1376 3681 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Lifthihah Anis Ma’rufah & Meilan Arsanti Inovasi dan Strategi....

Prosiding
Senada (Seminar Nasional Daring)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unissula Semarang
Tema “Membangun Insan Cendekia di Era society 5.0 Melalui Inovasi Pembelajaran”

Inovasi dan Strategi Pembelajaran untuk Menghadapi


Era Society 5.0

Lifthihah Anis Ma’rufah1(), Meilan Arsanti2


1,2Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung

Semarang, Indonesia
[email protected]

Abstrak-- Teknologi yang terus berkembang secara signifikan di tengah masyarakat


dunia menjadi latar belakang adanya peralihan masa yang baru yaitu era society 5.0. Era
society 5.0. memberikan pengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan, tak dipungkiri
juga di dunia pendidikan termasuk pendidikan di negara Indonesia. Pendidikan di
Indonesia secara otomatis harus menyesuaikan perkembangan masa tersebut. Berbagai
inovasi harus disesuaikan dengan peralihan zaman yang sedang dihadapi agar kualitas
pendidikan tetap aktif dan berkualitas. Keterlibatan pendidik dan peserta didik menjadi
subjek krusial untuk membentuk dan menjalankan berbagai inovasi dalam
pengaplikasian strategi pembelajaran yang selaras dengan era society 5.0 dengan
pemanfaatan teknologi. Tujuan dari kajian ini untuk mengungkapkan berbagai strategi
dan inovasi pembelajaran yang tepat pun selaras dengan perkembangan di era society 5.0.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan cara
mengumpulkan data-data dari berbagai literatur. Adapun hasil penelitian ini dapat
menunjukkan inovasi dan strategi pembelajaran guna menghadapi era society 5.0. Adanya
inovasi dan strategi dapat menghasilkan peserta didik yang aktif menggali, menemukan,
berdiskusi, berpikir kritis, dan inovatif.
Kata kunci — era society 5.0, inovasi strategi pembelajaran.

Abstract—Technology that continues to develop significantly in the world community is the


background for a new transition period, namely the era of society 5.0. The era of society 5.0. have
an influence on various fields of life, it is undeniable also in the world of education, including
education in Indonesia. Education in Indonesia must automatically adjust to the development of
the period. Various innovations must be adapted to the changing times that are being faced so that
the quality of education remains active and of high quality. The involvement of educators and
students is a crucial subject to form and carry out various innovations in the application of
learning strategies that are in line with the era of society 5.0 with the use of technology. The
purpose of this study is to reveal various strategies and appropriate learning innovations that are
in line with developments in the era of society 5.0. The method used in this research is descriptive
qualitative by collecting data from various literatures. The results of this study can show
innovations and learning strategies to face the era of society 5.0. The existence of innovations and
strategies can produce students who are actively exploring, discovering, discussing, thinking
critically, and being innovative.
Keywords— era of society 5.0, strategic innovation learning.

Bojonegoro, 04 Juli 2022 527 Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring)


Lifthihah Anis Ma’rufah & Meilan Arsanti Inovasi dan Strategi....

PENDAHULUAN
Era society 5.0. datang dengan membawa berbagai konsep perubahan mulai
dari cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan yang lain. Society 5.0
merupakan perkembangan dari penyelesaian masalah dan kekurangan-kekurangan
yang ada di revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang menekankan pada
penciptaan dan pemanfaatan teknologi beradidaya dengan pesat, termasuk
didalamnya aplikasi robotika yang dikhawatirkan akan mengurangi esensi peran
manusia, maka melalui society 5.0 diharapkan peran manusia akan meningkat atau
dapat memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga tren global yang ada
di society 4.0 serba-serbi teknologi yang tidak terkontrol dapat diminimalisasi dengan
baik oleh SDM yang ada. Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya dari berbagai
bidang kehidupan dapat turut serta bekerja sama, termasuk bidang pendidikan.
Masa pendidikan saat ini bukan hanya sekadar bagaimana proses belajar-
mengajar dilakukan, tetapi harus menyelaraskan berbagai revolusi atau perubahan
zaman yang dilalui agar pendidikan itu dapat mencapai keefektifan. Pada society 5.0
ini peran teknologi harus turut berdampingan dalam pendidikan guna menuju
pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk menghadapi revolusi industri 5.0 ini
dunia pendidikan harus dapat menjawab tantangan yang semakin kompleks dengan
menuntut segala persiapan yang sangat serius.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
masyarakat, bangsa, dan negara (UU No.20, 2003). Selain itu, menurut Kunandar
(2007), pendidikan merupakan jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta
eksistensi suatu negara. Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan
pendidikan memiliki peranan yang penting untuk melahirkan penurut bangsa yang
berkualitas dan handal untuk menghadapi tantangan zaman dan harapannya dapat
melakukan berbagai inovasi menunjang kehidupan yang lebih baik. Kaitannya
dengan society 5.0. dunia pendidikan harus mengerahkan seluruh stakeholder demi
terwujudnya pendidikan yang berkualitas dengan menyelaraskan dengan tujuan
revolusi industri 5.0. Di mana hal tersebut tidak terlepas dari hadirnya proses transfer
of knowledge yang menyenangkan bagi peserta didik.
Berbagai inovasi dan strategi media pembelajaran dituntut harus dicetuskan
para pendidik guna mengefektifkan pembelajaran yang berdampingan dengan era
revolusi industri 5.0. Di lain sisi, pendidik merupakan unsur yang sangat penting
dalam pendidikan di Indonesia. Sehingga pendidik harus dibekali berbagai strategi
yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Agar proses belajar-mengajar
dapat berjalan dengan menyenangkan maka pendidik dituntut untuk dapat membuat
inovasi media pembelajaran yang efektif selaras dengan pemanfaatan teknologi di era
society 5.0. Namun, dalam proses belajar mengajar guru tidak kehilangan
eksistensinya sebagai pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan dan tetap
memanfaatkan teknologi sebagai media perantara. Mempersiapkan era society 5.0
diharapkan perbaikan mutu dan kualitas pendidik mampu mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi era selanjutnya dan tidak menggeser peran pendidik
sebagaimana mestinya (Astutia, dkk. 2019).

Bojonegoro, 04 Juli 2022 528 Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring)


Lifthihah Anis Ma’rufah & Meilan Arsanti Inovasi dan Strategi....

METODE PENELITIAN
Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data
menggunakan metode literatur (bahan bacaan). Menggunakan berbagai sumber
kredibel karya ilmiah yang sudah dipublikasi sehingga penulis dapat merangkum
untuk mendapatkan data yang sesuai. Metode deskriptif adalah metode penelitian
yang membuat uraian situasi kejadian, sehingga metode ini memiliki niat untuk
mengakumulasi data dasar (Arikunto, 2013). Di samping itu (Suryabarata, 2003) yang
mengatakan bahwa data kualitatif digunakan untuk penelitian deskriptif dan sejarah.
Data kualitatif diklarifikasikan dalam bentuk kalimat dan analisis. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini pembahasan disajikan dalam bentuk deskripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Era society 5.0 adalah sebuah era di mana teknologi digital dimanfaatkan dan
diaplikasikan dalam kehidupan manusia. Negara yang pertama kali menerapkan era
society 5.0 ini adalah Jepang. Adapun yang melatarbelakangi dicetuskannya sebuah
era baru ini karena adanya kekhawatiran yang terjadi di revolusi industri 4.0 di mana
teknologi dipergunakan secara besar-besaran tetapi manusia tidak ikut berperan.
Maka dari itu, dicetuskanlah era di mana SDM dapat ikut berperan dalam
pengaplikasian robotika yang berkembang pesat di era sekarang. Menurut kantor
kabinet Jepang, society 5.0 didefinisikan sebagai masyarakat yang berpusat pada
manusia yang dapat menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan menyelesaikan
masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasi ruang maya dan ruang fisik.
Dengan kata lain, era ini menawarkan manusia seimbang dengan perkembangan
teknologi. Mengingat perkembangan teknologi termasuk dalam kepentingan
manusia sendiri dalam menjalankan kehidupan sehingga dapat menyelesaikan
masalah sosial pada saat ini maupun yang berdampak pada masa yang akan datang.
Konsep era society 5.0. sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep revolusi industri
4.0. hanya saja di era society 5.0. lebih menekankan pada kesiapan Sumber Daya
Manusia (SDM) untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan pada masa
revolusi industri 4.0. sehingga nantinya yang diharapkan dari era society 5.0. tidak ada
lagi permasalahan yang timbul dari segi sistem dunia maya maupun dunia sosial.
Dengan maksud lain, manusia dapat menyelesaikan masalah sosial dengan
menyelaraskan nilai-nilai dan layanan yang baru secara masif agar terciptanya
kehidupan yang baik, selaras, dan berkelanjutan di tengah perkembangan teknologi
yang pesat.
Strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap pola pikir dan apa yang akan
dihasilkan oleh peserta didik nanti. Pembelajaran haruslah mempunyai nilai efektif
dan efisien serta melibatkan perkembangan teknologi sebagai upaya menghadapi era
society 5.0. adapun lima strategi yang bisa pendidik gunakan dalam pembelajaran
(Guru Produktif, 2019) yaitu : membantu siswa dalam belajar dengan menggunakan
metode teacher center. Guru mempunyai posisi sebagai sumber informasi satu-satunya
di dalam kelas. Guru menjelaskan pembelajaran, siswa diberikan waktu untuk
menyalin catatan, siswa mengerjakan latihan soal, pembahasan, dan dilanjutkan
dengan penilaian atau evaluasi. Untuk peserta didik yang berhasil mendapatkan nilai
baik maka akan mendapatkan juga apresiasi dari guru. Namun, apabila ada peserta
didik yang kurang memenuhi penilaian maka akan dilakukan perbaikan.

Bojonegoro, 04 Juli 2022 529 Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring)


Lifthihah Anis Ma’rufah & Meilan Arsanti Inovasi dan Strategi....

Pembelajaran teacher center belum bisa memberikan kontribusi yang besar dalam
keefektifan proses belajar-mengajar. Manusia memiliki kecerdasan yang berbeda
begitu pula dengan para peserta didik. Howard Garner (Tobeli, 2009)
mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk, meliputi kecerdasan linguistik,
kecerdasan matematis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan
kecerdasan eksistensial. Guru dapat turut serta mengembangkan kecerdasan siswa
dengan memberikan pengarahan dan stimulus agar kecerdasan tersebut meningkat
sehingga siswa diberikan kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai
dengan kecerdasan yang dimilikinya.
Pendidikan karakter turut serta menjadi urgensi pendidikan di Indonesia.
Pendidikan karakter haruslah dimulai atau didik sedari dini. Penanaman karakter
tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) merupakan progres kelanjutan dan revitalisasi dari pendidikan
karakter dari tahun 2010. PPK penting dikembangkan dalam dunia pendidikan
dikarenakan bahwa PPK menjadi tonggak ancaman keutuhan dan masa depan
bangsa, menghadapi tantangan global, dan membentuk etika pada siswa
(Kemendikbud, 2017). Kunci penerapan adanya PPK terletak pada pembiasaan (habit)
di sekolah. Guru mempunyai peranan penting terhadap berkembangnya kecerdasan
para peserta didik.
Melek teknologi sangat dibutuhkan untuk menghadapi era society ini. Teknologi
dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pendidik. Pendidik dapat lebih mudah
mengembangkan berbagai metode dan media pembelajaran sehingga menghasilkan
pembelajaran yang mengasyikkan dan kreatif. Peserta didik juga dapat
memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meng-eksplore ilmu pengetahuan
sehingga apa yang didapatkannya tidak hanya berpusat pada apa yang guru jelaskan.
Sebanding dengan guru dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari tambahan
pengetahuan yang nantinya akan di-transfer kepada peserta didik. Selain itu, dengan
berbagai fasilitas dari teknologi belajar jadi lebih fleksibel, peserta didik dapat
mengulang materi-materi dari guru dimana dan kapan saja.
Guru efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara menjadi lebih baik
(Henson & Eller dalam Fatimaningrum, 2011). Guru yang efektif bukanlah guru yang
dapat menjelaskan dengan begitu runtut dan apik kepada peserta didik. Namun guru
yang efektif adalah guru yang mampu menyampaikan pelajaran dengan baik
menyesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik. Karakteristik guru yang
efektif (Dzulkifli & Sari, 2015) yaitu (1) memiliki rasa simpati yang tinggi, melayani,
dan menganggap bahwa siswa merupakan anak sendiri, (2) ikhlas dalam memberikan
ilmu dan tidak meminta balasan dalam bentuk apapun, (3) memberikan
tanggungjawab kepada siswa (tugas) berdasarkan porsi setiap siswa, (4) memberikan
nasehat apabila siswa melakukan pelanggaran, (5) semua ilmu memiliki kedudukan
yang sama, (6) tidak memaksakan siswa untuk mencapai target yang telah
ditentukan, (7) pemberian bahan ajar yang lebih sederhana untuk anak yang belum
bisa memahami pelajaran dengan baik.
Untuk mewujudkan dan mempersiapkan era society 5.0 dalam pembelajaran
peserta didik tidak hanya cukup memahami sebuah pelajaran namun juga dapat
berproses berpikir kritis dan konstruktif sehingga pembelajaran dapat mengasyikkan.

Bojonegoro, 04 Juli 2022 530 Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring)


Lifthihah Anis Ma’rufah & Meilan Arsanti Inovasi dan Strategi....

Hal ini dapat dikembangkan dengan konsep pembelajaran di sekolah yang


menerapkan beberapa komponen (Ria, 2020) diantaranya :
1. Pertama, menerapkan kemampuan HOTS (Higher, Order, Thinking, Skill). HOTS
adalah sebuah kemampuan memecahkan masalah secara kompleks, berpikir kritis,
dan kreatif. Penerapan HOTS dengan cara memperkenalkan masalah dunia nyata
kepada peserta didik melalui permasalahan yang ada.
2. Kedua, pembaharuan orientasi pembelajaran yang futuristic. Yaitu dengan cara
mengenalkan pembelajaran namun tidak hanya materi saja melainkan
menghubungkannya dengan pemanfaatan teknologi demi menunjang adanya era
society 5.0.
3. Ketiga, pemilihan model pembelajaran yang tepat. Hal tersebut bertujuan agar
peserta didik menemukan pengetahuan dan kreatifitas yang tepat pula. Pendidik
dapat menerapkan berbagai model pembelajaran seperti discovery learning, project
based learning, problem based learning, dan inquiri learning. Dengan berbagai model
pembelajaran diharapkan peserta didik dapat membangun aktivitas yang baik pun
dapat menunjang kesigapan berpikir kritis.
4. Keempat, mengembangkan potensi pendidik. Kompetensi dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik seorang pendidik perlu dikembangkan agar dapat
menghadapi tantangan di era society 5.0. Pengembangan tersebut dapat dilakukan
dengan cara menambah wawasan keilmuan, attitude dan skill.
5. Kelima, tersedianya sarana dan prasarana serta sumber belajar yang futuristik
sesuai kebutuhan. Misalkan, smart building berbasis IT yang berbentuk ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium yang didukung fasilitas IoT dan AI yang didukung
sumber belajar dan media belajar peserta didik.

SIMPULAN
Guru menjadi fondasi pendidikan, namun di era society 5.0 peran guru menjadi
bergeser dengan perkembangan teknologi. Diperlukannya strategi pembelajaran
yang menarik dan efektif sehingga guru tetap memiliki peran sebagaimana mestinya
agen transfer of knowledge. Adapun lima strategi pembelajaran yang dapat diterapkan
di era society 5.0, yaitu (1) membantu peserta didik belajar, (2) memberikan peserta
didik kesempatan untuk berkembang dan berprestasi, (3) penguatan pendidikan
karakter, (4) melek teknologi, (5) menjadi seorang guru yang efektif. Pendidik
memegang peranan krusial terhadap keberhasilan peserta didik. Harapannya peserta
didik tidak hanya paham mengenai segala teori namun juga dapat berpikir kritis dan
inovatif mampu menghadirkan segala problem solving dari permasalahan yang ada.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik yang kreatif,
inovatif, dan berkarakter yaitu dengan cara menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pendidikan.

REFERENSI
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian. Jakarta : PT Renika Cipta.

Astutia, Waluyab, Asikin. (2019). Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan Era
Revolusi Industri 4.0. Prosiding Universitas Semarang. ISSN (2686-6404).

Dzulkifli, & Sari, I. P. (2015). Karakteristik Guru Ideal. 89-93


Bojonegoro, 04 Juli 2022 531 Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring)
Lifthihah Anis Ma’rufah & Meilan Arsanti Inovasi dan Strategi....

Fatimaningrum, A.S. (2011). Karakteristik Guru Dan Sekolah Yang Efektif Dalam
Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 7(2).

Fukuyama, M. (2018). Society 5.0 : Aiming for a New Human-Centered Society. Japan
Spotlight Jurnal, 47, 47 – 50. Retrieved from https://www.jef.or.jp/journal/.

Kemendikbud. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter (L. Muliastuti, Ed) Jakarta:


Kemendikbud.

Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ria, Desi Rosa. (2020). Guru Kreatif di Era Society 5.0.


(https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/do
wnload/3941/3666, diunduh Sabtu 25 Juni 2022).

Suryabrata, S. (2014). Metode penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.

Bojonegoro, 04 Juli 2022 532 Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring)

Anda mungkin juga menyukai