Retribusi Pasar Babadan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR: STUDI

KASUS DI PASAR BABADAN KECAMATAN UNGARAN,


KABUPATEN SEMARANG
Penelitian ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pajak

Disusun Oleh:

Nama : 1. Maulana Junaedi (3301420016)


2. Muhamad Arifudin (3301421019)
3. Irma Nafisatin A'isyah (3301421025)
4. Anggi Ardian (3301421045)
5. Nely Agustina Wati (3301421091)

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian
dengan judul ”PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR: STUDI
KASUS DI PASAR BABADAN KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN
SEMARANG” dalam rangka memenuhi penugasan mata kuliah Hukum Pajak semester
gasal tahun 2023/2024.
Penulisan laporan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ungkapan rasa
terima kasih yang tulus kepada:

1. Tutik Wijayanti, M.Pd., selaku dosen mata kuliah sekaligus pembimbing yang
membantu dalam terlaksananya laporan penelitian ini.
2. Kedua orangtua, yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan kepada kami.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, penulis memohon maaf bilamana dalam laporan penelitian ini terdapat
kekurangan atau menyinggung perasaan pihak-pihak terkait. Saya berharap semoga karya
laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga,
masyarakat dan para pembaca pada umumnya.

Semarang. 20 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................3
A. Penelitian Terdahulu ..............................................................................................3
B. Landasan Teori.......................................................................................................6
C. Landasan Konseptual.............................................................................................7
D. Kerangka Berfikir ..................................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 11
A. Pendekatan Penelitian .......................................................................................... 11
B. Fokus Penelitian .................................................................................................. 11
C. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 11
D. Sumber Data ........................................................................................................12
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................12
F. Validitas Data.......................................................................................................13
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................16
A. Hasil .....................................................................................................................16
B. Pembahasan .........................................................................................................17
BAB V PENUTUP .........................................................................................................22
A. Kesimpulan ..........................................................................................................22
B. Saran ....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................23
INSTRUMEN PENELITIAN .......................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar tradisional merupakan salah satu sarana penting dalam
perekonomian masyarakat. Pasar tradisional berperan sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli barang dan jasa. Untuk
menunjang kegiatan jual beli di pasar tradisional, diperlukan adanya pengelolaan
retribusi pelayanan pasar. Retribusi pelayanan pasar adalah pungutan yang
dikenakan kepada pedagang di pasar tradisional untuk membiayai
penyelenggaraan dan pemeliharaan pasar. Retribusi pelayanan pasar merupakan
salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang penting bagi pemerintah
daerah. Tujuan pengelolaan retribusi pelayanan pasar adalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pasar, meningkatkan pendapatan daerah, dan pemerataan
pembangunan pasar.
Namun, realitanya pengelolaan retribusi pelayanan pasar di Indonesia
masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya pasar tradisional
yang belum memiliki manajemen retribusi yang baik. Akibatnya, retribusi
pelayanan pasar tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pasar dan meningkatkan pendapatan daerah. Salah satu
permasalahan dalam pengelolaan retribusi pelayanan pasar adalah masih
banyaknya pedagang yang tidak membayar retribusi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain kurangnya sosialisasi tentang retribusi pelayanan
pasar, tingginya tarif retribusi, dan lemahnya penegakan hukum.
Salah satu pasar yang menerapkan retribusi pelayanan pasar adalah Pasar
Babadan. Pasar Babadan adalah salah satu pasar yang beroperasi didaerah
Langensari yang menjadi pusat perbelanjaan segala macam kebutuhan bahan
pokok seperti bermacam-macam jenis ikan dan daging, sayu-sayuran, makanan
atau jajanan ringan, perabotan rumah serta pakaian sehari-hari. Lokasi pasar
Babadan ini terletak di Jl. Semarang-Surakarta, Langensari Barat, Kec. Ungaran,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

1
Pasar Babadan merupakan pasar tradisional yang cukup besar dan ramai
dikunjungi oleh masyarakat. Dalam penerapan pungutan pelayanan pasar atau
retribusi, Pasar Babadan menggunakan konsep e-retribusi kepada para pedagang.
Bukan tanpa sebab, melainkan sebagai upaya memanfaatkan kemajuan teknologi
dan memudahkan para pengelola maupun pedagang dalam proses manajemen
retribusi pelayanan pasar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti di Pasar
Babadan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan retribusi
pelayanan pasar di Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan
pengelolaan retribusi pelayanan pasar di Pasar Babadan

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Babadan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan retribusi
pelayanan Pasar Babadan?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan pengelolaan retribusi pelayanan Pasar Babadan
2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan
retribusi pelayanan Pasar Babadan

D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat dalam penelitian ini adalah dapat mengembangkan teori
pengelolaan retribusi pelayanan pasar dan menambah khazanah ilmu pengetahuan
tentang pengelolaan retribusi pelayanan pasar. Sedangkan secara praktis,
penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pengelolaan retribusi
pelayanan pasar, meningkatkan pendapatan asli daerah, dan meningkatkan
kepuasan masyarakat. Selain itu, penelitian ini hadir untuk dapat dijadikan
rujukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian dengan topik serupa.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Peneliti merangkum beberapa penelitian terdahulu guna mencari
perbandingan untuk menghasilkan inspirasi baru. Disamping membandingkan
hasil temuan, dengan penelitian terdahulu juga dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai posisi dan orisinilitas penelitian. Berikut beberapa hasil penelitian
terdahulu yang tentunya memiliki keterkaitan maupun relasi dengan kajian
penelitian ini.
1. Penelitian oleh (Atmuria & Khaidir, 2020) yang berjudul
Implementasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 Tentang
Retribusi Jasa Umum Dalam Pengelolaan Retribusi Pasar Di Pasar
Raya Padang. Adapun tujuan penelitian adalah untuk menganalisis
Implementasi Perda No. 1 Tahun 2019 Tentang Retribusi Jasa Umum
dalam Pengelolaan Retribusi Pasar di Pasar Raya Padang. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil
penelitian mengungkapkan pelaksanaan pemungutan retribusi pasar
yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Padang kepada
pedagang yang berjualan di Pasar Raya Padang. Berdasarkan temuan
dan pembahasan Implementasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019
dipengaruhi oleh komunikasi, sumber daya serta sikap dari birokrasi
dan pelaksana. Kendala yang dihadapi dalam Implementasi
Pengelolaan Retribusi Pasar di Pasar Raya Padang adalah kurangnya
kesadaran pedagang dalam membayar retribusi pasar, Sehingga
banyak menimbulkan tunggakan pada retribusi pasar dan tidak
tercapainya target pertahun.
2. Penelitian oleh (Dwika, Kismartini, & Dwimawanti, 2020) yang
berjudul Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar
Adiwerna Kabupaten Tegal. Tujuan penelitian adalah untuk
mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana implementasi
kebijakan retribusi pelayanan pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten

3
Tegal dan untuk mendeskripsikan serta menganalisis faktor
pendukung dan penghambat implementasi kebijakan retribusi
pelayanan pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal. Adapun metode
penelitian menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ternyata masih ada banyak hal yang perlu untuk
diperbaiki apabila dilihat dari keefektivan proses implementasi
kebijakan retribusi pelayanan pasar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Namun implementasi Kebijakan Retribusi
Pelayanan Pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal apabila dilihat
dari proses pelaksanaannya dapat dikatakan cukup baik.
3. Penelitian oleh (Haryanti & Riasti, 2015) yang berjudul Sistem
Informasi Pengelolaan Data Retribusi Perijinan Pasar Gemolong.
Tujuan penelitian adalah menghasilkan sistem informasi pengelolaan
data retribusi perijinan Pasar Gemolong. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kepustakaan, observasi, wawancara,
analisis, perancangan sistem, pemograman, ujicoba dan implementasi.
Hasil dari penelitian adalah sistem informasi pengelolaan data
retribusi perijinan pasar Gemolong yang dapat memudahkan,
mempercepat proses pendataan dan pencarian data serta mengurangi
keterlambatan pedagang untuk memperpanjang proses perijinan di
Pasar Gemolong.
4. Penelitian oleh (Enceng, Mangasing, & Kurnia, 2018) yang berjudul
Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern
Manonda Palu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan
menganalisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7
Tahun 2013 Tentang Retribusi Jasa Umum khususnya tentang
Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu oleh Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu. Penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif dengan dengan tipe penelitian deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kebijakan Retribusi
Pasar Tradisional Modern Manonda Palu belum berjalan dengan
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari aspek Organisasi yang belum

4
menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,
sumber daya yang masih kurang, dan juga sarana pra sarana pasar yang
masih kurang memadai. Selain itu dari aspek Interpretasi belum
dilaksanakan sesuai dengan Perda Kota Palu No. 7 Tahun 2013
Tentang Retribusi Jasa Umum dimana retribusi pasar tidak diserahkan
berdasarkan luas ukuran tempat yang digunakan serta masih
kurangnya sosialisasi kepada para pedagang mengenai tujuan retribusi
pasar. Serta dari aspek Aplikasi/Penerapan belum berjalan dengan
optimal karena belum adanya prosedur kerja yang jelas, dan belum
maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah maupun
pihak swasta dalam hal penyediaan dan perawatan fasilitas pasar.
Sehingga apa yang menjadi tujuan dari Implementasi Kebijakan
Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu belum dapat
dicapai secara optimal.
5. Penelitian oleh (Wahyuni & Ma’ruf, 2016) yang berjudul Upaya Dinas
Pasar Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar di
Kabupaten Sidoarjo (Studi di Dinas Pasar Kabupaten Sidoarjo).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana Upaya
Dinas Pasar Kabupaten Sidoarjo dalam meningkatkan pendapatan
retribusi pelayanan pasar. Adapun metode penelitian menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa upaya yang dilakukan antara lain evaluasi tarif yang rutin
dilaksanakan setiap tahun yang berfokus pada kenaikan target yang
diikuti penambahan tarif retribusi, melakukan audit secara rutin,
peningkatan moralitas dan disiplin pegawai yang dilakukan dengan
mengadakan pertemuan rutin dan pemberian pengarahan tentang
kepegawaian, dan juga adanya dukungan teknologi informasi untuk
meningkatkan transparansi. Namun, perlu dilakukan upaya untuk
segera membuat regulasi baru yang mengatur tarif retribusi pasar yang
ditetapkan serta segera dilakukan revitalisasi pasar agar pasar daerah
mampu bersaing dengan pasar desa maupun pasar modern sehingga
dapat meningkatkan pendapatan retribusin pasar.

5
B. Landasan Teori
1. Teori Pajak dan Pemungutannya
Terdapat beberapa teori yang mendasari konsep pajak dan pemungutan
pajak dalam ekonomi. Beberapa di antaranya termasuk:
• Teori Keadilan Pajak (Theory of Tax Justice): Menekankan bahwa
pajak harus diterapkan secara adil, baik secara horizontal (pajak
yang sama bagi individu dengan pendapatan yang sama) maupun
vertikal (individu dengan pendapatan yang lebih tinggi membayar
lebih banyak pajak).
• Teori Efisiensi Pajak (Theory of Tax Efficiency): Fokus pada
penggunaan pajak untuk memaksimalkan efisiensi ekonomi.
Tujuan utamanya adalah untuk meminimalkan distorsi ekonomi
yang diakibatkan oleh pajak.
• Teori Pendorong Ekonomi (Theory of Economic Incentives):
Menggarisbawahi bagaimana sistem pajak dapat digunakan
sebagai alat untuk mendorong atau menghambat perilaku tertentu
dalam masyarakat.
• Teori Optimalisasi Pajak (Theory of Optimal Taxation): Mencari
kombinasi pajak yang dapat menghasilkan penerimaan pajak
maksimum tanpa mengganggu keputusan ekonomi individu atau
mengurangi pertumbuhan ekonomi.
• Teori Pajak dan Pertumbuhan Ekonomi (Theory of Taxation and
Economic Growth): Memeriksa hubungan antara sistem pajak
dengan pertumbuhan ekonomi.
Pemungutan pajak juga dapat dibagi menjadi beberapa pendekatan,
seperti pajak langsung (dipungut langsung dari individu atau
perusahaan seperti pajak penghasilan) dan pajak tidak langsung
(dipungut dari transaksi atau kegiatan tertentu seperti pajak penjualan
atau konsumsi).
2. Teori Administrasi Pajak
Teori administrasi pajak mencakup prinsip-prinsip dan konsep
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pelaksanaan sistem

6
perpajakan. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai efisiensi, keadilan,
dan kepatuhan dalam pengumpulan pajak. Penerapan teori administrasi
pajak memainkan peran krusial dalam memastikan sistem perpajakan
berjalan dengan baik dan efisien. Dalam prakteknya, penggunaan
teknologi, kebijakan yang terukur, serta pendekatan yang memperhatikan
kepatuhan dan kesederhanaan sering kali menjadi fokus dalam upaya
untuk meningkatkan administrasi pajak.
3. Teori Pajak Lokal dan Pembiayaan Publik
Teori pajak lokal dan pembiayaan publik membahas bagaimana otoritas
lokal atau pemerintahan daerah mengumpulkan dana untuk mendukung
pengeluaran publik mereka. Hal ini melibatkan pendanaan layanan publik
seperti pendidikan, infrastruktur, layanan kesehatan, keamanan, dan
layanan publik lainnya di tingkat lokal atau regional. Teori dan praktik di
bidang pajak lokal dan pembiayaan publik sangat bervariasi antar negara,
tergantung pada struktur pemerintahan, kebutuhan fiskal, dan preferensi
kebijakan ekonomi lokal. Implementasi strategi pembiayaan publik yang
efektif dan adil di tingkat lokal menjadi kunci dalam memberikan layanan
publik yang berkualitas serta mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan
di masyarakat setempat.

C. Landasan Konseptual
1. Pajak
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan jika pajak merupakan kontribusi yang
harus dilaksanakan wajib pajak. Namun, siapakah wajib pajak itu? Pasal 1 angka
2 UU KUP menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

7
2. Pengertian Retribusi
Retribusi adalah salah satu bentuk penerimaan negara yang
bersifat sukarela namun wajib, yang dikenakan atas pemanfaatan atau
pemberian fasilitas atau pelayanan yang diberikan oleh instansi
pemerintah kepada individu, badan usaha, atau masyarakat umum.
Retribusi merupakan bentuk pengganti biaya operasional atau penyediaan
layanan yang diberikan oleh pemerintah. Retribusi bersifat proporsional
atau sebanding dengan manfaat yang diterima oleh individu atau entitas
yang menggunakan layanan atau fasilitas yang dikenakan retribusi. Jadi,
mereka yang memperoleh manfaat langsung dari layanan atau fasilitas
tersebut diwajibkan untuk membayar retribusi sebagai kontribusi atas
pemanfaatan atau penerimaan layanan tersebut.
3. Contoh Retribusi
Contoh-contoh retribusi meliputi biaya parkir, biaya penggunaan
jalan tol, biaya pelayanan pasar, biaya izin usaha, biaya pelayanan
kebersihan, biaya penggunaan tempat umum, dan biaya lainnya yang
berhubungan langsung dengan penggunaan atau penerimaan layanan
khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada individu atau badan usaha.
Pemerintah menggunakan retribusi sebagai sumber pendapatan yang dapat
digunakan untuk membiayai penyediaan dan pemeliharaan fasilitas
umum, pelayanan, atau infrastruktur yang memberikan manfaat khusus
kepada penerima layanan tersebut. Ini berbeda dengan pajak, yang
merupakan kewajiban finansial yang dikenakan oleh pemerintah tanpa
memperhatikan manfaat khusus yang diterima oleh individu atau entitas
tersebut.
4. Kerangka Hukum Retribusi di Indonesia
Di Indonesia, kerangka hukum retribusi diatur oleh beberapa
peraturan yang mengatur tentang retribusi daerah, retribusi perizinan, dan
retribusi lainnya. Beberapa hukum yang menjadi dasar pengaturan
retribusi di Indonesia antara lain, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD), Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

8
Daerah, Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Daerah. Selain regulasi di atas, terdapat juga regulasi-regulasi
lainnya baik tingkat pusat maupun daerah yang dapat mengatur retribusi
dalam sektor-sektor tertentu seperti perizinan, pelayanan publik,
penggunaan jalan, parkir, dan lain sebagainya. Pengaturan retribusi di
Indonesia bertujuan untuk mendukung pendapatan daerah, tetapi juga
harus mempertimbangkan keadilan, keseimbangan, transparansi, dan
kepentingan masyarakat dalam pemanfaatan layanan dan fasilitas publik
yang dikenai retribusi.
5. Tujuan Retribusi
Salah satu tujuan utama dari retribusi adalah untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemerintah daerah atau instansi terkait. Pendapatan ini
digunakan untuk mendukung berbagai program dan layanan publik seperti
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, kebersihan, dan lain sebagainya.
Retribusi juga digunakan sebagai alat untuk mengatur penggunaan sumber
daya yang terbatas atau untuk mengendalikan akses terhadap fasilitas atau
layanan tertentu. Contohnya adalah biaya parkir, retribusi pasar, atau biaya
pengelolaan sampah, yang bertujuan untuk mengontrol penggunaan dan
memberikan akses yang lebih terukur.
Sebagian besar pendapatan dari retribusi sering dialokasikan untuk
pengembangan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur. Ini bisa
mencakup pembangunan jalan, jembatan, gedung-gedung publik, taman,
dan fasilitas umum lainnya. Beberapa retribusi, seperti biaya pengelolaan
sampah atau retribusi lingkungan lainnya, digunakan untuk
mengendalikan dan mengelola dampak lingkungan dari kegiatan manusia.
Tujuannya adalah untuk mendorong perilaku yang ramah lingkungan dan
mendukung upaya perlindungan lingkungan.

D. Kerangka Berfikir
Keuangan daerah menjadi sumber untuk melakukan pembangunan dan
pemberdayaan daerah. Sumber dari keuangan tersebut bisa beragam, salah

9
satunya penerimaan keuangan dari hasil pungutan reribusi daerah. Melalui
retribusi maka pemberian pelayanan untuk masyarakat seperti fasilitas,
kebersihan, barang maupun jasa dapat diadakan dengan baik. Untuk itu ditetapkan
tarif untuk retribusi dan manfaat yang bisa diambil masyarakat dari penarikan
retribusi tersebut.

Kewenangan Daerah

Peraturan Daerah
tentang Retribusi

Pengelolaan Pelayanan Publik


Keuangan

Pengelolaan Retribusi
Pelayanan Pasar

Pelayanan Publik dari


Retribusi Pelayanan
Pasar

Gambar 1

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan metode alamiah (Mardalis, 2008). Lebih lanjut disampaikan oleh
Sugiyono (2014), metode kualitatif merupakan metode penelitian yang
dilandaskan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah. Penulis memilih
pendekatan penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini akan menelisik secara
lebih mendalam tentang pengelolaan retribusi pelayanan Pasar Babadan dan
dalam pendapatan informasi diperlukan wawancara agar semua cerita informasi
dapat dituturkan oleh informan dengan terbuka. Sehingga pendekatan kualitatif
dianggap cocok dalam penerapan pada penelitian ini.

B. Fokus Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentu diperlukan titik focus dalam menelisik
suatu objek secara alamiah agar informasi yang diperoleh sesuai target dan tujuan.
Sugiyono (2017) menyampaikan bahwa focus merupakan satu atau beberapa
domain yang terkait dalam situasi sosial. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan
dan faktor pendukung serta penghambat dalam mengelola retribusi pelayanan
Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan sesuai lokasi yang telah ditetapkan oleh
penulis dalam melaksanakan penelitian kali ini. Lokali penelitian ini yaitu di Pasar
Babadan. Pasar ini terletak di Jl. Semarang-Surakarta, Langensari Barat, Kec.
Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Penulis melaksanakan penelitian di
lokasi tersebut dikarenakan Pasar Babadan merupakan pasar yang terbilang besar

11
di Kabupaten Semarang dan sudah menggunakan sistem e-retribusi dalam
penarikan retribusi pelayanan pasar. Sehingga, penulis tertarik untuk menelisik
lebih jauh bagaimana pengelolaan retribusi di Pasar Babadan. Pelaksanaan
penelitian sudah dilakukan pada Hari Rabu, 15 November 2023.

D. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang data yang langsung di dapat dari
orang pertama, data tersebut tidak berasal dari tangan kedua dan seterusnya yang
berbentuk file dan sebagainya. Sumber data primer dihasilkan melalui wawancara
secara langsung dengan informan. Kemudian, menurut Sugiono (2008), dalam
pelaksanaannya data primer didukung oleh data sekunder, yakni data yang
diperoleh secara tidak langsung dari pihak yang berhubungan dengan penelitian
ini. Data sekunder diperoleh dari buku, majalah, koran, jurnal, dan sebagainya.
Data sekunder yang digunakan oleh penulis yakni berbagai literatur baik itu karya
tulis ilmiah maupun artikel pada website resmi yang membahas tentang
pengelolaan retribusi pelayanan pasar.

E. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menurut Sugiyono (2013) langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data,
yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Jenis wawancara dalam penelitian
ini yaitu wawancara bebas terpimpin. Menurut Sugiyono (2008) wawancara bebas
terpimpin adalah dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja yang sesuai
dengan kebutuhan data dan dalam jenis wawancara terpimpin pewawancara
memiliki pedoman atau deretan pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan data.
Dalam melakukan wawancara data yang diperoleh nantinya berkaitan dengan
pengelolaan retribusi pelayanan pasar Babadan dan faktor pendukung
penghambat dalam pengelolaan itu.
Adapun informan yang diwaancarai adalah:

12
1. Ajemain, beliau merupakan Kepala Pasar Babadan. Tujuan
mewawancarai beliau adalah untuk menggali informasi tentang
manajemen pengelolaan retribusi pelayanan pasar Babadan dan
faktor pendukung serta penghambat dalam pengelolaan retribusi.
2. Pedagang Pasar (Penjual Kue Pukis). Tujuan penulis
mewawancarai pedagang tersebut adalah untuk mengetahui
pelaksanaan retribusi secara langsung kepada pedagang. Selain itu,
juga untuk mengetahui bagaimana kepuasaan pedagang terhadap
pelayanan yang diberikan oleh pengelola pasar Babadan hasil dari
retribusi pasar yang rutin diberikan.
3. Pedagang Pasar (Penjual Sembako). Tujuan penulis mewawancarai
pedagang tersebut adalah untuk mengetahui pelaksanaan retribusi
secara langsung kepada pedagang. Selain itu, juga untuk
mengetahui bagaimana kepuasaan pedagang terhadap pelayanan
yang diberikan oleh pengelola pasar Babadan hasil dari retribusi
pasar yang rutin diberikan.

Penulis juga menggunakan pengambilan data melalui teknik observasi. Observasi


adalah metode pengumpulan data yang dimana peneliti harus melakukan usaha
pengamatan langsung terhadap objek penelitiannya (Arikunto, 2006). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipatif. Pada metode
observasi ini peneliti tidak menjadi bagian dari objek yang diteliti akan tetapi
peneliti hanya melakukan satu aktivitas saja yaitu sebagai pengamat (Moleong,
2002). Ketiga, penulis menggunakan teknik dokumentasi dalam upaya
pengambilan data. Penulis menganalisis catatan sebelumnya yang ditulis oleh
informan maupun yang tersedia di Pasar Babadan yang berkaitan dengan
manajemen pengelolaan retribusi pelayanan pasar.

F. Keabsahan atau Validitas Data


Keabsahan atau validitas data dilakukan untuk melihat apakah informasi
yang didapat apakah absah atau tidak. Dalam validitas data untuk penelitian, kami
menggunakan cara triangulasi. Triangulasi pada hakikatnya merupakan

13
pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan
menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat
dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati
dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang
yang berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal
(Mudjia Rahardjo, 2010). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi
sumber data, yakni dengan melakukan wawancara dengan beberapa informan
(tidak hanya satu), sehingga sumber data primer yang didapat semakin akurat,
selain itu juga melakukan beragam studi literature untuk memperoleh informasi
yang beragam pula sebagai bahan referensi yang akurat dalam pengumpulan data.
Selain menggunakan triangulasi sumber, penulis menggunakan triangulasi teori
dengan menganalisis hasil wawancara menggunakan berbagai teori yang tersaji
pada bagian tinjauan pustaka.

G. Teknik Analisis Data


Menurut Patton (Moleong, 2001) analisis data adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.
Dalam pelaksanaan penelitian setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan,
selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti
yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003), yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Redukasi data merupakan proses pemilihan catatan-catatan yang
diperoleh dilapangan dengan memasukan informasi yang sesuai dengan
penelitian dan mengabaikan informasi yang tidak relevan dengan
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti melakukan reduksi data
berdasarkan dari teori yang dipakai. Hal pertama yang dilakukan dalam
reduksi data setelah melakukan wawancara adalah mentranskrip seluruh
hasil wawancara. Kemudian, peneliti meringkas bagian mana saja yang
dapat di analisis ke dalam beberapa kata kunci yang sesuai dengan teori
yang digunakan. Setelah menetapkan kata kunci, peneliti dapat

14
memasukkan data-data yang sesuai dan membuang hal-hal yang dianggap
tidak sesuai dengan kata kunci tersebut.

2. Display Data
Display data merupakan langkah pendeskipsian data-data atau
informasi yang telah dipilih dan sesuai dengan penelitian pada langkah
reduksi data, yang dari hal itu nantinya memunculkan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian dalam
data kualiatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang
didapat dari tiap informan sehingga display data akan membentuk sebuah
narasi per individu.
3. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses teknik analisis data.
Verifikasi dan penegasan kesimpulan merupakan langkah pemberikan
makna atau interpretasi terhadap data informasi yang diperoleh di
lapangan. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji
kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari
bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan emik,
yaitu dari kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut
pandangan peneliti (pandangan etik). Tahap ini merupakan tahap untuk
mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari
berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara
yang didukung dengan studi dokumentasi.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Pasar Babadan
Pasar Babadan adalah salah satu pasar yang beroperasi didaerah Langensari
yang menjadi pusat perbelanjaan segala macam kebutuhan bahan pokok seperti
bermacam-macam jenis ikan dan daging, sayu-sayuran, makanan atau jajanan
ringan, perabotan rumah serta pakaian sehari-hari
2. Lokasi Pasar Babadan
Lokasi pasar Babadan ini terletak di Jl. Semarang-Surakarta, Langensari Barat,
Kec. Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
3. Struktur Pengelola Pasar Babadan
Berikut adalah struktur organisasi pegawai Pasar Babadan

KEPALA PASAR
AJEMAIN
NI[. 19651206 200701 1 011

STAFF
TARIYAH
NIP. 19650915 200801 2 003

OUTSOURCING OUTSOURCING
KETERTIBAN KEBERSIHAN
ANANG TIRTA H.S.
SAEFUDI YULIANTO RUBIYANTO SUNARTO
ADI ROHMASI A. R.M.
PRIYANTO N

4. Denah Lokasi Pasar Babadan

16
B. Pembahasan
1. Manajemen Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Babadan
a. Pelaksanaan Retribusi
Peraturan daerah No. 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Pasar
memberikan arahan kepada setiap pasar untuk memberikan pelayanan
kepada pedagang pasar dan melakukan penarikan retribusi atas pelayanan
yang telah diberikan.
Pasar Babadan telah melakukan penarikan retribusi sesuai dengan
peraturan daerah yang dilakukan setiap hari. Penarikan retribusi kepada
pedagang kios dan los akan tetap di berlakukan walaupun pedagang
tersebut tidak berjualan. Dalam setahun hanya mendapatkan tiga hari libur
penarikan yaitu pada dua hari raya idul fitri dan satu haru pada hari raya
idul adha. Hal tersebut disampaikan oleh Ajemain selaku kepala pasar
(15/11/2023).
“pelaksanaan retribusi dilakukan setiap hari rutin oleh petugas
kami, jadi seluruh pedagang ditarik harian dari jumlah kios
212 sama losnya 720 dilakukan pemungutan setiap hari, rutin
walaupun pedagang tidak berjualan kecuali dapet libur tiga
hari dalam satu tahun dua hari pas idul fitri, satu harinya di
idul adha”.
Penarikan retribusi yang dilakukan oleh petugas di pasar Babadan
kepada para pedagang kios dan los saat ini telah menggunakan kartu e –
Retribusi yang nantinya akan di scan menggunakan alat dan secara
langsung retribusi tersebut diterima oleh Bank Pembangunan Daerah
(BPD). Sedangkan pedagang kaki lima yang berada di pelataran pasar
masih menggunakan penarikan retribusi secara tunai dan nantinya menjadi
tugas bendahara untuk disetorkan ke BPD melalui surat tanda setoran.
“sekarang tu pake alat di top up namanya langsung keluar
struknya ini udah otomatis, uang langsung masuk kas daerah
atau bank. Bendahara paling untuk melaporkan untuk
penarikan pelataran disetorkan ke bank BPD langsung lewat
surat tanda setoran kan yang tunai cuman pelataran karena

17
datang dan pergi, kalo datang ya ditarik kalo ga datang ya
ga ditarik i” ujar kepala pasar.
Hasil wawancara juga dilakukan kepada salah satu pedagang kaki
lima di pasar Babadan. Pedagang kaki lima tersebut menyatakan bahwa
setiap harinya dikenakan tarif retribusi sebanyak 2000/hari dan dibayarkan
setiap sebulan sekali dengan jumlah 30000. Pedagang kaki lima
mengungkapkan merasa puas terhadap fasilitas yang didapatkan dari pasar
Babadan karena harga tersebut sudah termasuk uang kebersihan dan
pengelola pasar menjamin kenyamanan para pedagang didukung dengan
para pengelola pasar yang cukup ramah dan memasang CCTV dibeberapa
sudut pasar.
Wawancara lain dilakukan dengan ibu yang berjualan
menggunakan Los yang berjumlah 5 kotak dengan tarif setiap harinya
10.500/ hari
“dadi lk saya ki 5 plong, dadi gampange yo 15ribu per plong
perhari sudah termasuk tukang bersih-bersih, kalo listrik bayar
sendiri nyalur dari yang punya listrik 25ribu biasane”
Dapat disimpulkan bahwa pasar Babadan telah melakukan
penarikan retribusi kepada 932 kios dan los yang ada di dalamnya.
Penarikan tersebut dilakukan setiap hari walaupun pedagang tidak
berjualan dimkios atau los. Penarikan retribusi saat ini telah menggunakan
e – Retribusi yang nantinya akan langsung diterima oleh Bank
Pembangunan Daerah (BPD).

b. Jumlah Los dan Kios di Pasar Babadan


Pasar babadan merupakan salah satu pasar terbesar yang ada di Kabupaten
Semarang dengan kepemilikan kios sebanyak 212 dan untuk los sebanyak
720.

c. Fasilitas
Fasilitas yang didapatkan dari pengelola pasar kepada para pedagang
setelah membayar retribusi adalah mendapatkan kios atau los sesuai

18
dengan jumlah yang mereka butuhkan. Fasilitas lain yang didapatkan yaitu
pelayanan kebersihan yang dilakukan pagi dan sore hari pada pukul 08.00
- 10.00 WIB dan pukul 15.00 - 18.00 WIB.
“Kalo pelayanan dari pemerintah ini paling pelayanan
kebersihan dan dilakukan pagi dan sore. Pagi jam 8-10,
sore jam 3 sampe magrib lah sudah selesai, karena
keterbatasan tenaga mungkin istilahe nyapunya pun
kurang” ujar Ajemain (15/11/2023 12.28 WIB)

d. Tarif Retribusi
1. Kios
Kios dihitung berdasarkan hitungan per meter: 800rupiah. Kios paling
kecil memiliki luas 3x3m dengan tarif 7200/hari. Sedangkan kios 3x4m
dengan tarif 9600/hari
2. Los
Los dihitung berdasarkan hitungan per meter: 700rupiah. Setiap los
memiliki luas 1,5 x 2m dengan tarif 2100/hari
3. Pelatan
Pedagang kaki lima yang berjualan di pelataran dikenakan retribusi per
meter: 1000rupiah/hari

e. Evaluasi
Permasalahan yang ada di pasar Babadan dari pihak pengelola pasar akan
melakukan evaluasi setiap harinya. Permasalahan yang sering terjadi
adalah pembayaran retribusi yang gagal dan belum dinyatakan lunas tetapi
saldo pada e – Retribusi sudah berkurang. Permasalahan yang dialami
pedagang dalam hal itu dapat disampaikan melalui grup WhatsApp e –
Retribusi kabupaten yang disediakan oleh pihak pengelola pasar.
“evaluasi kadang bisa perhari ada atau kadang ada salah
input atau ada yang udah bayar tapi ga masuk, laporan
lewat grup kan ada grupnya kan e – Retribusi Kabupaten
jadi bisa langsung lapor nanti secara otomatis sananya

19
yang ngatasi jadi bisa normal kembali caranya difoto kasih
tau namanya. Kalo tetep ga bisa lapor ke AMM namanya
operator yang menangani retribusi daerah se kabupaten
Semarang”

2.Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Manejemen Pengelolaan


Retribusi Pelayanan Pasar Babadan
a. Faktor Pendukung
• Penerapan E-Retribusi: Penggunaan kartu e-Retribusi dan alat
pemindai memberikan keuntungan efisiensi dalam penarikan
retribusi. Selain itu, proses pembayaran langsung ke Bank
Pembangunan Daerah (BPD) melalui sistem ini dapat
meningkatkan keamanan dan akuntabilitas.
• Fasilitas yang Diberikan: Pedagang yang telah membayar retribusi
mendapatkan fasilitas berupa kios atau los sesuai dengan
kebutuhan mereka. Pelayanan kebersihan yang dilakukan secara
rutin juga menjadi salah satu fasilitas yang diberikan.
• Kepuasan Pedagang: Dari wawancara dengan pedagang, terlihat
bahwa beberapa pedagang merasa puas dengan fasilitas yang
diberikan oleh pasar Babadan. Hal ini termasuk harga retribusi
yang dianggap sudah termasuk kebersihan dan pelayanan yang
ramah.
• Pemantauan CCTV: Adanya pemasangan CCTV di beberapa sudut
pasar dapat memberikan rasa aman dan meminimalkan potensi
tindakan kriminal di pasar.

b. Faktor Penghambat
• Keterbatasan Tenaga: Meskipun pelayanan kebersihan dilakukan
dua kali sehari, namun Ajemain menyebutkan bahwa keterbatasan
tenaga dapat menjadi hambatan dalam menjaga kebersihan pasar.
• Pembayaran Retribusi yang Gagal: Terdapat permasalahan
pembayaran retribusi yang gagal, dan saldo pada e-Retribusi sudah

20
berkurang, meskipun belum dinyatakan lunas. Ini dapat
menciptakan ketidaknyamanan dan perlu evaluasi untuk
memastikan keakuratan sistem.
• Kesalahan Input atau Pengelolaan Sistem: Terdapat potensi
kesalahan input atau kesalahan dalam pengelolaan sistem, yang
dapat mengakibatkan masalah seperti pembayaran yang tidak
masuk dengan benar. Hal ini memerlukan evaluasi harian dan
laporan melalui grup WhatsApp e-Retribusi kabupaten.
• Penggunaan Tunai oleh Pedagang Kaki Lima: Pedagang kaki lima
di pelataran pasar masih menggunakan penarikan retribusi secara
tunai. Hal ini dapat menimbulkan risiko terkait dengan manajemen
keuangan dan keamanan transaksi.
• Perluasan Layanan Pengaduan: Meskipun terdapat grup
WhatsApp e-Retribusi kabupaten, mungkin diperlukan perluasan
layanan pengaduan atau mekanisme komunikasi yang lebih efektif
untuk menangani masalah pedagang secara lebih cepat.
Evaluasi harian dan keterlibatan pedagang dalam memberikan
masukan melalui grup WhatsApp dapat membantu mengatasi beberapa
kendala dan meningkatkan efektivitas manajemen retribusi di pasar
Babadan.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar Babadan telah menerapkan sistem penarikan retribusi setiap hari
sesuai dengan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2010. Penarikan ini mencakup
pedagang kios, los, dan pedagang kaki lima di pelataran pasar. Penggunaan kartu
e-Retribusi untuk kios dan los telah meningkatkan efisiensi, sementara pedagang
kaki lima masih menggunakan pembayaran tunai. Fasilitas yang diberikan kepada
pedagang setelah membayar retribusi melibatkan alokasi kios atau los dan
pelayanan kebersihan rutin. Pedagang menyatakan kepuasan terhadap fasilitas
dan pelayanan yang diterima. Meskipun ada faktor pendukung seperti penerapan
teknologi e-Retribusi dan kepuasan pedagang, terdapat juga faktor penghambat
seperti keterbatasan tenaga dan masalah pembayaran retribusi yang gagal.
Evaluasi harian dan partisipasi pedagang dalam memberikan masukan melalui
grup WhatsApp menjadi upaya pengelola pasar untuk mengatasi kendala tersebut.
Dengan demikian, pasar Babadan terus berusaha meningkatkan manajemen
retribusi pelayanannya dengan memanfaatkan teknologi dan terlibat aktif dengan
para pedagang untuk memperbaiki masalah yang muncul secara berkala.

B. Saran
Dengan pelaksanaan penarikan retribusi yang sudah bisa dibilang cukup
baik, maka harus terus diupayakan untuk konsistensi kedepan. Baik dari pihak
pedagang, petugas pasar maupun masyarakat yang terlibat dalam kegiatan di pasar
harus bersinergi dalam mengawal keberjalanan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2010 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Selain itu, setiap unsur aktor pasar harus
mengerti hak dan kewajiban masing-masing untuk menghilangkan segala macam
hambatan, seperti pembayaran retribusi yang gagal.

22
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Bungin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Atmuria, F., & Khaidir, A. (2020). Implementasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019
Tentang Retribusi Jasa Umum Dalam Pengelolaan Retribusi Pasar Di Pasar Raya
Padang. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Vol. 08, No. 02.
Dwika, S. A., Kismartini, & Dwimawanti, I. H. (2020). Implementasi Kebijakan Retribusi
Pelayanan Pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal. Journal of Education,
Humaniora and Social Sciences, Vol 2, No. 3.
Enceng, W., Mangasing, N., & Kurnia, I. (2018). Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar
Tradisional Modern Manonda Palu. Publication, Vol. 2, No. 1.
Haryanti, S., & Riasti, B. K. (2015). Sistem Informasi Pengelolaan Data Retribusi
Perijinan Pasar Gemolong. Journal Speed, Vol. 7, No. 2.
Mardalis. (2008). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi
Aksara

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Wahyuni, A. I., & Ma’ruf, M. F. (2016). Upaya Dinas Pasar Dalam Meningkatkan
Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Sidoarjo (Studi di Dinas
Pasar Kabupaten Sidoarjo). Kajian Otonomi Daerah, Vol. 01 No. 01.

23
LAMPIRAN

24
INSTRUMEN PENELITIAN
METODE WAWANCARA

❖ Konsep Pedoman Wawancara


• Konteks Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Babadan
1. Adanya peraturan daerah No 5 Tahun 2010 tentang Retribusi
Pelayanan Pasar memberikan arahan kepada tiap pasar untuk
memberikan pelayanan kepada pedagang pasar dan melakukan
penarikan retribusi atas pelayanan yang telah diberikan. Apakah Pasar
Babadan aktif dan rutin dalam melaksanakan penarikan retribusi
pelayanan pasar?
2. Di pasar Babadan, ada berapa total los, kios, dan para pedagang yang
berada di pelataran?
3. Apa saja pelayanan dan fasilitas pasar yang diberikan oleh pengelola
pasar Babadan kepada para pedagang?
4. Apakah tarif retribusi atas pelayanan pasar nominalnya berbeda-beda
tiap pedagang?
5. Jika iya, berapa tarif yang dikenakan kepada para pedagang
berdasarkan kelompok-kelompok tersebut?
6. Bagaimana sistem dan teknis penarikan retribusi pelayanan pasar
kepada tiap pedagang? (Siapa yang narik uangnya, jadwalnya kapan
saja, apakah ada catatan khusus atas penarikan yang telah dilakukan,
apakah pedagang menerima bukti atas penarikan retribusi pelayanan
pasar misalnya seperti karcis dll)
7. Ketika sudah selesai penarikan retribusi pelayanan pasar, bagaimana
pengelola pasar mengelola hasil retribusi tsb? (Akan diserahkan
kepada siapa, dan penggunaannya untuk apa saja?)
8. Apakah ada evaluasi internal (pihak pengelola) terhadap hasil
penarikan dan pengelolaan retribusi pelayanan pasar?

25
9. Apakah ada evaluasi eskternal (pengelola pasar dan pedagang)
terhadap hasil penarikan dan pengelolaan retribusi pelayanan pasar?

• Konteks Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Kira-kira apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam
keterlaksanaan pengelolaan retribusi pelayanan pasar Babadan? (Dari
pihak pedagang maupun pengelola serta fasilitas pasar)
2. Kira-kira apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam
keterlaksanaan pengelolaan retribusi pasar Babadan? (Dari pihak
pedagang maupun pengelola serta fasilitas pasar)
3. Bagaimana upaya pengelola pasarr Babadan dalam menyikapi
hambatan-hambatan yang terjadi?

26

Anda mungkin juga menyukai