Abiyyu Guntara Hukum Ketenagakerjaan Sesi 5
Abiyyu Guntara Hukum Ketenagakerjaan Sesi 5
Abiyyu Guntara Hukum Ketenagakerjaan Sesi 5
NIM : 050375134
Komponen upah diatur karena untuk membagi antara upah pokok dan upah tunjangan.
Komponen upah perlu diatur karena salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan buruh dan
keluarganya.
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah
pokok sedikit-dikitnya 75% dari total jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Upah pokok
adalah imbalan dasar yang dibayar kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Tunjangan tetap adalah suatu pembayaran
yang diatur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan
keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok
tanpa dikaitkan dengan kehadiran atau prestasi/produktivitas tertentu. Contoh tunjangan tetap
antara lain yaitu tunjangan keluarga, jabatan dan tunjangan lain yang dinyatakan tetap.
Sedangkan tunjangan tidak tetap adalah suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dikaitkan dengan kehadiran dan prestasi
tertentu
Tuntutan atas upah sebagian besar masih berkisar pada pembayaran upah sebesar UMR,
komponen UMR dan diskriminasi pembayaran upah antara laki-lai dan perempuan. Terhadap
tuntutan upah dan komponennya ini, pemerintah melalui kebijakannya tadi telah menciptakan
kondisi yang melelahkan bagi buruh, yaitu dikondidikannya para buruh untuk selalu berkutat
dan mempertanyakan komponen UMR dan tunjangan tetap, tanpa pernah mempersoalkan hak
buruh dalam proses penentuan besarnya upah itu sendiri.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah disebutkan bahwa
upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk
uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundangundangan yang berlaku
dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk
tunjangan, baik untuk buruh itu sendiri maupun keluarganya. Pemberian upah yang tidak
dalam bentuk uang dibenarkan asal tidak melebihi 25% dari nilai upah yang seharusya
diterima. Imbalan/penghasilan yang diterima oleh buruh tidak selamanya disebut sebagai
upah, karena bisa jadi imbalan tersebut bukan temasuk dalam komponen upah. Dalam surat
edaran Menteri Tenaga Kerja No. 07/MEN/1990 tetang Pengelompokan Komponen Upah dan
Pendapatan Non Upah disebutkan bahwa:
Upah pokok minimum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/MEN/1989 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1997
tentang upah minimum adalah upah pokok sudah termasuk di dalamnya tunjangantunjangan
yang bersifat tetap. Beberapa jenis upah pokok minimum adalah sebagai berikut:
a. Upah minimum sub sektoral regional; upah minimum yang berlaku untuk semua
perusahaan pada sub sektor tertentu dalam daerah tertentu
b. Upah minimum sektoral regional; upah minimum yang berlaku untuk semua
perusahaan pada sektor tertentu dalam daerah tertentu
c. Upah minimum regional/upah minimum provinsi; upah minimum yang berlaku untuk
semua perusahaan dalam daerah tertentu. Upah Minimum Regional (UMR)/UMP
ditiap-tiap daerah besarnya berbedabeda. Besarnya UMR/UMP didasarkan pada indek
harga konsumen, kebutuhan fisik minimum, perluasan kesempatan kerja, upah pada
umumnya yang belaku secara regional, kelangsungan dan perkembangan perusahaan,
tingkat perkembangan perekonomian regional dan nasional
Upah minimum wajib ditaati oleh pengusaha, kecuali pengusaha yang tidak mampu
membayar upah minimum, dapat dikecualikan dari kewajiban tersebut dengan cara
mengajukan permohonan kepada Menteri Tenaga Kerja disertai dengan rekomendasi dari
Kepala Dinas Tenaga Kerja setempat. Berdasarkan permohonan tersebut Menteri Tenaga
Kerja dapat menangguhkan pelaksanaan upah minimum paling lama 12 bulan
Dari beberapa komponen di atas dapat dinyatakan bahwa komponen upah dibagi menjadi dua
antara lain upah pokok dan tunjangan. Upah pokok harus diberikan majikan sesuai dengan
kesepakatan awal. Ada juga yang berpendapat upah lembur yang dihitung sebagai bonusan,
dimana buruh bekerja melebihi jam kerja yang ditentukan oleh majikan. Dan upah lembur
tidak termasuk dalam upah pokok.
Pasal 93
Sumber :
Tim Visti Yustisia, Undang-undang No. 13,,,. hal. 48-49
Edytus adisu, Hak Karyawan Atas Gaji Dan Pedoman Menghitung, (Jakarta: Praninta Offset,
2008), hal. 30-31
Universitas Surabaya, Jurnal Dinamika Hak Asasi Manusia, (Surabaya: Gramedia Pustaka
Utama, 2001), hal. 77