(Blok 4) Tablet Effervescent

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

LABORATORIUM FARMASETIKA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID


JURUSAN FARMASI

JURNAL FORMULA TFSS

TABLET EFFERVESCENT – VITAMIN C

OLEH:

KELOMPOK : II
KELAS : B
ASISTEN : INDRIATI

Nilai Nilai
Nama Nim Tugas
Dokumen Diskusi
Aulia Rezky Fadhillah G70121013 Formulasi
Renisa Dwi Yanti G70121035 Kemasan
Berindah Putri Suwni Lebang G70121053 Preformulasi
Salsabila Jaya G70121065 Preformulasi
Inayah Nurul Iqfa G70121103 Formulasi

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
I. RANCANGAN FORMULA
Nama Produk : VINCENT
Nama Pabrik : PT. BOLUPI
No. Registrasi : DTL2312350010A1
Kandungan Zat Aktif : Vitamin C
Bobot Tablet : 1000 mg
Jumlah Tablet yang Dibuat : 10 Tablet
Formula :
Setiap 1 tablet sediaan mengandung 500 mg zat aktif
Jumlah
No Nama Bahan Fungsi
Dalam % Dalam g
1. Vitamin C Zat Aktif 500 mg 0,5 g
2. Asam Tartrat Agen Pengasam 9,8% 0,098 g
3. Asam Sitrat Agen Pengasam 4,9% 0,049 g
4. Natrium Bikarbonat Agen Pembasa 16,82% 0,168 g
5. Laktosa Diluent 10% 0,1 g
6. PEG 6000 Lubricant 2% 0,02 g
7. Sakarin Sweetness 0,5% 0,005 g
8. PVP Binder 5% 0,05 g
Bahan Kemas
Primer : Strips pack
Sekunder : Individual folding box
Label : Stiker
Leaflet : Kertas 70 gsm
Klaim etiket :
1 box @ 10 strips, tiap 1 tablet mengandung 500 mg Vitamin C
II. RANCANGAN BAHAN PRODUKSI
Jumlah
No No. Item Nama Bahan Fungsi
Per pcs Per batch
1. A-00001 Vitamin C Zat Aktif 500 mg 5000 mg
2. B-00001 Asam Tartrat Agen Pengasam 98 mg 980 mg
3. B-00002 Asam Sitrat Agen Pengasam 49 mg 490 mg
Natrium
4. B-00003 Agen Pembasa 168,2 mg 1.682 mg
Bikarbonat
5. B-00004 Laktosa Diluent 100 mg 1000 mg
6. B-00005 PEG 6000 Lubricant 20 mg 200 mg
7. B-00006 Sakarin Sweetness 5 mg 50 mg
8. B-00007 PVP Binder 50 mg 500 mg

III. DASAR FORMULASI


a. Dasar pemilihan zat aktif
1. Asam askorbat (vitamin C) merupakan antioksidan paling melimpah
pada tumbuhan. Jalur biosintesisnya melalui PDB-D-mannosa dan
L-galaktosa, yang baru-baru ini diusulkan, kini didukung oleh bukti
genetik molekuler dariArabidopsis thalianadan tanaman kentang
transgenik. Kecuali untuk langkah terakhir (yang terletak di
membran dalam mitokondria), jalurnya adalah sitosol, berbagi zat
antara PDB-gula dengan polisakarida dinding sel dan sintesis
glikoprotein (Smirnoff, 2000).
2. Vitamin C adalah vitamin antioksidan yang larut dalam air, yang
memiliki struktur γ-lakton, dan mewakili enansiomer L asam
askorbat, bentuk aktif secara biokimia dan fisiologis. Asam askorbat
adalah asam gula heksanoat dengan dua proton yang dapat
terdisosiasi (p K a 4.04 dan 11.34). Oleh karena itu, dalam kondisi
fisiologis, ia terjadi sebagai anion askorbat (Magdalena, et al, 2014).
3. Asam askorbat (AsA) [vitamin C] adalah vitamin yang larut dalam
air yang secara efisien menghilangkan stres oksidatif dan membatasi
produksi spesies oksigen reaktif (ROS) yang dihasilkan sebagai
respons terhadap berbagai tekanan abiotic (Noreen, et al, 2021).
4. Asam askorbat (AA) yang dikenal sebagai vitamin C, merupakan
anggota terpenting vitamin larut air. AA, bentuk enoleat dari alfa-
keto laktonis, ditemukan secara alami pada buah jeruk dan banyak
sayuran (Safardoust, et al, 2019).
5. Asam askorbat (vitamin C), adalah asam yang larut dalam air yang
penting bagi kesehatan manusia dan berhubungan dengan berbagai
aktivitas metabolisme; ini berperilaku sebagai kofaktor dalam
berbagai enzim, meningkatkan penyerapan zat besi di usus, yang
terkait dengan pembentukan karnitin dan metabolisme sel (Preethi,
et al, 2022).
b. Dasar pemilihan metode pembuatan tablet
1. Pemadatan gulungan/granulasi kering adalah teknik granulasi yang
banyak digunakan. Pemadatan gulungan/granulasi kering dan
slugging adalah teknik yang banyak digunakan untuk granulasi tanpa
air. Keuntungan utama dari pemadatan gulungan adalah produksi
butiran yang berkelanjutan dan tidak adanya tahap pengeringan yang
menyebabkan pengurangan biaya. Namun, granulasi kering
menghasilkan tablet dengan kekuatan tarik yang lebih rendah
dibandingkan dengan kompresi langsung (Herting, 2008).
2. Granulasi kering yang diaktifkan kelembaban (MADG) adalah
metode granulasi ramah lingkungan yang menggunakan sedikit air
dan eksipien yang tidak larut untuk menyerap kelembapan. MADG
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.
Erythritol, eksipien yang digunakan untuk pembuatan tablet grating
disinte oral (ODT) (Yamada, et al. 2022).
3. Granulasi kering merupakan teknik pilihan untuk produk yang
sensitif terhadap pelarut, terutama obat dengan masalah stabilitas
seperti hidrolisis. Teknik granulasi kering memberikan keuntungan
seperti efektivitas biaya karena tidak memerlukan pelarut,
menghilangkan tahap pengeringan dan meningkatkan stabilitas
dibandingkan dengan teknik granulasi lainnya. Hal ini sangat
berguna dalam formulasi dengan komponen yang sensitif terhadap
hidrolisis dan panas (Raman, et al, 2019).
4. Metode granulasi kering dilakukan tanpa menambahkan banyak air
ke dalam campuran umpan. Selain itu, uap, serta eksipien basah,
yang meningkatkan kualitas produk akhir atau teknologi
pengepresan itu sendiri, granulasi kering adalah penerapan dua
metode pengolahan campuran. Metode pertama didasarkan pada
pengaruh uap panas pada campuran umpan pada tekanan 0,2-0,4
MPa dalam pencampur granulator. Campuran yang diproses dengan
uap dibawa ke kadar air 15,0-16,0% dan suhu 75,0°C (Blagov, et al,
2020).
5. Granulasi kering adalah proses aglomerasi serbuk yang digunakan
dalam industri farmasi untuk meningkatkan kemampuan alir serbuk
dengan meningkatkan ukuran partikel (butiran). Operasi ini dicapai
dengan menggunakan roller press, yang dapat memiliki konfigurasi
dan desain peralatan yang berbeda (Michrafy, et al, 2017).
c. Dasar pemilihan kekuatan sediaan
1. Asupan harian vitamin C yang terkandung dalam semua jenis
suplemen dihitung untuk jumlah total hari harian saat vitamin C
dikonsumsi. Mengonsumsi vitamin C dosis tinggi (≥1000 mg).
Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C dosis tinggi
atau dosis apa pun adalah mengonsumsi lebih dari lima porsi buah
dan sayuran per hari (Hutchinson, et al, 2010).
2. Vitamin C dosis tinggi dapat secara dramatis mengurangi kebutuhan
kortikosteroid dosis tinggi, obat antibakteri dan antivirus yang
mungkin bersifat imunosupresif, depresi adrenal, dan toksik,
sehingga mempersulit perjalanan penyakit. Agar dapat melawan
virus baru SARS-CoV-2 secara efektif, para profesional medis harus
mengeksplorasi bahan-bahan terapi farmasi dan nutrisi yang tersedia
dengan sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan imunosuportif yang
telah terbukti (Hoang, et al, 2020).
3. Vitamin C (VC) masing-masing 0, 25, 50, 100 dan 150 mg/hari
setiap hari selama 8 minggu.Suplemen VC saja dapat secara efektif
mengendalikan IDA anak-anak, dan hubungan yang bergantung
pada dosis diamati. VC 50 mg/hari merupakan dosis yang paling
efisien dan 6 minggu merupakan waktu tersingkat untuk terapi yang
efektif. Dengan pola makan yang sebagian besar terdiri dari
makanan nabati, disarankan agar dosis VC yang sesuai diberikan
kepada anak-anak (Mao & Yao, 1992).
4. Vitamin C dosis tinggi mengurangi reaksi inflamasi yang
berhubungan dengan sepsis dan sindrom gangguan pernapasan akut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi dan keamanan
vitamin C dosis tinggi pada penyakit virus Corona (Gao, et al,
2021).
5. Vitamin C berpotensi menjadi agen antikanker yang manjur bila
diberikan secara intravena dan dalam dosis tinggi (IVC dosis tinggi).
Uji klinis fase awal telah mengkonfirmasi keamanan dan
menunjukkan kemanjuran IVC dalam memberantas sel tumor dari
berbagai jenis kanker (Bottger, et al, 2021).
d. Dasar pembuatan zat aktif menjadi sediaan
1. Tablet effervescent adalah tablet tidak dilapisi yang umumnya
mengandung asam atau garam asam (sitrat, tartarat, asam malat atau
asam atau asam lain yang sesuai anhidrida) dan karbonat atau
bikarbonat (natrium,kalium atau logam alkali karbonat atau hidrogen
karbonat lain yang sesuai), yang bereaksi dengan cepat dengan
adanya. air dengan melepaskan karbon dioksida. Karena
pembebasan gas CO2, pelarutan API dalam air serta efek
penyembunyian rasa ditingkatkan (Devi, et al, 2022).
2. Tablet effervescent merupakan tablet tidak bersalut yang umumnya
mengandung zat asam dan karbonat atau bikarbonat, dan bereaksi
cepat dengan adanya air dengan melepaskan karbon dioksida.
Mereka dimaksudkan untuk dilarutkan atau didispersikan dalam air
sebelum digunakan (Gauniya, et al, 2010).
3. Tablet effervescent merupakan tablet minuman yang praktis karena
larut dalam air. Itu kelarutan effervescent disebabkan oleh adanya
CO, gas dalam tablet. CO, gas yang terdapat pada tablet effervescent
diperoleh dari asam dan basa yang ditambahkan pada bubuk atau
butiran minuman sehingga jika terkena air, tablet akan melepaskan
CO (Yanti, et al, 2022).
4. Tablet Effervescent bertindak sebagai bentuk sediaan alternatif.
Keunggulan tablet effervescent dibandingkan dengan bentuk sediaan
oral lainnya memberikan peluang bagi formulator untuk
meningkatkan rasa, tindakan yang lebih lembut pada lambung pasien
dan aspek pemasaran (Srinath, et al, 2011).
5. Tablet effervescent adalah produk menarik dari industri farmasi dan
makanan. Saat terjadi kontak,Tablet effervescent adalah produk
menarik dari industri farmasi dan makanan. Jika terkena air, tablet
akan segera hancur dan melepaskan CO2 dalam jumlah besar. Ini
adalah hasil dari reaksi kimia yang terjadi antara garam karbonat
atau bikarbonat (misalnya natrium bikarbonat) dan asam organik
lemah (misalnya asam sitrat atau tartarat) (Fu, et al, 2023).
e. Dasar pemilihan zat tambahan
1. Asam Sitrat – Asam Tartrat (Agen Pengasam)
- Sebagai basis effervescent, asam tartarat dan asam sitrat
digabungkan, bukan salah satu asamnya sendiri karena bila
digunakan secara terpisah, asam tartarat saja menghasilkan
butiran berkapur yang rapuh. Asam sitrat saja menghasilkan
campuran lengket yang sulit digranulasi. Asam tartarat memiliki
kepadatan lebih tinggi dibandingkan asam sitrat; maka butiran
yang mengandung lebih banyak asam tartarat akan memiliki
kepadatan lebih tinggi yang menunjukkan berat molekul besar
dan, sebagai hasilnya, akan mengalir lebih mudah karena
gravitasi yang lebih tinggi (Florenly, et al, 2023).
- Kombinasi asam sitrat-asam tartarat dan natrium bikarbonat
dalam butiran effervescent mempunyai peranan penting dalam
memberikan efek effervescent. Asam sitrat dan asam tartarat
merupakan asam organik yang dapat bereaksi dengan natrium
bikarbonat ketika bersentuhan dengan air. Reaksi ini
menghasilkan pelepasan gas karbon dioksida, yang mempunyai
efek pemisahan dan membuat butiran effervescent cepat larut
dalam air. Dengan mempunyai efek effervescent, butiran
effervescent dapat meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas
bahan aktif, sehingga mempercepat penyerapan dan efek
terapeutiknya (Laurent, et al, 2023).
- Granul effervescent biasanya dibuat dari kombinasi asam sitrat
dan asam tartarat, bukan dari asam tunggal karena penggunaan
salah satu asam saja menyebabkan kesulitan. Ketika asam
tartarat merupakan satu-satunya asam, butiran yang dihasilkan
mudah hancur dan kurang memiliki kekuatan mekanik. Asam
sitrat saja menghasilkan campuran lengket yang sulit digranulasi
selama proses pembuatan. Reaksi antara asam sitrat, asam
tartarat dan natrium bikarbonat menghasilkan pembebasan
karbon dioksida (Jassim, et al, 2018).
- Kombinasi asam tartarat dan asam sitrat digunakan sebagai basis
effervescent, bukan salah satu asam saja karena jika asam tartarat
digunakan sendiri, akan dihasilkan butiran-butiran berkapur yang
rapuh dan asam sitrat saja menghasilkan campuran yang lengket
hingga sulit untuk digranulasi (Diyya, et al, 2018).
- Jika asam tartarat digunakan sendiri maka butiran yang
dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan
menggumpal. Dan asam sitrat saja akan menghasilkan campuran
yang lengket dan sulit menjadi butiran. Sedangkan jika asam
sitrat dipadukan dengan asam tartarat dapat memperkuat ikatan
antar partikel pada tablet effervescent, sehingga dapat
menghasilkan kekerasan tablet yang baik, dimana tablet tahan
terhadap guncangan dan gesekan pada saat pengempaan,
pengemasan, dan pendistribusian (Herlina, et al, 2020).
2. Natrium Bikarbonat (Agen Pembasa)
- Natrium bikarbonat umumnya digunakan dalam formula farmasi
sebagai sumber karbon dioksida dalam tablet dan butiran
effervescent. Ini juga banyak digunakan untuk menghasilkan
atau mempertahankan pH basa dalam suatu sediaan (Rowe, et al,
2009).
- Pada natrium karbonat, persentase CO2 lebih rendah
dibandingkan bikarbonat. Pada bikarbonat, proporsi CO: lebih
tinggi. daripada soda abu. Waktu reaksinya lebih cepat dan
kurang stabil. Di sebagian besar produk, karbonat dan bikarbonat
digunakan dengan perbandingan 50/50 (Ipci, et al, 2016).
- Sumber basa yang biasa digunakan adalah natrium bikarbonat.
Asam sitrat dan natrium bikarbonat mempunyai peranan penting
dalam memformulasi suatu sediaan effervescent karena
merupakan sumber utama karbon dioksida yang menentukan
sistem effervescent yang dihasilkan (Giyatmi dan Lingga, 2019).
- Natrium bikarbonat merupakan sumber utama penghasil
karbondioksida dalam sistem effervescent. Natrium bikarbonat
larut sempurna dalam air, nonhigroskopis dan harganya murah
(Harningsih, et al, 2014).
- Natrium bikarbonat dapat mengoptimalkan kemampuan tablet
formulasi. Selain itu na bikarbonat juga dapat meningkatkan
stabilitas, yang meningkatkan ketahanan terhadap kelembaban
dan mencegah buih prematur (Funaro, et al, 2021).
3. Laktosa (Diluent)
- Pengencer farmasi yang juga disebut sebagai pengisi atau
pengencer adalah zat pengencer. Ini adalah bahan statis yang
berfungsi sebagai pengisi dalam formulasi. Laktosa sering
digunakan karena murah, stabil, dan tidak bereaksi dengan bahan
obat lain. Selain itu, laktosa memiliki kelarutan yang cepat dalam
air yang merupakan keuntungan bagi pelepasan zat obat dengan
cepat (Tekade, 2018).
- Laktosa memiliki rasa manis yang rendah (16% sama manisnya
dengan sukrosa dalam larutan 1%). Hal ini membatasi
kegunaannya sebagai pemanis, tetapi membuatnya menjadi
pengencer yang sangat berguna. Meskipun laktosa bersifat
higroskopis ketika mengkristal, laktosa yang dikristalisasi
dengan baik memiliki higroskopisitas yang sangat rendah
(Smith, 2003).
- Laktosa banyak digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat
pengisi, bedak cair, dan pengencer dalam tablet dan kapsul.
Laktosa ditambahkan ke pil sebagai bahan pengisi karena sifat
kompresibilitas fisiknya dan harganya murah (Alamgir, 2018).
- Laktosa adalah pengencer yang umum ditemukan dalam tablet
dan kapsul, dan memenuhi sebagian besar kriteria. Berbagai
kadar laktosa tersedia secara komersial yang memiliki sifat fisik
berbeda seperti distribusi ukuran partikel dan karakteristik aliran
(Niazi, 2020).
- Laktosa adalah salah satu pengencer tertua dan paling banyak
digunakan dalam bentuk sediaan padat oral. Ini umumnya
digunakan sebagai pengencer dan diketahui ada dalam empat
bentuk berbeda: a-laktosa monohidrat, a-laktosa anhidrat, ß-
laktosa anhidrat, dan laktosa amorf (Koo, 2017).
4. Sakarin (Sweetness)
- Sakarin (1,2-benzisothiazolin-3-satu-1,1-dioksida) dan garamnya
sangat kuat pemanis, berada dalam larutan encer sekitar 300-500
kali lebih manis dari sukrosa Sakarin tidak mudah larut dalam
air, tetapi tersedia secara komersial (Mira & Gordana, 2006).
- Sakarin adalah bahan pemanis intens yang digunakan dalam
minuman, produk makanan, pemanis meja, dan produk
kebersihan mulut seperti pasta gigi dan obat kumur. Dalam
formulasi farmasi oral, digunakan pada konsentrasi 0,02-0,5%
b/b. Telah digunakan dalam formulasi tablet kunyah sebagai
bahan pemanis (Rowe, et al, 2009)
- Sakarin (1,1-dioxo-1-2-benzothiazol-3-ane) 300 kali lebih manis
dari sukrosa [5]. Ia tidak dimetabolisme di dalam tubuh dan
stabil terhadap panas [6] Dalam industri makanan, ia umumnya
digunakan dalam minuman ringan, makanan yang dipanggang,
selai, buah kaleng, permen, saus salad, topping makanan
penutup, dan permen karet, sebagai tambahan. untuk digunakan
sebagai pemanis (Ucar & Yilmaz, 2015).
- Sakarin adalah bubuk putih, amorf atau agak kristal, memiliki
sedikit bau minyak almond pahit, yang menjadi lebih jelas saat
zat tersebut dipanaskan. Ia sedikit larut dalam air, memerlukan
sekitar 230 bagian untuk larutan; larutan ini sedikit asam dan
memiliki rasa yang sangat manis, namun tetap terlihat ketika
sakarin dilarutkan dalam 70.000 bagian air, yang menunjukkan
bahwa gula ini sekitar 280 kali lebih manis daripada gula tebu,
yang larutannya dalam 250 bagian air adalah namun terasa manis
(Simon, 1893).
- Sakarin Ini adalah salah satu dari banyak turunan tar batubara;
secara kimia dikenal sebagai asam ortosulfaminbenzoat.
Meskipun asam dalam reaksi kimianya, gula ini merupakan zat
yang paling manis di alam, dua ratus lima puluh kali lebih manis
dari gula tebu biasa. Sakarin larut dalam dua ratus tiga puluh
volume air hangat, tetapi diendapkan saat didinginkan (Widney,
et al, 1888).
5. PVP (Binder)
- Polviinilpirolidon (PVP) adalah polimer linier monomer 1-
vinil2-pirolidon yang digunakan sebagai pengikat (Cosmetic
Ingridient Review, 1998).
- PVP bertindak sebagai penstabil dalam industri makanan dan
juga dapat digunakan sebagai pengikat kapsul dan butiran
(terutama dalam bidang farmasi), penutup rasa pada tablet
kunyah, peredam toksisitas, dan perekat. (Majid, et al, 2017).
- PVP digunakan sebagai pengikat di banyak tablet farmasi dan
hanya melewati tubuh ketika diberikan secara oral
(Kariduraganavar et al, 2014).
- Khususnya di bidang farmasi, sifat kelembaman, non-toksisitas,
dan biokompatibilitas menjadikan PVP eksipien serbaguna baik
untuk formulasi konvensional maupun sistem penghantaran
terkontrol atau tertarget baru, berfungsi sebagai pengikat (Luo et
al, 2021).
- Dalam pembuatan tablet, larutan PVP digunakan sebagai
pengikat yang sangat baik dalam granulasi basah, baik dalam air
atau alkohol atau campuran, karena sifat perekatnya (Kurakula
dan Koteswara, 2020).
6. PEG 6000 (Lubricant)
- PEG-6000 adalah bubuk yang terutama digunakan dalam bentuk
padat. Kelarutannya dalam air membuatnya cocok sebagai bahan
glidan dan pelumas, terutama pada tablet effervescent, namun
juga mempunyai sifat pelumas yang baik pada tablet lainnya
(Buhler, 2001).
- PEG-600 adalah pelarut yang sangat efektif yang melarutkan
substrat (yaitu, indole-3-karboksialdehida) dan reagen (yaitu zat
pengalkilasi) yang menyatukannya sehingga memberikan sarana
efektif terjadinya reaksi kimia. Lebih lanjut, PEG-600 mampu
mengekstraksi hidrogen dari NH indole-3-karboksildehida dan
mampu mempertahankannya melalui khelasi melalui beberapa
pasangan elektron bebas dalam rantai yang mengandung oksigen
(Dubey & Venkatanarayana, 2010).
- Polietilen glikol adalah polimer kristalin, termoplastik, larut
dalam air yang tersedia secara komersial dalam berbagai berat
molekul tergantung pada jumlah monomer (r), OH (CH-CH2-0-),
H,dalam rantai polimer (Bailey dan Koleske, 1976). Penelitian
ini menggunakan PEG 600 (diproduksi secara komersial sebagai
Carbowax 600 oleh Union Carbide Corp.) (Soule & Cashman,
2004).
- PEG 6000 untuk menentukan fase di mana obat tersebut stabil
dalam dispersi padat serta dalam campuran fisik yang tersusun
sama.PEG 6000 mendukung kristalisasi karbamazepin Bentuk II
dalam dispersi padat, di mana interaksi yang terdeteksi antara
obat kristal dan pembawa yang meleleh terbukti meningkat
seiring dengan penurunan obat (Naima, et al, 2001).
- Polietilen glikol (PEG) adalah bahan hidro-polimer sederhana
filik yang secara fisik melekat pada peptida, protein, asam
nukleat, liposom, dan nanopartikel untuk mengurangi
pembersihan ginjal, memblokir situs pengikatan antibodi dan
protein, dan meningkatkan waktu paruh dan kemanjuran molekul
terapeutik (Chen, et al, 2021).

IV. PREFORMULASI DAN INFORMASI BAHAN


IV.1 Farmakologi dan Farmasetika Zat Aktif
1. Farmakologi Vitamin C (MIMS, 2023)
Indikasi : Scurvy
Kontraindikasi : Parenteral: Tidak sesuai dengan garam
besi, zat pengoksidasi, garam logam berat
(misalnya Cu), aminofilin, bleomisin
sulfat, eritromisin laktobionat, nafcillin
Na, nitrofurantoin Na, estrogen
terkonjugasi, Na bikarbonat, sulfafurazol
diethanolamine. Kadang-kadang,
kloramfenikol Na suksinat (tergantung
pada pH atau konsentrasi).
Efek Samping : Signifikan: Nefropati oksalat akut atau
kronis (penggunaan jangka panjang;
dosis besar).
Gangguan pencernaan: Diare, mual,
muntah, mulas.
Gangguan umum dan kondisi situs
administrasi: Kelelahan, nyeri di tempat
inj.
Gangguan sistem saraf: Pusing, sakit
kepala.
Gangguan pembuluh darah: Pembilasan.
Dosis dan : Dewasa: Sebagai pengobatan: Tidak
Kekuatan Sediaan kurang dari 250 mg setiap hari dalam
dosis terbagi. Maks: 1000 mg setiap hari.
Sebagai profilaksis: 25-75 mg setiap hari.
Dosis bersifat individual sesuai dengan
kebutuhan pasien. Dosis rekomendasi
dapat bervariasi antara negara atau
produk individu. Lihat pedoman produk
tertentu.
Anak: Dosis rekomendasi dapat
bervariasi antara negara atau produk
individu. Lihat pedoman produk tertentu.
Rute Pemberian : Oral
Farmakokinetika : Penyerapan: Diserap dengan baik dari
saluran pencernaan. Bioavailabilitas:
Sekitar 100% (Oral: untuk dosis hingga
200 mg).
Distribusi: Melintasi plasenta, memasuki
ASI. Didistribusikan secara luas di
jaringan tubuh; didistribusikan ke
kelenjar hipofisis dan adrenal, jaringan
mata dan humor, leukosit, dan otak;
konsentrasi rendah dalam plasma dan air
liur.
Metabolisme: Dimetabolisme secara
reversibel melalui oksidasi menjadi asam
dehidroaskorbat (aktif), sebagian
dimetabolisme menjadi senyawa tidak
aktif termasuk asam askorbat-2-sulfat dan
asam oksalat.
Ekskresi: Melalui urin (dengan
konsentrasi tinggi); ekskresi minimal di
tingkat subthreshold (hingga 80 mg /
hari). Waktu paruh eliminasi: 10 jam.
Perhatian : Pasien dengan diabetes mellitus,
defisiensi G6PD, hemokromatosis,
riwayat batu ginjal (misalnya batu ginjal
oksalat), kecenderungan untuk batu ginjal
berulang. Gangguan ginjal. Anak-anak
(<2 tahun) dan lansia. Kehamilan dan
menyusui.
Interaksi : Parenteral: Tidak sesuai dengan garam
besi, zat pengoksidasi, garam logam berat
(misalnya Cu), aminofilin, bleomisin
sulfat, eritromisin laktobionat, nafcillin
Na, nitrofurantoin Na, estrogen
terkonjugasi, Na bikarbonat, sulfafurazol
diethanolamine. Kadang-kadang,
kloramfenikol Na suksinat (tergantung
pada pH atau konsentrasi).
Mekanisme Kerja : Asam askorbat, vitamin yang larut dalam
air yang bertindak sebagai kofaktor dan
sebagai antioksidan. Hal ini penting
untuk sintesis jaringan ikat, dan
penyerapan Fe dan penyimpanan. Selain
itu, ini adalah donor elektron yang
digunakan untuk hidroksilasi kolagen,
biosintesis karnitin, dan sintesis hormon
atau asam amino.
Sinonim: vitamin C.

2. Farmasetika Vitamin C (FI. Ed. VI, 2020 : 175)


Nama Resmi : ASAM ASKORBAT
Nama Lain : Vitamin C/Ascorbic Acid
RM/BM : C6H8O6/176,12
Rumus Struktur :

(PubChem, 2023)
Kegunaan : Zat Aktif
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak
kuning. Warna menjadi gelap
karena pengaruh cahaya. Dalam
keadaan kering, stabil di udara.
Dalam larutan cepat teroksidasi.
Melebur pada suhu lebih kurang
190.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter dan
dalam benzen.
Metode Sterilisasi :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :

IV.2 Farmasetika Bahan Tambahan


1. Asam Sitrat Anhidrat (FI. Ed. VI, 2020 : 195)
Nama Resmi : ASAM SITRAT ANHIDRAT
Nama Lain : Anhydrous Citric Acid
RM/BM : C6H8O7/192,1
Rumus Struktur :

(PubChem, 2023)
Kegunaan : Zat Tambahan
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau
serbuk hablur granul sampai halus;
putih. Melebur pada suhu lebih
kurang 153° yang disertai
peruraian.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air;
mudah larut dalam etanol; sangat
sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Inkompatibilitas : Asam sitrat tidak sesuai dengan
kalium tartrat, alkali dan karbonat
alkali tanah dan bikarbonat, asetat,
dan sulfida. Ketidakcocokan juga
termasuk zat pengoksidasi, basa,
pereduksi agen, dan nitrat. Hal ini
berpotensi eksplosif dalam
kombinasi dengan nitrat logam.

2. Asam Tartrat (FI. Ed. VI, 2020 : 201)


Nama Resmi : ASAM TARTRAT
Nama Lain : Tartaric Acid
RM/BM : C4H6O6/150,09
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2023)
Kegunaan : Zat Tambahan
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau bening
atau serbuk hablur halus sampai
granul, warna putih; tidak berbau;
rasa asam dan stabil di udara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air;
mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Inkompatibilitas : Asam tartarat tidak sesuai dengan
perak dan bereaksi dengan logam
karbonat dan bikarbonat (properti
yang dieksploitasi dalam
effervescent persiapan).

3. PEG (FI. Ed. VI, 2020 : 1406)


Nama Resmi : POLIETILEN GLIKOL
Nama Lain : PEG, Makrogol, Polyethylen
Glycol
RM/BM : H(OCH2CH2)nOH /-
Rumus Struktur : -
Kegunaan : Zat Tambahan
Pemerian : Umumnya ditentukan dengan
bilangan yang menunjukkan bobot
molekul rata-rata. Bobot molekul
rata-rata menambah kelarutan
dalam air, higroskopisitas dan
mengurangi kelarutan dalam
pelarut organic, suhu beku, berat
jenis, suhu nyala dan naiknya
kekentalan.
Kelarutan : Bentuk cair bercampur dengan air,
bentuk padat mudah larut dalam air,
larut dalam aseton, dalam etanol
95%, dalam kloroform, dalam
etilen glikol monoetil eter, dalam
etil asetat dan dalam toluene; tidak
larut dalam eter dalam heksana.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. Povinilpirolidon (HPE. Ed. VI ; 508)


Nama Resmi : POVYNYL PIROLIDON
Nama Lain : Povinil Pirolidon, Povidon
RM/BM : -/-
Rumus Struktur : -
Kegunaan : Binder
Pemerian : Serbuk sangat halus, berwarna
putih sampai krem, tidak atau
hampir tidak berbau, higroskopik
Kelarutan : Larut dalam asam, kloroform,
etanol, keton, methanol, dan air.
Praktis tidak larut dalam eter,
hidrokarbon, dan minyak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Inkompatibilitas : Ditambahkan thimerosol akan
membentuk senyawa kompleks.
Kompatibel terhadap gerak organic
alami, resin sintetik dan senyawa
lainnya. Akan terbentuk
sulfathiazole, sodium salisilat, asam
salisilat, fenol barbital dan
komponen lainnya.

5. Laktosa (FI. Ed. VI, 2020 : 977)


Nama Resmi : LAKTOSA ANHIDRAT
Nama Lain : Anhydrous Lactose
RM/BM : C12H22O11 / 342,30
Rumus Struktur :

(PubChem, 2023).
Kegunaan : Diluent
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; praktis tidak
larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna
menjadi coklat jika bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus
amin primer.

6. Natrium Karbonat (FI. Ed. VI, 2020 : 1219)


Nama Resmi : NATRIUM HIDROGEN
KARBONAT
Nama Lain : Natrium Bikarbonat
RM/BM : NaHCO3/84,01
Rumus Struktur :

(PubChem, 2023).
Kegunaan : Zat Tambahan
Pemerian : Serbuk hablur, putih. Stabil di
udara kering, tetapi dalam udara
lembab secara perlahan-lahan
terurai. Larutan yang dibuat segar
dalam air dingin tanpa dikocok,
bersifat basa. Kebasaan bertambah
bila larutan didiamkan, digoyang
kuat atau dipanaskan.
Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam
etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas : Natrium bikarbonat bereaksi
dengan asam, garam asam, dan
banyak garam alkaloid, dengan
evolusi karbon dioksida. Natrium
Bikarbonat juga dapat
mengintensifkan penggelapan
salisilat.

7. Sakarin (FI. Ed. VI, 2020 : 1506)


Nama Resmi : SAKARIN
Nama Lain : Saccharin
RM/BM : C7H5NO3S/183,18
Rumus Struktur :

(PubChem, 2023).
Kegunaan : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak
berbau atau berbau aromatik lemah.
Larutan encer sangat manis.
Larutan bereaksi asam terhadap
lakmus.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; agak
sukar larut dalam air, dalam
kloroform dan dalam eter; larut
dalam air mendidih; mudah larut
dalam larutan ammonia encer,
dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam alkali karbonat dengan
pembentukan karbon dioksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Inkompatibilitas : Sakarin dapat bereaksi dengan
molekul besar, menghasilkan
endapan
sedang dibentuk. Itu tidak
mengalami Maillard browning.

V. PERHITUNGAN
• Perhitungan Dosis
DL = 250 mg
DM = 1000 mg
Untuk usia 6 tahun
6
Untuk DL sekali = x 500 mg = 166,6 mg
6+12
6
Untuk DM sekali = x 1000 mg = 333,3 mg
6+12

Untuk usia 7 tahun


7
Untuk DL sekali = 7+12 x 500 mg = 184,2 mg
7
Untuk DM sekali = 7+12 x 1000 mg = 368,4 mg

Untuk usia 8 tahun


8
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 200 mg
8
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 400 mg

Untuk usia 9 tahun


9
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 225 mg
9
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 450 mg

Untuk usia 10 tahun


10
Untuk DL sekali = 20 x 1000 mg = 250 mg
10
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 500 mg

Untuk usia 11 tahun


11
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 275 mg
11
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 550 mg

Untuk usia 12 tahun


12
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 300 mg
12
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 600 mg

Untuk usia 13 tahun


13
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 325 mg
13
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 650 mg

Untuk usia 14 tahun


14
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 350 mg
14
Untuk DM sekali = x 1000 mg = 700 mg
20

Untuk usia 15 tahun


15
Untuk DL sekali = x 500 mg = 375 mg
20
15
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 750 mg

Untuk usia 16 tahun


16
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 400 mg
16
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 800 mg

Untuk usia 17 tahun


17
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 425 mg
17
Untuk DM sekali = x 1000 mg = 850 mg
20

Untuk usia 18 tahun


18
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 450 mg
18
Untuk DM sekali = x 1000 mg = 900 mg
20

Untuk usia 19 tahun


19
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 475 mg
19
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 950 mg

Untuk usia 20 tahun


20
Untuk DL sekali = 20 x 500 mg = 500 mg
20
Untuk DM sekali = 20 x 1000 mg = 1000 mg
• Aturan Pakai
Untuk usia 6 tahun
166,6 mg
Untuk DL sekali = = 0,33 tab
500 𝑚𝑔
333,3 mg
Untuk DM sekali = = 0,66 tab
500 𝑚𝑔

Untuk usia 7 tahun


184,2 mg
Untuk DL sekali = = 0,36 tab
500 𝑚𝑔
368,4 mg
Untuk DM sekali = = 0,73 tab
500 𝑚𝑔

Untuk usia 8 tahun


200 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,4 tab
400 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,8 mg

Untuk usia 9 tahun


225 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,45 tab
450 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,9 tab

Untuk usia 10 tahun


250 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 x = 0,5 tab
500 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1 tab

Untuk usia 11 tahun


275 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,55 tab
550 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,1 tab

Untuk usia 12 tahun


300 𝑚𝑔
Untuk DL sekali = x = 0,6 tab
500 𝑚𝑔
600 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,2 tab

Untuk usia 13 tahun


325 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,65 tab
650 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,3 tab

Untuk usia 14 tahun


350 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,7 tab
700 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,4 tab

Untuk usia 15 tahun


375 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,75 tab
750 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,5 tab

Untuk usia 16 tahun


400 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,8 tab
800 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,6 tab

Untuk usia 17 tahun


425 mg
Untuk DL sekali = = 0,85 tab
500 𝑚𝑔
850 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,7 tab

Untuk usia 18 tahun


450 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,9 tab
900 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,8 tab

Untuk usia 19 tahun


475 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 0,95 tab
950 mg
Untuk DM sekali = 500 𝑚𝑔 = 1,9 tab

Untuk usia 20 tahun


500 mg
Untuk DL sekali = 500 𝑚𝑔 = 1 tab
1000 𝑚𝑔
Untuk DM sekali = = 2 tab
500 𝑚𝑔

Total bobot tablet 1000 mg


a. Fase Dalam (98%)
98
Total fase dalam = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 980 mg

- Vitamin C = 500 mg
5
- PVP 5% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 50 mg
10
- Laktosa 10% = 100 × 1000 mg = 100 mg
0,5
- Sakarin 0,5% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 5 𝑚𝑔

Total Asam Basa = 980 mg - (500mg + 155 mg)


= 980 mg – 665 mg
= 315 mg
315 mg
Asam Basa (%) = × 100% mg = 31,5%
1000

Perhitungan Komponen Asam Basa

BM Asam Sitrat = 210, 138 g/mol

BM Asam tartrat = 150, 09 g/mol

BM Natrium Bikarbonat = 84, 01 g/mol

Bobot/tablet = 1000 mg = 1 gram

Total sumber asam basa = 315 mg = 0,315 gram

Rasio Asam Basa

Rasio Asam Sitrat : Asam Tartrat = 1 : 2

- Asam Sitrat
3NaHCO3 + C6H8O7→ 4H2O + 3CO2 + Na3C4H5O3

1 𝑋
=
210,09 3 × 84

X = 1,199 = 1,2

- Asam Tartrat
2NaHCO3 + C4H6O6→ 2H2O + 2CO2 + Na2C4H4O6

2 𝑋
= 2 × 84
150,09

X = 2,24

X = Na. Bikarbonat → 2,24 + 1,2 = 3,44 gram


Komponen Asam Basa = 1 : 2 : 3,44

1
Asam Sitrat = 6,44 × 31,5% = 4,9%

4,9
= × 1000 mg = 49 mg
100

2
Asam Tartrat = 6,44 × 31,5% = 9,8%

9,8
= 100 × 1000 mg = 98 mg

3,44
Na. Bikarbonat = 6,44 × 31,5% = 16,82%

16,82
= × 1000 mg = 168,2 gram
100

b. Fase Luar (2%)


2
Total fase luar = 100 × 1000 mg = 20 mg
2
- PEG 6000 2% = 100 × 1000 mg = 20 mg

c. Slug
1
Slug = FD + 2 × 𝐹𝐿
1
= 98% + 2 (2%)
1
= 980 mg + 2 (20 mg)

= 980 mg + 10 mg
= 990 mg

Bobot Tablet 1000 mg


➢ Per pcs

- Vitamin C = 500 mg

0,5
- Sakarin 0,5% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 5 mg

5
- PVP 5% = × 1000 𝑚𝑔 = 50 mg
100
10
- Laktosa 10% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 100 mg

2
- PEG 6000 2% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 20 mg

4,9
- Asam Sitrat 4,9% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 49 mg

9,8
- Asam Tartrat 9,8% = 100 × 1000 𝑚𝑔 = 98 mg

16,82
- Na. Bikarboat 16,82% = × 1000 𝑚𝑔 = 168,2 mg
100

➢ Per batch

- Vitamin C = 500 mg × 10 = 5000 mg = 5 gram

- Asam Sitrat = 49 mg × 10 = 490 mg = 0,49 gram

- Asam Tartrat = 98 mg × 10 = 980 mg = 0,98 gram

- Natrium Bikarbonat = 168,2 mg × 10 = 1682 mg = 1,682 gram

- Sakarin = 5 mg × 10 = 50 mg = 0,05 gram

- PVP = 50 mg × 10 = 500 mg = 0,5 gram

- PEG 6000 = 20 mg × 10 = 200 mg = 0,2 gram

- Laktosa = 100 mg × 10 = 1000 mg = 1 gram


VI. SKEMA KERJA DAN PERALATAN
a. Skema kerja pembuatan slugging atau tablet besar

Alat dan Bahan

- Ditimbang bahan
Campuran awal

- Dimasukkan ke dalam lumpang.

Vitamin C, PVP, Asam Sitrat, Asam


Tartrat, 1/2 PEG 6000

- Digerus hingga homogen

Tahap pengempaan pertama

- Dilakukan dengan mesin


Slug

b. Skema pembuatan tablet Vitamin C

Disiapkan alat dan bahan

Bahan 1 Bahan 2

Dimasukkan slug kedalam ½ PEG 6000, Natrium Bikarbonat,


lumpang kemudian digerus Laktosa, Sakarin
dan diayak menjadi granul

Dilakukan
Dicampur
Diayak dengan ayakan no. mesh 20

Dikempa hingga
menghasilkan tablet
effervecent
c. Peralatan
- Alat
1. Lumpang
2. Alu
3. Ayakan
4. Gelas kimia
5. Botol
6. Hot plate
7. Sendok tanduk
8. Batang pengaduk
9. Sudip
10. Lap kasar
11. Neraca analitik
12. Cawan porselin
13. Alat pencetak tablet

- Bahan
1. Vitamin C
2. Asam Sitrat
3. Asam Tartrat
4. Natrium Bikarbonat
5. Sakarin
6. PVP
7. Laktosa
8. Magnesium Stearat
9. Tisu
10. Handscoon
11. Masker

VII. RANCANGAN DASAR PROSES MANUFAKTUR


VII.1 Persiapan Kemasan Primer
1. Disiapkan kemasan yang telah didesain untuk digunakan
2. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses
VII.2 Pencampuran
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan menggunakan neraca analitik
3. Digerus semua bahan fase dalam menggunakan lumping dan
alu
4. Dicampurkan hingga dibentuk bongkahan-bongkahannya
VII.3 Slugging
1. Disiapkan alat mesin tablet/kempa
2. Dilakukan pengempaan pertama
VII.4 Pengayakkan
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditambahkan sisa PEG 6000
3. Diaduk hingga homogen
4. Dimasukkan campuran kedalam mesin kempa telah diatur
kekuatan pengempaan
5. Dilakukan pengempaan granul
6. Dimasukkan tablet yang telah dikempa dalam kemasan primer
yang telah dibuat
VII.5 Labelling
1. Ditutup kemasan primer yang telah diisi tablet vitamin c
2. Ditempel label yang telah didesain pada kemasan primer
VII.6 Kemasan Sekunder
1. Dimasukkan tablet pada tabung
2. Dimasukkan leaflet ke dalam box yang telah didesain

VIII. KEMASAN
a. Kemasan Primer
b. Kemasan Sekunder

c. Leaflet
DAFTAR PUSTAKA

Alamgir, A. N. M. (2018). Theraupetic Use of Medicinal Plants and Their


Extract: Volume 2. Bangladesh; Springer International Publishing.
Ancudumitrascu, P, et al. (2020). The impact of The Lubrication Step With
Magnesium Stearate on The Quality Target Product Profile of a Modified
Release Oral Dosage Form Containing BCS Class II Active
Pharmaceutical Ingredient. FARMACIA.
Aslı Uçar and Serkan Yilmaz(2015)SACCHARIN GENOTOXICITY AND
CARCINOGENICITY: A REVIEW.Department of Nutrition and
Dietetics,
Balachandran, I. K., et al. (2022). Mucilage of Coccinia grandis As An Efficient
Natural Polymer-Based Pharmaceutical Excipient. MDPI Journals. Vol
14. Issue 1.
Bing-Mae Chen, Tian-Lu Cheng, and Steve R. Roffler(2021).Polyethylene Glycol
Immunogenicity: Theoretical, Clinical, and Practical Aspects of Anti-
Polyethylene Glycol Antibodies.
Bottger. F et al.(2021). High-dose intravenous vitamin C, a promising multi-
targeting agent in the treatment of cancer. Journal of Experimental &
Clinical Cancer Research; 40 (1), 1-44, 2021
Chen, et al. (2019). Direct Compression Tablet Containing 99% Active
IngredientdA Tale of Spherical Crystallization. Journal of Pharmaceutical
Sciences
Chen M. Aburub. A ,Calvin S. C (2019). Direct Compression Tablet Containing
99% Active Ingredient—A Tale of Spherical Crystallization. Journal of
Pharmaceutical Sciences; Vol 108(4) Pages 1396-1400.
Devi. L. V et al (2022). Effervescent Tablets: Everything You Need To Know.
Asian Journal of Dental and Health Sciences; Vol 2(4). 1-8.
Diyya., et al. (2018). Formulation and Evaluation of Metronidazole Effervescent
Granules. Int J Pharm Sci Res; Vol (9), No (6).
Florenly, el al., 2023. Formulation and physical stability analysis of red beetroots
(Beta vulgaris L.) effervescent granules. PADJADJARAN JOURNAL OF
DENTISTRY; Vol (25), No (2).
Fu. J et al.(2023). A photocatalytic carbon monoxide-generating effervescent
microneedle patch for improved transdermal chemotherapy. Journal of
Materials Chemistry B; Vol.11. 5406-54.
Funaro et al. (2021). Formulation development of vitamin C-based effervescent
blend suitable for direct compression. Europe an Pharmaceutical Review.
Gao. D et al.(2021). The efficiency and safety of high-dose vitamin C in patients
with COVID-19:Studi kohort retrospektif. National library of medicine; ;
13(5): 7020–7034
Gauniya. A et al.(2010). Comparative bioavailability studies of citric acid and
malonic acid based aspirin effervescent tablets. J Pharm Bioallied
Sci; 2(2). 118-120.
Giyatmi and Lingga. (2019).The effect of citric acid and sodium bicarbonate
concentration on the quality of effervescent of red ginger extract. The 1st
International Conference on Agriculture and Rural Development Journal
383.
Hammarlund. M. & Paalzow. B. O. (1984). Pharmacokinetics of furosemide in
man after intravenous and oral administration. Application of moment
analysis. European journal of clinical pharmacology; 26, 197- 207.
Harningsih, N ., et al. (2014). OPTIMIZATION OF SODIUM BICARBONATE
AND CITRIC ACID AS EFFERVESCENT COMPONENT ON
FLOATING NIFEDIPINE TABLETS. Pharmaceutics Magazine, Vol.
10 No. 1 of 2014.
Herlina,. et al. (2020). Characterization of Physical and Chemical Properties of
Effervescent Tablets Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) in The Various
Proportion of Sodium Bicarbonate and Tartaric Acid. In E3S Web of
Conferences EDP Sciences; Vol (142).
Hoang. B. X., Shaw. G., Fang. W., Han. B. (2020). Possible application of high-
dose vitamin C in the prevention and therapy of coronavirus infection.
Journal of Global Antimicrobial Resistance; vol 21 pag 256-262
Hutchinson. J et al.(2010). High-dose vitamin C supplement use is associated with
self- reported histories of breast cancer and other illnesses in the UK
Women's Cohort Study. Journals Public Health Nutrition; Vol 14(5)
Ipci, K., Öktemer, T., Birdane, L., Altıntoprak, N., Bayar Muluk, N., Passali, D.,
Lopatin, A., Bellussi, L., Mladina, R., Pawankar, R., & Cingi, C. (2016).
Effervescent tablets: a safe and practical delivery system for drug
administration. ENT Updates, 46–50.
Jassim, Z. E., et al. (2018). Study The Effect of Wet Granulation and Fusion
Methods on Preparation, Characterization, and Release of Lornoxicam
Sachet Effervescent Granules. Drug Invent Today; Vol (10), No (9).
J. P. WIDNEY, A. M., M. D. WALTER LINDLEY, M. D.. JOSEPH KURTZ, M.
D. F. L. HAYNES, M. D.(1888). THES OUTHERN CALIFORNIA
PRACTITIONER.STOLL & THAYER, PUBLISHERS.
Kanher, et.al. 2017. Lubricants in Pharmacheutical Solid Dosage Forms with
Special Emphasis on Magnesium Stearate. World Journal of
Pharmaceutical Research; Volume 6, Issue 9, 131-146.
Koo, O. M. Y. (2017). Pharmaceutical Excipients; Properties, Functonality, and
Applications in Research and Industry. Kanada; John Wilet & Sons, Inc.
Kurakula, M. (2020). Pharmaceutical Asssesment of Polyvinylpyrrolidone (PVP):
As Excipient From Conventional to Controlled Delivery Systems With A
Spotlight On Covid-19 Inhibition. Journal Of Drug Delivery Sciences and
Tecnology. Vol. 60.
Layas, N. A., et al. (2021). Extraction and Evaluation Of Lepidium sativum and
Flax Seed Mucilage As a Pharmaceutical Granulation Binder. British
Journal of Pharmacy. Vol 6. Issue 1.
Laureny, O., et al. (2023). Formulation and Evaluation of Effervescent Granules
Ethanol Extract of Andaliman Fruit (Zanthoxylum acanthopodium DC)
with Combination of Citric Acid-Tartaric Acid and Sodium Bicarbonate.
Journal of Eureka Herba Indonesia; Vol (4), No (4).
Magdalena. P. A. et al. (2014). Electrochemical methods for ascorbic acid
determination.Electrochimica Acta; Vol 121 pag 443-360 Magdalena. P.
A. et al (2014). Electrochemical methods for ascorbic acid
determination.Electrochimica Acta; Vol 121 pag 443-360
Mahato, R. I & Narang, A. S. (2017). Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
Delivery. Inggris; CRC Press.
Mao. X & Yao. G. (1992). Effect of vitamin C supplementations on iron
deficiency anemia in Chinese children. Biomedical and Environmental
Sciences; 5(2):125-129.
MIRA AKAR and GORDANA POPOVI. (2006). Determination of saccharin in
pharmaceuticals by high performance thin layer chromatography.Faculty
of Pharmacy, University of Belgrade, P. O. Box 146, Vojvode Stepe 450,
11000 Belgrade, Serbia.
Naima. Z et al (2001). Interactions between carbamazepine and polyethylene
glycol (PEG) 6000: characterisations of the physical, solid dispersed and
eutectic mixtures. European Journal of Pharmaceutical Sciences;
Vol 12(4).395-404
Niazi, S. K. (2020). Handbook of pharmaceutical Manufacturing Formulations:
Third Edition. Inggris; CRC Press.
Noreen. S, et al.(2021). Foliar fertigation of ascorbic acid and zinc improves
growth, antioxidant enzyme activity and harvest index in barley (Hordeum
vulgare L.) grown under salt stress. Plant Physiology and Biochemistry;
Vol 158. Pages 244-254
Nurjanah. A & Nurlelah. N. (2023). Formulation and Physical Evaluation of CTM
Tablets by Direct Compression Method: A Systematic Literature Review.
Pharmacy Saty Program, Faculty of Pharmacy; Vol 4(4) 305-309.
P.K. Dubey and M. Venkatanarayana(2010).RESEARCH LETTER PEG-600: a
facile and eco-friendly reaction medium for the synthesis of N-alkyl
derivatives of indole-3-carboxyaldehyde.Department of Chemistry.
JNTUH College of Engineering. Kakatpally, Hyderabad 500 085. Andhra
Pradesh India.
Paul. S. et al (2023). Enabling direct compression tablet formulation of celecoxib
by simultaneously eliminating punch sticking, improving
manufacturability, and enhancing dissolution through co-processing with a
mesoporous carrier. International journal of pharmaceutics 641, 123041.
Preethi. M et al (2022). Potato starch derived N-doped carbon quantum dots as a
fluorescent sensing tool for ascorbic Acid. Journal of Photochemistry and
Photobiology A: Chemistry. Vol 431
Ren. G, et al. (2019). Cinnamyl O-amine functionalized chitosan as a new
excipient in directcompressed tablets with improved drug delivery.
International Journal of Biological Macromolecules
Rowe, et al. (2009). Hanbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.
London; Pharmaceutical press.
S.A. Soule , K.V. Cashman (2004).The mechanical properties of solidi¢ed
polyethylene glycol 600, an an.Department of Geological Sciences,
University of Oregon, 1272 University of Oregon, alog for lava crust.
Safardoust. H. H. et al..(2019). S,N co-doped graphene quantum dots-induced
ascorbic acid fluorescent sensor: Design, characterization and
performance. Food Chemistry; Volume 295 Pages 530-536
Siriwachirachai, C. & Pongjanyakul,T (2023). Gelatinized Tapioca Starch-
Magnesium Aluminum Silicate Nanocomposites:Particle Agglomeration
For Directly Compossed Tablets. Journal Of Drug Delivery Sciences and
Tecnology. Volume. 87.
Smith, G. (2003). Daily Processing: Improving Quality. Inggris; Woodhead
Publishing Limited.
Smirnoff. N (2000). Ascorbic Acid: Metabolism and Functions of a Multi-facetted
Molecule. Current Opinion in Plant Biology; Vol 3(3) Pages 167-262.
Srinath. R. K et al.(2011). FORMULATION AND EVALUATION OF
EFFERVESCENT TABLETS OF PARACETAMOL. INTERNATIONAL
JOURNAL OF PHARMACEUTICAL RESEARCH AND
DEVELOPMENT (IJPRD); ; Vol 3(3). (76-104).
Tekade, R. K. (2018). Dosage Form Design Considerations. India; Elsevier Inc.
Volker Buhler. (2001). Vademecum for Vitamin Formulations.Deutsche
Bibliothek Cataloguing in Publication Data
Yanti. H. F et al.(2022). Physicochemical characteristic of effervesence tablet
from red ginger (Zingiber officinale Rosc) and cinnamon (Cinnamomum
zeylanicum). International Conference on Sustainability Agriculture and
Biosystem; Vol 10.
W. SIMON, PH.D., M.D, (1893). MANUAL CHEMISTRY.A GUIDE TO
LECTURES AND LABORATORY WORK FOR BEGINNERS IN
CHEMISTRY. A TEXT-BOOK SPECIALLY ADAPTED FOR
STUDENTS OF MEDICINE AND PHARMACY.

Anda mungkin juga menyukai