Tugas Pend Karakter

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH

TENTANG MENCIPTAKAN KELAS DAN SEKOLAH YANG


BERKARAKTER

DISUSUN

OLEH KELOMPOK:

1. VINSENSIUS JEOJI

2. JUNITA BR GINTING

3. PASCAIA SERU

4. TRI WARDANI

5. FELESIA YUNTI

6. FITRI

KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH XI


KALIMANTAN BARAT SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN STKIP – MELAWI
KAMPUS WILAYAH PERBATASAN
ENTIKONG
2022

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
a. Hakikat pendidikan karakter
b. Tujuan pendidikan karakter
c. Implementasi pendidikan karakter
d. Indikator keberhasilan pendidikan karakter
e. Menciptakan ruang kelas yang berkarakter

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak anak
baik lahir maupun batin dari sifat kodratnya menuju kearah peradaban yang manusiawi dan lebih
baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya: anjuran atau surahan terhadap anak anak untuk
duduk yang baik, tidah bertriak triak agak tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapih
pakean, hormat terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua, menolong
teman, dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter. Hal tersebut serupa dengan
uangkapan orang sunda di jawa barat bahwa pendidikan karakter harus merujuk pada adanya
keselarasan atara tekad ucap lampah (niat,ucapan,dan perbuatan).

RUMUSAN MASALAH
Pokok persoalan yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana Hakekat pendidikan karakter?
2. Bagaimana Tujuan pendidikan karakter ?
3. Bagaimana implementasi pendidikan karakter?
4. Bagaimana Indikator keberhasilan pendidikan karakter?
5. Bagaimana menciptakan ruang kelas yang berkarakter?

TUJUAN:
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengajak kita semua agar mengerti pendidikan karakter
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karkter
dan akhlak mulia pesertadidik secara untuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena
pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi
bagaimana menanmkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan,
sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta
kepedulisn dsn komitmen. Untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami
seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam
tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat kepada
orang lain dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Dalam konteks pemikiran islam,
karakter berkaitan dengan iman dan ikhsan. Hal ini sejalan dengan ungkapan Aris
Toteles, bahwakarakter erat kaitannya dengan “ habit’ atau kebiasaan yang terus
menerus diamalkan.

Wynne ( 1991). Mengemukakan bahwa karakter berasaldari Bahasa yunani yang


berarti “ To Mark” ( Menandai ). Dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan
nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementrian Agama Republik
Indonesia ( 2010), Mengemukakakn bahwa karakter dapat diartikan sebagai
totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat di identifikasi pada perilaku
individu yang bersifat unuk, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan
antara satu individu dengan individu yang lain. Meskipun karakter setiap individu
ini besifat unik karakteristik umum yang menjadi stereotif dari sekelompok
masyarakat dan bangsa dapat diidentifikasi sebagai karakter suatu komunitas
tertentu atu bahkan dapat pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa. Dengan
demikia
n istilah karakter berkaitan dengan kepribadian seseorang sehingga ia bisa disebut
orang yang berkararakter jika perilakunya sesuaai dengan etika atau kaidah moral.
Dalama pendidikan karakter diperlukan juga aspek perasaan (emosi), yang oleh
lickona(1992) disebut “ desiring the good” atau keinginan untuk melakukan
kebijakan.
dalam hal ini ditegaskan dalam pendidikan karakter yang baik harus melibatkan
bukan saja aspek “knowing the good” tetapi juga “ desiring the good” atau “loving
the good” dan “ acting the good” sehingga manusia tidak berprilaku seperti robot
yang di indroktrinasi oleh paham tertentu.
Melengkapi uraian diatas, Megawangi, pencetus pendidikan karakter di Indonesia
telah menyusun 9 pilar karakter yang mulia yang selayaknya dijadikan acuan
dalam pendidikan karakter baik disekolah maupun di luar sekolah, yaitu sbb:
1. Cinta allah dan kebenaran
2. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri
3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasihsayang peduli dan kerja sama
6. Percaya diri kreatif dan pantang menyerah
7. Adil dan berjiwa kepemimpinan
8. Baik dan rendahati
9. Toleran dancinta damai
Manajeman pendidikan Karakter BAB I hal: 3-5

B. Tujuan pendidikan karakter

Pendidikan karakter bertujaun untuk meningkatkan mutu proses dan hasil


pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh terpadu dan simbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan
pada setiap satuan pendidikan.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan
budaya sekolah yaitu nilai nilai melandasi perilaku,tradisi,kebiasaan sehari hari,
serta symbol symbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Budaya sekolah merupan ciri khas,karakter atau watak, dan citra
sekolah dimata masyarakat luas.
Manajeman pendidikan Karakter Bab I hal: 9
C. Implementasi pendidikan karakter
Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan
lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan dalam kegiatan
kondusif. Dengan demikian apa yang dilihat didengar dirasakan dan dikerjakan
oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadi keteladanan
dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama,penciptaan iklim dan budaya
serta lingkungan yang kondusif juga sangat penting, dan turut membentuk karakter
peserta didik.
Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat di lakukan melalui berbagai variasi
metode sebagai berikut :

1) Penugasan
2) Pembiasaan
3) Pelatihan
4) Pembelajaran
5) Pengarahan dan
6) Keteladanan

Berbagai metode tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam


pembentukan karakter peserta didik. Pemberian tugas di sertai pemahaman akan
dasar-dasar filosofinya, sehingga peserta didik akan mengerjakan berbagai tugas
dengan kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yg tinggi. Setiap
kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan, sebagai contoh dalam kegiatan
kepramukaan, terdapat pendidikan kesederhanaan, kemandirian, kesetiakawanan,
dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan kepemimpinan. Dalam kegiatan
olahraga terdapat pendidikan kesahatan jasmani, penanaman sportifitas, kerja sama
(team work) dan kegigihan dalam berusaha.
Manajeman pendidikan Karakter Bab I hal: 9-10

D. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter


Ada beberapa indikaator keberhasilan pendidikan karakter, Antara lain :
 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak
 Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
 Menunjukkan sikap percaya diri
 Mematuhi aturan-aturan sosialyang berlaku dalam lingkungan yang lebih
lauas.
 Menghargai keberaggaman agama, budaya, suku, ras dan golaongan sosial
ekonomi dalam lingkap nasional.
 Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain
secara logis, kritis, inovatif dan kreatif.
 Menunjukkan Kemampuan berfikir logis, kritis, inovatif dan kreatif.
 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimiliknya.
 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.

Selain itu, indikator keberhasilan Program pendidikan karakter di sekolah dapat


diketahui dari berbagi perilaku sehari-hari yang tampakdalam setiap aktivitas
sebagai berikut :

 Kesadaran
 Kejujuran
 Keikhlasan
 Kesederhanaan
 Kemandirian
 Kepedulian
 Kebebasan dalam bertindak
 Kecermatan atau ketelitian
 Komitmen
Manajeman pendidikan Karakter Bab I hal: 10-12

E. Menciptakan ruang kelas yang berkarakter


Untuk menciptakan ruang kelas yang berkarakter dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain sebagai berikut :
 cintakan lingkungan yang kondusif
yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan pendidikan yang berkarakter
di kelas adalah lingkungan yang kondusif-akademik, baik secara fisik
maupun non fisik lingkungan yang aman,nyaman dan tertib dipadukan
dengan optimism dan harpan yang tinggi,serta kegiatan kegitan yang
terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang membangkitkan nafsu
gairah dan semangat belajar. Iklim yang demikian akan mendorang
terciptanya masyarakat belajar disekolah, karena iklim belajar yang
kondusif merupan tulang punggung dan factor pendorang yang dapat
memberikan daya Tarik tersendiri bagi proses belajar sebaliknya, iklim
belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa
bosan
lingkungan ynag kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar
yang menyenangkansepertisarana,laboratorium,pengaturan
lingkungan,penampilan dan sikap guru,hubungan yang harmonis antara
peserta didik dengan guru dan diantara peserta didik itu sendiri.
Lingkungan yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui
berbagai layanan dan kegiatan sbb:
1. memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang
cepat dalam tugas pembelajaran
2. memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang
berprestasi
3. mengembangkan organisasi kelas yang efektif,menarik,nyaman,dan
aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara
optimal
4. menciptakan kerjasama saling menghargai, baikantara peserta didik
maupun antara peserta didik dengan guru
5. melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan
pembelajaran
6. mengembankan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab
bersama antara peserta didik dan guru sehingga guru lebih banya
bertindak sebagai fasilitator dan sumber belajar
 dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang memadai
fasilitas dansumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung
suksesnya implementasi pendidikan karakter antara lain
laboratorium,pusat sumber belajr dan perpusatkaan,serta tenaga pengelola
dan peningkatan kemampuan pengelolaannyafasilitas dan sumber belajr
tersebut perlu didaya gunakan seoptimal mungkin,dipelihara dan disimpan
dengan sebaikbaiknya. Selain itu kreatifitas guru dan peserta didik perlu
senantiasa ditingkatkan untuk mebuat dan mengembangkan alat alat
pembelajaran serta alat peraga lainnya yang berguna bagi penigkatan
kwalitas belajar. Kratifitas tersebut diperlukan bukan semata mata karena
keterbatasan fasilitas dan dana dari pemerintah, tetapi merupakan kwajiban
yang harus melekat pada setiap guru untuk berkreasi,berimprofisasi,
berinisiatif dan inovatif. Pendayagunaan dan sumber belajar perlu
dikaitkan dengan kompetensi dasar yang ingin dipacap dalam proses
pembelajaran. Dengan kata lain fasilitas dan sumber belajr dipilih dan
digunakan dalam proses beljar apabila sesuai dan menunjang tercapinya
kompetensi dasar. Dalam menyukseskan implementasi pendidikan karakter
pendaya gunaan dan sumber belajar memiliki kegunaan sbb:
1. merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap
proses pembelajaran yang akan ditempu
2. merupakan pemandu secara teknis dan langkah langkah oprasional
untuk menelusuri secara lebih teliti menuju pada pembentukan
kompetensi secara tuntas
3. memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh contoh yang
berkaitan dengan kompetensi dasar yang akan dikembangkan
4. memberikan petunjuk dan gambaran kaitan kompetensi dasar yang
sedang dikembangkan dengan kompetensi dasar lainnya
5. menginformasikan sejumblah penemuan baru yang pernah diperoleh
orang lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu
6. menunjukan berbagai permasalahan yang timbul sebagai konsekuensi
logis dalam pengembangan kompetensi dasar yang menuntut adanya
kemampuan pemecahan dari peserta didik yang sedang belajar

 tumbuhkan disiplin peserta didik


disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri serta
berusaha menciptakan suasana aman nyamandan menyenangkan bagi
kegiatan pembelajaran.
Sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan.
Soelaeman (1985: 77) mengemukakan bahwa guru berfungsi sebagai
pengemban ketertiban yang patut digugu dan ditiru tetapi tidak diharapkan
sikap yang otoriter.
Memerhatikan pendapat reisman dan payne (1987 :239-241) dapat
dikemukaan 9 strategi untuk mendisiplikan pesrta didik sbb:
1. konsep diri
2. ketrampilan berkomunikasi
3. konsekuensi logis dan alami
4. klarifikasi nilai
5. analisis trassaksional
6. terapi realitas
7. disiplin yang terintegrasi
8. modifikasi perilaku
9. tantangan bagi disiplin
 wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru
guru adalah sosok yang dapat digugu dan ditiru karena guru merupakan
factor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan berhasil
tidaknya peserta didik belajar . guru sebagai penganti peran orang tua
disekolah perlu memiliki kesadaran,pemahaman ,kepedulian dan
komitmen untuk membimbing peserta didik menjadi manusia soleh dan
bertaqwa. Fitrah kecintaan guru kepada peserta didik telah mendorong
berbagai upaya untuk menjadikan peserta didik menjadi makhluk yang
lebih baik. Allah swt berfirman “ sesungguhnya hartamu dan anak anakmu
hanyalah ujian ( bagimu) dan disisi allah lah pahala yang besar” ( Q.S ath-
thaghabumd : 14-15)
Guru sebagai vasilitator setidaknya harus memiliki tujuh sikap seperti
yang diidentifikasikan oleh Rogers (dalam Knowles,1984) Sebagai berikut
:
1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau
kurang terbuka
2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan
perasaannya.
3. Mau dan mampu menerima ide peserta dddidik yang inovatif dan
kreativ bahkan yang sulit sekalipun.
4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta
didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5. Dapat menerima (feedback) baik yang positif mauapun negatif.
6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama
proses pembelajaran.
7. Menghargai prestasi peserta didik.

 libatkan seluruh warga sekolah


Keberhasilan pendidikan karakter sangat ditentukan oleh keterlibatan
seluruh warga sekolah. Dalam hal ini warga sekolah harus terlibat dalam
pembelajara, diskusi dan rasa memiliki dalam upaya pendidikan karaktaer.
 penataan ruang kelas
Seorang guru harus bisa menata kelas dangan bailk, yang bertujuan supaya
di dalam proses pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien,
dalam penataan kelas yang menciptakan suasana kondusif.
Manajeman pendidikan Karakter BabII hal: 19-37

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan


moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah
benar-salah, tetapi bagaimana menanmkan kebiasaan tentang hal-hal yang
baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan
pemahaman yang tinggi, serta kepedulisn dsn komitmen. Untuk
menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter bertujaun untuk meningkatkan mutu proses


dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu dan simbang sesuai dengan
standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada


keteladanan, penciptaan lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai
tugas keilmuan dalam kegiatan kondusif.

Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan, sebagai


contoh dalam kegiatan kepramukaan, terdapat pendidikan kesederhanaan,
kemandirian, kesetiakawanan, dan kebersamaan, kecintaan pada
lingkungan dan kepemimpinan.

Ada beberapa indikaator keberhasilan pendidikan karakter, Antara


lain :
 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak
 Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
 Menunjukkan sikap percaya diri
 Mematuhi aturan-aturan sosialyang berlaku dalam lingkungan yang lebih
lauas.

Menciptakan ruang kelas yang berkarakter


 cintakan lingkungan yang kondusif
 dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang memadai
 tumbuhkan disiplin peserta didik
 tumbuhkan disiplin peserta didik
 wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru
 libatkan seluruh warga sekolah
 penataan ruang kelas
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa,H.E..2013.ManajemenPendidikan Karakter.Bumi.Akasara.(Jakarta:hal 1-281).

Anda mungkin juga menyukai