Makalah Aritmia
Makalah Aritmia
Makalah Aritmia
Disusun oleh :
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
limpahan rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Aritmia” dengan tepat waktu.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada orang tua dan dosen yang telah
membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini serta pihak-pihak yang turut andil
dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Saran dan kritik yang membangun tetap kami butuhkan untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam makalahini agar dalam mengerjakan makalah selanjutnya dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi pada makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system kardiovaskuler yang menuntut asuhan
keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia. System kardiovaskuler mencakup
jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat
penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguanterutama jantung maka akan mengganggu
semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan dari system kardiovaskuler. Aritmia adalah
gangguan irama jantung akibat perubahan elektrofisiologi
sel-sel miokard (perubahan bentuk aksi potensial) yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan irama,
frekuensi dan konduksi. Aritmia disebabkan karena terganggunya
mekanisme pembentukan impuls dan konduksi.hal ini termasuk tergangunya system syaraf . Aritmia
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama yaitu gangguan pembentukan implus(otomatisasi) dan
penghantar impuls(konduksi).
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian aritmia
1.3.2 Untuk mengetahui penyebab aritmia
1.3.3 Untuk mengetahui kalsifikasi aritmia
1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologi aritmia
1.3.5 Untuk mengetahui menifestasi klinis aritmia
1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang aritmia
1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan aritmia
1.3.8 Untuk mengetahui diagnosa yang muncul pada aritmia
1.3.9 Untuk mengeteahui intervensi apa saja pada kasus aritmia
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miocardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price,
1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk
kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
2.2 Penyebab
2.3 Klasifikasi
1. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah : laju gelombang
lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak disandapan I,II dan aVF.
2. Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah laju
kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF. 3. Komplek
atrium prematur
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan kompleks atrium
prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ECG menunjukan irama tidak
teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P berikutnya.
4. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur sehingga
terjadi reentri pada tingkat nodus AV.
5. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cepat dan teratur, dan
gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji
6. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel. Aktifitas
atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit
2.7 Penatalaksanaan
Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu : 1. Anti
aritmia
Kelas 1 A, Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter. Procainamide untuk ventrikel ekstra
sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B, Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C, Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
iii. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT Berulang
2. Terapi mekanis
a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
c. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko
mengalami fibrilasi ventrikel.
2.9 Intervensi
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksielektrial penurunan kontraktilitas miokardia
- Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo
dan simetris.
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut
- Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;
disritmia ventrikel; blok jantung
- Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
- Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas
dalam, bimbingan imajinasi
- Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor
- Kolaborasi :
- Masukkan/pertahankan masukan IV
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan
umum, tirah baring lama/imobilisasi.
- Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien
menggunakan vasodilator, diuretic dan penyekat beta.
- Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dipsnea,
berkeringat dan pucat.
- Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.
- Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selam fase akut.
- Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.
- Konsul dengan ahli gizi.
3.1 Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
Kondisi psikososial.
irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, warna kulit dan kelembaban
- Integritas Ego : Perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak, marah,
gelisah, menangis.
- Makanan/Cairan : Hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual
muntah, perubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit.
- Neurosensori : Pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
- Nyeri/Ketidaknyamanan : Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
dengan obat antiangina, gelisah.
- Pernafasan : Penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal
jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal, hemoptisis.
3.3 Intervensi
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksielektrial ,
penurunan kontraktilitas miokardia
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
- Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia
ventrikel; blok jantung
- Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
- Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam,
bimbingan imajinasi
- kaji skala nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan factor
- Masukkan/pertahankan masukan IV
- Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring lama/imobilisasi.
- Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien
menggunakan vasodilator, diuretic dan penyekat beta.
- Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
- Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selam fase akut.
- Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.
- Konsul dengan ahli gizi.
3.4 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya
berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus.
3.5 Evaluasi
Dx 1 :
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri atau rasa aman nyaman meningkat.
Dx 2 :
Dx 3 :
DAFTAR PUSTAKA
http://askepjadi.blogspot.co.id/p/blog-page_3297.html?m=1
http://funnursing.blogspot.co.id/2012/09/asuhan-keperawatan-aritmia.html?m=1
Bab IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark
miocardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis.
Meningkatkan kembali pengetahuan terkait konsep dasar pada pasien dengan aritmia,
pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan keperawatan dengan aritmia dan memperluas
kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan terutama pada klien dengan gangguan pada
jantung (aritmia