Laporan Fakrot

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN

PRAKTIKUM KERJA KAYU

Ditulis Oleh :

Nama :Rizki kurniawan


Nim :1322302062
Kelas :1B-DIV Regular Sore
Jurusan :Teknik Sipil
Prodi :Perancangan Jalan dan Jembatan

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2013
PENGESAHAN INSTITUSI
LAPORAN PRAKTEK
KERJA KAYU

Ketua Prodi Teknik Sipil, Penyusun,

Syarifah Keumala Intan, ST.MT Rizki kurniawan


NIP :19780224 200212 1 002 NIM : 1322302062

Diketahui/disahkan oleh,
Kepala Jurusan

Khamistan,ST.MT
NIP : 19630823 199003 1 002
LEMBARAN PENGESAHAN REVIEWER

Laporan praktek kerja kayu ,yang di susun oleh:

Nama :RIZKI KURNIAWAN


Nim :1322302062
Jurusan :TEKNIK SIPIL
Prodi :DIV/ 1(B) Perancangan Jalan dan Jembatan

Telah memenuhu syarat-syarat penyusunan laporan praktek kerja kayu


Mahasisawa Politeknik Negeri Lhoksemawe tahun ajaran 2013

REVIEWER

ZULKHAIRI ,ST.MT
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillahirabbil’alamin… Segala puji bagi Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga penulisan laporan Praktek
kerja batu dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beserta salam kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW; sang teladan sepanjang masa yang telah
membawa kita dari alam jahiliyah kealam islamiyah.

Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :


 Bapak Khamistan,ST.MT selaku kepala jurusan Teknik Sipil
 Ibu Syarifah Keumala Intan, S.T,M.T selaku kepala prodi DIV
Teknik Sipil
 Bapak Hanif,ST.MT selaku kepala lab teknologi sipil
 Bapak H.Miswar,ST.MT selaku instruktur bengkel kerja kayu
 Bapak Zulfikar,ST selaku asisten instruktur kerja batu
 Kedua orang tua selaku pemberi dukungan dan semangat
 Teman-teman selaku pemberi semangat ide dan motivasi.

Sehubung dangan selesainya laporan ini, saya menyadari bahwa laporan


ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca, sebagai bahan kajian untuk perbaikan
laporan yang baik dan benar.Harapan saya, semoga laporan ini dapat
bermanfaat.Amin.

Lhokseumawe,30 september 2013


penulis,
RIZKI KURNIAWAN
Nim: 1322302062

PRAKATA

A. Latar Belakang
Dalam praktek kerja batu I ini, sebahagian besar pekerjaan yang terdapat
dalam konstruksi gedung meliputi, Pemasangan dinding setengah bata,
pemasangan pilar pemasangan ubin lantai dan plasteran dinding / acian.
Untuk mencapai hasil yang sempurna, seorang pekerja harus mengikuti
teknik dan aturan - aturan dari setiap pekerjaan dalam hal Konstruksi Batu,
karena faktor bekerja memegang peranan penting bila kita membicarakan
masalah mutu dan kualitas dari suatu konstruksi bangunan terutama sekali
bangunan gedung.
Adapun faktor mutlak yang harus diketahui oleh seorang pekerja dalam
pekerjaan pemasangan batu bata adalah :
1. Dapat mengenali jenis dan kualitas material yang baik untuk
pemasangan batu bata.
2. Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan
dalam pekerjaan pemasangan batu bata.
3. Mengetahui daya hisap persentimeter luas permukaan batu bata.
4. Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan
antara material dengan batu bata setelah pekerjaan
pemasangan selesai.
5. Mengetahui cara menetukan kedataran dan ketegakan
pemasangan batu bata.
6. Mengetahui macam-macam ikatan yang baik dalam pekerjaan
pemasangan batu bata.
7. Mampu merawat pekerjaan selama ikatan antara batu bata
dengan adukan belum monolit antara yang satu dengan yang
lainnya.
8. Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
9. Mampu meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan
pemasangan batu baja.
Dengan mengetahui teknik dan aturan-aturan di atas pekerjaan
pemasangan batu bata akan mendapatkan mutu dan kualitas sesuai dengan
yang diharapkan.

B. Tujuan Instruksional Umum


Adapun tujuan mempraktekkan konstruksi kerja batu iniagar mahasiswa
dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari kerja batu ini sendiri. Dengan
praktek ini juga melatih kemandirian siswa sehingga dapat merancang
ataupun membangun sendiri hal hal yang berkaitan dengan konstruksi kerja
batu seperti memasang bata,membuat plasteran membuat rolak dan
memasang ubin pada lantai serta melaporkan kembali kegiatan dan hal-hal
yang menyangkut dengan kerja batu ini.

a. Kriteria Pembaca

Buku laporan praktikum kerja batu ini dapat dibaca dan dipelajari
oleh semua kalangan pembaca umumnya, tetapi khususnya diperuntukan
bagi mahasiswa teknik sipil sendiri yang ingin mendalami mata kuliah
kerja batu.

b. Syarat yang harus dipenuhi oleh pembaca

Untuk dapat memahami isi buku laporan kerja batu ini maka
disyaratkan pembaca telah memiliki pengetahuan ataupun wawasan
sendiri mengenai hal hal yang berkenaan dan berkaitan dengan kerja
batu.Buku laporan kerja batu ini diperuntukan bagi mahasiswa teknik
sipil program studi D-IV pada semester I.
b. Isi laporan petunjuk pratikum

Buku laporan ini secara keseluruhan mempelajari tentang


pemasangan dinding bata 1/2 batu,pemasangan dinding bata ikatan
jerman ( doutch bond ),Pemasangan dinding batu ikatan silang (gigi
jatuh) dan pemasangan dinding batu dalam pekerjaan kombinasi, meliputi
pembuatan plasteran, pemasangan rolak. Dan pemasangan keramik lantai.

c. Petunjuk penggunaan

Materi Buku Laporan ini dimulai dari Judul topik serta perincian hal-
hal yang berkaitan dengan pembahasan topik tersebut. Pembaca juga di
tuntun untuk dapat mengikuti bab per bab atau topik per topik sampai
pada kesimpulan akhir laporan kerja batu ini.
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL..................................................................................i
PENGESAHAN INSTITUSI....................................................................... ii
PENGESAHAN REVIEW........................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
PRAKATA....................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................. viii

BAB I PENGENALAN BAHAN DAN ALAT

1.1 Bahan ............................................................................................... 1


1.2 Alat.................................................................................................... 6

BAB II CARA KERJA


2.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................14
2.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................15
2.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................15
2.1.3 Prinsip kerja..............................................................................16
2.1.4 Dasar Teori................................................................................16
2.1.5 Alat dan bahan..........................................................................17
2.1.6 Keselamatan kerja....................................................................18
2.1.7 Langkah kerja...........................................................................21
2.1.8 Gambar kerja............................................................................22
2.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................23
2.3 Pertanyaan.......................................................................................23
2.4 Jawaban............................................................................................23

BAB III PASANGAN DINDING BATA ½ BATU


3.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................26
3.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................26
3.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................26
3.1.3 Prinsip kerja..............................................................................27
3.1.4 Dasar Teori................................................................................28
3.1.5 Alat dan bahan..........................................................................29
3.1.6 Keselamatan kerja....................................................................29
3.1.7 Langkah kerja...........................................................................29
3.1.8 Gambar kerja............................................................................32
3.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................33
3.3 Pertanyaan.......................................................................................33
3.4 Jawaban............................................................................................33

BAB IV PASANGAN BATU BATA IKATAN JERMAN


4.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................36
4.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................36
4.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................36
4.1.3 Prinsip kerja..............................................................................37
4.1.4 Dasar Teori................................................................................38
4.1.5 Alat dan bahan..........................................................................38
4.1.6 Keselamatan kerja....................................................................39
4.1.7 Langkah kerja...........................................................................39
4.1.8 Gambar kerja............................................................................40
4.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................41
4.3 Pertanyaan.......................................................................................41
4.4 Jawaban............................................................................................41

BAB V PASANGAN BATA GIGI JATUH


5.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................44
5.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................44
5.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................44
5.1.3 Prinsip kerja..............................................................................45
5.1.4 Dasar Teori................................................................................46
5.1.5 Alat dan bahan..........................................................................46
5.1.6 Keselamatan kerja....................................................................46
5.1.7 Langkah kerja...........................................................................47
5.1.8 Gambar kerja............................................................................48
5.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................49
5.3 Pertanyaan.......................................................................................49
5.4 Jawaban............................................................................................49

BAB VI PASANGAN KOMBINASI


6.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................52
6.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................52
6.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................52
6.1.3 Prinsip kerja..............................................................................53
6.1.4 Dasar Teori................................................................................54
6.1.5 Alat dan bahan..........................................................................54
6.1.6 Keselamatan kerja....................................................................54
6.1.7 Langkah kerja...........................................................................55
6.1.8 Gambar kerja............................................................................56
6.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................59
6.3 Pertanyaan.......................................................................................59
6.4 Jawaban............................................................................................59

BAB VII PLASTERAN DINDING


7.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................60
7.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................60
7.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................60
7.1.3 Prinsip kerja..............................................................................61
7.1.4 Dasar Teori................................................................................62
7.1.5 Alat dan bahan..........................................................................62
7.1.6 Keselamatan kerja....................................................................63
7.1.7 Langkah kerja...........................................................................63
7.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................65
7.3 Pertanyaan.......................................................................................65
7.4 Jawaban............................................................................................65

BAB VIII PASANGAN KERAMIK LANTAI


8.1 Mengaduk mortal secara manual...................................................67
8.1.1 Tujuan instruksional khusus...................................................67
8.1.2 Tujuan instruksional umum....................................................67
8.1.3 Prinsip kerja..............................................................................67
8.1.4 Dasar Teori................................................................................68
8.1.5 Alat dan bahan..........................................................................68
8.1.6 Keselamatan kerja....................................................................69
8.1.7 Langkah kerja...........................................................................69
8.2 Tata cara penyiapan tempat kerja................................................70
8.3 Pertanyaan.......................................................................................71
8.4 Jawaban............................................................................................71

BAB IX KESIMPULAN..............................................................................72
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................74
TAKARIR.....................................................................................................75
PENJURUS...................................................................................................77
LAMPIRAN..................................................................................................78
LEMBARAN ASISTENSI...........................................................................84

BAB I

PENGENALAN BAHAN DAN ALAT

1.1 Bahan
Untuk pekerjaan pasangan batu,bahan - bahan yang digunakan adalah :
1. Batu Bata
2. Semen
3. Kapur
4. Pasir
5. Air

1.1.1 Batu bata

 Gambar Batu Bata

Batu bata adalah merupakan pemisah ruangan yang satu dengan


yang lain dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini
berasal dari tanah liat yang dalam keadaan dekat dicetak , dijemur beberapa
hari sesuai dengan aturan lalu dibakar hingga keras, sehingga tidak dapat
hancur lagi bila terkena air.

a. Syarat-syarat bata
Bata sebagai suatu unsur bangunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
 Semua bidang-bidang sisi harus datar
 Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
 Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang
berlebihan
 Warna pada penampang patahan merata
 Bila diketok suaranya nyaring
 Panjang bata sama dengan dua lebar + siar (1 cm)

Pada sebuah bata yang masih utuh nama bidangnya adalah :


 Terpanjang disebut sterk
 Terkecil disebut kop
 Terbesar disebut bidang datar
Syarat mutlak ukuran bata 1 sterk = 2 kop + 1 siar
Siar adalah adukan setebal 1 cm yang meletakkan bata satu dengan yang lainnya.
Tebal siar tidak boleh terlalu besar, tetapi berkisar 0,8 s/d 1,2cm.

1.1.2 Semen
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat mengeras setelah bereaksi
dengan air sebagai bahan pengikat, semen mempunyai proses penggerasan
yang relatif cepat yang penyusunannya juga relatif rendah jika dibandingkan
bahan pengikat yang lainnya. Semen sebaiknya disimpan ditempat yang
terlindungi dari panas dan hujan serta terhindar dari udara yang lembab.
Semen adalah sebagai bahan pengikat utama dalam adukan dan semen
mempunyai sifat membatu kalau terkena air atau udara lembab. Semen adalah
suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu – abu, kehijau – hijauan, terdiri
dari kristal – kristal silikat, kalsium dan aluminium. Bahan dasarnya adalah
campuran antar batu kapur dan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti
dan dianalisa terlebih dahulu baru kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam
satu perbandingan.
Semen adalah suatu hasil buatan yang didapat karena bersatunya dengan
betul suatu campuran dari kapur ( CaCO3 ) dan tanah liat dalam perbandingan 4
: 1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah menjadi suatu massa seperti batu.
Setelah dingin batu – batu ini kemudian dipecah dengan mesin menjadi
potongan – potongan kecil, seterusnya digiling hingga menjadi tepung yang
sangat halus dan kemudian diayak.
Diantara bahan – bahan ikat yang kita ketahui, semen adalah bahan yang
terpenting, karena semen dapat mengadakan pengikatan dan pengerasan didalam
air. Semen dinamakan hidrolik dikarenakan pengikatan serta pengerasan hanya
akan terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk melangsungkan reaksi
– reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa - senyawa hidrat, yang dapat
mengeras.Untuk pembakaran semen ini biasanya diperlukan temperatur 1400  C
– 2000  C.

Sifat – sifat semen yaitu :


1. Warna semen tanpa tercampur bahan – bahan lain, berwarna abu – abu,
kehijau – hijauan dan setelah membatu menjadi abu – abu kebiru – biruan.
2. Mengeras bila terkena air dan udara lembab
3. Berbentuk tepung halus

1.1.3 Kapur

Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur dengan air
sehinga menjadi tepung.
Sifat yang mengguntungkan dari kapur adalah keplastisannya yang tinggi,
kapur yang baik digunakan adalah kapur padam, yang lewat dari ayakan 0,3 mm
dan semakin halus butirannya kapur akan semakin bagus.
Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar kapur tetap
mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur di lapangan harus
pada tempat yang kering dan diusahakan didalam ruangan yang beratap agar
terhindar dari hujan. Jika kapur tersebut ditimbun dan menumpuk, tempat
penimbunannya ini harus lebih tinggi dari permukaan air banjir daerah
penimbunan tersebut.
1.1.4 Pasir

Pasir adalah
ada
juga
yang
diproses melalui pengalian. Pasir merupakan butiran- butiran mineral atau
agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir dalam
pekerjaan pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus
mempunyai syarat - syarat seperti dibawah ini :
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
 Bebas dari bahan organik
 Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm
 Pasir harus kuat

Penyimpanannya:
Setiap tumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak bercampur dengan
tanah yang ada di bawahnya,lebih-lebih sewaktu pengambilannya dengan sekop.
Dengan demikian kebersihan pasir dapat dijamin dan mutu dari konstruksi
bangunan yang kita kerjakan dapat di tingkatkan.

1.1.5 Air
Air adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan. .
Air yang akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental
dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain, untuk
menggeras dan mendapatkan adukan yang baik maka harus digunakan :
 Air besih, dengan kata lain bebas dari bahan organik seperti kotoran
hewan, tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya.
 Air tidak mengandung minyak, garam dan zat-zat lain yang dapat
merusak adukan (pasangan).
Untuk air ini sebaiknya dipakai air sumur air yang dapat diminum (air
tawar).Air juga berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortal, merendam
bata dan membersihkan pasangan sebelum disambung dll. Tidak dibenarkan
memakai air yang mengandung minyak, alkali, garam untuk mengaduk mortar,
sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan. Dan jangan memakai air yang
mangandung zat besi atau air yang keasamannya tinggi.

1.2 Alat
Dalam hal ini kita sangat penting untuk mengenal peralatan-peralatan
yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu, adapun jenis peralatan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sendok spesi
2. Waterpass
3.Siku besi baja
4.Block/linebobine
5.Kotak spesi / jolang
6.Ember
7.Cangkul
8.Sekop
9.Meteran
10.Jointer
11.Raskam
12.Ayakan pasir
13.Sikat kawat
14.Gerobak dorong
15. Palu karet
1. SENDOK SPESI

Sendok spesi terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu .
Kegunaanya adalah untuk mengambil dan meletakkan mortal kedalam
pasangan batu bata .

2. WATERPASS

Water pass mempunyai bentuk yang berbeda-beda,ada yang


panjang,sedang dan pendek .Kerangka nya terbuat dari alluminium dan
dilengkapi dengan tabung gels yang diisi cairan ether dan mempunyai
gelembung udara didalamnya .Gunanya untuk mengukur kedataran,kemiringan
dan ketegakan pasangan batubata .

3. SIKU BESI BAJA

18
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi mempunyai bentuk sudut siku ( 90 )
dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam Cm. Gunanya adalah untuk
mengukur kesikuan dalam pemasangan batu bata .

4. BLOCK / LINE BOBYNE

Alat ini terdiri dari dua


potongan kayu yang terbuat sedemikian rupa, yang dihubungkan dengan
benang. Kegunaanya adalah sebagai garis petunjuk kelurusan pemasangan batu
bata .

5.KOTAK SPESI / JOLANG

19
Kotak ini terbuat dari plat besi dengan bentuk trapesium dan sisinya diberi
tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu memindah-mindahkannya.
Kegunaanya sebagai tempat mengaduk/menaruh mortal.

6. EMBER

Ember terbuat dari plastik dengan bentuk piramid terpancung, dan diberi
tangkai untuk pegangannya. Kegunaanya adalah untuk mengambil air,
menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain sebagainya .

7. CANGKUL

20
Cangkul berguna untuk mengaduk mortal, dan selain itu jaga dapat
digunakan untuk berbagai keperluan lain.Cangkul Pengaduk terdiri dari daun
cangkul yang terbuat dari palt baja dan diberi tangkai kayu. Cangkul ini
mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan mengaduk mortal.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
- Lebar 17 cm
- Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
- Diameter tangkai 5 cm

8.SEKOP

21
Mata sekop terbuat dari plat besi, matanya lurus searah dengan gagang
pegangannya dan ujung matanya agak melengkung ke depan pegangannya terbuat
dari kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan yang terbuat dari besi. Kegunaan
alat ini adalah untuk mengambil pasir dari tanah, mengaduk campuran material
dan lain-lain sebagainya .

9. METERAN

Meteran ini terbuat dari plat baja yang tipis dan dapat digulung kedalam
kotak yang berfungsi sebagai pelindung, gunanya adalah sebagai alat ukur .

10. JOINTER

Terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu, fungsi
utama dari jointer ini adalah untuk membersihkan siar pada pekerjaan
pemasangan batu bata .

11.RUSKAM

22
Ruskam terbuat dari kayu,plastik atau alumnium tipis dan diberi pegangan
pada bagian belakangnya . Pungsi utama ruskam adalah untuk plesteran
dinding dengan cara menggosokkan adukan pada bagian dinding yang akan
diplester .

12. AYAKAN PASIR

Alat ini berbentuk empat persegi dilengkapi dengan pegangan yang dibuat
pada sisi yang berhadapan antara saut dengan yang lainnya . Kegunaan dari

23
ayakan adalah untuk memisahkan antara campuran agregat dengan batu
kerikil .

13. SIKAT KAWAT

Sikat kawat terbuat dari kawat baja yang ditanamkan pada kayu dengan
arah atau posisi tiga jalur. Fungsi utama dari sikat kawat ini adalah untuk
membersihkan permukaan pasangan batu bata sebelum di plaster dengan
semen.

14. GEROBAK DORONG

24
Gerobak dorong ini mempunyai bentuk yang beraneka ragam dan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, akan tetapi yang sering digunakan di
bengkel Civil Engineer Workshop PNL adalah gerobak dorong besi dilengkapi
dengan jolang untuk tempat muatan .

15.PALU KARET

Palu karet adalah suatu alat yang dibuat dari karet yang diberi gagang
kayu..Palu karet digunakan untuk mengetok atau meratakan batu bata atau
keramik.Palu karet terdiri dari berbagai macam ukuran, sesuai dengan
kebutuhan pamakai.

BAB II

CARA KERJA

2.1 MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL


1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop

25
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

 Bahan Campuran Adukan


1. Semen

- Suatu serbuk yang sangat hakus berwarna abu-abu, kehijau-


hijauan terdiri dari kristal-kristal silikat, kalsium dan aluminum.

- Bahan dasarnya adalah campuran antara batu kapur dan tanah liat

- Hasil buatan yang didapat karena bersatunya dengan betul suatu


campuran dari kapur CaCO3 dan tanah liat dengan perbandingan
4:1 yang di pijarkan hingga lebar

- Dapat mengadakan pengikatan dan pengerasan akan terjadi


karena adanya air.

2. kapur

- Bahan perekat

- Cara menggunakan kapur adalah dengan mencampurkan dengan


air sehingga terbentuk seperti bubur kental.

- Kapur hidrolis mempunyai kekuatan yang baik dan mempunyai


sifat hidrolis seperti semen Portland

3. Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang
bersih, yaitu air yang tidak mengandung minyak, alkali, garam dan
zat besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan pasangan.

26
4. Pasir
pasir adalah bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan
dapat juga dibuat dari gilingan batu. Fungsi pasir dalam pasangan
adalah sebagai bahan pengisi.

2.1.1 Tujuan Instruksional khusus

Pada akhir pelajaran ini mahasiswa/I harus;


 Menakari bahan dengan jumlah yang sama dalam perbandingan tertentu.
 Mencapur dan mengaduk bahan sampai homogen.
 Mengatur penempatan bahan.

2.1.2 Tujuan Instruksional Umum


1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tengtang penggunaan
alat-alat perkakas kerja batu dengan baik dan benar
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam peguasaan berbagai teknik
pemasangan bata, rolax, plasteran, dan ubin
3. Melatih mahasiswa menjadi seorang pekerja yang handal, ulet,
disiplin,dan professional

2.1.3 Prinsip Kerja


A. Pengaturan tempat kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
4. Agar dapat menghindar
5. Agar dapat meningkatkan.
6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bakerja.

27
B. . Penempatan Bahan – bahan
Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.
- Pasir dan kapur diletakkan di samping kotak spesi.
- Cangkul dan sekop diletakkan di samping kanan.

2.1.4 Dasar Teori


1. Pengertian Adukan
Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi
serta air sampai konsisten tertentu. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah
semen (kapur), sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras. Bahan-bahan
tersebut harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Adukan yang memakai semen mempunyai kekuatan adhesi yang besar
akan tetapi pengerjaannya agak sukar. Sedangkan adukan yang menggunakan
bahan pengikat kapur kekuatan serta adhesinya rendah jika dibandingkan dengan
semen. Oleh karena itu sering dilakukan pencampuran antara semen.

2. Sifat-sifat adukan yang harus diperhatikan


Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan untuk membuat adukan yaitu :
 Kemudahan untuk bekerja
 Sifat penyusutan
 Kekuatan

2.1.5 Alat dan bahan


Peralatan
1. sendok semen.
2. Ember.
3. Kotak spesi.
4. Sekop.

28
5. Cangkul.
6. Ayakan pasir.

Bahan- bahan
1. Batu bata.
2. Pasir.
3. Kapur.
4. Air.

2.1.6 Keselamatan kerja


A. Keselamatan Pribadi
1. Perut
Banyak sekali bahan yang mengandung racun atau sejenisnya yang
mana kalau bahan ini masuk kedalam perut akan menimbulkan perasan tidak
enak, seperti diare, sakit perut dan banya lagi gejala dari keracunan makanan.

Hal - hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi keracunan adalah;
1. Biasakan selalu mencuci tangan dengan sabun sampai bersih setiap selesai
bekerja atau sebelum makan apalagi pekerja itu makandengan tangan.
2. Makan hendaklah jauh dari lokasi kerja, atau harus pada suatu tempat khusus
yang disediakan untuk makan.
3. Jangan merokok atau makan sesuatu sambil bekerja, kedua-
duanya rokok dan makanan mungkin dikotori oleh zat - zat yang
beracun ditempat kerja.
4. Jangan sekali-kali menggigit paku dalam bekerja.
5. Jangan biasakan menggeluarkan lidah dalam melakukansesuatu.

2. Kulit
Ketidaksempurnaan dalam memegang sesuatu peralatan dalam bekerja dapat
menimbulkan dermatitis.Suatu kuliit terkelupas karena terluka, minsalnya lecet,
pedih, benkang atau bernanah.Salah satu bahayanya adalah karena kulit yang

29
terluka itu baru dapat sembuh setelah hampir sebulan, kadang kala ada yang
bertahun - tahun baru sembuh.dan yang lebih bahaya lagi kalau yang terluka itu
kena kotoran dan ini dapat menimbulkan tetanus yang dapat menghilangkan
nyawa sipekerja.
Kecelakaan kerja bersumber dari kelalaian sipekerja itu sendiri
misalnya seperti:
1. Terinjak alat - alat yang tajam, sewaktu asyik bekerja.
2. Ditimpa oleh alat - alat yang jatuh dari ketinggian.
3. Tertusuk sendok spesi sewaktu melontarkan mortal dalam memplestar dinding

Pencegahan:
1. Letakan peralatan yang tajam ditenpat yang mudah terlihat dan dijangkau.
2. jangan meletakan alat - alat yang berat lebih tinggi dari kepala kita.
3. pakailah pakaian kerja yang lenkap.
4. Bekerja hendaklah dengan penuh konsentrasi.
5. Jangan bekerja sambil berbicara atau bercanda sesama teman.

3. Mata
Mata adalah salah satu panca indera yang vital, justru itu kita harus menjaga
dengan sebaik - baiknya.Mata kepercik mortal ini sering terjadi dalam pekerjaan
memasang bata, terutama sewaktu memplester dinding. Apabila mata anda
tepercik mortal anda maka ikutilah petunjuk dibawah ini:
1. Jangan sekali - kali menggosok mata yang ada butiran pasir didalamnya.
2. Bawa korban kedekat bak air bersih, suruh korban membenamkan matanya
kedalam pemukaan air dan kejapkan berulang kali dalam air itu.
3. Teteskan lotion kedalam matanya, ulangi beberapa kali.
4. Ingat jangan sekali - kali coba memindahkan benda yang terdapat pada mata
hitam atau kornea mata.

4. Tangan
Biasa yang terjadi pada tangan adalah lecet, lecet tersebut disebabkan oleh:
1. Karena memegang benda yang kasar

30
2. Karena pengaruh kapur atau semen
3. Karena memegang bata yang basah

Pencegahan:
1. Memakai sarung tangan kulit yang tipis
2. Sebelum bekerja olesi tangan dengan oli
3. Selesai kerja cuci tangan dengan bersih pakai sabun
4. Jangan sering memegang mortal yang masih basah

B.Pakaian Pengaman
1. Sepatu
Sepatu pengaman dengan kedua ujungnya yang keras harus selalu dipakai
dilokasi kerja.
2. Baju Bengkel
Baju bengkel sangat berguna sebagai pelindung tubuh disaat kita bekerja.

3. Kaca mata
Kaca mata pengamanberfungsi untuk mengurangi resiko dari serpihan bahan
yang beterbangan. Dan sangan dianjurkan memakai kaca mata sewaktu memotong
bata dengan mesin, menggerinda dan lain - lain.

4. Masker
Pernapasan kita harus dihindarkan dari bahaya debu dan udara kotor, sewaktu
membersihkan lokasi keja, memotong bata kering, mencampur semen dengan
pasir dan lain sebagainya.
5. Helmet
Helmet adalah alat pelindung kepala dari bahaya tertimpa benda-benda keras
dan berat.

31
2.1.7 Langkah kerja
1. Bersihkan dahulu alat-alat yang akan dipakai
2. Ayaklah pasir sebelum anda menakarinya untuk diaduk.
3.Takari pasir dan kapur, letakkan kotak tempat mengaduk disebelah dengan
jumlah tertentu. Dalam pengadukan spesi perbandingan yang biasa
dipakai 1 kapur : 6 pasir.
4. Ratakan pasir dengan cangkul
5. Masukkan semen yang telah ditakari dengan cara dihampakan diatas pasir
tadi, kemudian diratakan.
6. Aduk dengan sekop, dengan cara memindahkannya dari ujung kotak ke
ujung kotak lainnya, paling sedikit 3 kali, sehingga menghasilkan warna yang
sama.
7. Buat suatu lubang pada adukan tadi dan tuangkan air secukupnya kedalam
lubang itu, lalu diaduk dengan cangkul dan membolak-baliknya dan memelintir
agar semen dan pasir bersatu sambil mendorong dan menarik.
8. Apabila mortal terlampau kering, tambahkan air sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk.
9. Apabila adukan sudah rata dan tidak berbongkah lagi (benar-benar pulen),
maka mortal siap digunakan dalam pemasangan atau plesteran.

2.1.8 Gambar kerja

air
ember

32
sekop
kapur

pasir
jolang

Gerobak dorong

2.1 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA


1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.

33
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis
4 Waterpass,plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.
6 Sebelum bata di susun dengan baik terlebih dahulu batu bata harus di
rendam terlebih dahulu ,karena bata mempunyai daya resap yang
tinggi.Hal ini di lakukan untuk mencegah pengurangan daya ikat pada
ikatan bata tersebut, sehingga partikel-partikel bahan pengikat yang ada
di dalamya tidak terserap oleh bata.

2.2 PERTANYAAN
1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan bata yang baik dan benar?
2. Bahan-bahan apa sajakahyang dibutuhkan dalam mengaduk mortal?
3. Sebutkan sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam mengaduk mortal?
4. Sebutkan syarat-syarat pasir yang baik !
5. Sebutkan kegunaan cangkul dan spesifikasinya !

2.3 JAWABAN
1. Yang dimaksud dengan bata yang baik dan benar apabila telah memenuhi
syarat-syarat berikut :
 Semua bidang-bidang sisi harus datar
 Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
 Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang
berlebihan
 Warna pada penampang patahan merata
 Bila diketok suaranya nyaring
 Panjang bata sama dengan dua lebar + siar (1 cm)

2. Bahan-bahan yang dibutuhkan saat mengaduk mortal adalah

34
a. Semen
b. Kapur
c.Air
d.Pasir

3. Ada beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam mengaduk mortal


antara lain :
 Kemudahan untuk bekerja
 Sifat penyusutan
 Kekuatan

4. Pasir yang baik harus mempunyai syarat - syarat seperti dibawah ini :
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
 Bebas dari bahan organik
 Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm
 Pasir harus kuat

5. Cangkul berguna untuk mengaduk mortal, dan selain itu jaga dapat
digunakan untuk berbagai keperluan lain.Cangkul Pengaduk terdiri dari
daun cangkul yang terbuat dari palt baja dan diberi tangkai kayu.
Cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan
mengaduk mortar.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
- Lebar 17 cm
- Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
- Diameter tangkai 5 cm.

35
BAB III

PASANGAN DINDING BATA ½ BATU IKATAN BIASA

3.1 MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL


1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan

36
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

3.1.1 Tujuan instruksional khusus


Pada akhir pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memasang dinding ikatan ½ batu dengan teknik yang benar
2. Mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan dengan waterpass.
teknik pemasangan batu bata yang benar ,mengukur kerataan dengan
waterpass
3. memahami cara menggunakan perkakas kerja batu sesuai dengan
ketentuan.

3.1.2Tujuan instruksional umum


a. Teknik peletakan bata dan mortal harus benar
b. Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
c. Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
d. Siar datar harus sama tebalnya 0,8 - 1,2 cm.
e. Setiap pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk
memasang sebuah bata.
f. Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan,jangan di ketok.
g. Penekanan untuk menurunkan bata dengan menggeser bata, jangan diketok
karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
h. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari
sebelah kanan. Setiap lapis bata harus dicek kedataran

3.1.3 Prinsip kerja

37
A. Pengaturan tempat kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
4. Agar dapat menghindar
5. Agar dapat meningkatkan.
6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bakerja.

B. Penempatan Bahan – bahan


Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 60-70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 1 atau 2 kotak spesi.
- Bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri
menurutarahlebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.
C. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur penempatan
peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesisisi
belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi

D. Hal yang dilarang


- Ikatan batu bata yang sedang dibuat tidak boleh dilangkahi.
- Tidak boleh memotong bata dengan sendok spesi
- Tidak boleh mengaduk spesi dengan sendok spesi
- Alat- alat yang digunakan tidak boleh berserakan.

38
3.1.4Dasarteori
Pasangan dinding batu bata ikatan ½ batu adalah ikatan dinding yang
biasa di gunakan pada bangunan. lapisan batu bata yang pertama dipasang
dengan jarak siar 0,8 -0.9 cm. pada lapisan batu bata yang kedua, peletakan
batu bata yang pertama di mulai dengan bata ½ , dilanjutkan dengan bata
penuh, sehingga letak bata pada lapisan ke dua berada diantara dua bata pada
lapisan pertama. lapisan pertama sama dengan lapisan ketiga, lapisan kedua
sama dengan lapisan keempat.pasangan bata harus padat dan tegak lurus.
Mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan dengan waterpass.sebelum
mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit,maka perlu di latih terlebih dahulu
bagaimana teknik pemasangan batu bata yang benar ,mengukur kedaratan
dengan waterpass ,dengan cara memotong ½ bata yang benar .Upaya ini
merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa mengunakan perkakas
kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan tersebut.Hasil kerja ini
mendapatkan ketegakkan, kelurusan dan kedataran yang tegak sesuai dengan
gambar kerja.
3.1.5 Alat dan bahan
 Peralatan
1. Sendok spesi
2. Waterpas
3. Ember
4. Jolang
5. Sekop
6. Cangkul
7. Ayakan pasir
8. Jointer
9. Siku
10. Palu karet

 Bahan - bahan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
5.semen

3.1.6 Keselamatan kerja

39
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi.
3. Selalu menggunakan sepatu safety apabila terjun kelapangan.
4. Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
5. Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja.
6. Tempatkan alat - alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur ditempat
pekerjaan.
7. Fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
8. Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing dilapangan.

3.1.7 Langkah – langkah kerja


1. Persiapkan alat dan bahan .
2. Mendengar atau melihat petunjuk instuktur .
3. Tentukan lokasi pekerjaan penempatan bata yang akan di pasang dengan
tongkat ukur sesuai dengan gambar kerja,dan tandai posisi setiap bata
menurut panjang rata-rata dari sebuah bata ±1 siar (1 cm).
4. Ambil satu sendok spesi dan sebuah bata .Pasang melintang dengan jarak
15-20 cm,dari ujung pasangan dinding yang akan di bangun,lalu datarkan
dengan waterpass kearah panjang dan lebarnya.
5. Pada unjung yang satu lagi di pasang bata yang lain dengan cara
meletakkan bata di atas spesi dengan posisi melintang juga ,.
6. Ambil line bobyne dan cantulkan pada kedua bata itu dengan benang yang
renggang.
7. Pada waktu memasang, posisi berdiri adalah di antara bidang pasangan
dan kotak spesi dengan posisi kotak spesi dan bidang pasangan di sebelah
kiri.
8. Pasangan di lakukan dengan cara tangan kiri memegang bata dan tangan
kanan memegang sendok spesi.
9. Kemudian letakkan bata diatas spesi yang sudah di sebarkan di atas
pondasi atau lantai kerja,dengan sisi bata yang panjang sejajar dengan
benang ,untuk menyamakan kedataran bata dan benang ,maka bata di

40
tekan ke bawah sambil menggesek-gesekkan kemuka dan kebelakang
hingga datar.
kamudian ambil sebuah bata letakkan di atas spesi tadi ,dengan posisi sisi
memanjang bata sejajar dengan benang ,tetapi pinggir bata tidak boleh
menyentuh benang,harus renggang kira-kira 1,5 mm.
10. Letakkan bata jajaran berikutnya,letakkan spesi rapat pada bata yang
pertama tadi ,dan letakkan batanya dalam posisis miring ke belakang atau
ke depan,di benamkan kira-kira 1,5 cm ke dalam spesi lalu di dorong ke
belakang.
11. Pertemuan antara bata dan bata kedua harus di batasi spesi setebal 1 cm
sehingga siar dari pasangan.
12. Siar tegak dari lapisan kedua harus di tengah bata lapisan pertama ,maka
pasangan bata pertama lapisan kedua dimulai dengan bata yang setengah.
13. Lapisan ke-2 kita mulai dengan bata setengah,dan sisinya di buat tegak
lurus dengan memakai waterpass.
14. Selanjutnya ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua dengan
waterpass dan cek ketegakkan bidang depannya dengan waterpass.
15. Pasang bata setengah pada ujung yang satu lagi.
16. Kemudian pasang Line bobyne sebagai pedoman kedataran bata.
17. Lapisan ke-3 dimulai dengan memasang bata utuh pada kedua
ujung ,kemudian di waterpass kedataran dan ketegakannya.
18. Lapisan ke-4 sama dengan lapisan ke-2 dan lapisan ke-5 sama dengan
lapisan ke-3.
19. Periksakan pekerjaan tersebut kepada instruktur.
20. Dan kalau sudah di periksa oleh instruktur bongkar kembali pasangan
dan menepatkan bahan – bahan seperti semula, dan mencuci alat tersebut
kemudian letakkan pada tempatnya kembali.

41
3.1.8 Gambar kerja

42

PROYEKSI
TAMPAK DEPAN

LAPISAN 2

LAPISAN 1

LAY OUT

Pasangan dinding bata ½ batu ikatan biasa

3.2 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA


1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis

43
4 Waterpass,plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.

3.3 PERTANYAAN
1. Apakah kegunaan waterpass dalam mengikat bata?
2. Hal apasajakah yang tidak boleh dilakukan pada saat memasang bata?
3. Gambarkan pasangan dinding batu ½ bata ikatan biasa !
4. Berapakah jarak siar datar pada saat memasang bata?
5. Sebutkan tujuan pengaturan tempat kerja !

3.4JAWABAN
1. Gunanya untuk mengukur kedataran,kemiringan dan ketegakan pasangan
batubata .

2. - Ikatan batu bata yang sedang dibuat tidak boleh dilangkahi.


- Tidak boleh memotong bata dengan sendok spesi
- Tidak boleh mengaduk spesi dengan sendok spesi

3. Gambar pasangan dinding bata ½ batu ikatan biasa

44
PROYEKSI
TAMPAK DEPAN

LAPISAN 2

LAPISAN 1

LAY OUT

4. Jarak siar datar harus sama tebalnya, yaitu berkisar antara 0,8 - 1,2 cm.
5. Tujuan pengaturan tempat kerja :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
4. Agar dapat menghindar
5. Agar dapat meningkatkan.
6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bakerja.

45
BAB IV

PASANGAN DINDING BATU BATA IKATAN JERMAN

4.1 MENGADUK MORTAL SECARA MANUAL


1.Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk.

46
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

4.1.1 TujuanInstruksional Khusus


Agar pada akhir pelajaran atua praktek Mahasiswa akan dapat :
1. Membuat pasangan batu bata dalam ikatan jerman
2. Membuat awal dan akhir pasangan tegak, lurus dan siku
3. Mengetahui bentuk diding satu batu dalam ikatan jerman

4.1.2 Tujuan Instruksi Umum


1. Tinggi pasangan 4 lapis dan panjang pasangan sesuai dengan
Gambar kerja yang telah digambar sebelumnya.
2. Pasangan harus tegak, datar dan siku
3. Tebal siar datar dan tegak sesuai dengan tebal siar yang telah
ditentukan.
4. Setiap baris pemasangan bata harus memenuhi langkah kerja.
5. Setiap selesai memasang satu lapis bata harus dikontrol
ketegakan dan kelurusannya.
6. Bekerja dengan serius dan penuh perhatian.

4.1.3 Prinsip kerja


A. Pengaturan tempat kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.

47
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.

B. Penempatan Bahan – bahan


Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 60-70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 1 atau 2 kotak spesi.
- Bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.

C. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi

D. Hal yang dilarang :


- Ikatan batu bata yang sedang dibuat tidak boleh dilangkahi.
- Tidak boleh memotong bata dengan sendok spesi
- Tidak boleh mengaduk spesi dengan sendok spesi

4.1.4 Dasar teori


Setelah mengerjakan pekerjaan memasang dinding bata ½ batu, maka
perlu diketahui masih ada lagi pasangan yaitu pasangan satu batu dalam
ikatan jerman. Dalam ikatan ini, mahasiswa di tuntun untuk dapat memasang
pasangan ini dengan benar, mengukur ketegakan dan kedatarannya dengan
waterpass, serta mampu menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan.Hasil

48
dari kerja ini, mendapat ketegakan dan kedataran yang tepat sesuai gambar
kerja.
Ikatan jerman ini adalah tipe dimana bata dipasang berselang – seling tiap
lapis antar bata memanjang bata melintang tetapi disini tidak ada bata ¼
dipasang.Setiap lapisan bata yang memanjang diawali dengan pasangan ¾
bata dan diikuti oleh sebuah bata melintang, dan seterusnya dipasang bata
biasa saja.

4.1.5 Alat dan bahan


 Peralatan
1. Sendok spesi
2. Waterpas
3. Ember
4. Jolang
5. Sekop
6. Cangkul
7. Ayakan pasir
8. Jointer
9. Siku
10. Palu karet

 Bahan - bahan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
5.Semen
4.1.6 Keselamatan kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
2. Gunakan pakaian perlengkapan pelindung tubuh
3. Bekerja sesuai prosedur yang telah di tentukan
4. Konsentrasikan pikiran pada pekerjaan
5. Patuhi petunjuk instruktur.

4.1.7 Langkah kerja


1. Buat kepala pasangan dengan bata melintang pada setiap ujung pasangan
yang akan dibuat dan kepala pasangan ini saling di waterpas / datar.

49
2. Setelah mortar diletakkan di lantai kerja untuk lapisan pertama letakkan
bata utuhposisi melintang.
3. Untuk pemasangan lapisan ke II, kita mulai dengan memasang bata ¾
panjang.Sedangkan ujung pemasangan tetap tegak dan lurus.
4. Pengisian mortar pada siar melintang harus terisi penuh dan siar tengah
biarkansedikit kosong, Pemasangan bata tidak boleh didahulukan satu
jalur dulu, tapi harus maju dua sejajar sekaligus. Sebab jika kita
majukan satu baris, ketika memasang sebaris lagi yang dibelakang,
maka ikatan yang sudah terjadi pada jalur depan akan terlepas kembali.
5. Untuk lapisan ketiga pemasangannya sama dengan lapisan pertama dan
lapisan kedua sama dengan lapisan keempat, begitu selanjutnya keatas
lapis demi lapis silih berganti, sehingga semua lapisan terpasang.
6. Rapikan pasangan bata dengan menggunakan jointer dan di bersihka
sisa-sisa mortal dengan menggunakan sikat kawat.

4.1.8 Gambar kerja

50
TAMPAK DEPAN

LAPISAN 2

LAPISAN 1

LAY OUT

Pasangan Dinding Batu Ikatan Jerman

2.2 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA


1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.

51
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis
4 Waterpass,plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.

2.3 PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan pasangan batu batu ikatan jerman?
2. Sebutkan langkah-langkah kerja dalam pasangan batu bata ikatan jerman !
3. Menagapa dikatakan ikatan jerman ?
2.4 JAWABAN
1. Pasangan batu bata ikatan jerman adalah tipe dimana bata dipasang
berselang – seling tiap lapis antara bata memanjang dan bata melintang,
tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap lapisan bata yang memanjang
diawali dengan pasangan ¾ bata dan diikuti oleh sebuah bata melintang, dan
seterusnya dipasang bata biasa saja.

2. Langkah-langkah kerja dalam pemasangan batu bata ikatan jerman antara


lain:
1. Buat kepala pasangan dengan bata melintang pada setiap ujung pasangan
yang akan dibuat dan kepala pasangan ini saling di waterpas / datar.
2. Setelah mortar diletakkan di lantai kerja untuk lapisan pertama letakkan
bata utuhposisi melintang.
3. Untuk pemasangan lapisan ke II, kita mulai dengan memasang bata ¾
panjang.Sedangkan ujung pemasangan tetap tegak dan lurus.
4. Pengisian mortar pada siar melintang harus terisi penuh dan siar tengah
biarkansedikit kosong, Pemasangan bata tidak boleh didahulukan satu
jalur dulu, tapi harus maju dua sejajar sekaligus. Sebab jika kita
majukan satu baris, ketika memasang sebaris lagi yang dibelakang,
maka ikatan yang sudah terjadi pada jalur depan akan terlepas kembali.

52
5. Untuk lapisan ketiga pemasangannya sama dengan lapisan pertama dan
lapisan kedua sama dengan lapisan keempat, begitu selanjutnya keatas
lapis demi lapis silih berganti, sehingga semua lapisan terpasang.
6. Rapikan pasangan bata dengan menggunakan jointer dan di bersihka
sisa-sisa mortal dengan menggunakan sikat kawat.
3. Dinamakan ikatan jerman karena ini merupakan rangkaian ikatan yang
digunakan pada bangunan-bangunan di zaman perang dunia, yang mana
pada saat itu jerman lah yang paling berkuasa pada saat itu.

BAB V

PASANGAN BATU BATA GIGI JATUH

5.1 MENGADUK MORTAL SECARA MANUAL

53
1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk.
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

5.1.1 Tujuan Instruksional Khusus


Pada akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam:
 Mempelajari bagaimana menghadapi permasalahan dilapangan
seandainya pemasangan bata tidak dapat diselesaikan dalam sehari
dan harus dilanjutkan dilain waktu.
 Mengkombinasikan kemahiran dalam pemasangan sebelumnya.
 Mengaplikasikan peralatan kerja dengan benar
 Menggunakan material tepat guna.

5.1.2 Tujuan Instruksional Umum


 memasang dinding batu ikatan gigi jatuh membentuk sudut siku
dengan teknik yang benar
 mengaplikasikan pasangan bata gigi jatuh membentuk sudut siku pada
praktek lapangan.

5.1.3 Prinsip Kerja


A. Pengaturan tempat kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.

54
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.

B. Penempatan Bahan – bahan


Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 60-70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 1 atau 2 kotak spesi.
- Bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.

C. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi

D. Hal yang dilarang :


- Ikatan batu bata yang sedang dibuat tidak boleh dilangkahi.
- Tidak boleh memotong bata dengan sendok spesi
- Tidak boleh mengaduk spesi dengan sendok spesi.
- Alat yang digunakan tidak boleh berantakan.

5.1.4 Dasar Teori


Pasangan dinding batu ikatan gigi jatuh merupakan teknik pemasangan
batu bata dengan tujuan supaya pemasangan batu bata dapat di lanjutkan di
hari selanjutnya.

55
Teknik pemasangannya yaitu pada setiap lapisan di kurangi satu batu bata,
begitu seterusnya sampai pada lapisan yang diinginkan.
5.1.5 Alat dan Bahan
Peralatan Bahan
1. Sendok spesi 1. Pasir
2. Kotak spesi 2. Kapur
3. Cangkul 3. Air
4. Sekop 4. Bata
5. Ember, 5.Semen
6. Line Bobbyn
7. Ayakan Pasir
8. Palu Pemotong Bata
9. Waterpass
10. Siku

5.1.6 Keselamatan Kerja


1. Berdoa sebelum dan sesudah bekerja.
2. Gunakan pakaian perlengkapan pelindung tubuh
3. Bekerja sesuai prosedur yang telah di tentukan
4. Konsentrasikan pikiran pada pekerjaan
5. Letakkan perkakas pada tempat yang telah di tentukan tidak terlalu jauh
ataupun terlalu dekat.
6. Patuhi petunjuk instruktur

5.1.7 Langkah Kerja


1. Aduk pasir dan kapur hingga homogen
2. Buat dua buah garis bantu (garis A dan garis B) yang saling berpotongan
dan membentuk sudut 900.

56
3. Setelah diletakkan mortal pada jalur A & B untuk lapisan pertama
letakkan bata utuh dan sesuaikan siarnya pada masing – masing jalur
tersebut.
4. Untuk lapisan kedua dimulainya dari sudut kop lapisan pertama agar
siarnya selang seling biar tidak mudah patah dan retak.
5. Pada pamasangan ini setiap lapis dikurangi setengah bata sampai ke
lapisan paling atasnya supaya berbentuk tangga pada ujung pasangan.
6. Kemiringan tangga harus berbentuk garis lurus dari lapisan ke 1
sampailapisan terakhir. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya,
kedatarannya dan siarnya.

5.1.8 Gambar Kerja

57
PROYEKSI

TAMPAK DEPAN

LAPISAN 2

LAPISAN 1

LAY OUT

Gambar pasangan silang

5.2 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA


1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.

58
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis
4 Waterpass,plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.

5.3 PERTANYAAN
1. Apakah guna siku pada pasangan batu bata gigi jatuh?
2. Bagaimanakah yang dimaksud dengan pasangan batu bata gigi jatuh?
3. Gambarkan sketsa pasangan batu bata gigi jatuh !
4. Sebutkan langkah-langkah kerja pada pasangan batu bata gigi jatuh !
5. Sebutkan keselamatan kerja yang terdapat pada pasangan gigi jatuh !

5.4 JAWABAN
1. Gunanya adalah untuk mengukur kesikuan dalam pemasangan batu bata
hingga membentuk sudut 90°.
2. Yang dimaksud dengan pasangan gigi jatuh adalah Pasangan dinding batu
ikatan gigi jatuh merupakan teknik pemasangan batu bata dengan tujuan
supaya pemasangan batu bata dapat di lanjutkan di hari selanjutnya.
Teknik pemasangannya yaitu pada setiap lapisan di kurangi satu batu bata,
begitu seterusnya sampai pada lapisan yang diinginkan.

3. Gambar sketsa pasangan batu bata gigi jatuh

59
PROYEKSI

TAMPAK DEPAN
LAPISAN 2

LAPISAN 1

LAY OUT

4. Langkah-langkah kerjapada pasangan batu bata gigi jatuh


 Aduk pasir dan kapur hingga homogen
 Buat dua buah garis bantu (garis A dan garis B) yang saling berpotongan
dan membentuk sudut 900.
 Setelah diletakkan mortal pada jalur A & B untuk lapisan pertama
letakkan bata utuh dan sesuaikan siarnya pada masing – masing jalur
tersebut.
 Untuk lapisan kedua dimulainya dari sudut kop lapisan pertama agar
siarnya selang seling biar tidak mudah patah dan retak.
 Pada pamasangan ini setiap lapis dikurangi setengah bata sampai ke
lapisan paling atasnya supaya berbentuk tangga pada ujung pasangan.

60
 Kemiringan tangga harus berbentuk garis lurus dari lapisan ke 1
sampailapisan terakhir. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya,
kedatarannya dan siarnya.

5. Keselamatan kerja yang terdapat pada pasangan gigi jatuh


1. Berdoa sebelum dan sesudah bekerja.
2. Gunakan pakaian perlengkapan pelindung tubuh
3. Bekerja sesuai prosedur yang telah di tentukan
4. Konsentrasikan pikiran pada pekerjaan
5. Letakkan perkakas pada tempat yang telah di tentukan tidak terlalu jauh
ataupun terlalu dekat.
6. Patuhi petunjuk instruktur

BAB VI

61
PASANGAN KOMBINASI

6.1 MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL


1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk.
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

6.1.1 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu:


mengkombinasikan pekerjaan pemasangan 1/2 batu bata, ikatan jerman,
pasangan gigi jatuh, pemasangan pilar dan rolag.

6.1.2 Tujuan Instruksional Umum


Tujuan Umum
 Memasang kombinasi antara ikatan ½ batu ,ikatan Jerman dan juga
ikatan sudut (90),dan pilar
 Memplester dinding dan Pilar.
 Memasang Keramik 20/20
 Mengitung bahan yang di gunakan dari gambar kerja
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan pasangan bata.

6.1.3 Prinsip Kerja

A. Pengaturan tempat kerja


Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.

62
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.

B. Penempatan Bahan – bahan


Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 60-70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 1 atau 2 kotak spesi.
- Bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.

C. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi

D. Hal yang dilarang :


- Ikatan batu bata yang sedang dibuat tidak boleh dilangkahi.
- Tidak boleh memotong bata dengan sendok spesi
- Tidak boleh mengaduk spesi dengan sendok spesi.
- Alat yang digunakan tidak boleh berantakan.

6.1.4 Dasar Teori


Pada bab ini, mahasiswa di tuntut harus mampu memasang pekerjaan
kombinasi ini, yang terdiri atas ikatan ½ batu, ikatan jerman dan juga ikatan
sudut siku. Setelah pasangan selesai, mahasiswa juga di tuntut mampu
memplester dan memasang keramik pada dinding dan lantai.Hasil dari kerja

63
ini nantinya mendapat ketegakkan,kedataran, dan kesikuan.Ketebalan
plasteran (1 cm) sesuai dengan gambar kerja.

6.1.5 Alat dan bahan


Peralatan :
1. Sendok spesi 7. Waterpass
2.Kotak spesi / jolang 8.. Line bobyn
3.Cangkul 9. . Siku plat
4. Ember 10.Jointer
5.Sekop 11.. Kotak adukan / Jolang besar
6. Ayakan

Bahan
1. Batu bata 4. Air
2. Semen 5. Pasir
3.Kapur 6. Keramik

6.1.6 Keselamatan Kerja


1. Berdo'a sebelum dan sesudah bekerja.
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan dan peralatan pada tempatnya.
3. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap.
4. Fokuslah pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Ikutilah segala petunjuk dari instruktur.

6.1.7 Langkah kerja


 Mulai bekerja sesuai dengan lay out denah dan ketentuan dari instruktur.
 Didalam pekerjaan kombinasi ini termasuk didalamnya ikatan ½ bata,
ikatan 1 batu bata, plasteran, pasangan yang membentuk sudut 900,
pemasangan rolag dan pemasangan keramik.

64
a. Pemasangan Pilar Bata
 Bersihkan permukaan lantai dimana kita akan membangun pillar ini.
 Pasang dua buah bata sejajar dengan spesi 1 cm, kedua bata ini harus di
waterpas permukaannya serta salah satu sudutnya harus siku.
 Untuk lapisan kedua kita pasang bata bata melintang diatasnya, yang mana
sisi luar bata harus vertical terhadap lapis ke 1 tadi pada dua bidang.
 Kemudian dilanjutkan lagi pada pemasangan lapis yang ke III dengan
memasang bata persis seperti pada lapisan ke I tadi,dan dua bidangnya
harus tetap tegak lurus terhadap lapisan dibawahnya.
 Begitu seterusnya pemasangan bata berikutnya silih berganti, sampai
terpasang pillar setinggi 17 lapis, cara pemasangan nya tetap sama, ,
sehingga didapatkannya pillar benar – benar lurus dan rapi.Dan seterusnya
silih berganti / selang seling.

b. Pemasangan Rolag
Langkah Kerja :
 Sediakan cetakan rolag yang terbuat dari tripleks ataupun yang sejenisnya
yang berbentuk setengah lingkaran.
 Kemudian letakkan begisting rolag diatas dua bidang pillar, untuk
pemasangan batanya harus ada As terlebih dahulu di tengahnya sebagai
pedoman kelengkungan pemasangan bata berikutnya
 Setelah bata dipasang penuh diatas cetakan rolag tersebut, jangan dibuka
dulu cetakannya, tunggu sampai 24 jam baru bisa dibuka supaya bata yang
dipasang tidak patah / roboh

6.1.8 Gambar kerja

a. gambar pilar bata

65
Lapisan kedua

Lapisan Pertama

b. gambar pemasangan rolak

66
bata

Rolag

Pilar bata

6.1.8 Gambar kerja

67
68
6.2 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA

1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.

69
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis
4 Waterpass,plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.
6. Letakkan rolak di belakang kotak spesi.

6.3 PERTANYAAN
1. Apakah tujuan dari pasangan kombinasi ?
2. Gambarkan sketsa pilar bata !

6.4 JAWABAN
1. Tujuannya adalah agar mahasiswa mampumengkombinasikan pekerjaan
pemasangan 1/2 batu bata, ikatan jerman, pasangan gigi jatuh, pemasangan
pilar dan rolag.
2. Gambar pilar bata :
Lapisan kedua

Lapisan Pertama

BAB VII

PLESTERAN DINDING BATA

70
7.1 MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL
1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk.
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

7.1.1 Tujuan Instruksional Khusus


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata
dengan baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester
dinding bata.

7.1.2 Tujuan Instruksional Umum


1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah
atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang
berasal dari pasir.
2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan
dari bangunan itu sendiri.
3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau
campuran adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam
pemasangan.

7.1.3 Prinsip kerja


A. Pengaturan tempat kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.

71
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.

B. Penempatan Bahan – bahan


Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 60-70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 1 atau 2 kotak spesi.
- Bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.

C. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi

7.1.4 Dasar teori


Memplaster permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis
sampah atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang
berasal dari pasir.
Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan dari
bangunan itu sendiri.Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan
pasangan adukan atau campuran adukan, ikatannya yang lembab.
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
- Komposisi adukan bahan yang tepat

72
- Teknik pemasangan bata yang baik
- Perawatan plesteran

b) Fungsi dari plesteran :


- Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat / memperkokoh
pasangan dinding.

c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :


- Retak-retak yang disebabkan oleh adukan yang tidak tepat dan proses
dari pengerjaan yang kurang baik.
- Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar matahari
langsung dan tembok menyusut.
- Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang disebabkan oleh
pasir atau semen yang tak di ayak.

7.1.5 Alat dan bahan


Peralata
- Sendok spesi - Kotak spesi
- Ruskam kayu - Sekop
- Ember - Palu Pemotong bata
- Ayakan Pasir - Waterpass
- Ruskam besi - Siku plat baja

Bahan-bahan
- Pasir
- Semen
- Air

73
7.1.6 Keselamatan kerja
1. Berdo'a sebelum dan sesudah bekerja.
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan dan peralatan pada tempatnya.
3. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap.
4. Fokuslah pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Ikutilah segala petunjuk dari instruktur.

7.1.7 Langkah kerja


1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan,
kedataran dan ketegakannya.
2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus
dibuat kepala plesteran sebagai acuan.
3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus
dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki
dengan air, agar ikatan dinding kuat dan mortar menjadi sempurna.
5. Jika dinding terbuat dari batako, sebaiknya permukaan dinding jangan
disiram karena akan menyulitkan proses pengikatan, sebab permukaan
dinding mempunyai daya hisap yang rendah.
6. Buatlah kepala plesteran dengan menentukan titik plesteran pada
permukaan atas dan sisi bawah max 1,5 cm.
7. Membuat kepala plesteran dengan cara mengisi dan menghubungkan
kedua titik tadi, lalu diratakan dengan menggosoknya dengan jidar, arah
atas dan arah bawah dengan pedoman kedataaran kedua titik plesteran
tadi.
8. Setelah semua plesteran / kepala plesteran selesai, maka kita plester
ruang antara kepala plesterran itu dengan adukan, plesteran adukan
mulai dari sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak boleh terlalu
tinggi lebihnya dari kepala plesteran tadi.

74
9. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar, sebagai
pedoman kedataran, kedua kepala plesteran itu, menggosokkan dengan
arah kiri dan kanan sambil didorong keatas.
10. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka kita
gosok dengan ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah jarum
jam. Secara berulang-ulang.
11. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung
sinar matahari, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak
menguap secara drastic, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran
tidak dianggap, maka harus di tutup dengan lembaran plastic sebelum
pekerjaan ditinggalkan. Supaya proses pengeringanberjalan sempurna.

7.1.8 Gambar kerja

7.2 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA

75
1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis
4. Waterpass,plat siku,raskam dan sendok spesi diletakkan di atas kotak
spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.

7.3 PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan plester?
2. Apakah bahan-bahan yang digunakan dalam plester?
3. Apa fungsi dari plester?
4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memplester !
5. Sebutkan tujuan Instruksional khusus dari maemplester !

7.4 JAWABAN
1. Plester adalah menutupi permukaan dinding bata yang menambah kekuatan
dan kekokohan dari bangunan itu sendiri.
2. Bahan-bahan yang digunakan dalam plester adalah air,semen dan pasir.
3. Fungsi dari plester adalah untuk keindahan , kenyamanan dan
memperkuat / memperkokoh pasangan dinding.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
- Komposisi adukan bahan yang tepat
- Teknik pemasangan bata yang baik
- Perawatan plesteran
5. Tujuan instruksi umum :

76
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata
dengan baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester
dinding bata.

BAB VIII

PASANGAN KERAMIK LANTAI

8.1 MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL

77
1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk.
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara kapur dan pasir secara merata dengan
menggunakan sekop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga merata sampai menghasilkan mortar yang
diinginkan

8.1.1 Tujuan Instruksional khusus


1. Pada akhir pelajaran mahasiswa dapat memasang keramik dengan cara
yang benar.
2. Mengenal alat dan bahan dalam pemasangan keramik

8.1.2 Tujuan Instruksional Umum


1. Dapat memasang ubin lantai dengan datar dan rata,.
2. Memasang ubin dengan mengunakan peralatan sederhana dan hasilnya
baik.
3. Mengisi celah-celah siar dengan pasta semen dengan baik.
4. Dapat memperkirakan jumlah ubin yang diperlukan.

8.1.3 Prinsip kerja


A. Pengaturan tempat kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.

B. Penempatan Bahan – bahan


Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :

78
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 60-70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 1 atau 2 kotak spesi.
- Bata diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.

C. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi
4. Keramik diletakkan di saming kotak spesi.

8.1.4 Dasar teori


Pemasangan keramik dilakukan untuk memperindah lantai, keramik yang
di gunakan memiliki berbagai macam motif. Pada saat memasang keramik
harus selalu menggunakan waterpass agar kedataran nya sama rata.

8.1.5 Alat dan bahan

Peralatan : Bahan-bahan
- Waterpas. - Kain lap
- Sendok spesi. - Ubin lantai
- Palu karet - Semen
- Kotak spesi. - Pasir
- Siku-siku - Air
- Sekop
- Ember

79
8.1.6 Keselamatan kerja
1. Berdo'a sebelum dan sesudah bekerja.
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan dan peralatan pada tempatnya.
3. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap.
4. Fokuslah pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Ikutilah segala petunjuk dari instruktur.

8.1.7 Langkah kerja


 Bersihkan daerah pemasangan keramik
 Lalu tarikan lay outnya
 Kemudian disikukan apakah sudah siku
 Dan waterpasskan
 Setelah itu baru pemasangan keramik di mulai
 dan setelah selasai periksa lah pada instruktur

8.1.8 Gambar kerja

80
semen
Keramik

8.2 TATA CARA PENYIAPAN TEMPAT KERJA

1. Tentukan dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja
dengan kapur sesuai dengan gambar kerja.
2. Bawa semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja,
kemudian tempatkan sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / dekat untuk
menjangkau bahan dan alat, serta ruang gerak tidak terhalang.
3. Tempatkan kotak spesi kira-kira 60-70 cm dari bidang pekerjaan dan
susun bata kiri-kanan dari kotak spesi setinggi 3 lapis
4. Waterpass,plat siku,raskam dan sendok spesi diletakkan di atas kotak
spesi.
5 Peralatan yang tajam seperti palu pemotong, line bobyne di letakkan di
sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.

8.3 PERTANYAAN
1. Berapakah ukuran keramik yang dipakai pada saat praktek berlangsung ?
2. Alat apakah yang digunakan untuk mengukur kedataran saat memasang
keramik?
3. Berapakah jarak siar antar keramik?
4. Apakah fungsi dari keramik ?
5. Sebutkan langkah kerja saat pemasangan keramik !

81
8.4 JAWABAN
1. Ukurannya adalah 30 x 30 cm.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur kedataran benda kerja adalah waterpass.
3. Jarak siar antar keramik adalah 0,1 sampai 0.3 mm.
4. Fungsi dari keramik adalah untuk membuat lantai tampak lebih indah.
5. Langkah kerja saat pemasangan keramik adalah :
- Bersihkan daerah pemasangan keramik
- Lalu tarikan lay outnya
- Kemudian disikukan apakah sudah siku
- Dan waterpasskan
- Setelah itu baru pemasangan keramik di mulai
- Dan setelah selasai periksa lah pada instruktur

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum di civil workshop yang telah penulis ikuti selama
10

82
hari, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pemasangan bata,memplester dan pemasangan keramik harus di lakukan
dengan teknik yang benar.
2. Pengukuran dan ketelelitian dalam bekerja sangat di perlukan agar tidak
terjadi penyimpangan dan kesalahan.
3. Penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan belum sesuai dengan time
schedule yang telah ditentukan.
4. Mahasiswa dan mahasiswi dapat menguasai segala jenis pengikatan batu bata
yang telah dipraktekkan dibengkel

SARAN
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seharusnya memakai pakaian kerja
dengan
lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan dan petunjuk
dari
instruktur.Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang
baik dan teratur. Dan satu hal lagi yang harus selalu diingat, jangan pernah
membantah petunjuk yang telah diberikan oleh instruktur. Jangan menggangu
teman pada saat bekerja dan jangan bersenda gurau serta jangan pernah makan
tulang kawan, agar apa yang semua kita kerjakan berjalan sebagai mana yang kita
inginkan

KESAN
 Pernah terketuk tangan dengan palu karet pada saat pemasangan bata dan
kecepret air adukan.
 Merasakan bagaimana lelahnya kerja praktek menjadi tukang bangunan.

83
 Mulai megatahui bahwa spasi yang biasanya dikerjakan oleh tukang pada
umumnya tidak benar. Karena kalau spesi terlalu tebal atau lebar maka apa
bila adanya guncangan yang misalnya diakibatkan oleh gempa akan cepat
terjadi suatu keretakan pada sebuah dinding.
 Akhirnya kami dapat membedakan jenis-jenis ikatan batu bata.
 Dan satu lagi yang terus di ingat “ JANGAN MAKAN TULANG
KAWAN” karena makan tulang kawan itu sangat menyakitkan…….

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding


Bata dan Plesteran.SK SNI NoBandung.

84
www. rubric keamanan konstruksi.com

www.google .co id

ml.scribd.com/doc/.../Laporan-Praktek-Kerja-Batu-Bagus-Aji-N-1MRK2

repiiii.wordpress.com/2013/02/03/laporan-kerja-batu-3/

3 Feb 2013 - Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe. View

shiamoyshimahlil.blogspot.com/2011/06/laporan-kerja-batu.html

nhichocs.files.wordpress.com/2011/07/kerja-batu-all.doc

TAKARIR

Air adalah air yang digunakan


A. untuk mengaduk mortal hendaklah
yang bersih atau air yang dapat

85
diminum.Air berfungsi untuk F.
menghomogenkan adukan mortal Faktor adalah pokok permasalahan
dan merendam batu bata. atau asal muasal suatu masalah.
B. G.
Batu bata adalah suatu bahan
Gerobak dorong biasanya
bangunan terbuat dari tanah liat dan digunakan untuk mengangkat
benda-benda yang berat misalnya
tanpa bahan campuran
pasir atau benda lainnya.
tambahan.Kemudian dicetak dalam H.
ukuran tertentu berbentuk balok Homogen merupakan campuran zat
dikeraskan melalui yang senyawa.
pembakaran.Ukuran 52 mm x 115 I.
mm x240 mm. 50 mm x 110 mm x Instruktur adalah pembimbing atau
pengajar yang memberi perintah
230 mm.
pengerjaan.
C.
Campuran yang dibuat sesuai
J.
standar, mempunyai kualitas yang
Jolang adalah tempat peletakan
baik dan kuat mempunyai ukuran mortal sewaktu pemasangan bata
atau tempat pengadukan mortal.
yang sesuai kebutuhan aturan dari
K.
pada konstruksi bangunan. Dalam
Kapur berasal dari pembakaran
prosess campuran mempunyai cara
batu kapur, kemudian dilebur
dan kebutuhan yang di pakai dalam
dengan air sehingga menjadi
suatu lokasi yang dipakai pada
tepung. Seperti cair kapur adalah
tempat tertentu.
menyerap air, justru itu kapur harus
disimpan terhindar dari
D.
kelembapan.Kapur berfungsi
Dasar teori adalah seperangkap
sebagai bahan pengikat dalam
konstruksi yang menjadi pokok
adukan sesuai kebutuhan.
pemikiran seseorang.
L.
E.
Line bobyyn adalahalat ini terdiri
Ember biasanya digunakan sebagai
dari dua potongan kayu yang
media untuk membawa air.
terbuat sedemikian rupa, yang

86
dihubungkan dengan benang. W.
Kegunaanya adalah sebagai garis Waterpass adalah alat yang terbuat
dari alumunium dan dilengkapi
petunjuk kelurusan pemasangan
dengan kotak niva,yaitu sebuah
batu bata . tabung yang didalamnya berisi
cairan ether dan ada gelembung
M.
udara didalamnya.
Mortal adalah campuran semen
pasir dan air yang telah diaduk
sebagai bahan untuk pengikat bata.

P.
Plat siku digunakan untuk menyetel
kesikuan pada sudut-sudut
pertemuan dinding

R.
Roskam adalah Alat ini terbuat
dari baja, plastik dan kayu,alat ini
juga terbuat dari pelat tipis dan
diberi tangkai kayu dibelakangnya.
Berguna untuk mendrop mortar
pada saat memplester dinding dan
juga untuk menghaluskan
permukaan plesteran

S.
Semen adalah sebagai bahan utama
dalam adukan dan semen akan
membuka kalau terkena air atau
udara lembab. Untuk mencegah
terjadi pengerasan ,semen harus
disimpan pada ruangan tertutup
tanpa jendela.
T.
Tujuan khusus adalah ambisi
daripada perintah.
U.
Ukuran adalah panjang atau
lebarnya suatu benda.

87
PENJURUS

Kedudukan Kata
Kata Penting
Penting
Air 2
Bata 1
Campuran 14
Dasar Teori 11
Ember 10
Faktor 17
Gerobak Dorong 10
Homogen 15
Instruktur 23
Jolang 7
Kapur 3
Line bobyyn 7
Mortal 11
Plat Siku 6
Roskam 6
Semen 4
Tujuan 38
Ukuran 32
Water Pass 5
LAMPIRAN

 Dokumentasi

 mengaduk mortal secara manual


 Gambar : PemasanganBata ½ Batu ikatan biasa

Tampak Samping

 Gambar : Pasangan Ikatan Jerman


Tampak Atas Tampak Samping

 Gambar pasangan gigi jatuh


Tampak atas

Tampak samping
 Gambar Pasangan kombinasi

 Gambar plesteran
 Gambar pemasangan keramik
Hasil akhir

 Gambar Pasangan rolag


LEMBARAN ASISTENSI

NAMA : MUHAMMAD IKBAL


NIM : 1322302068
KELAS : 1-B
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI :Perancanagan Jalan dan Jembatan
Instruktur :H.Miswar,ST.MT
Nim :1196503121990031004

TANGGAL URAIAN PARAF

Menyetujui, Instruktur

H.Miswar,ST.MT
NIP :119650312199003 1 004

Anda mungkin juga menyukai