1376 3681 1 PB
1376 3681 1 PB
1376 3681 1 PB
Prosiding
Senada (Seminar Nasional Daring)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unissula Semarang
Tema “Membangun Insan Cendekia di Era society 5.0 Melalui Inovasi Pembelajaran”
Semarang, Indonesia
[email protected]
PENDAHULUAN
Era society 5.0. datang dengan membawa berbagai konsep perubahan mulai
dari cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan yang lain. Society 5.0
merupakan perkembangan dari penyelesaian masalah dan kekurangan-kekurangan
yang ada di revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang menekankan pada
penciptaan dan pemanfaatan teknologi beradidaya dengan pesat, termasuk
didalamnya aplikasi robotika yang dikhawatirkan akan mengurangi esensi peran
manusia, maka melalui society 5.0 diharapkan peran manusia akan meningkat atau
dapat memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga tren global yang ada
di society 4.0 serba-serbi teknologi yang tidak terkontrol dapat diminimalisasi dengan
baik oleh SDM yang ada. Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya dari berbagai
bidang kehidupan dapat turut serta bekerja sama, termasuk bidang pendidikan.
Masa pendidikan saat ini bukan hanya sekadar bagaimana proses belajar-
mengajar dilakukan, tetapi harus menyelaraskan berbagai revolusi atau perubahan
zaman yang dilalui agar pendidikan itu dapat mencapai keefektifan. Pada society 5.0
ini peran teknologi harus turut berdampingan dalam pendidikan guna menuju
pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk menghadapi revolusi industri 5.0 ini
dunia pendidikan harus dapat menjawab tantangan yang semakin kompleks dengan
menuntut segala persiapan yang sangat serius.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
masyarakat, bangsa, dan negara (UU No.20, 2003). Selain itu, menurut Kunandar
(2007), pendidikan merupakan jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta
eksistensi suatu negara. Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan
pendidikan memiliki peranan yang penting untuk melahirkan penurut bangsa yang
berkualitas dan handal untuk menghadapi tantangan zaman dan harapannya dapat
melakukan berbagai inovasi menunjang kehidupan yang lebih baik. Kaitannya
dengan society 5.0. dunia pendidikan harus mengerahkan seluruh stakeholder demi
terwujudnya pendidikan yang berkualitas dengan menyelaraskan dengan tujuan
revolusi industri 5.0. Di mana hal tersebut tidak terlepas dari hadirnya proses transfer
of knowledge yang menyenangkan bagi peserta didik.
Berbagai inovasi dan strategi media pembelajaran dituntut harus dicetuskan
para pendidik guna mengefektifkan pembelajaran yang berdampingan dengan era
revolusi industri 5.0. Di lain sisi, pendidik merupakan unsur yang sangat penting
dalam pendidikan di Indonesia. Sehingga pendidik harus dibekali berbagai strategi
yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Agar proses belajar-mengajar
dapat berjalan dengan menyenangkan maka pendidik dituntut untuk dapat membuat
inovasi media pembelajaran yang efektif selaras dengan pemanfaatan teknologi di era
society 5.0. Namun, dalam proses belajar mengajar guru tidak kehilangan
eksistensinya sebagai pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan dan tetap
memanfaatkan teknologi sebagai media perantara. Mempersiapkan era society 5.0
diharapkan perbaikan mutu dan kualitas pendidik mampu mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi era selanjutnya dan tidak menggeser peran pendidik
sebagaimana mestinya (Astutia, dkk. 2019).
METODE PENELITIAN
Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data
menggunakan metode literatur (bahan bacaan). Menggunakan berbagai sumber
kredibel karya ilmiah yang sudah dipublikasi sehingga penulis dapat merangkum
untuk mendapatkan data yang sesuai. Metode deskriptif adalah metode penelitian
yang membuat uraian situasi kejadian, sehingga metode ini memiliki niat untuk
mengakumulasi data dasar (Arikunto, 2013). Di samping itu (Suryabarata, 2003) yang
mengatakan bahwa data kualitatif digunakan untuk penelitian deskriptif dan sejarah.
Data kualitatif diklarifikasikan dalam bentuk kalimat dan analisis. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini pembahasan disajikan dalam bentuk deskripsi.
Pembelajaran teacher center belum bisa memberikan kontribusi yang besar dalam
keefektifan proses belajar-mengajar. Manusia memiliki kecerdasan yang berbeda
begitu pula dengan para peserta didik. Howard Garner (Tobeli, 2009)
mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk, meliputi kecerdasan linguistik,
kecerdasan matematis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan
kecerdasan eksistensial. Guru dapat turut serta mengembangkan kecerdasan siswa
dengan memberikan pengarahan dan stimulus agar kecerdasan tersebut meningkat
sehingga siswa diberikan kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai
dengan kecerdasan yang dimilikinya.
Pendidikan karakter turut serta menjadi urgensi pendidikan di Indonesia.
Pendidikan karakter haruslah dimulai atau didik sedari dini. Penanaman karakter
tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) merupakan progres kelanjutan dan revitalisasi dari pendidikan
karakter dari tahun 2010. PPK penting dikembangkan dalam dunia pendidikan
dikarenakan bahwa PPK menjadi tonggak ancaman keutuhan dan masa depan
bangsa, menghadapi tantangan global, dan membentuk etika pada siswa
(Kemendikbud, 2017). Kunci penerapan adanya PPK terletak pada pembiasaan (habit)
di sekolah. Guru mempunyai peranan penting terhadap berkembangnya kecerdasan
para peserta didik.
Melek teknologi sangat dibutuhkan untuk menghadapi era society ini. Teknologi
dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pendidik. Pendidik dapat lebih mudah
mengembangkan berbagai metode dan media pembelajaran sehingga menghasilkan
pembelajaran yang mengasyikkan dan kreatif. Peserta didik juga dapat
memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meng-eksplore ilmu pengetahuan
sehingga apa yang didapatkannya tidak hanya berpusat pada apa yang guru jelaskan.
Sebanding dengan guru dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari tambahan
pengetahuan yang nantinya akan di-transfer kepada peserta didik. Selain itu, dengan
berbagai fasilitas dari teknologi belajar jadi lebih fleksibel, peserta didik dapat
mengulang materi-materi dari guru dimana dan kapan saja.
Guru efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara menjadi lebih baik
(Henson & Eller dalam Fatimaningrum, 2011). Guru yang efektif bukanlah guru yang
dapat menjelaskan dengan begitu runtut dan apik kepada peserta didik. Namun guru
yang efektif adalah guru yang mampu menyampaikan pelajaran dengan baik
menyesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik. Karakteristik guru yang
efektif (Dzulkifli & Sari, 2015) yaitu (1) memiliki rasa simpati yang tinggi, melayani,
dan menganggap bahwa siswa merupakan anak sendiri, (2) ikhlas dalam memberikan
ilmu dan tidak meminta balasan dalam bentuk apapun, (3) memberikan
tanggungjawab kepada siswa (tugas) berdasarkan porsi setiap siswa, (4) memberikan
nasehat apabila siswa melakukan pelanggaran, (5) semua ilmu memiliki kedudukan
yang sama, (6) tidak memaksakan siswa untuk mencapai target yang telah
ditentukan, (7) pemberian bahan ajar yang lebih sederhana untuk anak yang belum
bisa memahami pelajaran dengan baik.
Untuk mewujudkan dan mempersiapkan era society 5.0 dalam pembelajaran
peserta didik tidak hanya cukup memahami sebuah pelajaran namun juga dapat
berproses berpikir kritis dan konstruktif sehingga pembelajaran dapat mengasyikkan.
SIMPULAN
Guru menjadi fondasi pendidikan, namun di era society 5.0 peran guru menjadi
bergeser dengan perkembangan teknologi. Diperlukannya strategi pembelajaran
yang menarik dan efektif sehingga guru tetap memiliki peran sebagaimana mestinya
agen transfer of knowledge. Adapun lima strategi pembelajaran yang dapat diterapkan
di era society 5.0, yaitu (1) membantu peserta didik belajar, (2) memberikan peserta
didik kesempatan untuk berkembang dan berprestasi, (3) penguatan pendidikan
karakter, (4) melek teknologi, (5) menjadi seorang guru yang efektif. Pendidik
memegang peranan krusial terhadap keberhasilan peserta didik. Harapannya peserta
didik tidak hanya paham mengenai segala teori namun juga dapat berpikir kritis dan
inovatif mampu menghadirkan segala problem solving dari permasalahan yang ada.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik yang kreatif,
inovatif, dan berkarakter yaitu dengan cara menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pendidikan.
REFERENSI
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian. Jakarta : PT Renika Cipta.
Astutia, Waluyab, Asikin. (2019). Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan Era
Revolusi Industri 4.0. Prosiding Universitas Semarang. ISSN (2686-6404).
Fatimaningrum, A.S. (2011). Karakteristik Guru Dan Sekolah Yang Efektif Dalam
Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 7(2).
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0 : Aiming for a New Human-Centered Society. Japan
Spotlight Jurnal, 47, 47 – 50. Retrieved from https://www.jef.or.jp/journal/.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.