REFERAT Herpes Zoster - Lola Adriani PDF
REFERAT Herpes Zoster - Lola Adriani PDF
REFERAT Herpes Zoster - Lola Adriani PDF
Disusun oleh :
LOLA ADRIANI
NIM : 060712210035
PEMBIMBING :
dr. Ita Puspita Dewi, Sp.DV., FINSDV., FAADV
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. MOHAMAD SOEWANDHIE
2022
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Patogenesa
dan Penatalaksanaan Herpes Zoster” dengan semangat tinggi.
Penulis menyadari bahwa referat yang dibuat masih jauh dari kata
sempurna, maka saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Semoga referat ini dapat memberi banyak manfaat.
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 5
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
2.1 Definisi Herpes Zoster............................................................................ 8
2.2 Etiologi Herpes Zoster ........................................................................... 8
2.3 Epidemiologi Herpes Zoster .................................................................. 9
2.4 Patogenesis Herpes Zoster ..................................................................... 9
2.5 Manifestasi Klinis Herpes Zoster ........................................................ 10
2.6 Penegakan Diagnosis ............................................................................ 12
2.7 Diagnosis Banding ................................................................................ 13
2.8 Tatalaksana Herpes Zoster.................................................................. 13
2.9 Prognosis ............................................................................................... 15
2.10 Pencegahan............................................................................................ 15
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR SINGKATAN
HZ = Herpes zoster
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
dalam interaksi dengan molekul permukaan sel seperti reseptor mannose-6-
phospate atau glikoprotein myelin. Glikoprotein VZV B (gB), gH dan L
berfungsi sebagai kompleks inti dan glikoprotein selubung lain berfungsi
sebagai protein tambahan. Tegument protein termasuk immediate-early
protein 62 (IE62) sebagai protein utama berfungsi sebagai faktor transkripsi
atau disebut transaktivator virus, keluar dan akan dipindahkan ke inti
sebelum terjadi sintesis protein. (Fitiriani, 2021)
9
terlokalisata di dalam satu dermatom. Faktor lain seperti radiasi, trauma
fisis, obat-obat tertentu, infeksi lain, atau stres dapat dianggap sebagai
pencetus walaupun belum pasti. (Pusponegoro, 2016)
1. Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan kadang-
kadang selama ±1 minggu.
2. Gejala prodromal berupa nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait
biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal,
parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-
tusuk. Dapat pula disertai dengan gejala konstitusi seperti malaise,
sefalgia, dan flu like symptoms yang akan menghilang setelah erupsi
kulit muncul.
3. Kelainan diawali dengan lesi makulopapular eritematosa yang dalam
12-48 jam menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa
dan edema. Vesikel berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat
menjadi pustul dan krusta dalam 7-10 hari. Krusta biasanya bertahan
hingga 2-3 minggu.
4. Lokasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan.
10
5. Bentuk khusus:
• Herpes zoster oftalmikus (HZO): timbul kelainan pada mata dan
kulit di daerah persarafan cabang pertama nervus trigeminus2
• Sindrom Ramsay-Hunt: timbul gejala paralisis otot muka
(paralisis Bell), kelainan kulit, tinitus, vertigo, gangguan
pendengaran, nistagmus dan nausea, juga gangguan pengecapan
6. Neuralgia pasca herpes (NPH) didefinisikan sebagai nyeri menetap pada
dermatom yang terkena setelah erupsi herpes zoster (HZ) menghilang.
Batasan waktunya adalah nyeri yang menetap hingga 3 bulan setelah
erupsi kulit menyembuh.(PERDOSKI, 2021)
Herpes zoster dapat dimulai dengan timbulnya gejala prodromal
berupa sensasi abnormal atau nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal, parestesia
sepanjang dermatom, gatal, rasa terbakar dari ringan sampai berat. Nyeri
dapat menyerupai sakit gigi, pleuritis, infark jantung, nyeri duodenum,
kolesistitis, kolik ginjal atau empedu, apendisitis. Dapat juga dijumpai
gejala konstitusi misalnya nyeri kepala, malaise dan demam. Gejala
prodromal dapat berlangsung beberapa hari (1-10 hari, rata-rata 2 hari).
Setelah gejala prodromal maka akan timbul makula eritem yang
akan berkembang menjadi papul kemudian vesikel dalam 3-5 hari. Vesikel
akan berubah menjadi vesikel keruh dalam waktu 12-24 jam yang kemudian
pecah menjadi krusta dalam waktu 7-10 hari. Erupsi kulit akan mengalami
involusi dalam waktu 2-4 minggu. Pada individu normal lesi baru akan
timbul pada hari 1-4. Lesi akan semakin berat pada orang tua dan durasi
akan semakin cepat pada anak-anak.
Bila mengenai nervus fasialis dan nervus auditorius maka dapa
terjadi sindrom Ramsay-Hunt dimana erupsi kulit timbul di liang telinga
luar dan membran timpani disertai paresis fasialis, gangguan lakrimasi,
gangguan pengecap 2/3 bagian depan lidah, tinitus, vertigo dan tuli.
Herpes zoster oftalmika terjadi bila virus menyerang cabang pertama
nervus trigeminus. Bila mengenai anak cabang nasosiliaris maka akan
timbul vesikel pada puncak hidung (tanda Hutchinson).
11
Dalam penegakan diagnosis dapat dilakukan secara klinis karena
herpes zoster memiliki gambaran yang jelas dimana lesi tersusun
bergerombol (herpetiformis) dan penyebaran secara dermatomal. Pada
kasus yang tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan antibody IgM spesifik
atau polymerase chain reaction (PCR) yang sensitive. (Harlim, 2019)
12
mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi daripada kultur dan dipakai
sebagai tes diagnostik alternatif bila pemeriksaan PCR tidak tersedia.
13
Diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari
2. Analgetik
- Nyeri ringan : paracetamol 3x500mg/hari
- Nyeri sedang-berat : kombinasi dengan tramadol atau opioid
- Pada pasien dengan kemungkinan terjadinya neuralgia pasca herpes
zoster selain diberi asiklovir pada fase akut, bisa diberikan:
o Antidepresan trisiklik (amitriptilin dosis awal 10 mg/hari
ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari hingga 150 mg. Pemberian
hingga 3 bulan, diberikan setiap malam sebelum tidur)
o Gabapentin 300 mg/hari selama 4-6 minggu
o Pregabalin 2x75 mg/hari selama 2-4 minggu
Topikal
14
• Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres terbuka
dengan larutan antiseptik dan krim antiseptik/antibiotik.3,20 (2C)
• Jika timbul luka dengan tanda infeksi sekunder dapat diberikan
krim/salep antibiotik. (PERDOSKI, 2021)
2.9 Prognosis
Lesi kulit biasanya menyembuh dalam 2-4 minggu tetapi
penyembuhan sempurna membutuhkan waktu >4 minggu. Pasien usia lanjut
dan imunokompromais membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
resolusi. Dalam studi kohort retrospektif, pasien herpes zoster yang dirawat
di rumah sakit memiliki mortalitas 3% dengan berbagai penyebab. Tingkat
rekurensi herpes zoster dalam 8 tahun sebesar 6,2%.
Prognosis tergantung usia.
1. Usia <50 tahun:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
2. Usia >50 tahun dan imunokompromais:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
2.10 Pencegahan
Vaksinasi
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Harlim, Ago., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Imunologi
Inflamasi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UKI, Jakarta. (2019)
Pusponegoro, Erdina HD. Herpes Zoster. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI Edisi ke7. Jakarta: Badan penerbit FKUI, 2017: 121-3
Murtiastutik D., Ervianti E., Agusni I., Suyoso S., Atlas Penyakit Kulit
Dan Kelamin BAG/SMF Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin FK
UNAIR/RSU.Dr. Soetomo Surabaya (2007)
Wolff K., et al. 2013. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clincal
Dermatology 7th Edition., New York : Mc Graw Hill Education.
17