Makalah K.Lanjutan Kel.3 (1) - 1
Makalah K.Lanjutan Kel.3 (1) - 1
Makalah K.Lanjutan Kel.3 (1) - 1
KEUANGAN LANJUTAN
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nurhalisa 202161201094
Habisti 202161201066
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas segala
curahan dan kasih sayang-nya, nikmat, petunjuk, dan hidayah-nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas
yang harus diselesaikan sebagai mahasiswa yang memprogram mata kuliah “
Keuangan Lanjutan” diharapkan dalam makalah ini, kami dapat mengerti serta
memahami hal-hal tentang Keuangan lanjutan, segala kritikan dan saran sangat
dibutuhkan demi perkembangan keutuhan makalah ini, sehingga akan lahir
makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Serta ucapan terima kasih
kepada Bapak APOLINARIS S. AWOTKAY, SE., MM sebagai dosen yang telah
membimbing kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya, dan juga penulis pada khususnya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................................5
A. Kesimpulan ..............................................................................................19
B. Saran ........................................................................................................20
A. Latar Belakang
Permasalahan keuangan ialah salah satu permasalahan yang sangat vital untuk
industri dalam pertumbuhan bisnis disemua industri. Salah satu tujuan utama
didirikannya Industri untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Tetapi sukses
tidaknya Industri dalam mencari keuntungan serta mempertahankan
perusahaannya bergantung pada manajemen keuangan. Oleh karena itu, kinerja
keuangan ialah perihal yang berarti untuk tiap industri didalam persaingan bisnis
untuk mempertahankan perusahaannya. Industri butuh melaksanakan analisis
laporan keuangan sebab laporan keuangan digunakan untuk memperhitungkan
kinerja Industri, serta digunakan untuk menyamakan keadaan perusahaan dari
tahun sebelumnya dengan tahun kedepannya saat ini apakah Industri tersebut
bertambah ataupun tidak sehingga Industri memikirkan keputusan yang hendak
diambil untuk tahun yang hendak tiba dimana kecocokannya dengan kinerja
perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Rasio Aktivitas ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Rasio Aktivitas ?
3. Apa Tujuan Dan Manfaat Rasio Aktivitas ?
4. Apa Pengertian Rasio Rentabilitas ?
5. Apa Saja Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas ?
6. Bagaimana Cara Menghitung Rasio Rentabilitas ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Rasio Aktivitas.
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Rasio Aktvitas
3. Untuk Mengetahui Tujuan Dan Manfaat Rasio Aktivitas.
4. Untuk Mengetahui Pengertian Rasio Rentabilitas.
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas.
6. Untuk Mengetahui Cara Menghitung Rasio Rentabilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kasmir (2018 : 172), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola asset-assetnya.
Rasio aktivitas adalah besaran metrik keuangan yang menunjukkan seberapa
efisien perusahaan memanfaatkan aset dalam neraca. Utamanya untuk
menghasilkan pendapatan dan keuntungan.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit
dengan rata-rata piutang.
Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut :
Penjualan Kredit
Receivable turn over =
Rata − rata Piutang
5.950
Tahun 2005 = = 11,81 kali (12)
550
5.550
Tahun 2006 = = 15,41 kali (15,5)
360
Penjualan
Inventory turn over =
Sediaan
Untuk 2005
5.90
Inventory turn over = = 23,8 kali (24 kali)
250
Rasio ini menujukan 24 kali sediaan barang dagang diganti dalam satu tahun.
Apabila rata-rata industry untuk Inventory turn over adalah 20 kali, berarti
Inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan dalam jumalah
yang berlebihan (tidak produktif).
Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan,
seperti modal kerja bersih, yang merupakan selisih antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi
sehari-hari perusahaan, diharapkan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali
dalam jangka waktu yang relatif pendek (Raissa, 2012). Umumnya, aktiva lancar
terdiri dari kas bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (giro, cek,
deposito), piutang dagang dan persediaan dengan tingkat perputarannya maksimal
satu tahun (Sundaja, et.al., 2012).
Rumus:
Penjuakan Bersih
Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja
5.950
Tahun 2005 = = 3,62 kali (3,7)
1.640
5.550
Tahun 2006 = = 4,14 kali (4,2)
1.340
Terlihat dari kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke tahun
2006. Hali ini menujukan ada kemajuan yang diperoleh manajeman. Namun jika
rata-rata industry untuk perputaran modal kerja adalah 6 kali, keadaan perusahaan,
untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah rata-rata
industri.
Penjualan
Fixed asse turn over =
Total Aktiva Tetap
5.950
Fixed asse turn over = = 2,479 Kali (2,5)
2.400
Perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya seitap Rp. 1,00
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.
5.550
Fixed asse turn over = = 2,176 Kali (2,2)
2.550
Perputaran aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya setiap Rp. 1,00
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan. Kondisi perusahaan sangat
tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun
2006. Lebih lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset
turn over, yaitu 5 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan
kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sejenis.
Total Assets Turn Over merupakan perputaran total aset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan, atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah
penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
aset, Hery (2016).
Sedangkan Sawir (2018) mengemukakan bahwa rasio ini merupakan ukuran
sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatannya atau
menunjukan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam
menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan suatu trend yang
cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi
penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat laba.
Total Assets Turnover merupakan rasio antara penjualan (bersih) terhadap total
asset yang digunakan oleh operasional perusahaan. Rasio ini menunjukkan
kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan total penjualan bersih.
Semakin tinggi rasio total asset turnover menunjukkan semakin efektif perusahaan
dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan total penjualan bersih
(Witjaksono et al., 2012).
Penjualan
Total Assets turn over =
Total Aktiva
5.950
Total Assets turn over = = 1,416 Kali (1,42)
4.200
Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan.
5.550
Total Assets turn over = = 1,387 Kali (1,4)
4.000
Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan. Kondisi perusahaan sangat
tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun
2006. Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk asset. Total
Assets turn over yaitu 2 kali, berarti perusahaan diharapkan meningkatkan lagi
penjualanya atau menggurangi sebagian aktivitas yang kurang produktif.
Dengan rasio ini akan diketahui efektifitas penggunaan aktiva operasi
perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Apabila perusahaan menghasilkan
penjualan penjualan yang sama dengan ast lebih sedikit berarti perusahaan
tersebut semakin efektif karena memerlukan tingkat investasi yang lebih rendah.
Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya, semakin sedikit aset
yang diperlukan.
Dengan demikian pada akhirnya apabila asset yang digunakan lebih sedikit,
maka biaya atas penggunaan asset akan semakin sedikit dan seterusnya
profitabilitas akan meningkat.
a. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode
b. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable),
dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari)
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
c. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
d. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over).
e. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.
f. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan
dengan penjualan.
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal
kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjualan yang
dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
Selain itu, rasio rentabilitas adalah hal yang berkaitan erat dengan
perkembangan perusahaan, yang baik tidaknya nilai perhitungan merupakan
gambaran dari kondisi keuangan pada masa itu. Tidak hanya itu, pengertian
rentabilitas adalah perbandingan yang juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menentukan apakah suatu perusahaan memenuhi kebutuhan finansialnya,
baik menggunakan dukungan modal asing secara kredit atau sendiri.
L/M
Selain itu, rasio rentabilitas adalah hal yang berkaitan erat dengan
perkembangan perusahaan, yang baik tidaknya nilai perhitungan merupakan
gambaran dari kondisi keuangan pada masa itu. Tidak hanya itu, pengertian
rentabilitas adalah perbandingan yang juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menentukan apakah suatu perusahaan memenuhi kebutuhan finansialnya,
baik menggunakan dukungan modal asing secara kredit atau sendiri.
1. Profit Margin
Rumus:
Profit margin = (total penjualan – harga pokok penjualan) : total penjualan
Rumus :
Gross Profit Margin = Laba kotor / pendapatan penjualan
Rumus :
Net profit margin disebut juga laba bersih atau kebalikan dengan gross profit
margin, ini adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba bersih
perusahaan usai dikurangi berbagai macam biaya. Rasio ini ditentukan dengan
membandingkan laba bersih dengan efisiensi semua kegiatan seperti keuangan,
administrasi, produksi, dan administrasi pajak.
Oleh karena itu, margin laba bersih yang lebih tinggi berarti kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba juga cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, jika
rasio ini rendah, penjualan mungkin rendah untuk biaya tertentu atau perusahaan
mungkin kewalahan dengan jumlah penjualan.
Net profit margin juga digunakan untuk mengukur efisiensi manajemen dalam
mengelola perusahaan. Selain juga digunakan investor guna memperkirakan
profitabilitas pada masa depan.
Rumus :
ROI = (total penjualan – investasi) / investasi x 100%
ROI juga sangat penting untuk mengetahui apakah instansi bisa menutupi
investasi yang telah dilakukan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat rasio ini,
semakin baik kinerja perusahaan.
Rumus:
ROA = Laba setelah pajak / total asset
Laba yang dipakai untuk menutup aset merupakan laba sebelum terkena bunga
bank dan pajak, biasa disebut Earning Before Interest and Taxes (EBIT).
Rumus:
7. Margin EBITDA
EBITDA adalah Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and
Amortization atau dalam Bahasa Indonesia Laba Sebelum Bunga, Pajak,
Penyusutan, dan Amortisasi. Ini merupakan pendapatan perusahaan sebelum
dikurangi berbagai hal tersebut.
Dalam rasio ini, ada gambaran hubungan penjualan yang dihasilkan dengan
arus kas operasi. Di sini dilihat cara perusahaan mengubah penjualan menjadi
uang tunai.
Perusahaan yang punya arus kas tidak memadai, bisa memilih meminjam uang
atau mengumpulkan uang dari investor untuk melanjutkan operasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rasio Aktivitas ( activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa efisien industri dalam menggunakan seluruh sumber
energi yang dimilikinya. Efesiensi yang dicoba misalnya di bidang
penjualan, penagihan piutang serta efesiensi di bidang yang lain. Dengan
demikian, dapat dikatakan, rasio aktivitas adalah konsep pengelolaan
keuangan mendasar dalam bisnis.
2. Adapun Jenis-jenis Rasio Aktivitas yaitu Perputaran Piutang (Account
Receivable Turn Over), Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over),
Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja) Rasio
Perputaran Aktiva Tetap (fixedassets turnover), Total Assets Turn Over
(perputaran aktiva)
3. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas yaitu , Pertama untuk mengukur
seberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode, Kedua
untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of
receivable),dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa
hari)piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih, Ketiga untuk
menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang,
Keempat untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal
kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat
dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn
over), Kelima untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode, dan yang Keenam untuk
mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan
penjualan.
4. Rasio rentabilitas adalah perhitungan yang umum digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada jangka
waktu tertentu. Selain itu, rasio rentabilitas adalah hal yang berkaitan erat
dengan perkembangan perusahaan, yang baik tidaknya nilai perhitungan
merupakan gambaran dari kondisi keuangan pada masa itu. Perhitungan
rasio ini berguna dalam mengukur efektivitas keuangan perusahaan secara
keseluruhan.
5. Adapun jenis-jenis rasio rentabilitas pertama adalah rentabilitas ekonomi,
merupakan sebuah kemampuan perusahaan agar dapat menghasilkan
keuntungan atau laba yang berasal dari modal asing Rentabilitas Modal
sendiri jenis kedua adalah rentabilitas modal sendiri, merupakan sebuah
kemampuan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan atau laba
yang modalnya berasal dari keuangan milik pribadi, modal pribadi.
6. Ada beberapa cara untuk menghitung rasio rentabilitas yaitu, Profit
Margin, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment
(ROI), Return on Assets (ROA), Return on equity (ROE), Margin
EBITDA dan Margin Arus Kas
B. Saran
Makalah ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sehingga perlu dikembangkan
lebih lanjut. Tetapi makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk
pembelajaran dan memahami berbagai pemahaman mengenai Rasio Aktivitas Dan
Rasio Rentabilitas serta dapat memberikan wawasan atau pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
NISP, R. O. (2022). Rasio Rentabilitas Adalah: Defenisi, Jenis & Cara Hitungnya.
Rasio Rentabilitas Adalah: Defenisi, Jenis & Cara Hitungnya.
university, S. (2022, September 25). Rasio Rentabilitas : Arti, Jenis, Manfaat &
Cara Menghitung. Retrieved from sampoernauniversity:
https://www.sampoernauniversity.ac.id