200-Article Text-644-1-10-20230410

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

JUBIKOPS: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi

Volume 3 Nomor 1, Maret 2023, Hal. 10 – 18

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING


SEBAGAI UPAYA MENGHADAPI TANTANGAN
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Wulan Ayu Lestari1*, Ahman2, Yusi Riksa Yustiana3


1,2,3
Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Era revolusi industri 4.0 memberikan pengaruh yang besar dalam tatanan
kehidupan manusia. Selain memberikan peluang bagi setiap orang dengan
kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, namun revolusi industri
4.0 ini juga memberikan tantangan tersendiri. Dampak yang diberikan dari
revolusi industri 4.0 hampir pada semua sektor kehidupan dan termasuk
pendidikan. Guru Bimbingan dan Konseling selaku salah satu pendidik di
sekolah harus siap dengan situasi dan keadaan yang ada saat ini dan harus
mempersiapkannya. Peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh guru
bimbingan dan konseling ini sangat penting dalam menghadapi tantangan di
era revolusi industri 4.0. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
bimbingan dan konseling dalam menghadapi tantangan di era revolusi
industri 4.0. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini
adalah studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah keterampilan yang
harus dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling untuk menghadapi
tantangan di era revolusi industri 4.0 yaitu kemampuan dalam
memanfaatkan teknologi, keterampilan komunikasi yang efektif, serta
keterampilan literasi digital dan yang lainnya. Oleh karena itu, peningkatan
kompetensi guru bimbingan dan konseling di era revolusi industri ini sangat
penting agar dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling sesuai
dengan kebutuhan siswa dan kondisi perkembangan zaman yang terus
berubah.

Kata kunci: bimbingan konseling, kompetensi guru, revolusi industri 4.0

Lestari, Ahman, & Yustiana | 10


PENDAHULUAN
Perkembangan dan perubahan terus terjadi sampai saat ini. Perubahan sosial
sedang mengubah cara hidup masyarakat Indonesia saat ini dalam berbagai bidang
kehidupan. Perubahan ini tidak lain dipicu oleh kegiatan insdustri yang sering kita kenal
dengan revolusi industri 4.0. Perubahan di era revolusi industri 4.0 mengakibatkan
terjadinya transformasi baru dan inovasi yang menyebar lebih cepat. Berbagai aktivitas
di lingkungan masyarakat menjadi serba digitalisasi dan otomasi. Perubahan yang
sedang terjadi ini diharapkan mampu membuat kehidupan menjadi lebih baik lagi
karena dalam menjalani kegiatan sehari-hari lebih mudah dengan bantuan teknologi
yang semakin pesat perkembangannya. Namun, jika tidak dicermati lebih lanjut akan
menimbulkan dampak negatif pada kehidupan masyarakat. Revolusi industri 4.0 juga
berdampak terhadap disrupsi teknologi, hukum, ekonomi, pendidikan, pertanian, yang
mengganggu keberlangsungan hidup masyarakat di era globalisasi (Santoso, 2019).
Perubahan di era revolusi industri 4.0 ini memberikan pengaruh yang cukup besar
pada sektor pendidikan di sekolah. Fase ini ditandai dengan adanya fenomena disruptive
innovation termasuk penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Fenomena ini
membuat para pendidik termasuk konselor atau guru BK di sekolah tidak terlepas dari
teknologi dan melakukan pekerjaan tanpa bantuan komputer. Namun, melihat fakta
yang terjadi di lapangan masih terdapat guru bimbingan dan konseling atau konselor
sekolah gagap tentang teknologi (Coorey, 2016; Hermawan, Aisyah, & Khoirunnissa,
2019). Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan yang seharusnya dibutuhkan saat ini
untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 belum sepenuhnya dimiliki oleh guru
BK. Oleh karena itu, pentingnya bagi guru BK untuk selalu meningkatkan kemampuan
serta kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman saat
ini. Revolusi industri 4.0 menuntut para pendidik dan termasuk guru BK untuk mampu
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang super cepat untuk meningkatkan
kualitas proses pendidikan di sekolah dan mempersiapkan sumber daya manusia yang
unggul (Nuryani & Handayani, 2020). Peningkatan keterampilan guru BK di sekolah
akan memberikan dampak yang baik bagi pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan di sekolah dan layanan yang dilakukan oleh guru BK bisa
sesuai dengan perkembangan zaman saat ini dan memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan
oleh peserta didik di era revolusi industri 4.0.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
Kompetensi memiliki makna dan cakupan yang cukup luas. Kompetensi sebagai
suatu konsep keseluruhan cakupan atau kemampuan terdiri dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Penguasaan kompetensi yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap secara seimbang memungkinkan seseorang menjadi kompeten
dan menunjukkan kinerja yang optimal sebagai puncak pencapaian dari kompetensi
(Febriya, 2014; Somantrie, 2010). Kompetensi sangat penting dalam kehidupan manusia
karena dengan memiliki kompetensi artinya menjadi modal bagi seseorang dalam

Lestari, Ahman, & Yustiana | 11


meraih keunggulan hidupnya. Keunggulan tersebut akan ditentukan oleh kualitas
kompetensi yang mencakup secara seimbang pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sebagai guru professional seyogyanya mempunyai kompetensi sesuai dengan yang ada
dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan Kependidikan
bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi professional (Santoso, 2019).
Guru bimbingan dan konseling sebagai salah satu pendidik yang ada di sekolah
sama pentingnya dengan keberadaan guru mata pelajaran. Sebagai pendidik, guru BK
dituntut untuk menguasai kompetensi dasar pembelajaran dan penerapan pendekatan,
metode, dan kegiatan pendukung layanan konseling. Guru BK dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling perlu memiliki kompetensi keahlian atau
keterampilan yang meliputi penguasaan dalam konsep dan praksis (Aswar &
Nashruddin, 2020; Hajati, 2012; Nurrahmi, 2015). Konselor mempunyai keunikan
konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis sama dengan guru. Hal ini berarti
bahwa untuk masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor perlu disusun
standar kualifikasi akademik dan kompetensi berdasar konteks tugas dan ekspektasi
kinerja masing-masing.
Kompetensi akademik konselor yang utuh diperoleh melalui Program S-1
Pendidikan Professional Konselor Terintegrasi. Kompetensi akademik seorang konselor
atau guru BK terdiri atas kemampuan mengenal secara mendalam konseli-konseli yang
hendak dilayani, menguasai khasanah teoretik dan prosedural termasuk teknologi dalam
bimbingan dan konseling (Hartini, Bhakti, & Rodhiyya, 2021; Padil & Nashruddin,
2021). Kompetensi akademik dapat dikuasai melalui pendidikan akademik dengan
menu kurikuler dan beban studi minimum 144 SKS. Selain itu, penguasaan kompetensi
professional konselor atau guru BK terbentuk melalui pelatihan dalam menerapkan
kompetensi akademik dalam bidang bimbingan dan konseling yang telah dikuasai dalam
konteks otentik di sekolah melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL).
2. Revolusi Industri 4.0
Istilah revolusi industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh
pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur. Pendiri dan ketua
Eksekutif World Economic Forum (WEF), Schwab mengenalkan konsep Revolusi
Industri 4.0 dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution” (Sarjun
& Mawarni, 2019). Era revolusi industry 4.0 di mana teknologi, internet dan sistem
siber dimanfaatkan dalam segala bidang kehidupan manusia. Revolusi industri 4.0
memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Revolusi industri 4.0
merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai sekitar
abad ke-18. Revolusi industri 4.0 memberikan peluang yang luas bagi siapapun untuk
terus maju. Namun demikian, revolusi industri 4.0 menimbulkan dampak negatif dalam
bentuk pengangguran masal (Schwab, 2017). Teknologi informasi yang semakin mudah
diakses membuat semua orang dapat terhubung dalam sebuah jejaring sosial. Informasi
yang begitu banyak memberikan ketersediaan yang besar untuk pengembangan ilmu
pengetahuan maupun perekonomian (Fadli, Mudjiran, Ifdil, & Amalianita, 2019).

Lestari, Ahman, & Yustiana | 12


Revolusi industri dikenal dengan ditandai adanya kemajuan teknologi dalam
berbagai bidang terutama kecerdasan buatan, robot, big data, teknologi nano, komputer
kuantum, Internet of Things, percetakan 3D dan kendaraan tanpa awak. Era ini disebut
juga sebagai era disrupsi suatu era yang ditandai VOCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, and Ambiguity). Ada lima arah kehidupan pada revolusi industri 4.0 yaitu
perubahan teknologi yang berdampak pada perubahan pola pikir, perubahan pekerjaan
dan profesi, perubahan peta kompetisi, perubahan perilaku dan pola hidup, perubahan
skill baru (Nursalim, 2020). Era revolusi industri 4.0 berdampak pada tingkat persaingan
yang semakin ketat sehingga dibutuhkan berbagai usaha untuk membentuk dan
mempersiapkan generasi muda zaman agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang
unggul dan tangguh serta mampu menghadapi tantangan zaman (Imawanty & Bakhtiar
Fransiska, 2019).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka atau studi
literatur. Kegiatan ini melibatkan menemukan, membaca, dan mengkaji laporan
penelitian atau bahan pustaka yang mengandung prinsip-prinsip yang berkaitan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis peningkatan kompetensi
guru bimbigan dan konseling dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0.
Dirancang dengan menggunakan metodologi penelitian literatur untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menginterpretasikan semua temuan yang relevan dengan topik
tertentu. Metode studi literatur merangkum semua temuan kunci dalam representasi
fakta yang lebih komprehensif dan berimbang. Pengambilan informasi berupa jurnal
penelitian menggunakan database Google Scholar. Beberapa pertimbangan dalam
pemilihan hasil pencarian yaitu (1) Literatur tentang peningkatan kompetensi guru BK
di era revolusi industri 4.0 secara bertahap dan fokus pada literature yang diterbitkan
pada tahun 2011-2022; (2) Kata kunci yang digunakan dalam pencarian yaitu
kompetensi, guru BK, dan revolusi industri 4.0. artikel dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia digunakan dalam studi literatur ini; (3) Secara umum, sebagian besar
pembatasan, literatur dan materi muncul terutama dari jurnal terakreditasi (Asmita &
Masril, 2022).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Tantangan Bimbingan dan Konseling di Era Revolusi Industri 4.0
Adanya revolusi industri 4.0 ini selain disatu sisi memberikan dampak yang
positif bagi kehidupan, tapi disisi lain juga memberikan dampak negatif. Segala aspek
kehidupan dipengaruhi oleh adanya revolusi industri 4.0 dan termasuk sektor
pendidikan. Arah kehidupan yang terjadi pada revolusi industri 4.0 secara tidak
lamgsung berpengaruh terhadap berbagai profesi termasuk profesi bimbingan dan
konseling. Munculnya beberapa tantangan di era revolusi industri 4.0 ini diantaranya
menurut Yahya (Nursalim, 2020) yaitu (1) Keengganan untuk berubah, (2) Kurangnya
keterampilan yang memadai, (3) Hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi

Lestari, Ahman, & Yustiana | 13


otomatisasi, (4) Keandalan dan stabilitas mesin produksi, (5) Masalah keamanan
teknologi informasi. Tidak terlepas dari profesi bimbingan dan konseling, tantangan
bagi guru BK diantaranya keengganan konselor untuk berubah dan kurangnya
keterampilan yang memadai dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, perkembangan
teknologi yang berkaitan dengan software dan hardware computer dalam mendorong
inovasi, para konselor perlu meningkatkan kemampuan literasi, munculnya berbagai
perubahan perilaku dan gaya hidup dan lain sebagainya.
Revolusi industri 4.0 selain memberikan peluang yang besar dalam kehidupan
manusia, namun juga memberikan tantangan. Tantangan terutama bagi generasi muda
saat ini. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi industry 4.0
diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia vs mesin, dan
tuntutan kompetensi yang semakin tinggi (Fadli et al., 2019). Tantangan bagi bimbingan
dan konseling dimana pada saat ini mengenai karir ataupun pekerjaan yang semakin
kompleks. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa 10 tahun yang akan datang jenis
pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini merupakan tantangan
bagi guru BK dalam mengarahkan terkait perencanaan karir siswa di sekolah dengan
dunia yang saat ini penuh dengan ketidakpastian dan bermunculannya jenis pekerjaan
yang begitu kompleks. Situasi perubahan atau pergeseran tenaga kerja manusia ke arah
digitalisasi merupakan bentuk tantangan yang perlu direspon oleh siswa. Tantangan
pendidikan yang dihadapi pendidik saat ini yaitu terjadinya pergeseran pendidikan ke
arah pemanfaatan TIK di berbagai aspek pendidikan. Kondisi ini menuntut guru
termasuk guru BK untuk bisa beradaptasi serta menjawab kebutuhan dan tantangan
yang ada. Tantangan yang besar tidak terlepas dari aspek pendidikan, maka pendidikan
dituntut untuk berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang terus berubah. Era
pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang besar dihadapi oleh para pendidik, seperti
yang dikatakan oleh Jack Ma (CEO Alibaba Group) dalam pertemuan tahunan World
Economic Forum 2018, menyatakan bahwa pendidikan adalah tantangan besar abad ini
(Supandi, Sahrazad, Wibowo, & Widiyarto, 2020).

2. Peningkatan Kompetensi Guru BK dalam Menghadapi Tantangan di Era


Revolusi Industri 4.0
Begitu banyak tantangan yang ada di era revolusi industri 4.0 saat ini menuntut
guru BK untuk selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
menghadapi tantangan tersebut. Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru BK perlu
mempunyai komitmen yang kuat terhadap profesi dan bekerja keras untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan di era 4.0 ini.
Beberapa keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh guru BK dalam menghadapi
tantangan saat ini diantaranya meningkatkan kualitas diri menjadi seseorang yang
mampu memanfaatkan teknologi di era digital saat ini. Keterampilan lain yang perlu
dimiliki konselor dalam rangka meningkatkan keterampilannya di era revolusi 4.0 ini
yaitu selalu up to date terhadap informasi ataupun kejadian yang terjadi saat ini. Dalam
menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0 ini para pendidik termasuk guru BK

Lestari, Ahman, & Yustiana | 14


diharapkan mempunyai tiga kompetensi utama agar mampu membantu
mengembangkan potensi siswa. Kompetensi tersebut yaitu 1) ketahanan karir, guru BK
diharapkan untuk memberikan intervensi kepada siswa agar mereka mampu bertahan
dari segala perubahan dan perkembangan karir di masa depan, 2) perencanaan dan
pemeliharaan karir, dimana guru dapat membantu siswa untuk merencanakkan karir di
masa depan, 3) karier identitas dimana guru diharapkan mampu merangsang siswa
untuk menemukan karir yang sesuai dengan minatnya (Indrawan & Lay, 2019).
Selain kompetensi yang berkaitan dengan pemberian layanan bimbingan dan
konseling, beberapa kompetensi konselor yang tidak terkait dengan bimbigan dan
konseling yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan era revolusi 4.0 ini yaitu
keterampilan komunikasi yang baik, analisis kekuatan dan keterbatasan, menunjukkan
perilaku etis, kemampuan untuk mengintegrasikan teori ke dalam praktik. Namun, ada
kompetensi yang khas untuk konselor karir yaitu termasuk informasi pasar tenaga kerja,
pengetahuan tentang pengembangan karir seumur hidup atau strategi pencarian kerja.
Dari penelitian yang ada bahwa hasil studi mengenai karakteristik kompetensi konselor
karir di Polandia dalam era revolusi industri 4.0 mencakup empat bidang yaitu sosial,
pribadi, integrasi dan teknologi. Kompetensi ini harus mendukung konselor untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan jalur alternatif
pengembangan professional untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan saat ini (Magruk &
Rollnik-Sadowska, 2021).
Di era disrupsi ini guru BK seyogyanya mampu untuk meningkatkan
kompetensinya seperti karakteristik guru BK yang mampu mentransformasikan diri di
era disrupsi sebagai berikut meningkatkan minat baca dan menambah koleksi buku,
menjadi fasilitator, motivator dan inspiratory, mengunggah karya-karya tulisnya yang
berkontribusi bagi peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling, serta
menerapkan pendekatan konstruktivis berbasis ICT (Sarjun & Mawarni, 2019). Dalam
pemberian layanan bimbingan dan konseling, ada yang namanya layanan konseling
naratif post modern yang akan sesuai untuk diterapkan di era revolusi industri 4.0 ini.
layanan konseling berorientasi postmodern ini telah terbukti dapat dilaksanakan dan
digunakan untuk berbagai macam masalah (Geldard & Geldard, 2011).

SIMPULAN
Perubahan akan terus terjadi dengan seiring berkembangnya dunia saat ini.
Hadirnya revolusi industri 4.0 selain membawa peluang juga memberikan tantangan
terutama bagi guru BK. Peningkatan kompetensi bagi guru BK sangat perlu untuk
diperhatikan dalam membantu untuk menghadapi tantangan bimbingan dan konseling di
era revolusi industri 4.0. Beberapa peningkatan keterampilan yang seharusnya dimiliki
oleh guru BK seperti yang sudah dibahas di atas yaitu keterampilan dalam
memanfaatkan teknologi, selalu bertansformasi diri sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi yang ada saat ini, meningkatkan literasi baik fisik maupun digital dan selalu
mengembangkan dalam keterampilan lainnya yang menunjang guru BK dalam
melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Namun, disisi itu, kompetensi

Lestari, Ahman, & Yustiana | 15


yang tidak terlalu terkait dengan bimbingan dan konseling pun perlu dimiliki oleh guru
BK seperti kompetensi komunikasi yang baik dan efektif dan mengintegrasikan
teknologi informasi. Dengan peningkatan kompetensi, guru BK dapat mempersiapkan
dirinya dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0.

SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, terkait dengan kompetensi guru bimbingan dan
konseling dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0 ini menjadi bahan
persiapan untuk ke depannya terutama bagi guru bimbingan dan konseling dalam
menghadapi situasi zaman yang ada saat ini. Harapan penulis para pembaca artikel ini
dapat mendapatkan manfaat melalui bertambahnya wawasan serta pengetahuan baru
terutama tentang kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh guru bimbingan dan
konseling di era revolusi industri 4.0. Semoga apa yang sudah dibahas dalam artikel ini
dapat diimplementasikan lebih lanjut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan artikel penelitian ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. Ahman, M. Pd dan Dr. Yusi Riksa Yustiana, M. Pd. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Etika Profesi Bimbingan dan Konseling yang telah
membimbing dan memberikan ilmu sehingga penulis bisa menyelesaikan artikel
penelitian ini sampai selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua penulis yang selalu senantiasa mendo’akan penulis dalam menyelesaikan
artikel ini juga kepada teman-teman yang sudah selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam membuat artikel penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Asmita, W., & Masril. (2022). Analisis Tantangan dan Tanggung Jawab Konselor
Karier di Era Revolusi. Al-Kaaffah: Jurnal Konseling Integratif-Interkonektif,
1(1), 9–14.
Aswar, A., & Nashruddin, N. (2020). RAMBU-RAMBU BIMBINGAN DAN
KONSELING ISLAM (PERSPEKTIF MAJELIS TARJIH
MUHAMMADIYAH). Scientia: Jurnal Hasil Penelitian, 5(2), 45-55. doi:
https://doi.org/10.32923/sci.v5i2.1391

Coorey, J. (2016). Active learning methods and technology: Strategies for design
education. International Journal of Art & Design Education, 35(3), 337-347.
Fadli, R. P., Mudjiran, M., Ifdil, I., & Amalianita, B. (2019). Peluang dan tantangan
bimbingan karir di sekolah menengah kejuruan pada era revolusi industri 4.0.
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(2), 102. doi:
https://doi.org/10.29210/120192395

Lestari, Ahman, & Yustiana | 16


Febriya, R. W. (2014). Survei tentang persepsi dan kesiapan konselor terhadap
bimbingan dan konseling berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Surabaya Selatan.
(Sarjana Skripsi), State University of Surabaya, Surabaya.

Geldard, K., & Geldard, D. (2011). Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hajati, K. (2012). Pengembangan Kompetensi Konselor Sekolah Menengah Atas
menurut Standar Kompetensi Konselor Indonesia (Studi Berdasarkan Profil
Diskrepansi Kompetensi Aktual dengan Kompetensi Standar pada Konselor SMA
Negeri di Wilayah X). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 1(1), 20-32.
Hartini, S., Bhakti, C. P., & Rodhiyya, Z. A. (2021). Kesiapan Teknologi Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling. Paper presented at the Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan
Konseling, Universitas Ahmad Dahlan.
Hermawan, D., Aisyah, S., & Khoirunnissa, K. (2019). Analisis Literasi Teknologi
Guru Bimbingan Dan Konseling Se-DKI Jakarta Menghadapi Era Industri 4.0.
JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa, 3(2), 58. doi:
https://doi.org/10.31100/jurkam.v3i2.367

Imawanty, & Bakhtiar Fransiska, A. (2019). Guru Bimbingan Dan Konseling


Berkualitas Di Era Revolusi 4.0 : Pembelajar, Kompeten, Dan Up To Date. Paper
presented at the Prosiding Seminar Nasional Pendidikan.
Indrawan, P. A., & Lay, A. E. (2019). Guidance and counseling teachers’ competency
perspective in the era of industrial revolution 4.0. International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 5(3), 147–161.
Magruk, A., & Rollnik-Sadowska, E. (2021). Competences of career counsellors in
conditions of uncertain future-context of 4th industrial revolution. WSEAS
Transactions on Business and Economics, 18, 1263–1271. doi:
https://doi.org/10.37394/23207.2021.18.117
Nurrahmi, H. (2015). Kompetensi Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling. Al-
Hikmah, 9(1), 45–55. doi: https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v9i1.87
Nursalim, M. (2020). Peluang Dan Tantangan Globalisasi Profesi Bimbingan Dan
Konseling di Era Revolusi Industri 4.0. Paper presented at the Prosiding Seminar
& Lokakarya Nasional Bimbingan Dan Konseling.
Nuryani, D., & Handayani, I. (2020). Kompetensi Guru Di Era 4.0 Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Paper presented at the Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan, Palembang.

Padil, P., & Nashruddin, N. (2021). Implementasi layanan bimbingan kelompok dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling
dan Psikologi, 1(1), 25-36.
Santoso, F. B. (2019). Pengembangan Kompetensi Guru di Era Revolusi Industri 4.0.
Paper presented at the Revitalisasi Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini

Lestari, Ahman, & Yustiana | 17


(PAUD) di Era Revolusi Industri 4.0, Malang. Seminar Nasional retrieved from
http://conference.um.ac.id/index.php/apfip2/article/view/365
Sarjun, A., & Mawarni, A. (2019). Pengembangan Intervensi Konseling Naratif
Berbasis Digital dalam Menjawab Tantangan era revolusi Industri 4.0. Indonesian
Journal of Educational Counseling, 3(3), 211–216. doi:
https://doi.org/10.30653/001.201933.100
Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution: Crown Busines.
Somantrie, H. (2010). Kompetensi” Sebagai Landasan Konseptual Kebijakan
Kurikulum Sekolah di Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(6),
684–698. doi: https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i6.497
Supandi, A., Sahrazad, S., Wibowo, A. N., & Widiyarto, S. (2020). Analisis Kompetensi
Guru: Pembelajaran Revolusi Industri 4.0. Paper presented at the Seminar
Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia (Prosiding SAMASTA).

Lestari, Ahman, & Yustiana | 18

Anda mungkin juga menyukai