Bab I IV Atau V Daftar Pustaka
Bab I IV Atau V Daftar Pustaka
Bab I IV Atau V Daftar Pustaka
SKRIPSI
Oleh:
Sanur Mutsanna Al Haris
11240004
Pembimbing:
Achmad Muhammad, M.Ag.
NIP. 19720719 200003 1 002
i
Halaman Persembahan
v
MOTTO
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.1
1
QS : Al-Hasyr : 18, Al-Qur’an Terjemah Departemen Agama RI, (Bandung : CV.Penerbit J-
Art, 2005), hlm. 549.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamduliilah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah
memberikan nikmat yang tak terhingga, serta selalu memberikan kemudahan serta
kelancaran dalam berbagai hal. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada
peneliti.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari do’a, bimbingan, bantuan
serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
vii
4. Hj. Early Maghfiroh Innayati selaku Dosen Penasehat Akademik yang
Kalijaga Yogyakarta..
peneliti.
kemudahan administrasi.
10. Pak Kiyai Muchtarom, S.Pd.I selaku pimpinan dan pengasuh Pondok
11. Kedua orang tua dan saudara yang tidak bosan mendidik dan
mendoakan.
penulisan peneliti.
13. M. Robbah S.Sos.I, Adam Mustaqim S.Sos.I, dan rekan - rekan yang
lainnya.
viii
14. Rekan-rekan COMED (Community Of Management Dakwah) 2011
15. Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti uraikan satu persatu.
Akhrinya, skripsi ini adalah hasil dari proses peneliti yang masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat menghargai kritik, saran dari
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. x
D. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
xii
I. Keabsahan Data ............................................................................ 37
Ad - dhuha .................................................................................... 61
xii
BAB IV : PENUTUP ..................................................................................... 68
A. Kesimpulan ................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................. 68
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Ad-Dhuha Bantul DIY. Beberapa istilah pokok dari judul tersebut selanjutnya
1. Manajemen Keuangan
arti pengelolahan usaha ataupun pengaturan.1 Dengan kata lain suatu usaha
atau kegiatan dikelola dan diatur dengan suatu sistem pengaturan yang
yaitu Syaiful Sagala, dia mengutip pendapat Daft dan Steers yang
yang telah ditetapkan.”2 Dalam teori ini, sistem dalam mengelola dan
mengatur suatu usaha tersusun dalam satu kesatuan dengan bentuk proses
1
Al Barry,Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arloka, 2001).
2
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, cet. Ke-6, 2013), hlm. 52.
2
dan pengaturan dalam suatu usaha dilakukan dalam bentuk kegiatan rutin
yang kontinyu terus menerus dilakukan. Pengelolaan suatu usaha ini jika
Bantul DIY.
3
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah ( Jakarta: PT Rineka Cipta, cet-ke
2, 2010), hlm. 21.
4
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi 4 (Yogyakarta, BPFE
Yogyakarta, 2001), hlm. 4.
3
yang ada di dalamnya dikelola secara mandiri, dilandasi oleh mental al-
i’timad alannafsi (percaya pada diri sendiri, tidak menunggu bantuan dari
khususnya yatim piatu agar menjadi muslim yang berakhlaq mulia serta
sosial, maka pesantren memiliki dan menjadi pedoman etika dan moralitas
nilai dan moralitas, menjadi sumber pendalaman nilai dan ajaran keagamaan,
di masyarakat dan menjadi sumber praksis dalam kehidupan. Figur Kyai dan
Ulama tidak bisa lepas dalam pondok pesantren. Sebab kepemimpinan Kyai-
sebagaimana masyarakat umumnya. Karena itulah salah satu daya tarik sebuah
Pondok Pesantren antara lain ditentukan oleh figur dan kharisma sang kiai
5
pondok.
umumnya.
9
A. Halim, dkk, Manajemen Pesantren, (Yogjakarta: Pustakan Pesantren, 2005), hlm.
222.
6
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Bantul DIY.
E. Kegunaan Penelitian
Kalijaga Yogyakarta.
2. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi organisasi atau lembaga
3. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan demi peningkatan mutu dan
F. Kajian Pustaka
10
Iwan Ridwan Nurfauzi “Manajemen Pesantren (Studi Kasus Manajemen Keuangan
Pesantren Pengkaderan Da'i Takwin al-Muballighin Condongcatur, Sleman, Yogyakarta)”,
Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2006).
11
Teti Safari “Manajemen Madrasah Diniyah Takmiliyah Raudlatu Ath-Thullaab
Kasihan Bantul tahun 2013” Skripsi (tidak diterbitkan) (Yogyakarta: Fakultas PAI jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada Yogyakarta, 2013).
8
G. Kerangka Teori
1. Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen
yang indah lagi kokoh. Hal ini seperti yang termaktub di dalam al-
12
Nuri Alfaf, “Manajemen Keuangan Yayasan Pondok Masjid Madrasah Wathoniyah
Islamiyah di Kebarongan Kemrajen Banyumas Jawa Tengah, Skripsi (tidak diterbitkan),
(Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, 2006).
13
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, hlm. 50.
9
kokoh.14
exactly what you want to do and then seeing that they do it in the best
apa yang anda ingin kerjakan dan anda melihat bahwa mereka
mengerjakan dengan cara yang terbaik dan murah.15 Dengan kata lain,
ini adalah penjabaran dari makna sifat jujur atau shidiq. Menurut Imam
al-Ghozali, sifat ini harus tercermin dalam enam aspek, yaitu: jujur /
tepat dalam ucapan, jujur / tepat dalam niat, jujur / tepat dalam
sebagai “the art of getting things done through people” yaitu kiat atau
bantuan orang lain.17 Dikatakan sebagai kiat atau seni oleh Follet,
14
Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971) hlm. 928
15
Ibid., hlm. 51.
16
KH. Ali Maksum, Ajakan Suci, (Yogyakarta: LTN-NU DIY, 1993), hlm. 179
17
Ibid.
10
memiliki maksud yang sama dengan sebuah riwayat dari Imam al-
ini terlihat menitik beratkan pada pelaksanaan atau proses yang terjadi
Dalam hal ini, catat mencatat dalam sebuah organisasi sangat penting
18
Ibid.,hlm. 50.
19
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013) hlm. 128.
20
Ibid.,hlm. 52.
21
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, hlm. 21.
11
biayanya.
22
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,hlm. 59.
13
program kerjanya.24
pujian atas prestasi kerja personel yang membawa akibat yang baik
23
Ibid., hlm. 60.
24
Ibid.
14
4) Fungsi Pengawasan(Controlling)
tindakan pembetulan.
c. Manajemen Keuangan
25
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi 4 (Yogyakarta,
BPFE Yogyakarta, 2001), hlm. 4.
26
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, hlm .12.
16
27
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, hlm. 223.
17
biaya. Dana yang berasal dari para siswa tergolong yang paling
melalui pendidikan.
2) Dana wakaf
yang cukup pesat, bahkan bukan hanya tanah pertanian saja yang
sebagainya.
(sumber),
5) Meningkatkan komunikasi,
ini, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh menejer
28
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, hlm. 224.
20
program kerjasama,
dirumuskan,
lembaga pendidikan,
dengan baik.
2. Pondok Pesantren
29
Mahmud Yuus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hida Karya Agung, 1989), hlm.
324.
30
Amin Haedari et al., Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan Globalitas dan
Tantangan komplesitas Global (Jakarta: IRD Press, 2004), cet. Ke-1, hlm. 2.
22
itu, KH. Ali Maksum juga menegaskan bahwa secara garis besar
Ulama yang dimaksud disini adalah ulama’ dalam arti bahasa, yaitu
orang yang memiliki ilmu yang sangat dalam dalam luas. Tidak
b. Tujuan Pesantren
31
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan
Agama Dan Pendidikan Keagamaan Pasal 1 ayat 4.
32
Ali Maksum, Ajakan Suci, (Yogyakarta: LTN-NU DIY, 1993), hlm. 108.
23
dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam
c. Ciri-ciri Pesantren
khas yang merupakan satu kesatuan sistem yang tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Yaitu Kiai, Santri, Pengajian Kitab Kuning, Asrama,
dan Masjid.
Ciri khas yang pertama dari pesantren adalah Kiai. Kata Kiai
Asyari Dhofier, kata ini berasal dari bahasa Jawa bukan bahasa Arab.
Dalam bahasa Jawa, kiai adalah sebutan bagi alim ulama’, cerdik,
pandai dalam agama Islam,33 atau sebagai gelar yang diberikan oleh
33
W. J. S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1986), hlm. 505.
24
Ciri khas yang kedua dari pesantren adalah santri. Santri adalah
kelompok, yaitu :
2) Santri kalong, yaitu santri yang selalu pulang setelah selesai belajar
kerumah.
kitab kuning adalah sebagai bahan mata pelajaran bagi santri.35 Selain
Islam yang perlu diketahui oleh kalangan luas, baik ia santri ataupun
34
Ibid.
35
KH. Ali Maksum, Ajakan Suci, hlm. 101.
25
bermalam para santri yang menimba ilmu kepada seorang Kiai. Selain
selepas dari pondok akan hidup dalam masyarakat yang lebih luas lagi.
yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan
36
Ibid.,hlm. 102.
37
Mahmud Yuus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hida Karya Agung, 1989), hlm.
324.
38
M. Quraisy Shihab, Wawasan Al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), cet. Ke-2, hlm.
459.
26
d. Manajemen pesantren
tengah masyarakat.
kewajiban.
3. Sistem
a. Definisi Sistem
28
unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi di antara unsur-unsur
lain. Berangkat dari teori ini, sistem adalah seperangkat unsur dalam
suatu organisasi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya yang
dan efisien.
b. Karakteristik Sistem
40
J. Winardi, Pemikiran Sistemik Dalam Bidang Organisasi dan Manajemen, (Jakarta :
Rajawali Press.2005 hal.131-135
29
2) Ada Batasan Sistem. Sistem yang dibangun perlu ada batasan yang
jelas supaya tujuan dari sistem dapat tercapai. Bila batasan sistem
tidak jelas maka tujuan yang akan dicapai tidak jelas dan tidak
melalui komputer.
6) Ada Output. Suatu sistem tidak bisa dikatakan selesai dibuat bila
tidak ada hasil baik berupa file atau cetakan yang diharapkan.
8) Ada Tujuan. Sistem tanpa tujuan yang pasti akan menjadi sia-sia.
30
c. Klasifikasi Sistem
Abstrak, yaitu sistem yang terdiri dari ide-ide dan pemikiran yang
sudah diatur oleh Allah SWT. Semua peristiwa siang dan malam,
H. Metode Penelitian
memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari penelitian.
1. Jenis Penelitian
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kauantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet. Ke 10. hlm. 3.
32
2. Pendekatan Penelitian
Denzin dan Licoln sebagaimana yang dikutip oleh Juliansyah Noor, kata
dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah,
3. Subjek Penelitian
data dalam penelitian adalah subjek tempat data diperoleh atau diambil.44
penelitian dapat diperoleh. Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
42
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Kencana prenada Media Group,
2012) cet. Ke 2. hlm. 34.
43
Ibid.,hlm. 33.
44
Rifa’i Abubakar, Metdologi Penelitian, (Yogyakarta: LPPM STAIMS, 2006), hlm. 33 .
33
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
a. Metode Observasi
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kauantitatif, Kualitatif, dan
R&D, hlm. 61.
34
b. Wawancara
Bantul DIY.
46
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 136.
47
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 2010) cet. Ke 7. hlm. 180.
48
Rifa’i Abubakar, Metodologi Penelitian,hlm. 42.
35
c. Dokumentasi
sumber tertulis seperti buku, laporan, notulen rapat, catatan harian, dan
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
49
Ibid.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, R dan D (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 244.
36
penelitian.
pola, penjelasan data. Hal ini dilakukan sejak awal terhadap data
berlangsung.51
51
Ibid., hlm. 247-250.
37
Gambar. 1.1
Analisis Data model Miles dan Huberman
I. Keabsahan Data
dibandingkan hasilnya.
52
Ibid., hlm. 273-274.
38
Gambar 1.2
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Observasi
Dokumentasi
yang berbeda-beda.
Gambar 1.3
Triangulasi sumber data
Santri
J. Sistematika Pembahasan
a. Bagian Awal
39
b. Bagian Utama
pendidik, jamaah dan santri, janji santriwan-santri, tata tertib santri. materi
Bab IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran, dan daftar
pustaka.
c. Bagian Akhir
BAB II
A. Sejarah singkat53
Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha Bantul
maupun sosial serta menggarap Ridho Allah SWT di dunia dan di akhirat
kelak. Maka sukses dunia dan sekaligus sukses akherat adalah yang
kedamaian batin. Aktifitas produksi roti kue AFLAH biasa dimulai jam 02.00
53
Dokumentasi arsip Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha
42
Sanden, Bantul. Atas permintaan jamaah maka diadakan rutin tiap bulan
Majelis dhuha ini acaranya dimulai dengan sholat dhuha sendiri atau
kultum dan doa. Setelah rangkaian acara selesai dibuka forum konsultasi yang
hanya sebulan sekali tapi diadakan setiap hari senin pagi, dan tempanya
Saat ini jamaah Majelis Dhuha Bantul yang hadir rata-rata 500 s/d 600
orang jamaah setia hari senin pagi, Alhamdulillah setiap pertemuan Jamaah
Dhuha.
B. Letak Geografis
bukan berarti lokasi tersebut akan sulit dijangkau. Sebagai lokasi yang tidak
jauh dari jalan raya Bantul maka letak kurang lebih 15 menit dari kota Bantul
dan 40 menit dari kota Yogyakarta dengan menggunakan kendaraan roda dua
atau empat.
54
Wawancara dengan pengasuh Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha
44
oleh sebagian kecil generasi pertama (orang tua dan kakek) dan oleh
karena masuknya budaya asing. Generasi ini diikuti oleh sebagian kecil
kita perlu merumuskan ide dasar atau visi sebagai kerangka utama.Visi
55
Dokumentasi arsip Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha
45
yang kemudian akan diturunkan dalam tujuan, arah, dan target pesantren itu
sendiri.
Adapun lebih jelasnya yang menjadi visi dan misi dantujuan pondok
lampiran.
shalat Dluha dan Mujahadah yang dilaksanakan pada tiap hari Senin.
terletak di jalan Bantul KM. 10. Yayasan Majelis Ad-Dhuha Bantul DIY
Bantul DIY
anak yatim piatu.Santri yang dalam kategori miskin dan yatim piatu dalam
56
Dokumentasi arsip Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha
47
koperasi ini adalah untuk melatih para santri untuk menjadi pe-bisnis atau
hanya akan menjadi penonton dan tidak menjadi pelaku di dalam kancah
dilihat di lampiran.
1. Fasilitas
ada, baik fisik maupun non fisik memiliki peran penting dalam mencapai
fasilitas yang di perlukan sehingga anak didik dapat belajar dengan baik.
belajar yang dimiliki, juga telah memiliki masjid sendiri dengan beberapa
kamar mandi serta tempat wudhu dan asrama putra-putri merupakan milik
Dhuha, tanah seluas 6000 M2dan 3000 M2, Masjid, ruang guru, ruang
seperti halnya fasilitas penunjang seperti sarana olah raga, kesenian dan
satu aspek yang menjadi perhatian utama, karena guru sebagai penentu
49
tentu tujuan sebuah lembaga pendidikan akan sulit untuk dicapai secara
pesantren dan secara resmi telah diberikan hak untuk mengajar dan
Zahrowi, Ustad Budi Suryono MA, dan Ustadzah Muna Mawar Sari.
sebagian kecil jamaah dari daerah kota Jogja dan Kulonprogo seta Gunung
50
Kidul dan kota Jogja dengan humlah jamaah lebih dari 500 jamaah dari
Tidak lepas para santrinya, hingga sat ini santri Pondok Pesantren
Kulonprogo, Gunung Kidul dan kota Yogyakarta. Total santri hingga saat
Pajangan Bantul
Tabel 2.2
Janji Santri
kedudukannya.
pesantren.
11. Santri wajib memakai pakaian sopan, rapi dan menutup aurat.
12. Santri putra wajib mengenakan sarung dan peci pada waktu-waktu
kegiatan ngaji.
13. Santri wajib mengikuti semua kegiatan pondok dengan sikap tenang
Tabel 2.3
Tata Tertib Santri
6. Materi Pembelajaran
formal dari pukul 07.00 s/d 14.00 WIB.Setelah pulang dari sekolah formal
identifikasi yang mendalam atas kemampuan para santri yang nota bene
7. Pembiayaan
kelompok, Yaitu:
53
Dana pendidikan dari santri kategori non miskin dan non yatim
b. Dana wakaf
kategori.Berupa uang dan barang. Jika hibah dari para donator ini
Dhuha Bantul DIY. Bila hibah ini berupa barang seperti sepeda,
berbentuk makanan.
54
8. Hubungan Masyarakat
pengumpulan infaq, zakat, shodaqoh, hibah dari jama’ah yang aktif dalam
dimulai dari pukul 07.00 s/d 11.00.Dana yang terkumpul dalam tiap
BAB III
PEMBAHASAN
lembaga keuangan lain sebagaimana yang sesuai dengan teori-teori yang ada yang
adalah:
pesantren
yang berlaku.
oleh Kiai Pondok Pesantren Ad Dhuha dan bidang keuangan, sehingga dalam
kemudian data dan informasi tersebut dikaji yang pada akhirnya nanti disusun
dilakukan oleh Pak Kiai Pondok Pesantren Ad Dhuha sendiri. Segala kegiatan
57
Pak kiai Pondok Pesantern Entrepreneur Ad Dhuha , Jum’at, 9 september 2016
58
Pengurus Pondok Pesantern Entrepreneur Ad Dhuha
57
seperti kegiatan belajar mengajar disekolah, itu juga tidak terlepas dari
pihak, yang kemudian diidentifikasi oleh Kiai. Data dan informasi ini
berupa sumber daya manusia, sarana maupun dana atau biaya. “Rencana
yang saya lakukan setahun sepindah pas akhir taun terus kita ngoreksi
apa aja kebutuhan selama sesasi meski durong enten donator tetap”60
setiap akhir tahun ajaran setelah semua laporan diterima dan dibahas
dalam rapat akhir tahun, akan tetapi dalam prosesnya ada perencanaan
59
Ibid.
60
Pak kiai Pondok Pesantern Entrepreneur Ad Dhuha
58
dari pendapatan rutin dan non rutin. Pendapatan rutin berasal dari
non rutin berasal dari masyarakat sekitar dan wali santri. Pendapatan
61
Ibid.
59
pondok.62
antara lain: bayar biaya sekolah, foto copy sekolah santri, bensin untuk
sekolah, tambal ban, ban dalam, pemebrsih kaca, sabun cuci, lilin,
mengelas, pilox, taplak meja, lampu, rak buku, seterika, sapu, payung,
honor ustadz, honor masak, pulsa listrik, spidol, cartridge, bensin, kertas
dokter atau rumah sakit, tempe, tahu, ikan, sayuran, beras dan lain
pihak.
62
Ibid.
60
akan dibiayai.
dana yang keluar harus disetujui oleh Kiai Pondok Pesantren Ad Dhuha,
suatu keharusan bagi setiap bagian yang ada di lingkungan Pondok Pesantren
Ad Dhuha, LPJ dibuat setiap bulan oleh Pak Kiai dan dilaporkan ke pihak
yayasan Ad Dhuha. LPJ ini berisi pemasukan dana yang masuk dan
penggunaannya.63
Laporan tersebut jadi bahan evaluasi bagi Pak Kiai Pondok Pesantren
63
Ibid.
61
computer, tetapi saat ini karena computer sedang rusak, mka LPJ
Dhuha
64
Pengurus Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha Bantul
62
Setiap laporan tersebut merupakan salah satu alat ukur apakah tujuan
tua santri dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan
sumber dananya.
65
Pak kiai Pondok Pesantrenn Entrepreneur Ad Dhuha Bantul
63
mengalokasikan dana yang ada sesuai dengan kebutuhan yang terjadi dan
yang sederhana
yaitu pengawasan terhadap semua unit dan bidang kegiatan yang ada di dalam
66
Ibid.
64
Dhuha. Pengawasan rutin dilakukan oleh Pak Kyai terhadap penggunaan dana
Dhuha yang berasal dari pembayaran siswa (SPP), dan dari Yasayan Ad
67
Ibid.
65
Entrepreneur Ad Dhuha
1. Perencanaan
wali santri, pak Kiai maupun para ustad kecuali pada saat acara
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
harus di tangani oleh pak Kiai langsung tanpa ada yang membantunya.
4. Pengawasan
dengan jelas.
Ad Dhuha
68
Ibid.
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen
DIY tahun 2016 Kurang sama dengan menejemen keuangan pada lembaga
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang pelaksanaan manajemen
DAFTAR PUSTAKA
Ali As’ad, Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Terjemah Ta’limul Muta’allim, Kudus:
Menara Kudus
________. Standar Kelulusan dan Standar Isi Mata Pelajaran Keagamaan Islam
dan Bahasa Arab Madrasah Diniyah Takmiliyah. Jakarta: 2012.
Em Zul Fajri dkk, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Difa Publisher, T.
Th.
71
M. Ridwan Qoyyum Sa’id, Rahasia Sukses Fuqoha’, Kediri: Mitra Gayatri, 2006
1. Stuktur Organisasi
DEWAN PENGURUS :
Bidang-Bidang
Bidang Umum
1. Hj. Istiyatun Andina (Koor)
2. Hj. Tatik Esti Ujiani
3. Hj. Tin Khotimah
4. Hj. Makmun
5. Hj. Tatik Suryati
6. Hj. Drg. Samsu Indriyatun
7. Hj. Rustini Rujito
Ketua : H. Buchori AZ
Wakil Ketua : H. Drs. Rujito
Sekretaris : Kamidi, S. Pd. MM
Bendahara : HJ. Endah Pertiwi
Wakil Bendahara : Sri Haryanti
SEKSI-SEKSI
Pembantu Umum
1. Hj. Istiatun (Koor)
2. Hj. Tatik Esti Ujiani
3. Hj. Tin Khotimah
4. Hj. Harto
5. Hj. Atik Suryati
6. Hj. Wiwik Mawiyah
Pengawas : 1. H. Ismartoyo
2. H. Makmun Murod
3. H. Midiyanto
g. Papan Pengumuman
h. Foto gedung Pondok Pesanren
i. Kebun Pondok Pesantren
j. Foto Lokasi pondok pesantren Gongsing Pajangan Bantul
3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
ALAMAT :
A. PAK KIYAI
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
A. Identitas Diri
Nama : Sanur Mutsanna Al Haris
Tempat/Tgl. Lahir : Nganjuk, 24 september 1992
Alamat : Pengkol Rt 02/Rw 03 , Warujayeng, Nganjuk
Nama Ayah : Arwany Masjkur
Nama Ibu : Sumartin
E-mail : [email protected]
No. Telepon : 087738291702
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN Warujayeng IV (2001 - 2006)
b. MTsN Tanjunganom (2006 - 2009)
c. MAN Kertosono (2009 - 2011)
d. UIN Sunan Kalijaga (2011 - 2017)
2. Pendidikan Non-Formal
a. Pesantren Al Masjkur Nganjuk (2001 - 2011)
b. Majelis Dzikir dan Sholawat Yogyakarta (2011 -….)
C. Pengalaman Organisasi
1. Pengurus Masjid (2011 – 2013)