MAKALAH Entrepreneur
MAKALAH Entrepreneur
MAKALAH Entrepreneur
ENTREPRENEUR
Kelompok 2
Dwi Nurjannah (23031003)
T.Nisrina Nur Fitri (23031007)
Zia Rahmatika Zikri (23031017)
Windi Ayu Lestari (23031026)
Surbakti Firnanda.S (23031028)
Yessy stefani (23031029)
Nur Azizah (23031039)
Fendi putra jaya (23031040)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ENTREPRENEUR” ini. Makalah ini merupakan
tugas kelompok penulis selaku Mahasiswa Universitas Hang Tuah Pekanbaru, makalah ini
insyaAllah akan penulis paparkan (presentasikan) dalam acara perkuliahan pada mata kuliah
Pembangunan Karakter dengan dosen pengampu: Ns. Raja Fitrina Lestari, M.kep
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
pribadi dan pada umumnya kepada rekan-rekan mahasiswa. Kritik dan saran yang konstruktif
sangat penulis harapkan khususnya dari Bapak/Ibu Dosen dan umumnya pada seluruh rekan
mahasiswa.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Karakteristik Entrepreneur................................................................3
2.2 Tujuan dan Manfaat Entrepreneur.............................................................................4
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Entrepreneur..................................................................5
2.4 Langkah Penciptaan Entrepreneur.............................................................................6
2.5 Visioner dan Motovasi Entrepreneur.........................................................................9
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Entrepreneur adalah suatu bidang ekonomi yang dapat memberi kontribusi dalam
memperkecil tingkat pengangguran dan kemiskinan di suatu negara. Entrepreneur
adalah seorang yang mampu menciptakan suatu peluang usaha dengan mengambil
sebuah risiko untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan usaha, dengan
menganalisa peluang serta sumber daya yang di butuhkan sehingga mampu
dimanfaatkan. Mengingat di indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan
berbagai pulau dan jumlah penduduk yang relatif banyak. Hal ini memberikan
dampak pada kondisi ekonomi serta sosial yang belum merata kesejatheraannya.
Di indonesia, peluang bagi masyarakat supaya mampu mengembangkan usaha
mandiri didukung langsung oleh pemerintah. Diharapkan Hal ini dapat membantu
pemerintah dalam memperbanyak peluang kerja baru dan bekerjasama dengan warga
masyarakat langsung melalui kegiatan yang berbasis entrepreneurship.
Dalam dunia pendidikan pun ikut serta untuk meningkatkan kesadaran sejak dini
terhadap pelajar dalam meningkatkan jiwa entrepreneur yang dimana para pelajar
diasah untuk menambah inovasi dan kreativitas dalam membangun sebuah usaha
supaya mampu membantu dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang baru.
Kendala keuangan, kemampuan, dan kurangnya pengetahuan tentang
entrepreneurship menyebabkan sulitnya usaha mandiri dapat berkembang secara
pesat.
Hal ini bukan tanpa alasan, sebagaimana yang telah diketahui peneliti di lapangan
tepatnya di kecamatan Manonjaya kabupaten Tasikmalaya, faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan entrepreneur ini disebabkan oleh pola fikir masyarakat
itu sendiri yang tertarik untuk mencari pekerjaan dibandingkan berwirausaha.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan karakteristik Entrepreneur?
2. Apa saja tujuan dan manfaat Entrepreneur?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Entrepreneur?
4. Bagaimana Langkah penciptaan Entrepreneur?
5. Bagaimana visioner dan motivasi Entrepreneur?
1.3 Tujuan Masalah
1
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan karakteristik Entrepreneur.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan manfaat Entrepreneur.
3. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan Entrepreneur.
4. Untuk mengetahui bagaimana Langkah penciptaan Entrepreneur.
5. Untuk mengetahui bagaimana visioner dan motivasi Entrepreneur.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
waktu. Untuk mempertahankan usahanya, seorang entrepreneur harus bisa
beradaptasi dengan perubahan di pasaran.
3) Ketegasan
Untuk menjadi sukses seorang entrepreneur terkadang harus membuat
keputusan sulit, seperti urusan pendanaan, strategi, hingga alokasi sumber daya.
Ketegasan diperlukan sebab entrepreneur harus memiliki kepercayaan diri untuk
membuat keputusan dan membuat solusi dalam suatu permasalahan.
4) Toleransi Risiko
Seorang entrepreneur harus berani mengambil. risiko. Terkadang, peluang
besar baru muncul setelah mampu mengarungi kegagalan yang memang
mustahil untuk dihindari. Namun, entrepreneur juga tidak boleh gegabah
memilih keputusan. Mereka harus mampu mengambil langkah untuk
meminimalisir kegagalan.
5) Kegigihan
Entrepreneur harus memiliki kegigihan yang tinggi. Mereka tidak mudah
menyerah dan justru melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar.
Butuh kegigihan yang tinggi untuk mendorong sebuah usaha menjadi konsisten
dan sukses.
6) Inovatif
Sebuah inovasi akan meningkatkan kualitas usaha. Maka, seorang
entrepreneur harus inovatif dalam mengembangkan usahanya agar memiliki
keunggulan dibandingkan pesaing. Orientasinya tentu pada keuntungan yang
akan meningkat.
7) Fokus Jangka Panjang
Menurut laman Entrepreneurship Essentials, bisnis adalah sesuatu yang sangat
mudah dimulai namun sulit untuk dipertahankan. Maka, seorang entrepreneur
harus berfokus pada tujuan usaha dalam jangka panjang. Mereka harus fokus
pada awal hingga akhir produksi untuk memastikan usaha tersebut sanggup
bertahan dalam jangka waktu yang lama.
2.2 Tujuan dan Manfaat Entrepreneur
A. Tujuan Entrepreneur
3 Tujuan Entrepreneur Berikut tujuan entrepreneur:
1) Mengembangkan Lingkungan
4
Kunci dari usaha yang sukses adalah lingkungan. yang positif.
Sehingga entrepreneur harus memiliki tujuan mengembangkan
lingkungannya. Seorang entrepreneur perlu membangun sebuah tim atau
ruang kerja yang baik agar tercipta produktivitas. Sebab, tentu kesuksesan
tidak akan tercapai jika hanya membuangbuang waktu yang berharga.
2) Mencapai Misi Perusahaan
Seorang entrepreneur harus memiliki rencana strategis yang jelas untuk
mencapai misi usaha yang telah dibangun.
3) Menumbuhkan Usaha
Tujuan selanjutnya dari seorang entrepreneur adalah pengembangan
usaha. Tujuan ini bisa berorientasi pada keuntungan, seperti menambah
staf, menghasilkan lebih banyak pendapatan, dan sebagainya tujuan
entrepreneur akan berpusat pada pertumbuhan dan target yang memotivasi.
B. Manfaat Entrepreneur
Berwirausaha merupakan kegiatan yang dapat membantu perekonomian suatu
negara secara menyeluruh. Semua proses kewirausahaan menimbulkan manfaat
ekonomi bagi masyarakat disuatu daerah. Indonesiapernah dilanda krisis
ekonomi, banyak sekali kemiskinan dan pengangguran, dan pada saat itu sangat
terasa manfaat dari wirausaha, baik UKM maupun wirausaha besar. (Suryana dan
Bayu, 2015). Sedangkan menurut Basrowi (2011), manfaat adanya para
pengusaha antara lain:
1. Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial
sesuai dengan kemampuannya.
2. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
3. Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak
melupakan perintah agama.
4. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut
diteladani.
5. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan.
6. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri. disiplin.
tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
5
7. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya,
dan tidak boros.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Entrepreneur
A. Kelebihan Entrepreneur
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi seseorang secara penuh.
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan yang
maksimal.
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
6. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat.
7. Waktu menjadi lebih banyak.
8. Menghasilkan pendapatan pribadi.
9. Membuka kesempatan lapangan kerja baru.
10. Ilmu dan wawasan menjadi bertambah.
11. Memperluas rekanan (Networking).
B. Kekurangan
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, memikul berbagai resiko.
2. Bekerja keras dan waktu jam kerja panjang.
3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, karena harus
berhemat.
4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat.
5. Beban pikiran yang berat.
2.4 Langkah Penciptaan Entrepreneur
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa
hingga tahun 2012 jumlah total entrepreneur di Indonesia hanya sekitar 1,56 persen
dari total penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 240 juta jiwa, hanya
3,75 juta penduduk yang berminat dan bersedia menjadi entrepreneur.
Data pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan tahun 2010 sebab jumlah
entrepreneur pada tahun 2010 hanya sebesar 0,24 persen. Peningkatan ini cukup baik,
namun jumlah entrepreneur di Indonesia perlu didorong agar mencapai angka 2
persen. Pembangunan ekonomi suatu negara akan meningkat jika proporsi penduduk
yang menjadi entrepreneur adalah sebesar 2 persen. Dibutuhkan sekitar 4,8 juta orang
untuk memenuhi kuota 2 persen tersebut, tetapi Kementerian Koperasi dan UMKM
6
mengharapkan jumlah entrepreneur Indonesia mampu meningkat hingga mencapai 9
juta penduduk.
Dalam jurnal pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, terdapat empat
faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan entrepreneurship, yaitu : (
1. akses terhadap modal
2. peran inovasi
3. pelatihan entrepreneurship
4. peran pemerintah dalam menciptakan iklim bernsaha yang kondusif bagi lahimya
entrepreneur yang berdaya saing.
Thailand dan USA mernpakan negara yang menyatakan bahwa akses terhadap
modal mernpakan salah satu faktor penting bagi pengembangan UKM, khususnya
entrepreneur barn. Bahkan, di beberapa negara, seperti India, Amerika Serikat,
Jepang, dan Taiwan terdapat dana khusus untuk usaha pemula (business start-up).
Keterlibatan pemerintah sangat penting dalam pengembangan inovasi dan proses
pewirausahaan. Dengan berinvestasi pada inovasi, artinya pemerintah berinvestasi
untuk kesejahteraan rakyat.Landasan- dan kebijakan kunci untuk pertumbuhan
entrepreneur barn atau pemula menyangkut pusat-pusat pelayanan, eksibisi bisnis,
program pelatihan, dan inkubator bisnis.
7
empat tujuan dalam pendidikan entrepreneurship, yaitu Pendidikan motivasional,
pendidikan pengetahuan,pendidikan keahlian, dan pengembangan kemampuan.
Tujuan tersebut dapat dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran.
Pada dasamya entrepreneur adalah kelompok yang pandai memanfaatkan
peluang dan berani mengambil resiko. Hal ini kembali lagi kepada "self
performance" entrepreneur, bahwa motivasi yang kuat, keberanian, dan soft skill
yang tangguh akan mendorong entrepreneur berani menuju tahap ini. Banyak
kekakuan dalam pembentukan karakter pelajar terutama pada sekolah formal.
Pengembangan softskill pelajar menjadi kurang maksimaI sekalipun sekolah telah
menyediakan berbagai kegiatan peminatan yang sesuai bakat mereka.
Pengembangan soft skill tidak hanya dipengaruhi pendidikan pembentukan
karakter, tetapi juga pengaruh lingkungan ekstemal. Konsep menyelesaikan
pendidikan kemudian bekerja mapan telah ditanarnkan dalam persepsi pelajar
sehingga banyak dari lulusan akademik yang tidak berminat menjadi entrepreneur.
Lee (2005) melakukan studi perbandingan dampak pendidikan dan pelatihan
entrepreneurship terhadap siswa Korea dan AS. Pendidikan entrepreneurship
terbukti meningkatkan kapabilitas mereka untuk menjadi entrepreneur. Siswa
Korea mengalami perkembangan signifikan dibanding AS. Siswa Korea hidup
dalam lingkungan berbeda mengenai pemahaman dunia usaha, pentingnya menjadi
entrepreneur, dan bekerja teamwork hingga luar negeri. Perkembangan signifikan
nu disebabkan orientasi kultur entrepreneurship di Korea masih rendah dan berada
pada tahap embrio pembangunan. Sedangkan AS sudah mempunyai orientasi
kulturentrepreneurship, sehingga dampak pendidikan entrepreneurship relative
kecil.
b. Regulasi memudahkan pembukaan usaha baru
Dukungan Pemerintah melalui regulasi pembukaan usaha akan memperbanyak
peluang entrepreneur barn. Regulasi ini meliputi perizinan pembukaan usaha baru,
pajak, izin pendirian bangunan, dll. Perizinan dan pajak terkait dengan biaya yang
dikeluarkan entrepreneur. Entrepreneur membangun usaha barn dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Jika terlalu banyak beban biaya, banyak entrepreneur
yang tidak berminat memulai usaha. Regulasi pemerintah hendaknya hanya
membatasi jumlah usaha barn yang didirikan, bukan mempersulit perizinannya.
c. Model Penciptaan Entrepreneneur
8
Wim Naude (2008) menyatakan beberapa cara terbaik untuk mendukung
entrepreneurship antara lain meningkatkan kemampuan entrepreneur dan
mengurangi biaya dalam membuka perusahaan barn serta regulasi yang
memudahkan pembukaan usaha oleh entrepreneur barn. Kemampuan entrepreneur
menentukan pembangunan ekonomi suatu negara. Entrepreneur yang hanya
mencan rent-seeking dengan kapabilitas rendah justru menyebabkan stagnasi
ekonomi bahkan "perangkap pembangunan". Negara- negara tidak hanya
memperhitungkan berapa banyak entrepreneur yang lahir, tetapi juga kapabilitas
mereka agar stabilitas ekonomi makro lebih terkendali.
2.5 Visioner dan Motovasi Entrepreneur
A. Entrepreneur yang Visioner
Inilah yang menjadi kata kunci untuk membuat bisnis seorang entrepreneur
tersebut terus tumbuh dan berkembang. Visi. Kalau secara sederhana, kita bicara
tentang apa yang akan dicapai untuk masa yang akan datang. Masa yang bisa
bertahun-tahun untuk dicapainya mimpi tersebut.
Dalam konteks kita bicara tentang entrepreneurship, visioner menjadi konsep
awal dari seorang entrepreneur dalam bekerja. Visioner adalah dasar untuk
menjadi entrepreneur. Hal ini nantinya diterjemahkan kepada mimpi. Konsep
yang sering disampaikan oleh para motivator ataupun entrepreneur dalam
berbagai presentasi atau tulisan mereka.
Seringkali ditemukan banyak entrepreneur yang kurang memperhatikan bisnis
mereka untuk jangka panjang. Baru dalam hitungan bulan, bisnis tutup. Bahkan
tidak hitungan bulang, dalam hitungan minggupun, mereka sudah mundur dari
bisnis. Sangat disayangkan kalau ini terjadi.
Kalau kita lihat, mereka sudah memiliki motivasi yang tinggi untuk berbisnis.
Motivasi untuk yang diberikan oleh berbagai motivator. Begitu juga dari diri
sendiri. Istilahnya, mereka sudah on fire untuk berbisnis.
Selain itu, mereka juga sudah menginvestasikan berbagai sumber daya.
Biasanya, mereka berinvestasi uang, yang tidak sedikit jumlahnya. Sangat
disayangkan. Motivasi yang tinggi dan juga resources tersebut tidak dioptimalkan
dalam bisnis.
Visioner itu salah satu faktor yang saya lihat sangat berpengaruh. Dapat
dirasakan, mereka belum memiliki visi yang kuat untuk berbisnis. Kekuatan visi
9
ini akan membuat seorang entrepreneur bisa bertahan, menumbuhkembangkan
bisnis tersebut.
B. Motivasi Entrepreneur
Venesaar (2006) menjelaskan bahwa motivasi seseorang menjadi wirausaha
dibagi dalam tiga dimensi, yaitu ambition for freedom (ambisi kemandirian), self-
realisation (realisasi diri), pushing factors (faktor pendorong). Berikut dimensi
motivasi beserta indikatornya:
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, "entreprendre", yang sudah
dikenal sejak abad ke-17 yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah
memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi
entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir dan menanggung risiko sebuah
bisnis atau usaha.
Entrepreneur adalah orang yang mengejar peluang dengan membawa sebuah
produk baru ke pasar dengan sumber daya yang terbatas. Entrepreneur menciptakan
sebuah produk melalui proses identifikasi kebutuhan pasar pada suatu wilayah. Usaha
ini disebut memiliki resiko kegagalan yang tinggi karena produk baru membutuhkan
waktu untuk dapat dikenal di pasaran.
Berwirausaha merupakan kegiatan yang dapat membantu perekonomian suatu
negara secara menyeluruh. Semua proses kewirausahaan menimbulkan manfaat
ekonomi bagi masyarakat disuatu daerah. Indonesiapernah dilanda krisis ekonomi,
banyak sekali kemiskinan dan pengangguran, dan pada saat itu sangat terasa manfaat
dari wirausaha, baik UKM maupun wirausaha besar.
Visioner itu salah satu faktor yang saya lihat sangat berpengaruh. Dapat
dirasakan, mereka belum memiliki visi yang kuat untuk berbisnis. Kekuatan visi ini
akan membuat seorang entrepreneur bisa bertahan, menumbuhkembangkan bisnis
tersebut.
Venesaar (2006) menjelaskan bahwa motivasi seseorang menjadi wirausaha
dibagi dalam tiga dimensi, yaitu ambition for freedom (ambisi kemandirian), self-
realisation (realisasi diri), pushing factors (faktor pendorong).
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat untuk menambah wawasan para pembaca
dan juga pemakalah, semoga dapat bermanfaat. Saran yang membangun sangat
11
kamibutuh kan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi. Sesungguhnya
kekurangan itu datangnya dari kami dan kesempurnaan itu hanya lah milik Allah
SWT. Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
ACS, Zoltan J., dkk. 2010. Global Entrepreneurship and the United States. SBA Office for
Advocacy.
Gisslen, Wayne. 2009. Professional Baking. 5th ed. Hoboken: John Wiley and Sons.
Hatten. T. S. 2012. Small business management: Entrepreneurship and beyond. 5th ed. USA:
South- Western Cengage Learning.
12