Draft Proposal Bab 1-3 Ridho BOLEN TAPE

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

MENERAPAN VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN BOLEN TAPE

UNTUK PELATIHAN IBU-IBU PKK DUSUN WRINGINSARI RT


02 KABUPATEN JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

RIDHO FIBRIANSYAH

17050394085

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PRODI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang


yang terletak di bagian timur pulau Jawa yaitu Provinsi Jawa
Timur. Kabupaten Jember merupakan destinasi wisata kuliner
yang memiliki beragam jenis produk olahan makan, salah satunya
adalah produk makanan prol tape.

Prol tape adalah produk olahan yang berbahan dasar


tape, prol tape ini termasuk jenis kue basah yang hanya memiliki
masa simpan (kadaluarsa) dua minggu, karena masa simpan yang
terlalu pendek menyebabkan prol tape ini hanya dapat
dikonsumsi dalam waktu kurang dari dua minggu. Namun
sangat disayangkan banyak terjadi penurunan terhadap daya beli
produk prol tape ini yang disebabkan karena penjualan menurun
akibat peraturan dari pemerintah yang membatasi aktivitas diluar
rumah dan larangan perjalanan wisata. Kurangnya wisatawan di
daerah Jember mempengaruhi penjualan produk makanan di
pusat oleh-oleh makanan khas Jember, khususnya prol tape
Sehingga terjadi banyak kerugian bagi pedangang atau pengusaha
prol tape karena dampak wabah pandemi covid-19 yang melanda
di Indonesia termasuk di Kabupaten Jember

Permasalahan ini dibutuhkan kegiatan yang dapat


meningkatkan kreativitas membuat prol tape yaitu kegiatan
pelatihan membuat produk prol tape yang dapat bertahan lama
dari produk prol tape yang sebelumnya. Oleh karena itu peneliti
ingin membuat produk prol tape dengan cara teknik pengawetan
yaitu pengeringan, sehingga produk ini disebut dengan prol tape
kering.
Peneliti ingin menerapkan pelatihan untuk ibu-ibu PKK
disalah satu Dusun Kabupaten Jember yaitu Dusun Wringinsari
RT 02 RW 12 Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten
Jember. Berdasarkan data dari hasil wawancara ketua RT terkait
jumlah warga () dari jumlah 48 KK. Berdasarkan informasi dari
ketua RT bahwa 48 ibu rumah tangga memiliki pekerjaan masing-
masing

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di


atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
1. Bagaimana aktivitas pelatih dalam penerapan video
2. Bagaimana aktivitas peserta dalam penerapan video
3. Bagaimana respon peserta setelah penerapan video
4. Bagaimana hasil belajar peserta pelatihan

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan maka


tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Pihak Sekolah:

a. Memberikan informasi tentang proses dan hasil


pembelajaran praktik kerja industri siswa kelas
XII keahlian jasa boga SMKN 1 Buduran
2. Bagi Industri:
a. Sebagai gambaran mengenai kondisi calon
tenaga kerja yang akan memasuki dunia
industri

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Praktek Kerja Industri

2.1.1 Definisi Praktik Kerja Industri

PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah


kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang
relevan dengan dengan kompetensi (kemampuan) siswa
sesuai bidangnya. Dalam pelaksanaannya dilakukan
dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan
untuk magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha
maupun didunia industri setidaknya sudah memiliki
kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau
sudah mendapatkan bekal dari pembimbing disekolah
untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan
dalam dunia usaha atau dunia Industri. Menurut Oemar
Hamalik praktik industri atau dibeberapa sekolah
disebut dengan On The Job Training (OJT) merupakan
modal pelatihan yang di selenggarakan di lapangan,
bertujuan untuk memberikan kecakapan yang
diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan
tuntutan kemampuan bagi pekerjaan (2007:21). Menurut
Catur (2013), praktik kerja lapangan adalah suatu bentuk
kegiatan yang diikuti oleh siswa dengan bekerja
langsung dimana dunia kerja secara terarah dengan
tujuan membekali peserta didik dengan sikap dan
keterampilan sesuai dengan cara belajar langsung di
DU/DI. Pratama dkk (2018), praktik kerja lapangan
adalah suatu tahap profesional di mana seorang siswa
(peserta) yang hampir menyelesaikan studi (pelatihan)
secara formal bekerja di lapangan dengan supervisi oleh
seorang administrator yang kompeten dalam jangka
waktu tertentu yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan melaksanakan tanggung jawab. 
Hal ini sangat berguna untuk para siswa agar dapat
beradaptasi dan siap terjun ke dunia kerja, sehingga di
dalam bekerja nantinya dapat sesuai dengan tuntutan
dunia kerja.

Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik


Kerja Lapangan bagi Peserta Didik ditetapkan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim
pada tanggal 30 Desember 2020 di Jakarta. PKL dalam
Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik Kerja
Lapangan bagi Peserta Didik adalah pembelajaran bagi
Peserta Didik pada SMK/MAK, SMALB, dan LKP yang
dilaksanakan melalui praktik kerja di dunia kerja dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan
kebutuhan dunia kerja. Peserta Didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

2.1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri

Tujuan dalam Permendikbud 50 tahun 2020 tentang


Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta Didik, adalah
menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang
profesional pada Peserta Didik; meningkatkan kompetensi
Peserta Didik sesuai kurikulum dan kebutuhan dunia
kerja; danmenyiapkan kemandirian Peserta Didik untuk
bekerja dan/atau berwirausaha.
Sesuai dengan buku panduan dari Kemdikbud (2015),
PKL memiliki tujuan:
1) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk
menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja
2) Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta
didik untuk memasuki dunia kerja menghadapi
tuntutan pasar kerja global.
3) Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah
agar mencapai keutuhan standar kompetensi lulusan.
4) Mengaktualisasikan penyelenggaraan Model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan
institusi Pasangan (DU/DI), memadukan secara
sistematis dan sistemik program pendidikan di SMK
dan program latihan di dunia kerja (DU/DI)
2.1.3 Manfaat Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri bermanfaat bagi siswa


untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan
menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Selain itu,
dengan mengikuti Praktik Kerja Industri siswa dapat
melatih dan menunjang skill yang telah dipelajari di
sekolah untuk diterapkan di tempat industri tersebut,
dapat menghayati dan mengenal lingkungan kerja
sehingga siswa siap kerja di dunia usaha maupun dunia
industri setelah lulus SMK. Pelaksanaan Prakerin
memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat di
dalamnya, seperti yang terlihat dalam panduan Prakerin
oleh Kemdikbud revisi 2017. Manfaat ini adalah:

1) Bagi Peserta Didik


a)Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang
telah diperoleh di sekolah
b)Menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja
positif yang berorientasi pada peduli mutu proses
dan hasil kerja
c)Menambah dan meningkatkan kompetensi serta
dapat menanamkan etos kerja yang tinggi
d)Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan
kompetensi keahlian yang dipelajari ditempat PKL
e)Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
bimbingan / arahan pembimbing industry
2) Bagi Sekolah
a)Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan antara sekolah dengan dunia
kerja (perusahaan)
b)Meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman kerja selama PKL
c)Mengembangkan program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran,
teaching factory, dan pengembangan sarana dan
prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan
di tempat PKL
d) Meningkatkan kualitas lulusan
3) Bagi DU/DI
a) Dunia kerja (DU/DI) lebih dikenal oleh
masyarakat sekolah sehingga dapat membantu
promosi produk
b) Adanya masukan yang positif dan konstruktif
dari SMK untuk perkembangan DU/DI
c) Dunia kerja (DU/DI) dapat mengembangkan
proses dan atau produk melalui optimalisasi
peserta PKL
d) Mendapatkan calon tenaga kerja yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhannya
e) Meningkatkan citra positif DU/DI sebagai
bentuk implementasi dari Inpres No.9 tahun 2016

2.1.4 Kendala Praktik Kerja Industri

Kendala-kendalan yang sering dihadapi dalam melaksanakan


Praktik Industri menurut Wakhinudin S (2009) adalah sebagai
berikut:

1. Kurangnya pengetahuan siswa tentang dunia kerja


sehinggamereka tidak tahu apa yang harus mereka
kerjakan.
2. Siswa kurang terampil dalam menggunakan alat-alat
yang ada di dunia industri.
3. Siswa terkadang tidak mau bertanya kepada teman
yang ada di dunia usaha tentang pemakaian alat di
dapur industry.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Proses dan Hasil Pembelajaran

2.2.1 Definisi Proses Pembelajaran

Penilaian proses dilaksanakan saat proses


pembelajaran berlangsung. Penilaian proses merupakan
penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian pada
tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam
rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses
belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap
kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa
dan keterlaksanaan proses belajar mengajar.

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya


terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman,
2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa
merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi
yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal. Menurut pendapat Bafadal
(2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala
usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga
berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal
atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi
dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas
tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan
kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan
atau perubahan-perubahan sementara. Menurut Sudjana
(2012: 28), pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan Menurut Hernawan (2013: 9), pembelajaran
pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi
transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru
dengan peserta didik, maupun antara peserta didik
dengan peserta didik lainnya, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah
bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan
disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
pembelajaran. Dari beberapa definisi dari beberapa tokoh
di atas dapat dsiimpulkan bahwa proses pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan antara
pendidik dan peserta didik yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.2.2 Komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang


terdiri dari beberapa komponen yang saling
berkesinambungan. Komponen-komponen tersebut adalah
tujuan, materi pembelajaran, metode atau strategi
pembelajaran, media dan evaluasi menurut Wina Sanjaya
(2011: 59). Sedangkan menurut Rusman (2011:1) komponen
pembelajaran meliputi : tujuan, materi, metode dan
evaluasi. Dari penjelasan tersebut maka
komponenkomponen pembelajaran antara lain: tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dalam proses belajar mengajar adalah
komponen pertama yang harus ditetapkan dalam
proses pengajaran berfungsi sebagai indikator
keberhasilan pengajaran. Isi tujuan pengajaran pada
hakekatnya adalah hasil belajar yang diharapkan
menurut Nana Sudjana (2014: 30). Menurut Rusman
(2011:86) tujuan pembelajaran merupakan komponen
yang sangat penting yang harus ditetapkan dalam
proses pembelajaran karena tujuan pembelajaran
merupakan tolak ukur keberhasilan suatu
pembelajaran. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2011:
59) tujuan merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa ke mana serta
apa yang harus dimiliki oleh peserta didik, semua
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa tujuan pembelajaran adalah komponen pertama
dalam proses pembelajaran sebagai suatu rancangan
yang ditetapkan untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik.
B. Materi Pembelajaran
Materi pelajaran merupakan komponen kedua
dalam sistem pembelajaran. Materi pembelajaran
merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
untuk perencanaan pembelajaran serta untuk
membantu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Materi pembelajaran sebenarnya bisa diambil dari
berbagai sumber menurut Wina Sanjaya (2011:60).
Sedangkan menurut Hamzah B Uno (2011: 213) materi
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan
kecapakan dalam memecahkan masalah kehiduan
sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah
komponen pembelajaran yang diperlukan oleh Guru
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas agar
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
C. Metode Pembelajaran
Menurut Muhammad Zaini (2009: 88) Guru harus
mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, materi, siswa, dan komponen lain
dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
berjalan efektif. Menurut Endang Mulyatnigsih (2011:
211) metode pembelajaran yaitu suatu cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata atau
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
ialah cara yang dipergunakan Guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pembelajaran menurut Nana Sudjana
(2014: 76). Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara
pembelajaran yang digunakan untuk mengadakan
interaksi atau hubungan dengan siswa dan Guru pada
saat berlangsungnya pembelajaran.
D. Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (1989:23) media
pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan agar lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara Guru dan Siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media
pembelajaran adalah alat bantu untuk mempermudah
proses belajar mengajar. Media pembelajaran
merupakan sebuah alat bantu yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Media merupakan segala suatu berupa alat yang
disediakan Guru untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar. Media pembelajaran berupa software dan
hardware untuk membantu proses interaksi siswa
dengan lingkungan belajar. Media pembelajaran
interaktif dapat dikemas sedemikian rupa sehingga
dapat membuat siswa mau mempelajari sendiri materi
yang disediakan dalam media tersebut. Media
pembelajaran interaktif dapat diisi banyak sekali materi
teori, praktik maupun benda asli dalam bentuk text
maupun visual yang dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa Suyitno (2016:102).
E. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam
proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi
untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan
balik bagi Guru atau kinerjanya dalam pengelolaan
pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat
kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen
sistem pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2011:59).
Kesimpulan dari berbagai kajian pembelajaran yang
telah dikemukakan para ahli maka dapat ditarik
kesimpulannya sebagai berikut:
1) Pembelajaran sebagai suatu proses belajar yang
dibangun oleh Guru untuk mengembangkan
kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran
2) Pembelajaran juga merupakan proses komunikasi
transaksional yang bersifat timbal balik antara
siswa dan Guru, siswa dengan siswa atau siswa
dengan sumber belajar lain pada suatu lingkungan
belajar tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu
3) Sebagai suatu sistem agar proses pembelajaran bisa
berhasil, maka sebagai seorang Guru perlu
menganalisis berbagai komponen sistem
pembelajaran.

Menentukan dan menganalisis kelima komponen


pembelajaran dengan baik akan dapat membantu Guru
memprediksi keberhasilan pencapaian tujuan proses
pembelajaran yang sudah ditetapkan.
2.2.3 Hasil Pembelajaran

A. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah


perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan menurut
Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian
bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari
ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar
yang dilakukan dalam waktu tertentu.
BAB III

METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kombinasi atau lebih dikenal


dengan mixed method, yaitu gabungan antara penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2013, hlm. 19)
menyebutkan bahwa metode penelitian kombinasi ini
menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian kuantitatif untuk digunakan secara
bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan
obyektif. Serta menggunakan metode penelitian deskriptif tipe
studi kasus, Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan dan mengevaluasi data yang ada. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dan hasil analisis tersebut
kemudian ditarik kesimpulan. Johnson & Onwuegbuzie
(2004:21) menjelaskan bahwa proses metode penelitian
kombinasi ini terdiri atas 8 langkah: (1) menetapkan
pertanyaan penelitian; (2) memutuskan apakah metode
penelitian kombinasi ini dapat diterapkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian; (3) memilih ragam atau model
penelitian kombinasi yang cocok; (4) pengumpulan data
lapangan; (5) analisis data; (6) interpretasi data; (7)
menetapkan keabsahan data; (8) membuat kesimpulan
penelitian dan menulis laporan penelitian.
2.2 Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam


penafsiran tentang suatu variabel dalam penelitian ini,
maka peneliti membatasi pengertian dari variabel
tersebut. Adapun definisi operasional variabelnya adalah
sebagai berikut:

1. Komponen Input
a. kesiapan peserta didik
b. kurikulum sekolah
c. tujuan kompetensi keahlian jasa boga
2. Komponen Proses
a. keterlibatan siswa
b. kerjasama siswa
c. kemampuan dalam memecahkan masalah saat di
lingkungan kerja
3. Komponen Produk
a. Kemampuan penguasaan kompetensi setelah
pelaksanaan praktik kerja industry dilakukan

3.3 Populasi Penelitian


Pengertian populasi menurut (Sugiyono, 2018:130)
mengartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini
merupakan seluruh siswa kelas XI kompetensi keahlian Jasa
Boga SMKN 1 Buduran
Kelas Populasi
XII Tata Boga Reguler 1 35
XII Tata Boga Reguler 2 36
XII Tata Boga Industri 36
XII Tata Boga Wirausaha 34
Jumlah 141
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
3.4 Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan juga
karakteristik dari sebuah populasi. Suharsimi Arikunto
(2002:112) telah menjelaskan batasan-batasan pengambilan
sampel, yaitu : Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar atau
lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15 % atau 20%-25%
atau lebih. Dikarenakan populasi berjumlah lebih dari 100
maka peneliti mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah
populasi 141 siswa.

25
X 141 =35,25 dibulatkan menjadi 35
100
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Proportionate Stratified Random Sampling. Proportionate
Stratified Random Sampling dilakukan dengan membagi populasi
ke dalam sub populasi / strata secara proporsional dan dilakukan
secara acak (Sekaran, 2006 : 87). Teknik pengambilan sampel
dengan Proportionate Stratified Random Sampling dilakukan
dengan mengumpulkan data jumlah siswa dari masing-masing
tempat industry yang kemudian ditentukan jumlah sampel yang
dibutuhkan untuk masing-masing bagian. Menurut Natsir (2004 :
3) rumus untuk jumlah sampel masing-masing bagian dengan
teknik Proportionate Stratified Random Sampling adalah sebagai
berikut :

Jumlah populasi
Jumlah Sampel = XJumlah Sampel yang diperlukan
Jumlah Populasi
Tabel 3.2 Tempat Industri Siswa

Jumlah Teknik
Tempat Jumlah Proportionate Stra
Keseluruhan Penarikan
Industri Siswa Random Sampl
Siswa Sampel
141 Siswa Hotel 25% 4
Bintang 4 4 X 35=0,9
141
Hotel 42 42
Bintang 3 X 35=10,4 ≈1
141
Hotel 3
Bintang 2 3 X 35=0,7
141
Restoran 21
21 X 35=5,2
141
Rumah 11
Makan 11 X 35=2,7
141
Catering 8
8 X 35=1,9
141
Jumlah

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat penelitian ini yaitu di SMKN 1 Buduran
dengan waktu bulan Februari 2022
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:102) menyatakan
bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena itu disebut variabel
penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen angket
karena dapat mengungkapkan pendapat, persepsi, sikap dan
tanggapan responden mengenai suatu permasalan. Kaitannya
dengan penelitian ini angket digunakan untuk mengukur
variable. Instrumen angket disusun berdasarkan capaian
pembelajaran mata pelajaran praktik kerja industri dan hasil
penilaian industry pada siswa SMKN 1 Buduran. Dari
indikator tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
kisi-kisi instrumen yang akan dijadikan dasar dalam
pembuatan pertanyaan ataupun pernyataan. Peneliti
mengumpulkan data menggunakan teknik angket yang
diberikan kepada Siswa Kelas XII Keahlian Jasa Boga yang
pernak melaksanakan praktik kerja industry di industry.
Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif
yang akurat, maka setiap instrumen harus memiliki skala
pengukuran. Menurut Sugiyono (2012:92), skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam
penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah jenis
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian ini menggunkan skala likert. Jawaban setiap


item instrumen yang menggunakan skala Libert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa
kata-kata antara lain sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju, hingga sangat tidak setuju, dari sangat positif, positif,
negatif, hingga sangat negatif, dan seterusnya. Karena yang
diukur adalah pendapat maka dalam penelitian ini gradasi
jawaban yang digunakan adalah dari sangat setuju hingga
tidak setuju. Bentuk pemberian jawaban dengan tanda
checklist (√) pada pernyataan atau pertanyaan yang
disediakan. Untuk keperluan analisis data maka jawaban
harus mempunyai standar penilaian yang baku. Dengan
demikian mudah ditarik kesimpulan dan diinterprestasikan.
Cara pemberian skala jawaban dapat dilihat pada Tabel berikut
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Kurang Setuju (KS) 2
Tidak Setuju (TS) 1
3.6 Teknik Mengumpulkan Data
Teknik mengumpulkan data merupakan cara-cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian.
Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan metode angket (kuesioner) dan dokumentasi.
Hasilnya dipadukan dan dianalisis untuk selanjutnya diambil
kesimpulan.

A. Angket (Kuesioner)

Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat


set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah
penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban
yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar
pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.Selain
itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Menurut cara
memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
angket terbuka dan angket tertutup. Pada penelitian ini
menggunakan jenis angket tertutup. Angket tertutup merupakan
angket yang disajikan dalam bentuk tanda checklist(√)
sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan pada
kolom atau tempat yang sesuai.Responden dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XII yang dulu saat kelas XI melaksanakan
prakerin di tempt industry.

B. Dokumentasi

Sebagaimana yang didefinisikan dalam (Sugiyono, 2017:240),


dokumentasi merupakan catatatan peristiwa yang sudah diteliti.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Jadi pada teknik pengumpulan data
dengan dokumenter ini, peneliti mengumpulkan dan menuliskan
atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang
sejumlah dokumen yang dilaporkan dalam penelitian. Pada
penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mengungkap
data berupa data identitas siswa dan daftar DU/DI yang
digunakan siswa sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Industri.

3.7 Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, instrumen


harus diujicobakan lebih dulu agar diketahui tingkat validitas
dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Data
hasil uji coba digunakan untuk mengetahui apakah instrumen
tersebut dapat dikatakan layak atau tidak.

3.8 Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2018: 121), “Valid berarti instrumen


tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur”. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki
validitas instrumen yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
variabel yang dimaksud. Perhitungan ini menggunakan bantuan
komputer seri program Statistic for Sosial Science(SPSS) versi 16
for windows. Alasan menggunakan analisis korelasi Product
moment adalah karena datanya berupa data interval. Data
interval adalah data statistik yang mempunyai jarak yang sama
di antara hal-hal yang sedang diselidiki. Data yang berskala
interval adalah data yang bersifat deskriptif. Ciri data interval
adalah sebagai berikut:

a) Satuan ukurannya mempunyai skala yang sama.

b) Antar kategori dapat diketahui selisihnya.

c) Menggunakan titik nol tidak mutlak.

d) Data interval tidak dapat dibandingkan.


Dalam penelitian ini Uji Validitas dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Karl Pearson dengan rumus:

rxy = Koefisien korelasi pearson


∑xy = Jumlah perkalian skor bitir dengan skor
total
n = Jumlah sampel
∑x = Jumlah skor butir
∑y2 = Jumlah kuadrat skor total
∑x2 = Jumlah kuadrat skor total
XY = Jumlah skor total

Syarat minimum yang digunakan untuk memenuhi syarat


validitas adalah jika r = 0,30 jadi apabila terjadi korelasi antara
butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam
instrumen tersebut tidak valid. Jadi, butir soal dinyatakan valid
apabila harga korelasi antara butir dengan skor total >0,30
(Sugiyono, 2010:179).

3.8 Uji Reliabilitas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah alat


pengumpulan data pada dasarnya menunjukkan tingkat
ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu,
walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas
dilakukan terhadap item pernyataan yang sudah valid, untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama.
Untuk melihat reliabilitas masing-masing, instrumen yang
digunakan adalah koefisien Cronbach Alpha dengan
menggunakan fasilitas SPSS. Suatu instrumen dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach Alpha lebih besar. Rumus Cronbach Alpha
menurut Suharsimi Arikunto (2014:178) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

ri : Koefisien reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir atau soal

Σsi2: Jumlah varians butir

St2: Varians total

Pedoman untuk menetukan tinggi, sedang dan rendahnya


reliabilitas instrumen dapat dihitung koefesien reliabilitasnya
dengan menggunakan rumus tersebut dan diinterprestasikan
pada pedoman ketentuan yang terdapat pada tabel sebagai
berikut:

Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha

No Alpha Tingkat Reliabilitas


1 0.800-1.00 Sangat Tinggi
2 0.600-0.800 Tinggi
3 0.400-0.600 Sedang
4 0.200-0.400 Rendah
5 0.000-0.200 Sangat Rendah
(Suharsimi Arikunto, 2010: 319)

Instrumen dikatakan reliable jika rhitung > rtabel dan


sebaliknya jika r
hitung < rtabel instrumen dikatakan tidak reliable atau nilai
rhitung dikonsutasikan dengan table interpretasi r dengan
ketentuan reliable jika rhitung > 0,600. Dalam analisa
penelitian ini dengan menggunakan program komputer SPSS
16.0 for windows.

3.9 Reduksi Data

Mereduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang


pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak diperlukan. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila dibutuhkan.
Reduksi data dapat dibantu dengan menggunakan peralatan
elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode
pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono,2010:338

3.10 Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan dalam


memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, chard, pictogramdan
sejenisnya (Sugiyono, 2010:341).

3.11 Kesimpulan (Verification)

Langkah terakhir dalam analisis data pada penelitian ini


adalah pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Setelah
semua data terkumpul dan dianalisis, maka kesimpulan
dapat diambil dan dideskriptifkan dalam bentuk naratif.
Dalam pengumpulan data model ini, peneliti selalu
membuat reduksi data dan display data sampai
penyusunan kesimpulan. Jika permasalahan penelitian
belum terjawab atau belum lengkap, maka peneliti
harus melengkapi kekurangan tersebut di lapangan terlebih
dahulu. Peneliti menggunakan analisa dengan teknik
deskriptif kualitatif dengan cara yang sederhana dengan
tabulasi rumus prosentase sebagai berikut:

F
P= X 100
N
Keterangan:
P = prosentase
F = frekuensi yang dicari prosentasenya
N = jumlah frekuensi
100% = bilangan standarisasi
(Anas Sudijono, 1996:40)
Sedangkan analisis data secara keseluruhan yang
digunakan pada kuisioner yaitu analisis data statistik
deskriptif. Data yang akan diperoleh berupa modus (Mo),
median (Me), dan rata-rata (Mean), standar deviasi (SD),
nilai maksimum dan nilai minimum yang mana data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel maupun diagram
dengan cara tabulasi rumus prosentase dengan melihat
tingkat kecenderungan skor. Analisis ini dapat digunakan
sebagai data pendukung dalam penarikan kesimpulan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 263) tingkat
kecenderungan variabel penelitian berdasarkan
pengkatagorian dengan menggunakan kriteria
perbandingan rerata ideal. Adapun pengkatagorian sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Pengkategorian skor

Pengkategorian Skor Keterangan


X >Mi + 1,5Sd Tinggi
(Mi-1,5SDi)<x< (Mi+1,5SDi) Sedang
X< (Mi-1,5SDi) Rendah
Dimana:
Mi = ⁄ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SDi = ⁄ (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
Berikut penjelasan dari modus, median, mean, standar
deviasi. Perhitungan dibantu dengan perangkat komputer
yaitu menggunakan program komputer Statistical Product
and Service Sulotion (SPSS) versi 15.0 for windows.
5) Modus
Modus merupakan teknik penjelasan kelompok
yang didasarkan atas nilai yang sedang populer
atau nilai yang sering muncul dalam kellompok
tersebut (Sugiyono,
2009:47)
Rumus Modus :

Keterangan :

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = Panjang kelas interval

b1 = Frekuansi pada kelas modus (frekuensi pada


kelas interval terbanyak)dikurangi kelas interval
terdekat sebelumnya

b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas


interval sebelumnya.

(Sugiyono, 2010: 53)

6) Median
Merupakan salah satu teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang
telah disusun urutanya dari yang terkecil sampai yang
terbesar (Sugiyono, 2009:47)

Rumus Median (Md):


Keterangan :

b = Batas bawah, dimana median akan terletak

n = Banyak data atau jumlah sampel

p = Panjang kelas interval

F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f = Frekuensi kelas median

(Sugiyono, 2010: 53)

7) Mean
Merupakan teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai ratarata dari kelompok tersebut.
Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data
seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi
dengan jumlah individu yang ada pada kelompok
tersebut.Dapat dirumuskan sebagai berikut:

∑ xi
Me=
n
Keterangan :

Me = Mean (rata-rata)

∑ = Epsilon (jumlah)
xi = Nilai x ke i sampai ke n

N = Jumlah individu

(Sugiyono, 2009: 49)

8) Standar Deviasi
Simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran
sebaran statistik yang paling lazim. Standar deviasi
mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar dan bisa
juga didefinisikan sebagai rata-rata jarak penyimpangan
titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data tersebut.
Rumus Standar Deviasi (Sd):

Keterangan :

Sdi = Standar Deviasi

f = Frekuensi

X = Titik tengah

N = Jumlah sampel

(Sugiyono, 2010: 93)

Anda mungkin juga menyukai