Askep Post Partum Spontan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN PADA NY.

A DI
PUSKESMAS GEYER II KABUPATEN GROBOGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :
LINA AYU MEILANTIKA
NIM: 82021040105

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN


PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2021
a. Data Subjektif
1) Identitas Pasien
a) Nama : Ny.A
b) Umur : 24 Tahun
c) Agama : Islam
d) Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
e) Pendidikan : SMA
f) Pekerjaan : IRT
g) Alamat : Geyer
Identitas penanggung jawab
a) Nama : Tn.R
b) Umur : 29 Tahun
c) Agama : Islam
d) Suku Bangsa : Jawa /Indonesia
e) Pendidikan : SMA
f) Pekerjaan : Wiraswasta
g) Alamat : Geyer
h) Hub dg klien : Suami klien
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan episiotomi.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Psien mengatakan saat ini merasakan nyeri pada bekas luka
jahitan episiotomi dan perut terasa mules serta saat ini tidak
sedang seperti batuk, pilek dan demam.
2) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari
pihak suami tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menurun seperti diabetes, hipertensi, jantung dan riwayat
penyakit menular seperti asma / TBC dan HIV / AIDS dan
pasien juga belum pernah mempunyai riwayat operasi.
d. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : Pasien mengatakan haid pertama
kali pada umur 14 tahun.
2) Siklus : Pasien mengatakan siklus haidnya 28 –
30hari.
3) Lama : Pasien mengatakan lamanya haid 6 – 7 hari.
4) Banyaknya : Pasien mengatakan 2 – 3 x ganti pembalut
perhari.
5) Teratur/tidak teratur : Pasien mengatakan haidnya teratur
setiap bulan.
6) Sifat darah : Pasien mengatakan sifat darahnya encer
berwarna merah kecoklatan.
7) Dismenorhoe : Pasien mengatakan tidak pernah mengeluh
nyeri saat menstruasi.
e. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah. Kawin 1 kali pada umur 22 tahun,
dengan suami umur 25 tahun. Lamanya perkawinan 2 tahun,
dan belum mempunyai anak.
f. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Pasien mengatakan ini kehamilan, persalinan dan nifas yang
pertama.
g. Riwayat Keluarga Berencana
Pasien mengatakan belum pernah memakai KB. Rencana
setelah kelahiran anak pertama ini pasien akan menggunakan
KB, tetapi pasien belum mengetahui KB apa yang akan di
pakai setelah melahirkan anak pertamnya.
h. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Pasien mengatakan mengeluh mual dan
muntah setiap pagi hari.
Trimester II : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Pasien mengatakan sering pegal-pegal di
sekitar pinggang.
2) ANC : 6 kali, Teratur, di bidan
Trimester I : Pasien mengatakan 1 x pada umur
kehamilan 1 bulan.
Trimester II : Pasien mengatakan 2 x pada umur
kehamilan 3 bulan dan 6 bulan.
Trimester II : Pasien mengatakan 3 x pada umur
kehamilan 7 bulan, 8 bulan dan 9 bulan.
3) Penyuluhan yang didapat
Pasien mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang
gizi ibu hamil dan tanda bahaya kehamilan.
4) Imunisasi TT
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT
pada saat akan menikah.
5) Pergerakan Janin
Pasien mengatakan merasakan pergerakan janin
pada usia kehamilan 5 bulan.
i. Riwayat Persalinan Sekarang
1) Tempat Persalinan : Ruangan KB IGD RSUD Achmad
Mochtar
2) Penolong : Bidan
3) Tanggal/Jam Persalinan: 01-03-2022 Pukul : 10.00 WIB
4) Jenis persalinan : Spontan
5) Komplikasi/kelainan dalam persalinan : Tidak Ada
6) Plasenta
a) Ukuran : ± 450 gram, panjang tali pusat : ±50 cm
7) Kelainan : Tidak Ada
8) Perineum
a) Ruptur / tidak : Ya, meliputi mukosa vagina, komisura
posterior, kulit jaringan perineum, dan otot perineum.
Episiotomi mediolateralis.
b) Dijahit / tidak : Ya, dengan Teknik jelujur
9) Lama Persalinan
Kala I : 3 Jam-menit
Kala II : 1 jam 30 menit
Kala III : - jam 30 menit
Kala IV : 1 jam – menit
Jumlah : 6 jam- menit
10) Keadaan Bayi
BB : 3700 gram
PB : 49 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Apgar Score : 8/10
Cacat Bawaan : Tidak ada
Masa Gestasi : 40 Minggu
j. Pola Kebiasaan selama Post Partum
No Aktivitas Sebelum dirawat Saat dirawat

1 Pola Pasien makan 3 kali sehari Pasien makan 1 kali


nutrisi dengan porsi sedang, nafsu sebelum melahirkan pada
makan baik. Pasien minum jam 21.00 WIB tanggal 16
sehari 7-8 gelas air putih dan Oktober 2018 dengan porsi
diselingi minum susu, pasien makan sedikit dan nafsu
tidak menyukai teh ataupun makan yang kurang. Pasien
kopi. Pasien mengatakan tidak minum 2 gelas teh.
ada keluhan.
2 Pola Pasien mengatakan BAB 1 kali Pasien mengatakan belum ada
eliminasi sehari dengan konsistensi BAB setelah melahirkan.
kadang lunak kadang keras, Pasien mengatakan setelah
warna kuning dan bau yang melahirkan BAK sudah 2 kali
khas. Pasien mengatakan setelah melahirkan pukul
selama hamil BAK lebih sering 11.00 WIB dan 13.WIB pada
terutama pada trisemester ke 3 tanggal 01 Maret 2022.
yaitu 7-9 kali dalam sehari
dengan warna kuning jernih
dan bau yang khas.

3 Pola Selama hamil pasien Klien dibantu sepenuhnya

aktvitas mengatakan masih bekerja oleh keluarga karena merasa


dalam mengurus rumah tapi letih dan lemah. Klien juga
dengan hati-hati dan tidak mengatakan tidak banyak
terlalu capek. bergerak karena masih takut
dengan luka jahitannya dan
klien masih merasakan nyeri
pada luka jahitannya.

4 Pola Tidur malam lebih kurang 8 Pasien mengatakn baru tidur


istirahat jam dari jam 21:00 – 04:30 2 jam setelah melahirkan.
dan tidur wib, tidur siang lebih kurang 3
jam dari jam 14:00 – 16:00
wib.
5 Pola Mandi 2 kali sehari, mandi Pemenuhan kebersihan diri
personal secara menyeluruh dari ujung dibantu oleh keluarga.
hygiene rambut sampai ujung kaki.
Keramas hanya 4 kali
seminggu.

k. Riwayat Psikologis dan Spritual


Pasien mengatakan sangat senang sekali dengan kelahiran anak
pertama nya ini, pasien mengatakan jika keluarganya sangat
senang sekali dengan kelahiran anak pertamanya ini, pasien
beragama islam dan rajin menunaikan sholat 5 waktu dan rajin
berdoa. Pasien masuk kedalam fase Taking In (Dependent)
dimana pasien masuk hari ke satu setelah melahirkan pada saat
pengkajian tanggal 01 Maret 2022 Fase ini pasien
membutuhkan perlindungan dan pelayanan karena pada tahap
ini pasien sangat ketergantungan.
l. Riwayat Sosial Budaya
1) Dukungan keluarga
Pasien mengatakan suami dan keluarganya sangat
mendukung dengan kelahiran anaknya yang pertama ini.
2) Keluarga lain yang tinggal serumah
Pasien mengatakan hanya tinggal dengan suami.

3) Pantangan makanan
Pasien mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun
saat hamil maupun setelah melahirkan.
m. Pengetahuan Ibu
Pasien mengatakan setelah melahirkan harus memperbanyak
makan sayuran hijau seperti daun katu untuk mempelancar
pengeluaran ASI, pasien mengatakan ASI sangat baik untuk
bayinya, untuk pertumbuhan dan perkembangan bayinya dan
juga untuk kekebalan tubuh bayinya, pasien mengatakan
sedikit paham tentang makanan untuk bayinya, pasien
mengatakan belum paham cara perawatan setelah melahirkan,
pasien mengatakan kurang begitu paham tentang cara perawatan
payudara yang benar, pasien mengatakan dalam perawatan
bayinya masih dibantu oleh keluarganya.
b. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1) Status Generalis
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD =110/70 mmHg N = 92 x/menit
S = 36,8OC
P = 22 x/menit
d) Tinggi Badan : 155 cm
e) Berat Badan : 65 kg
f) LILA : 26,5 cm
2) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut bersih, hitam gelombang, ada rontok dan tidak
ada massa,benjolan dan nyeri tekan.
Wajah tidak ada oedema dan tidak ada kloasma
gravidarum (binti-bintik) pigmen kecoklatan
diwajah
Mata kongjungtiva pucat, sklera putih tidak ikterik,
tidak ada nyeri tekan , fungsi penglihatan baik
dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
Telinga tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Hidung tidak ada polip, fingsi penciuman baik dan tidak
ada nyeri tekan
Mulut/gigi/ bibir pucat, tidak ada sariawan, mulut dan gigi
gusi bersih
Abdomen Terdapat linea nigra, tidak ada nyeri tekan, ada
striae gravidarum, , kontraksi kuat, perkusi
tympani
Genetalia Lochea rubra, warna merah kecoklatan, jumlah
pembalut 2 kali dalam 1 hari
Perineum Terdapat 5 jahitan pada perineum, keadaan luka
dan anus basah, tidak ada tanda radang.
Tanda REEDA: tidak ada kemerahan, ekimosis,
terdapat darah, kerekatan jahitan: kuat pada area
perineum.
Ekstremitas Atas : tangan kanan terpasang infuse RL 20
tetes/menit, kuku pendek, bersih, turgor kulit
baik, tidak ada kelainan , akral teraba hangat
Bawah : turgor kulit baik, kuku pendek, bersih,
tidak ada varices, tidak ada kelainan, akral teraba
hangat

b. Palpasi
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak
ada tumor, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada Tidak ada pembengkakan pada mamae, tidak ada
tumor, simetris kanan dan kiri, areola
hiperpigmentasi, putting susu bersih dan
menonjol, kolostrum/ASI sudah keluar.
Abdomen Kontraksi keras, tinggi fundus 2 jari dibawah
pusat
Ekstremitas Tidak ada varices, tidak ada oedema
3) Teraphy
- Infuse RL 20 tetes/menit
- Amphicilin 500 mg 3 kali 1 tablet
- Sf 3 kali 1 tablet
- Antalgin 500 mg 3 kali 1 tablet
- Injeksi Vit. K 3x1 (IV)
- Injeksi Vit. C 3x1 (IV)
- Asam mefenamat 3x1 tablet (peroral)
4) Pemeriksaan Penunjang
- Hasil Labor
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 9,6 gr % 12,00 - 15,00 gr %
Hematokrit 36,70 % 35,00 – 47,00 gr %
Trombosit 213.000 mm3 150.00 – 400.000 mm3
Leukosit 7.800 mm3 4.000 – 10.000 mm3
Eritrosis 2,76 mm3 4,5 – 6 juta/ mm3

1. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS : Nyeri akut Trauma jahitan
- Pasien mengatakan nyeri luka episiotomi
pada luka jahitan
- Pasien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak
- Pasien mengatakan skala
nyeri 4

DO :

- Klien tampak meringis


- Klien tampak tidak bebas saat
bergerak
- Skala nyeri 4 yaitu sedang
- TD: 110/70 mmHg
- N: 92 x/i

- S : 36,8 □C
- Terdapat luka jahitan di
perineum: 5 jahitan
- Episiotomi mediolateralis
DS : Resiko Trauma
- Pasien mengatakan takut infeksi
untuk berjalan
- Pasien mengatakan
mengganti pembalut 2x/hari

DO :
- Kesadaran : compos mentis
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/i
S :36,8OC
R : 22 x/i
- Tidak ada kemerahan
- Kerekatan jahitan kuat
- Terdapat darah warna terang
- Lochea rubra
- Ekimosis
- Bau : seperti darah biasa dan
tidak busuk.
- Leukosit : 7.800 mm3
DS: Kurang Kurangnya
- Klien mengatakan belum pengetahuan informasi tentang
mengetahui tentang cara perawatan post
perawatan post partum partum.
- Klien mengatakan belum
mengetahui tentang cara
perawatan payudara
- Klien mengatakan ingin
mengetahui manfaat lebih
dari ASI.
- Klien mengatakan belum tahu
akan memakai KB apa
setelah melahirkan ank
pertamanya.
DO
- Klien tampak bingung
- Klien tampak banyak bertanya
- Klien banyak menggeleng saat
di Tanya

2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jahitan luka
episiotomi.
b) Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
atau kerusakan kulit.
c) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang perawatan post partum.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Noc Nic
1. Nyeri akut b/d trauma NOC : Pain Management
jahitan luka episiotomi.  Pain Level,
 Pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
 Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mampu menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
mencari bantuan). untuk mengetahui pengalaman nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan pasien
menggunakan manajemen nyeri 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, nyeri
frekuensi dan tanda nyeri) 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri lampau
berkurang 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
5. Tanda vital dalam rentang normal kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
7. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
2. Resiko infeksi b/d trauma NOC : NIC :
jaringan atau kerusakan  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
kulit.  Knowledge : Infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
 Risk control pasien lain
Kriteria Hasil : 2. Pertahankan teknik isolasi
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 3. Batasi pengunjung bila perlu
2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
factor yang mempengaruhi penularan serta mencuci tangan saat berkunjung dan
penatalaksanaannya setelah berkunjung meninggalkan
3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah pasien
timbulnya infeksi 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk
4. Jumlah leukosit dalam batas normal cuci tangan
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat 6. Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan kperawtan
7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
alat pelindung
8. Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
9. Ganti letak IV perifer dan line central
dan dressing sesuai dengan petunjuk
umum
10. Gunakan kateter intermiten untuk
menurunkan infeksi kandung kencing
11. Tingktkan intake nutrisi
12. Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap


infeksi)
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
2. Monitor hitung granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
6. Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
7. Pertahankan teknik isolasi k/p
8. Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
9. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
10. Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
3. Kurang pengetahuan b/d NOC : NIC :
kurangnya informasi Teaching : disease Process
tentang perawatan post  Kowlwdge : disease process 1. Berikan penilaian tentang tingkat
partum.  Kowledge : health Behavior pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
Kriteria Hasil : bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
1. Pasien dan keluarga menyatakan tepat.
pemahaman tentang penyakit, kondisi, 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
prognosis dan program pengobatan muncul pada penyakit, dengan cara
2. Pasien dan keluarga mampu yang tepat
melaksanakan prosedur yang dijelaskan 4. Gambarkan proses penyakit, dengan
secara benar cara yang tepat
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim dengna cara yang tepat
kesehatan lainnya 6. Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari jaminan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga atau SO
informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi
di komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
4. Implementasi Keperawatan
No Hari/ tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Selasa, 01 Maret 2022 Nyeri akut b/d 1. Melakukan pengkajian skal S :
trauma jahitan nyeri - Pasien mengatakan masih
luka episiotomi. 2. Membantu pasien dan keluarga merasakan nyeri pada luka jahitan
untuk mencari dan dan pada saat bergerak.
menemukan dukungan - Pasien mengatakan skala nyeri
3. Mengontrol lingkungan yang berkurang yaitu skala nyeri 3
dapat mempengaruhi nyeri - Pasien mengatakan masih sulit
seperti suhu ruangan, bergerak karena takut jahitan
pencahayaan dan kebisingan akan terbuka
4. Mengajarkan tentang teknik - Pasien mengatakan merasakan
non farmakologi dengan nyaman saat dilakukan
mengompres dingin perineum kompres dingin NaCL 0,9 %
untuk mengurangi nyeri pada area perineum.
dengan menggunakan cairan O :
NaCL 0,9 %. - Saat pemeriksaan tampak pasien
5. Meningkatkan istirahat masih meringis
6. Mengkolaborasikan dengan - Tampak masih membatasi
dokter jika ada keluhan dan gerakan
tindakan nyeri tidak berhasil TTV :
7. Memonitor penerimaan pasien TD : 110/70 mmHg
tentang manajemen nyeri. N : 92x/menit
S : 36,8OC
R : 20x/menit
A: Masalah belum teratasi

I : Membantu aktivitas pasien


Resiko infeksi 1. Memantau suhu tubuh S:
b/d trauma 2. Membersihkan lingkungan - Pasien mengatakan nyeri pada
jaringan atau setelah dipakai pasien lain luka jahitan
kerusakan kulit. 3. Mempertahankan teknik - Pasien mengatakan masih tampak
isolasi takut membersihkan area organ
4. Membatasi pengunjung bila intim nya.
perlu - Pasien tampak hanya menyiram
5. Menginstruksikan pada dengan air pada saat melakukan
pengunjung untuk mencuci vulva hygiene.
tangan saat berkunjung dan O :
setelah berkunjung - Tanda-tanda REEDA (-)
meninggalkan pasien - Keadaan luka basah
6. Menggunakan sabun - Tampak ada 5 jahitan
antimikrobia untuk cuci - Tidak ada kemerahan
tangan - Lochea rubra
7. Mencuci tangan setiap - Jahitan kuat merekat di perineum
sebelum dan sesudah - Terdapat darah merah terang
tindakan kperawatan TTV :
8. Menggunakan baju, sarung TD : 110/70 mmHg
tangan sebagai alat pelindung N : 92x/menit
9. Mempertahankan lingkungan S : 36,8OC
aseptik selama pemasangan R : 20x/menit
alat A: Masalah belum teratasi
10. Meningktkan intake nutrisi
I : Mengontrol infeksi
11. Memberikan terapi antibiotik
- Mengobservasi luka episiotomi
bila perlu
- Menganjurkan pasien untuk
19. Memonitor tanda dan gejala
ambulasi
infeksi sistemik dan lokal
12. Melakukan perawatan
perineum untuk mengurangi
resiko infeksi
No Hari/ tanggal Diagnosa Implemenasi Evaluasi
2 Rabu, 02 Maret 2022 Nyeri akut b/d 1. Melakukan pengkajian skal S :
trauma jahitan nyeri - Pasien mengatakan nyeri pada
luka episiotomi. 2. Membantu pasien dan keluarga luka jahitan berkurang
untuk mencari dan - Pasien mengatakan sudah BAB
menemukan dukungan - Pasien bersedia untuk
3. Mengontrol lingkungan yang dilakukan kompres dingin
dapat mempengaruhi nyeri - Pasien mengatakan sebelumnya
seperti suhu ruangan, belum pernah dilakukan
pencahayaan dan kebisingan kompres dingin pada perawatan
4. Mengajarkan tentang teknik perineum
non farmakologi dengan
mengompres dingin perineum O :
untuk mengurangi nyeri - Saat pemeriksaan tampak pasien
dengan menggunakan cairan tidak pucat dan kelelahan
NaCL 0,9 %. - Skala nyeri 1 = ringan
5. Meningkatkan istirahat - Ekpresi wajah klien tampak rileks
6. Mengkolaborasikan dengan - Sudah dilakukan perawatan
dokter jika ada keluhan dan perineum dengan kompres dingin
tindakan nyeri tidak berhasil
7. Memonitor penerimaan pasien TTV :
tentang manajemen nyeri. TD : 120/80 mmHg
N : 82x/menit
S : 36,6OC
R : 20x/menit
A: Masalah sudah teratasi
I : intervensi dihentikan
Resiko infeksi 1. Membersihkan lingkungan S :
b/d trauma setelah dipakai pasien lain - Pasien mengatakan nyeri pada
jaringan atau 2. Mempertahankan teknik luka jahitan
kerusakan kulit. isolasi - Pasien mengatakan mau
3. Membatasi pengunjung bila dilakukan perawatan perineum
perlu - Pasien mengatakan sudah tahu
4. Menginstruksikan pada cara perawatan vulva hygiene
pengunjung untuk mencuci - Pasien tampak sudah tahu cara
tangan saat berkunjung dan perawatan luka episiotomi dengan
setelah berkunjung benar
meninggalkan pasien O:
5. Menggunakan sabun - Keadaan luka basah
antimikrobia untuk cuci tangan - Tampak ada 5 jahitan
6. Mencuci tangan setiap - Tidak ada tanda-tanda infeksi
sebelum dan sesudah tindakan - Lochea rubra
kperawatan - Jahitan kuat merekat di perineum
7. Menggunakan baju, sarung - Terdapat darah
tangan sebagai alat pelindung - Tidak ada kemerahan
8. Mempertahankan lingkungan - Tidak ada bintik kebiruan pada
aseptik selama pemasangan perineum
alat - Tidak ada pus/nanah
9. Meningktkan intake nutrisi
10. Memberikan terapi TTV :
antibiotik bila perlu TD : 120/80 mmHg
11. Memonitor tanda dan N : 82x/menit
gejala infeksi sistemik dan S :36,6OC
lokal R : 20x/menit
12. Melakukan perawatan A: Masalah teratasi sebagian
perineum untuk mengurangi I :
resiko infeksi - Mengontrol infeksi
13. Melihat kondisi luka/
insisi bedah.
14. Mengajarkan cara - menjelaskan perawatan luka episiotomy
menghindari infeksi dengan - menganjurkan mobilisasi
cara melukan perawatan pada - menganjurkan personal hygiene dengan
perineum dengan sering baik
mengganti pembalut dan cara - makan obat secara teratur
membersihkan dari depan ke
belakang.
Kurang 1. Memberikan penilaian tentang S :
pengetahuan b/d tingkat pengetahuan pasien - Pasien mengatakan sudah tahu
kurangnya tentang proses penyakit yang cara perawatan vulva
informasi spesifik hygiene/perineum dengan benar
tentang 2. Menyediakan informasi pada yaitu dengan embersihkan dari
perawatan post pasien tentang kondisi, dengan depan kebelakang.
partum. cara yang tepat yaitu dengan - Pasien sudah tahu cara menyusui
memberikan informasi kepada dengan benar
pasien mengenai cara - Pasien mengatakan sudah tahu
perawatan post partum, cara tentang cara perawatan payudara.
perawatan payudara, manfaat - Pasien mengatakan sudah
asi, macam-macam kb. mengetahui manfaat lebih tentang
3. Mendukung pasien untuk ASI
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion O :
dengan cara yang tepat atau - Pasien tampak menyusui bayinya
diindikasikan dengan benar
4. Menyakan ke pasien pasien
mengenai tanda dan gejala
yang belum di ketahui untuk A: Masalah teratasi
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan I : intervensi dihentikan
cara yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai