan fositi yang ada d sekolah seperti Pengajian, hal ini dapat dilihat dari cara
MR yang sudah lebih aktif melakukan hal-hal yang fositif dari pada yang negatif.
Perubahan ini sudah tampakketika MR mengurangi kebiasaan ngelemnya
tidak mengelem lagi dan menjauhi lem maka kemungkinan besar iya akan
Pada siswa kedua yang bernama RI pada tanggal 27 Januari 2018 yang
rumahnya dan anak seusianya juga banyak yang mengkonsumsi lem, namun
ngelemnya yaitu siswa mulai menjahui teman-teman yang mengkonsumsi lem, hal
ini dapat dilihat dari RI yang sudah terlihat lebih aktif dan mampuh memili teman-
teman yang lebih baik agar tidak terjerumus lagi ke dalam kebiasaan ngelem
belum 100% yaitu masih berkisar 55%-75% jika siswa terus dapat berfikir positi
dan tida mudah terpengaruh dan terus berfikir dua kali jika ingin melakukanya
karena tidak perna di perhatiakn oleh kedua orang tuanya RS merasa jika kedua
individual RS mulai lebih baik dan mengerti pekerjaan orang tuanya itu karena
ingin ia tidak kesusahan dan kekurangan apapun. Perubahan ini tampak dalam
baik lagi.
yang bernama FA yang memiliki masalah pada kebiasaan ngelm yang di sebabkan
kerna kedua orangtuanya bercerai FA selalu merasa jika kedua oaring tuanya tidak
neneknya yang sakit-sakitan dan ia melakukan hal-hal yang fositi seperti kegiatan
ngelem di SMP Harapan Mekar Medan dapat dilihat bahwa siswa - siswi sudah
mengalami perubahan tidak lagi terbiasa dalam sifat kebiasaan ngelem dan sudah
dapat berfikir dua kali bila ingin melakukannya lagi karena sudah mengetahui
dampaknya.
layanan individual kepada siswa oleh peneliti dapat mengatasi masalah kebiasaan
ngelem yang di alami olehsiswa disekolah SMP Harapan Mekar Medan. Siswa
yang memiliki sifat kebiasaan ngelem sudah bisa mengurangi dan mengatasinya
menjahui lem walaupun belum 100% fokus mengurangi lem. Hal ini
teman sekita rumah nya dan setelah dilakukan konseling individual siswa tersebut
sudah mulai nyaman ketika berada di dalamrumah dan mulai memili dan memila
teman yang baik dn teman yang tidak baik walaupun siswa tersebut belum
perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa ada perubahan dalam dirinya untuk tidak
menyentu lem lagi. Berikutnya siswa yang berinisial RS terkait dalam mengurangi
kebiasan ngelem yang di sebabkan karena orang tua yang sibuk dan kurang
perhatian, siswa mulai memandang dari sisi kedua orang tuanya jika mereka itu
sibuk di karenakan agar siswa tersebut tidak merasa kekurangan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perubahan dari kebiasaan ngelem siswa. Yang terakhir
Dari hasil mengurangi kebiasan ngelam kepada siswa oleh peneliti dapat
mengatasi masalah kebiasan ngelam yang dialami oleh siswa kelas IX C di SMP
Harapan Mekar Medan. Siswa yang memiliki masalah dengan kebiasan ngelam
kini sudah dapat mengatasi masalahnya dalam mengurangi kebiasan ngelam. Hal
ini sesuai pendapat tentang ngelam yang sangat berbahaya menurut Wirman
individual yang diberikan kepada siswa yang memiliki kebiasan ngelem, peneliti
dankonseling.
konseling individual ada sembilan asas yang perlu diaplikasikan meliputi (a) Asas
kerahasiaan (b) asas keskarelaan (c) Asas keterbukaan (d) Asas kekinian (e) Asas
kemandirian (f) asas kegiatan (g) asas kedinamisan (h) asas keterpaduan (i) asas
individual yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu dengan arahan dan dukungan
sedikit demi sedikit, nampak terjadi perbedaan dari sebelum diberikan layanan
D. Keterbatasan Penelitian
Sebagai manusia biasa peneliti tidak terlepas dari kekhilafan dan kesalahan
yang diberikan dari keterbatasan berbagai faktor yang ada pada peneliti
c) Terbatasnya waktu untuk melakukan riset lebih lanjut pada siswa kelas IX
wawasan penulis dalam membuat daftar wawancara yang baik dan baku ditambah
keterbatasan peneliti yang tidak dapat dihindari, oleh karena itu dengan tangan
terbuka, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
A. Kesimpulan
siswa kelas IX SMP Harapan Mekar Medan tahun ajaran 2017-2018, peneliti
kebiasaan ngelem pada siswa kelas IX SMP Harapan Mekar Medan tahun ajaran
2017-2018 cukup efektif dan efisien dilihat dari sampel penelitian yang berjumlah
B. Saran
Observasi : WidyaFuri
Kelas : IX C
No
siswa yang
mengkonsumsi/menggunakan lem
4. Interaksi Siswa Dengan Guru dan Kurang baik dan tidak sopan
menggunakan/mengkonsumsi lem
LAMPIRAN
1 Sudah Berapa Lama Saya bekerja disekolah ini mulai dari tahun 2013
ng di SMP Harapan
MekarMedan ?
2 Apakah Latar Belakang Latar belakang pendidikan bapak strata satu (S1)
Bapak Miliki dan bapak tangani di SMP Harapan Mekar Medan ini
Mekar Medan ?
Bimbingan dan
Konseling di SMP
Pelaksanaan Kegiatan
bimbingan dan konseling yang saya
Bimbingan dan
lakukan sudah baik, tetapi masih ada
Konseling Yang Bapak
Sebagai
bimbingan dan konseling, membuat
Guru Bimbingan dan
laporan kegiatan bimbingan dankonseling yang
Konseling diSekolah
saya lakukan,memantau siswa - siswa
SMP
yang bermasalah dan membantu siswa dalam
Harapan Mekar Medan
memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
?
layanan
dengan menggunakan
Individual di SMP
layanan yang pernah saya lakukan.
Harapan Mekar Medan
kebiasaan ngelem ?
tersebut.
guru lain dalam
mengatasi
kebiasaan ngelem di
Mekar Medan ?
LAMPIRAN
TempatWawancara :RuangKelas
menerus menggunakannya.
4 Apa hanya karena factor itu Saya menggunakannya juga karena factor
mengkonsumsi ini ?
7 Lalu apa tanggapan orangtua Mereka marah buk, tapi gimana buk saya
Konseling ?
Dengan Guru BK di
Sekolah ?
Wali Kelas Agar pengarahan kepada siswa agar siswa tidak sukar
dan konseling.
Pembelajaran ?
Mengikuti Proses
Pembelajaran di
Istirahat di Sekolah ?
Kebiasaan ngelem
tersebut ?
Interaksi Siswa
Medan ?
Interaksi Antar Siswa hanya lebih sring bergabung dengan 4 orang itu
Mekar Medan?
LAMPIRAN
Mengelem
Observasi : WidyaFuri
IndikatorObservasi Analisa
No
menggunakan lem
Sekolah
4. Interaksi Siswa Dengan Guru dan Kurang baik dan tidak sopan
menggunakan/mengkonsumsi lem
LAMPIRAN
Ajaran 2017/2018
Pertanyaan Jawaban
No
dengan teman-teman
3. Menurut ananda apakah sudah ada Sudah buk, saya sudah mau
miliki ?
kebiasaan ngelem ?