BAB II B Hak & Kewajiban

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

1.

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Masyarakat hukum yang diatur oleh Hukum


Perburuhan, mrp. Masyarakat yang terdiri
dari:
1. buruh
2. organisasi buruh
3. pengusaha
4. pemerintah
Hak dan kewajiban hukum dalam hukum
perburuhan :
1. Hak dan kewajiban Buruh
Ex. Menerima ganti rugi kecelakaan kerja
dan wajib mengenakan alat-alat
keselamatan kerja.
2. Hak dan kewajiban Organisasi Perburuhan
Ex. Hak berunding (negosiasi) dan
memelihara perdamaian.
3. Hak dan kewajiban Pengusaha
Ex. Memperoleh hasil pekerjaan buruh dan
wajib membayar upah buruh.
4. Hak dan kewajiban Pemerintah
Ex. Memaksakan kpd pengusaha untuk
meminta izin pemutusan hubungan
kerja terhadap buruhnya, dan wajib
mengawasi pelaksanaan peraturan Per-
UU-an berburuhan yang berlaku.
a. Kewajiban Pengusaha

Kewajiban utama dari pengusaha dalam


Perjanjian Kerja adalah membayar upah
Pasal 95 ayat (3) UU Ketenagakerjaan 2003
 Pengupahan bersifat hukum publik ; karena
pemerintah mengatur pengenaan denda
kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh
dalam pembayaran upah
Kewajiban-kewajiban pokok pengusaha selain
membayar upah :
- mengatur tempat kerja dan alat kerja;
- memberi hari istirahat dan hari libur resmi;
- memberi surat keterangan;
- serta bertindak sebagai pengusaha yang
baik.
 Membayar Upah
Pengertian Upah : Hak pekerja/buruh yang
diterima dan dinyatakan dlm bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau
pemberi kerja kepada buruh/pekerja yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan atau per-uu-an
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah atau akan dilakukan.
 Upah : imbalan berupa uang dan termasuk
tunjangan.
Sistem pengupahan menurut UU 13/2003
 Pasal 88

Asas yang dianut dlm sistem pengupahan :


 ASAS NO WORK NO PAY
Dalam Pengertian, hak atas upah bagi buruh
hanya wajib dibayar pengusaha apabila
buruh melaksanakan pekerjaan.
Asas tersebut tidak berlaku apabila :
1. Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan;
2. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada
hari pertama dan kedua masa haidnya
sehingga tidak melakukan pekerjaan;
3. Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena
menikah, mengkhitankan, membaptiskan
anaknya, isteri melahirkan atau keguguran
kandungan, suami / isteri, anak / menantu,
orang tua/ mertua, atau anggota keluarga
dalam satu rumah meninggal dunia;
4. Pekerja/ buruh tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajibannya terhadap negara;
5. Pekerja/ buruh tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena menjalankan ibadah
yang diperintahkan agamanya;
6. Pekerja/ buruh bersedia melakukan
pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik
karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari
pengusaha;
7. Pekerja/ buruh melaksanakan hak istirahat;
8. Pekerja/ buruh melaksanakan tugas serikat
pekerja/ serikat buruh atau atas
persetujuan pengusaha;
9. Pekerja/ buruh melaksanakan tugas
pendidikan dari perusahaan.
Hak atas upah bagi pekerja/ buruh yang tidak
bekerja karena sakit :
 Secara yuridis ditentukan:
1. untuk 4 bulan pertama : 100 %
2. untuk 4 bulan kedua : 75 %
3. untuk 4 bulan ketiga : 50 %
4. untuk selanjutnya upah dibayar 25 %
sebelum PHK dilakukan oleh pihak
pengusaha.
• Hak atas upah, bagi pekerja/ buruh yg tidak
masuk bekerja karena alasan yang
dibenarkan menurut per-uu-an :
1. Apabila pekerja/buruh menikah,
 upah dibayar selama 3 hari.
2. Karena menikahkan anaknya,
 upah dibayar selama 2 hari.
3. Mengkhitankan anaknya,
 upah dibayar selam 2 hari.
4. Membaptiskan anaknya,
 upah dibayar selama 2 hari.
5. Isteri bekerja melahirkan atau keguguran
kandungan,
 upah dibayar selama 2 hari
6. Suami / isteri, orang tua / mertua atau
anak / menantu meninggal dunia,
 dibayar untuk selama 2 hari
7. Anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia,
 upah dibayar selama 1 hari
Upah
 Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh
penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
 Untuk mewujudkan penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaa, pemerintah menetapkan
kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh; mencakup :
1. Upah minimum
2. upah kerja lembur
3. upah tidak masuk kerja karena
berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan
kegiatan lain di luar pekerjaannya.
5. Upah karena menjalankan hak waktu
istirahat kerjanya.
6. bentuk dan cara pembayaran upah
7. denda dan potongan upah
8. hal-hal yang dapat diperhitungkan dgn upah
9. struktur dan skala pengupahan yang
proporsional
10. upah untuk pembayaran pesangon
11. upah untuk perhitungan pajak penghasilan
• Upah Minimum,
Pengaturan dlm UU No. 12 Tahun 2003
 Pemerintah menetapkan upah minimum
berdasarkan kebutuhan hidup layak dan
dgn memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi
 Upah minimum terdiri atas :
1. UM berdasarkan wil.provinsi atau
kabupaten/kota;
2. UM berdasarkan sektor pada wilayah
provinsi atau kabupaten/kota

Anda mungkin juga menyukai