Konten Apo Baskoro
Konten Apo Baskoro
Konten Apo Baskoro
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Universitas Diponegoro adalah salah satu Badan
yang berada di bawah di Universitas Diponegoro yang memiliki tugas utama untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia di Lingkungan Universitas Diponegoro. Seperti yang telah kita ketahui di setiap
organisasi sendiri, pasti memilki visi dan misi yang berbeda- beda. Untuk mencapai visi tersebut pastinya
organisasi memiliki adanya Jobdesc yang jelas. Namun sampai saat ini, BPSDM Universitas Diponegoro
belum memiliki Jobdesc yang jelas di bidang pengelolaan sosial media khususnya youtube. Jadi dalam
pengerjaannya, semua anggota berperan aktif maupun pasif dalam pengelolaan sosial media. Padahal
Sebagaimana semestinya bahwa pembagian tugas yang jelas di organisasi khususnya di divisi sosial
media yang dimana itu merupakan platform untuk branding dan pembagian informasi merupakan hal
yang fundamental . Contohnya, terdapat tim pra produksi, produksi, pasca produksi. Tahap pra produksi
melakukan penyusunan timetable dan melakukan persiapan konten yang akan dibuat. Tahap produksi
pembuatan desain grafis, pembuatan caption, serta hashtag. Tahap pasca produksi meliputi
pengunggahan konten ke media sosial, pelaksanaan monitoring, evaluasi, serta pelaporan kegiatan
publikasi media sosial. Dengan adanya jobdesc yang jelas audience pasti tertarik untuk melihat konten
kita.
Landasan Teori
Kurt Lewin memperkenalkan model perubahan terencana dalam 3 tahapan, yaitu Mencairkan
1. Mencairkan (Unfreeze)
Menurut Lewin, langkah pertama dalam proses perubahan perilaku adalah mencairkan situasi atau
status quo yang ada. Status quo disini dianggap sebagai keadaan keseimbangan yang berlaku. Proses
mencairkan merupakan proses yang diperlukan untuk mengatasi tekanan secara individual dan
kelompok serta dilakukan melalui 3 metode, pertama dengan meningkatkan faktor-faktor pengerak
yang bisa menjauhkan individu atau kelompok dari situasi status quo yang berlaku saat ini. Kedua,
mengurangi kekuatankekuatan negatif yang dapat menahan pergerakan yang menjauhi kondisi
keseimbangan saat ini. Sedangkan metode ketiga adalah menemukan kombinasi dari dua metode diatas.
Dalam kondisi ini ini, terdapat beberapa aktivitas yang dapat membantu proses mencairkan, termasuk
didalamnya adalah memotivasi peserta perubahan dengan menyiapkan mereka untuk perubahan,
membangun kepercayaan dan mengenali kebutuhan akan perubahan serta secara aktif berpartisipasi
dalam mengidentifikasi permasalahan dan berdiskusi secara berkelompok untuk menemukan solusinya
(SA’IDU, 2021)
2. Perubahan (Movement)
Tahapan kedua dalam model Lewin adalah perubahan (Movement). Dalam tahap ini, merupakan hal
yang penting untuk menggerakkan system yang ditargetkan menuju keseimbangan baru. Terdapat tiga
aktivitas yang dapat membantu dalam proses pergerakan ini, yaitu meyakinkan karyawan atau peserta
bahwa kondisi status quo yang mereka jalani saat ini tidak bermanfaat dan memotivasi mereka untuk
melihat permasalahan dari sudut pandang yang baru dan berbeda, bekerja secara bersama-sama dalam
hal-hal yang baru, memiliki informasi yang relevan serta memiliki hubungan antara yang satu dengan
yang lainnya dengan saling menghormati serta memiliki pimpinan yang mendukung perubahan tersebut
Tahap ketiga dari model Lewin adalah membekukan kembali (Refreezing). Tahap ini perlu dilakukan
tahap ini tidak dilakukan, perubahan yang terjadi akan berlaku secara singkat dan prilaku akan kembali
ke kesimbangan yang lama. Tahapan ini merupakan proses integrasi dari nilai-nilai yang baru untuk
berlaku pada komunitas yang ada. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk stabilisasi keseimbangan
baru yang dihasilkan dari perubahan dengan menyeimbangkan antara faktor-faktor penggerak dan
penghambat perubahan. Salah satu tindakan yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
langkah ketiga dari Lewin ini adalah memperkuat pola baru dan menetapkan pola-pola tersebut dalam
bentuk mekanisme secara formal dan informal termasuk didalamnya meliputi kebijakan dan prosedur
(Dan et al., 2023). Dapat disimpulkan bahwa Model Lewin mengilustrasikan pengaruh kekuatan baik
yang mendorong atau menghambat perubahan. Dalam hal ini, faktor penggerak yang akan mendorong
perubahan secara positif, sedangkan faktor penghambat akan menahan perubahan kembali kepada
status uo yang berlaku sebelumnya. Dengan demikian, perubahan akan terjadi ketika faktor penggerak
Identifikasi tema yang menantang status quo dan menggambarkan masa depan yang mewakinkan
Sebuah proses OD umumnya dimulai ketika seorang anggota sebuah organisasi atau unit kontak praktisi
OD meminta bantuan potensial dalam menangani suatu issue. Dalam membantu menilai masalah ini,
praktisi OD mungkin perlu untuk mengumpulkan data awal tentang organisasi. Demikian pula, organisasi
mungkin perlu untuk mengumpulkan informasi tentang kompetensi dan pengalaman praktisi.
Pengetahuan ini akan membantu kedua belah pihak menentukan apakah mereka harus melanjutkan
Diagnosis
Ketika mencari bantuan dari praktisi OD, organisasi biasanya mulai dengan menyajikan masalah-masalah
yang telah menyebabkan mereka untuk mempertimbangkan proses OD. Masalah yang dihadapi
organisasi atau departemen harus diklarifikasi lebih awal dalam proses OD sehingga kegiatan diagnostik
intervensi OD.
Memberikan informasi mengenai dampak ketika perubahan berhasil dilakukan dan memberikan
Pada tahap awal ini saya berencana untuk masuk dan melibatkan pengumpulan data awal untuk
memahami masalah yang dihadapi organisasi. Saya mengobservasi akun sosial media BPSDM yaitu
youtube. Setelah melihat konten yang ada di youtube tersebut saya menganggap bahwa BPSDM masih
kekurangan konten di youtube dalam artian dia juga belum memiliki jadwal tayang. Dari sini saya
tertarik untuk menggali informasi lebih dalam lagi lewat wawancara agar mengettahui apa yang menjadi
Diagnosis
Setelah wawancara dengan salah satu anggota yang berperan aktif di akun youtube BPSDM tersebut.
Saya mendapatkan banyak informasi salah satunya kasus yang berhubungan dengan Analisis
Pengembangan Organisasi. Jadi BPSDM sendiri itu masih belum memiliki tim sosial media yang
terstruktur, misalnya tim dari reproduksi, produksi, dan after produksi. Selain itu BPSDM sendiri belum
pernah mengadakan pelatihan mengenai cara pengelolaan akun youtube dan hanya belajar otodidak
Setelah mengetahui akar permasalahan dari kasus tersebut, kami memilki rencana intervensi yang bisa
dilakukan dan mungkin bisa meningkatkan keefektivitasan akun sosial media BPSDM. Sebagai suatu
sistem yang terbuka, organisasi harus menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan yang terjadi
baik dalam lingkungan internal maupun pada lingkungan eksternalnya. Pertama, karena BPSDM belum
memiliki tim sosial media yang terstruktur, maka kami menawarkan pengembangan struktur organisasi
yaitu dengan membagi 3 divisi tim sosial media sendiri, yaitu divisi preproduksi, produksi, dan after
produksi. Yang kedua, mengadakan pelatihan yang misalkan memfokuskan ke preproduksi yang baik.
Jadi bagaimana kita membuat konten ini terkemas dengan baik dan diterima oleh segala kalangan dan
sudah diimplementasikan. Tujuan evaluasi intervensi ini yaitu untuk melihat, menilai, dan mengukur
sejauh mana tujuan intervensi telah dicapai serta mengetahui hambatan- hambatan yang mungkin
Dengan pembagian jobdesc yang jelas nantinya suatu organisasi dapat memanfaatkan sumber-sumber
daya manusianya secara efisien. Pembagian kerja memungkinkan para anggota-anggota organisasi
menjadi lebih terampil dan mampu karena tugas-tugas terspesialisasi dilaksanakan berulang-ulang.