Tugas 4 Karil Riki Afrianto

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI DAN HAMBATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN ASN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA


PAYAKUMBUH

UNIVERSITAS TERBUKA

Disusun Oleh :
Nama : RIKI AFRIANTO
NIM : 030810609
Email : [email protected]
Program Study : 50/Ilmu Administrasi Negara-S1
UPBJJ : 14/ Padang

PROGRA STUDY ILMU ADMINISTRASI NEGARA


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
Abstrak

Sistem penyelenggaraan manajemen ASN yang tradisional berorientasi pada


administratif perlu diubah dan dikembangkan dengan sistem manajemen modern
dengan pendekatan peningkatan kualitas SDM yang profesional. Tujuan penelitian ini
adalah mengidentifikasi implementasi pengembangan sistem manajemen ASN berbasis
teknologi informasi dan menganalisis faktor penghambat dalam pengembangan sistem
manajemen ASN berbasis teknologi informasi. Pendekatan penelitian yang digunakan
deskripsi kualitatif. Data penelitian dari hasil wawancara pegawai Kantor
Kementerian Agama Kota Payakumbuh sebagai instansi penyelenggara manajemen
ASN. Hasil penelitian menunjukan pengembangan sistem manajemen ASN berbasis
teknologi informasi mengalami peningkatan yang positif. Adapun faktorfaktor yang
menghambat pengembangan sistem manajemen ASN berbasis teknologi informasi
diantara nya minimnya kuantitas dan kualitas SDM ASN; sarana dan prasarana dalam
bentuk hardware yang minim dimiliki instansi penyelenggara manajemen ASN; data
ASN kurang mutakhir; dan jaringan internet lemah dan terbatas.

Kata kunci: pengembangan, sistem manajemen, ASN, teknologi informasi

PENDAHULUAN
Perubahan lingkungan strategis dan pesatnya perkembangan Teknologi Informasi
(TI) telah merubah paradigma baru dalam organisasi pemerintahan khususnya di
Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh. Perubahan TI tersebut
mempunyai dampak yang sifatnya positif ataupun negatif, tergantung bagaimana setiap
organisasi pemerintah meresponnya. Sisi positif dari perkembangan lingkungan strategis
dapat memunculkan paradigma baru pemerintahan dengan program adanya reformasi
birokrasi. Tuntutan reformasi birokrasi lebih disebabkan oleh adanya kesan dan citra buruk
dalam penyelenggaraan peme rintahan, mulai dari lembaga (organization) yang gemuk,
tatalaksana (business process) yang kurang jelas, dan kualitas sumber daya Aparatur Sipil
Negara/ASN (human capital) yang rendah. Tiga komponen ini harus menjadi prioritas
utama program reformasi birokrasi, mengingat komponenkomponen tersebut merupakan
kunci sukses bagi penyelenggaraan pemerintahan.
Minimnya pembenahan terhadap komponen birokrasi pemerintahan telah
menimbulkan permasalahan yang menga kibatkan sistem penyelenggaraan negara
tidak berjalan secara efektif dan efisien. Sistem manajemen pemerintahan pola lama
yang mengedepankan proses administrasi perlu diubah dengan pendekatan paradigma
baru birokrasi yang mengedepankan sistem elektronik untuk memudahkan pelayanan.
Paradigma baru birokrasi adalah cara pandang mutakhir yang berisi prinsipprinsip dasar
untuk suatu perubahan (Mustafa, 2014:70). Sistem pemerintahan berbasis TI merupakan
paradigma baru yang dapat menciptakan pelayana­ n lebih efektif, efisien, dan
akuntabel. Paradigma baru penyelenggaraan pemerintahan ini telah banyak
diterapkan negara­negara maju maupun negara­negara berkembang dengan menerapkan
electronic government (egovernment).

Egovernment merupakan sistem pe merintahan yang menggunakan TI


sebagai perangkat pendukung utama untuk memberikan layanan dan informasi kepada
masyarakat/publik. Menurut Davis dan Newstrom (1985:5) dalam birokrasi terdapat
unsurunsur pokok perilaku organisasi yang saling berinteraksi antara individu/orang,
struktur, teknologi dan lingkungannya. Hal ini menjelaskan bahwa dalam organisasi
birokrasi termasuk pemerintahan menekankan salah satu poin pentingnya teknologi.
Komponen TI di era sekarang ini sangat diperlukan untuk menunjang tugas tugas
pemerintahan dan pembangunan. Pendayagunaan TI semakin ­ menjanjikan efisiensi
karena dapat mempercepat penyampaian informasi, jangkauan yang global dan
transparansi. Dalam instansi pemerintahan, TI telah banyak diterapkan di berbagai
bidang dalam hal pemberian pelayanan publik. Masyarakat semakin sadar dan
mengerti bahwa media online merupakan sarana atau media sosialisasi yang sangat
efektif dan efisien dalam penyelenggaraan­ pemerintahan. yang terjadi bagi birokrasi
pemerintahan dal a m m enerap k an T I, di an t a ran ya; minimnya SDM aparatur yang
memahami TI, sarana prasarana, data kurang mutakhir dan tidak lengkap, lemahnya
jaringan website, jangkauan wilayah, minimnya anggaran, sulitnya aksesibilitas,
adaptasi penggguna layanan/masyarakat, dan lain sebagainya. Lemahnya SDM TI di
Indonesia dapat dilihat dari kurangnya SDM TI yang andal dari berbagai bidang
kompetensi, baik dari programmer, system analyst, perencana TI, hingga security
engineer (http://tekno. kompas.com). SDM yang handal baik dari sisi kualitas
maupun kuantitas menjadi syarat bagi keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan
programprogram di bidang TI. Tanpa SDM TI yang mencukupi, maka program TI di
birokrasi pemerintahan akan menjadi permasalahan tersendiri dalam mewujudkan
egovernment . Birokrasi pemerintah sebagai lembaga pelayanan publik
merupakan aplikasi dari kinerja pemerintah yang dilaksanakan oleh SDM ASN.
Berhasil dan tidaknya pemerintah dalam menerapkan TI di pemerintahan,
sangatlah tergantung pada keahlian ASN. Minimnya keahlian dan kompetensi ASN
menjadi perasalahan tersendiri bagi semua lembaga pemerintahan dalam memberikan
pelayanan publik.

Kritik tentan g re ndahn ya mutu pelayanan ASN terhadap masyarakat selalu


dikaitkan dengan masalah kompetensi dan profesionalisme. Padahal tidak memadainya
kualitas kerja ASN juga merupakan akibat tidak berimbangnya rasio antara jumlah ASN
dengan para stakeholdersnya. Berdasarkan data statistik Badan Kepegawaian Negara
(BKN) di tahun 2016, dari total jumlah pegawai ASN Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebanyak 4.374.341 kalau dilihat dari tingkat pendidikannya hampir setengahnya atau
45,13 persen masih memiliki pendidikan tinggi S1 ke bawah. Terlepas dari pentingnya
aspek jumlah, efisiensi dan peningkatan kualitas PNS dipandang sebagai formula
yang dapat diterapkan guna memastikan setiap PNS bekerja secara profesional
berdasarkan kompetensinya. Masih rendahnya kinerja dan pro fesionalisme PNS
merupakan persoalan tersendiri dalam birokrasi pemerintahan yang layak
mendapatkan sorotan publik. Kinerja dan profesionalisme PNS rendah dikarenakan
beberapa hal, diantaranya; (a) tidak adanya kompensasi yang jelas atas kinerja
aparatur, (b) kompetensi atau kemampuannya rendah, (c) tidak jelasnya standar kinerja,
(d) tidak adanya roap map pengembangan PNS, dan (e) tidak adanya standar
kompetensi kerja/jabatan PNS. Oleh sebab itu sebagai upaya mewujud kan
pelayanan prima, diperlukan PNS yang profesional dan kompeten. Profesional
maksud nya ada penguasaan terhadap pengetahuan (knowledge) dan keterampilan
(skill) yang dapat membantu melaksanakan tugas secara efektif, efisien dan akuntabel.
Dengan kata lain PNS harus memiliki keahlian dan ketrampilan khusus untuk
menunjang pelaksanaan tugas pokoknya.
Perlu format yang jelas untuk men jalankan pemerintahan dengan sistem
manajemen ASN modern, hal ini mengingat pegawai ASN jumlahnya cukup lumayan
besar. ASN meru pakan modal bangsa dan negara yang harus dijaga, dibina, dan
dikembangkan agar punya daya saing global. Manajemen ASN merupakan salah satu
bagian penting dari penyelenggaraan pemerintahan yang bertujuan untuk merealisasikan
seluruh potensi pegawai ASN. Paradigma ini memandang perlu ada perubahan dalam
sistem manajemen ASN, dari perspektif lama manajemen kepegawaian yang mene
kankan pada hak dan kewajiban individu pegawai, menuju perspektif baru yang
menekankan pada manajemen pengem bangan ASN secara strategis (strategic
human resource management). Persepsi ini dimaksudkan agar selalu tersedia pegawai
ASN yang unggul dan kompeten selaras dengan dinamika perubahan lingkungan
strategis.

Hadirnya UndangUndang (UU) Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara merupakan bentuk komitmen pemerintah menuju modernisasi birokrasi
yang berproses dengan pertimbangan perlunya membangun pegawai ASN
yang berintegritas, profesional, independen, bebas intervensi politik, dan bersih
dari praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Sebagaimana diamanatkan
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 bahwa manajemen A S Ndiselenggarakan berdasarkan
sistem merit yang menekankan pada aspek profesionalisme. Tujuannya untuk
mengembangkan pegawai ASN agar dapat merealisasikan seluruh potensi mereka
sebagai pegawai pemerintah. Paradigma ini mengharuskan perlu adanya perubahan
manajemen ASN dari perspektif lama yang sifatnya administratif menuju sistem
manajemen baru berbasis TI. Adanya manajemen ASN berbasis TI diharapkan
akan lebih mudah melakukan pelayanan kepegawaian.

Untuk mendukung penyelenggaraan manajemen, penyimpanan, pengelolaan


dan pengembangan sistem informasi ASN berbasis kompetensi, diperlukan database
ASN nasional yang akurat dan up to date. Penerapan sistem informasi ASN berbasis
TI yang mudah diaplikasikan, diakses serta memiliki sistem keamanan yang baik,
efisien, efektif dan akurat, perlu adanya data mutakhir yang dapat dikelola secara
online dan terintegrasi antara instansi pemerintah. Badan Kepegawaian Negara
(BKN) sebagai Lembaga Negara Non Kementerian sebagaimana tertuang dalam UU
Nomor 5 tahun 2014 mempunyai fungsi menyelenggarakan dan mengembangkan
sistem manajemen ASN. Hal inilah yang membuat pentingnya penelitian mengenai
Pengembangan Sistem Manajemen Aparatur Sipil Negara Berbasis Teknologi Informasi:
Analisis Implementasi dan Hambatan. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana implementasi pengembangan sistem manajemen ASN berbasis teknologi
informasi dan faktorfaktor apa yang peng hambat dalam pengembangan sistem mana
jemen ASN berbasis teknologi informasi. Tujuannya­ mengidentifikasi implementasi
pengembangan sistem manajemen ASN berbasis teknologi informasi dan menganalisis
faktor penghambat dalam pengembangan sistem manajemen ASN berbasis teknologi
informasi.

Adapun perbandingan potensi ketersediaan SDM di Lingkungan Kantor


Kementerian Agama Kota Payakumbuh sebagai berikut :

Pejabat JFU JFU


Jumlah Pejabat
No Seksi Fungsional bisa tidak
Pegawai Struktural
(JFT) IT bisa IT
1 Sub. Tata Usaha 23 2 9 9 3
2 Pendidikan 6 1 0 2 3
Madrasah
3 Bimas Islam 40 6 10 4 20
4 Peny. Haji dan 6 1 0 2 3
Umrah
5 PDPP 5 1 0 2 2
6 PAIS 6 1 0 2 3
7 Zakat dan Wakaf 1 2

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pen dekatan deskriptif kualitatif, dengan data


primer hasil wawancara langsung (in depth interview) dengan informan, sedangkan data
sekundernya berupa bukubuku, dokumen, jurnal, dan peratutan perundang undangan
berkaitan dengan pengembangan TI mana jemen ASN. Informan penelitian terdiri atas
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh, Kepala SubTata Usaha kantor
Kementerian Agama Kota Payakumbuh, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Kepala
Seksi Bimas Islam, Kepala Seksi Haji dan Umrah. Analisis data yang digunakan
menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi
(Milles­ dan­ Huberman, 2012:34).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam landasan normatif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara dituangkan bahwa manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik KKN. Manajemen ASN merupakan
keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat
profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang
meliputi perencanaan, pengadaan, penge mbangan kualitas, penem patan,
promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian. Penyelenggaran mana
jemen ASN harus berdasarkan prinsip merit, yaitu pelaksanan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Manajeman ASN pada jajaran biro krasi pemerintahan dilakukan secara


profesional, yang memungkinkan bagi para pegawai ASN untuk lebih maju dalam
kariernya dan lebih berkualitas dalam men jalankan tugas pokoknya. Untuk mening
katkan kualitas dan karier ASN perlu dibangun kembali perangkat dan sistem
pengelolaan kepegawaian secara intensif. Terkait dengan esensi jabatan wewenang
dan pebahasan kekuasaan diperlukan hukum untuk memerikan pemahaman bahwa dalam
pembentukan peraturan harus didasrkan p ada konsep k eadil an (S udraj at dan
Sugiharti 2016:85). Pengembangan ASN menyangkut peningkatan kualitas/potensi
diri pegawai ASN secara internal yang didasarkan fakta bahwa mereka membu tuhkan
serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan bekerja dalam berkarier.
Pengembangan kualitas berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan keterampilan,
sedangkan pengembangan karier berkaitan dengan peningkatan jabatan atau kedudukan
dalam instansi pemerintah.
Dalam melaksanakan manajemen ASN pola pendekatan SDM yang perlu
ditonjolkan, pendekatan ini memandang bahwa ASN mempunyai peranan vital
dalam organisasi pemerintah. Pendekatan ini lebih bertolak dari pentingnya kedudukan,
peran, dan fungsi ASN dalam mewujudkan organisasi birokrasi yang sehat. Hal ini
akan menunjukan bila birokrasi pemerintah berkualitas, perlu adanya pengelolaan SDM
ASN dengan perencanaan pengembangan terencana. Pola pengembangan karier SDM
harus ada kejelasan bagi setiap pegawai ASN untuk dapat mengakses informasi secara
mudah dan cepat dengan sarana TI. Salah satu sistem manajemen ASN yang urgen
perlu dibangun dan dikembangkan adalah sistem informasi manajemen ASN berbasis
TI. Menurut Dewi (2014:1), sistem informasi SDM merupakan bentuk elektronik dimana
ada cara untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan mengambil data
karyawan. Sistem informasi manajemen sebagai sistem berbasis elektronik menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama.

Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem manusia/mesin yang


terpadu (integrated) untuk menyajikan infor masi guna mendukung fungsi operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Sistem ini menggunakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (softw are) komp ut er, p ros ed ur
pedoman, model manajemen dan keputusan, dan database. Sistem informasi manajeman
digambarkan sebagai sebuah bangunan pira mida dimana lapisan dasarnya terdiri dari
informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan kedua ter diri
dari sumbersumber informasi dalam mendukung operasi manajemen. Lapisan ketiga
terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari
sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan tingkat
manajemen.

Sistem informasi menurut Suhari (2011:1) terdiri dari blok blok atau kom
ponenkomponen, diantaranya;

1. Blok hardware, mencakup pirantipiranti

fisik­seperti­komputer­dan­printer.
2. Blok software (program), sekumpulan instruksi yang memungkinkan hardware
untuk dapat memproses data.

3. Blok brainware, semua orang yang bertanggungjawab dalam pengembangan


sistem informasi, pemprosesan dan peng gunaan keluaran sistem informasi.

4. Blok basis data (database), kumpulan tabel, hubungan dan lainlain yang ber kaitan
dengan penyimpanan data.

5. Blok jaringan komputer dan komunikasi data, sistem penghubung yang memung
kinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

6. Prosedur, sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemprosesan dan


pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

Dalam sistem informasi manajemen ASN, data ASN menjadi kunci utama
untuk menyelenggarakan proses pelayanan kepegawaian ASN. Oleh karena langkah
pertama adalah membangun data yang filed dan up to date menjadi inti dalam
melakukan pengembangan sistem informasi kepegawaian ASN. Data diolah melalui
model tertentu untuk menghasilkan infor masi, sehingga informasi yang diperoleh dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan. Setelah data
diperbaiki, langkah kedua adalah menetap kan model sistem manajemen informasi
yang hendak dipakai dan disepakati oleh para stakeholder dalam penerapan sistem mana
jemen informasi ASN. Kemudian langkah ketiga adalah melakukan kerjasama dalam
bentuk link pelayanan kepegawaian ASN dengan instansi pemerintah terkait secara
keseluruhan TI. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah bekerjasama dan
koordinasi dalam hal jaringan dan penetapan standar sistem informasi kepegawaian ASN
secara nasional (lihat Gambar 1).
Gambar 1. Sistem Informasi ASN

Dalam sistem informasi manajemen ASN ko m po nen d ap at distan daris asi


dan dibuat prosedurnya, sehingga sistem pelaporanakanmemberikandatayangcermat,
tepat waktu. Di samping itu sistem informasi manajemen ASN mempunyai makna bagi
perencanaan, analisis/pengorganisasian dan pengendalian manajemen ASN untuk
mengoptimalkan SDM ASN di instansi pemerintah. Supaya informasi yang di hasilkan
oleh sistem informasi dapat ber guna bagi manajamen, maka analis sistem harus
mengetahui kebutuhankebutuhan informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan
menget ahui kegi atankegiat an untuk masingmasing tingkat (level) manajemen dan
tipe keputusan yang diambilnya. Tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen ASN
adalah agar instansi pemerintah memiliki informasi yang akurat dalam pembuatan
keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusankeputusan rutin maupun
keputusankeputusan yang strategis. Sehingga dengan sistem informasi manajemen ASN
yang handal, dapat menye diakan data ASN yang up to date. Beberapa manfaat atau
fungsi sistem informasi menurut Hartoyo (2015:1) antara lain;

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
2. Menjamin tersedianya kualitas dan kete rampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan kebutuhan keterampilan pendukung sistem
Informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan di arahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam apli kasi pengembangan dan pemeliharaan
sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem infor masi untuk mengolah transaksitransaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk
atau pelayanan mereka.

Pemutahiran sistem informasi mana jemen ASN diinstansi pemerintahan dian


taranya untuk; (1) Mewujudkan data kepegawaian yang mutakhir dan terintegrasi;
(2) Menyediakan informasi ASN yang akurat untuk keperluan perencanaan, penge
mbangan, kesejahteraan dan pengendalian ASN; (3) Membantu kelancaran pekerjaan
dibidang kepegawaian, terutama dalam pembuatan laporan; (4) Untuk mendukung
sistem manajemen PNS yang rasional dan pengembangan SDM ASN. Adapun
manfaat Sistem informasi manajemen ASN, diantaranya; (1) Pelacakan informasi
data seseorang pegawai akan mudah dan cepat; (2) Pembuatan laporan dapat mudah
dikerjakan; (3) Mengetahui pegawai yang akan naik pangkat dan yang akan mendapat
kenaikan gaji berkala; (4) Memudahkan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan
kepegawaian; (5) Mendapatkan informasi tentang keadaan/profil pegawai yang
cepat dan akurat; (6) Dapat merencanakan penyebaran/mutasi pegawai sesuai pendidi
kan dan kompetensinya; (7) Merencanakan kebutuhan pegawai.

Memperhatikan analisis komponen sistem informasi tersebut diatas, maka model


sistem informasi manajemen ASN yang perlu dibangun meliputi dalam beberapa
hal, diantaranya;

1. SDM

Manusia diperlukan dalam operasi sistem informasi sebagai orang yang


menjalankan dan menggunakan in formasi.
2. Hardware

Sumber daya hardware merupakan semua peralatan yang digunakan dalam


memproses informasi, seperti komputer, disk dan flashdisk.

3. Software

Softw are m eru pakan sekum p ulan perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan
tertentu untuk memerintahkan komputer agar melaksanakan sesuatu.

4. Data

Data merupakan dasar sumber daya organisasi yang diperlukan untuk mem proses
informasi yang dapat berbentuk teks, gambar, audio maupun video.

5. Jaringan

Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan


komputer, pemroses komunikasi dan p eral atan l ainn ya d en gan k end ali
software komunikasi. Jaringan dapat berupa kabel, satelit, seluler dan pendukung
jaringan seperti modem, software pengendali serta prosesor antar jaringan .

Berikut adalah beberapa kesiapan dan potret terhadap komponen dalam imple
mentasi pengembangan sistem informasi manajemen ASN pada Kantor
Kementerian Agama Kota Payakumbuh.

1. SDM ASN

Berdasarkan pengumpulan data terhadap kesiapan SDM aparatur pengelola sistem


informasi manajemen ASN, untuk di jajaran Kantor Kementerian Agama Kota
Payakumbuh yang secara khusus untuk mengelola informasi ASN jumlahnya sedikit
dan ratarata di setiap seksi hanya 1 (dua) orang, hal ini sebagaimana hasil wawancara
dengan Kasubbag Tata Usaha di Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh
yang mengatakan, bahwa di jajaran kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh
belum mencukupi, untuk SDM yang mempunyai keahlian bidang TI oleh
karenanya perlu ada penambahan keilmuan dan ketrampilan melalui diklatdiklat
teknis oleh Balai Diklat Keagamaan. Di Kantor Kementerian Agama Kota
Payakumbuh pada umumnya belum punya SDM banyak tahu Komputer yang tidak
semuanya unutk menangani kepegawian namun menangani masalah semuanya
termasuk system. Di bidang informasi Kepegawaian sendiri belum sepenuhnya
punya latar belakang TI, oleh karenanya SDM/pegawai di kantor kami sebagian
juga tidak memahami dan menangani masalah sistem TI. kami sangat kualahan
untuk mendukung sistem pelayanan kepegawaian ASN berbasis teknologi
informasi sudah ada, seperti SIMPEG dan lainlain. tapi belum mencukupi dan masih
diperlukan pembinaan dan pengembangan.

2. Hardware

Berdasarkan pengumpulan data terhadap keleng kapan peralatan (hardware)


dan persediaan untuk pengembangan sistem informasi manajemen ASN, di
Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbu masih sangat terbatas, Sebagian
sarana dan prasarana sudah tersedia (computer, laptop, server) namun masih
sangat terbatas, akan tetapi perlu ditambah disesuaikan dengan kebutuhan TI,
di samping itu keberadaan jaringan internet juga terbatas yang sangat lambat untuk
melakukan akses secara online.

Di di jajaran Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh untuk kelengkapan


peralatan (hardware) dan kesiapan pengembangan sistem informasi manajemen
ASN masih sangat minim, hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala
Seksi Kependidikan Madrasah yang mengatakan bahwa; untuk pengem bangan
TI belum mencukupi, perlu sarana computer lagi dan perlu juga meningkatkan
SDM dengan pendidikan atau pelatihan. Sarana TI masih terbatas dan belum
mencukupi, khususnya untuk mengembangkan jaringan, hal ini ditambah
kurangnya pegawai yang memahami IT. Aplikasi yang ditangani cukup banyak,
sedangkan server terbatas, disamping itu masih kurangnya pegawai yang
memahami teknologi informasi. Jaringan internet yang ada selalu dan sering
terputus putus, hal ini membuat pelayanan kepegawaian ASN jadi tersendat. Perlu
terus ditingkatkan supaya bisa memberikan pelayanan keseluruh pegawai yang
ada, seperti problem kecepatan jaringan internet yang sering trouble, perangkat
computer berspesifikasi minim.

3. Software

Berdasarkan pengumpulan data terhadap perangkat lunak (software) untuk men


dukung dan mengembangkan sistem informasi manajemen ASN di jajaran
Kantor Kementerian Agama Kota Payakumbuh sangat terbatas, hal ini
mengingat program aplikasi yang diterapkan sama mengikuti dari BKN yaitu
Sistem Kepegawaian (SIMPEG) Aplikasi Pelayanan Kepegawaian. Tujuan
SIMPEG untuk mewujudkan data kepegawaian yang mutakhir di Jajaran Kantor
Kementerian Agama, yang terintegrasi secara nasional dalam sistem aplikasi
pelayanan kepegawaian di Kementerian RI Jakarta, sehingga akan meningkatkan
pelayanan di bidang kepegawaian secara transparan dan objektif. Selain SIMPEG
Kementerian Agama RI juga menciptakan Aplikasi Presensi Digital bagi setiap ASN
yaitu PUSAKA yang setiap ASN bisa mengakses Aplikasi tersebut lewat Andoid
maupun PC. Di bagian Keuangan Kementerian Agama dan Kementerian Keuangan
berkolaborasi membuat Aplikasi Perbendaharaan yang bernama SAKTI (Sistem
Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi) yang dioperasikan oleh operatoroperator
Keuangan di jajaran Kementerian Agama yang dipantau oleh kementerian Keuangan
RI.

5. Jaringan

Berdasarkan pengumpulan data terhadap kondisi jaringan untuk mendukung dan


mengembangkan sistem informasi manajemen ASN, di Kantor Kementerian Agama Kota
Payakumbuh kondisi jaringan sudah cukup lumayan baik. Jaringan Internet sud ah
sangat menduk ung, tinggal menyiapkan pengembangan sistem IT lainnya.
Selama ini yang digunakan untuk kegiatan di Kantor Kementerian Agama Kota
Payakumbuh menggunakan jaringan Telkom, dan kami akan mencoba untuk
belajar dan mengembangkan dengan menggunakan jaringan online dari PLN.
Keberadaan jaringan tentunya sangat vital untuk menjalankan internet sebagai faktor
utama pendukung pene rapan TI manajemen ASN. Jaringan Internet di
lingkungan kantor kami sangat baik dan sudah terkoneksi dengan semua unit.

KESIMPULAN

Pengembangan sistem manajemen ASN berbasis TI merupakan implementasi


dari egovernment dalam pelayanan kepegawaian agar transparan dan objektif. Sistem
ini menyajikan informasi data dan sistem kepegawaian ASN secara akurat yang
dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efektif. Sistem informasi mana jemen
ASN digunakan untuk menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan pelayanan
kepegawaian, seperti data ASN yang tidak akurat, pelayanan kepegawaian lambat,
inefisiensii, dan lain sebagainya. Berdasarkan­ hasil analisis dan pembahasan pengem
bangan sistem manajemen ASN obyektif diperlukan untuk efektifitas dan efisiensi
pelayanan kepegawaian.

Adapun faktor­ faktor yang menghambat bagi pengem­ bangan sistem


informasi ASN disebabkan oleh beberapa hal, yaitu;

a. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pengelola kepegawaian dimasing­ masing


Seksi rata­rata hanya memiliki tidak lebih dari 1 (satu) orang yang memahami TI
untuk melakukan pelayanan kepada Masyarakat maupun pegawai.

b. T i dak cukup l e ngkap s ar an a d an prasarana termasuk hardware untuk


mengembangkan sistem informasi kepegawaian, baik (secara khusus) seperti
komputer, server, sampai pada ruangan atau tempat untuk membangun sistem TI
yang representative tidak ada (secara umum).

c. Softwar e sangat terbatas u n t u k melakukan inovasi sistem pelayanan


kepegawaian berbasis TI, dimana apli­ kasi yang digunakan baru sebatas SIMPEG
saja. Untuk mendapatkan pelayanan kepegawaian dari mulai dari rekrutmen ASN,
pengembangan, kinerja, penggajian, sampai dengan pemerhentian tentunya masih
banyak lagi inovasi software yang bisa untuk dikembangkan.
e. Kurang terpenuhi dan minimnya jaringan internet yang kuat, telah mengakibatkan
seluruh sistem TI menjadi terhambat. Akibatnya pelayanan kepegawaian men jadi
lama, tidak efisien dan tidak efektif, sehingga susah/lambat untuk melakukan
pengembangan sistem TI kepegawaian.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Irra Chrisyanti. (2014). Sistem Informasi Sumber Daya Man usia, J a k a r t
a : Prestasi Pustaka

Milles, Mattew B dan Huberman, Michael B. (2012). Analisa Data Kualitatif, Jakarta:
Indonesian University Press

Mustafa, Delly. (2014). Birokrasi Pemerin- tahan, Bandung: Alfabeta


Hartoyo, Haris Tri. (2015). Pengertian dan Manfaat Sistem Informasi Manajemen.
https://hazistrihartoyo.wordpress. c o m / 2 0 1 5 / 1 0 / 1 5 / p e n g e r t i a n -
d an - m an f a a t - s i s t e m -i n f or m a s i - manajemen-sim/

Sudrajat dan Sugiharti. (2016). Konsep Keadilan Dalam Sistem Promosi


Jabatan: Pencarian Makna Berdasar­ kan Evaluasi Substansi UU ASN dan
Perbandingan Dengan Negara S i n g apu ra. C i vi l Ser vi e Ju r n a l Kebijakan dan
Manajemen PNS. Volume10 Nomor 1 Juni 2016. BKN Jakarta

Suhari.Ari. (2011). Komponen­Komponen Sistem Informasi. http://arisuhari.


blogspot.co.id/2011/10/komponen- komponen-sistem-informasi.html
Sutanta, Edhy. (2003). Sistem Informasi

Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu

Sunyoto, Danang. (2014). Sistem Informasi Manajemen: Perspektif Organisasi,


Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service

Tim Penyusun. (2014). Statistik Pegawai Negeri Sipil Juni 2014, Jakarta: INKA BKN
Republik Indonesia, Undang­Undang Nomor 5 Tahun 2014; Tentang Aparatur Sipil
Negara, Jakarta:BKN

Anda mungkin juga menyukai