Makalah Metode Penelitian Hukum Islam
Makalah Metode Penelitian Hukum Islam
Makalah Metode Penelitian Hukum Islam
Oleh :
Mustamin
Nim. 02210721020
Dosen Pemandu :
Pof. Dr. H.Abidin,S.Ag., M.Ag.
Dr.H.Muhtadin Dg.Mustafa, M.Ag
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
PROGRAM STUDI AKHWAL SYAKHSHIYAH
2022
DAFTARISI……………………………………………….……...........................ii
KATA PENGANTAR……….………………………………………….........…..iii
BAB. I PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah……………………………………………………..1
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………....2
A. Bagaimana Langkah-langkah menyusun Metode Penelitian ? …
B. Bagaimana Tehnik Penulisan Metode Penelitian Studi kebijakan
Hukum Islam ( Mahar ) ?…………………………………………………
C.Tujuan Penulisan………………………………………………
BAB.II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode penelitian
B. Langkah-langkah menyusun Metode Penelitian ……………………………
C. Tehnik Penulisan Metode Penelitian Studi kebijakan Hukum Islam
( Mahar ) ………………………………………………………………..
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tehnik Penulisan
Metode Penelitian Studi Kebijakan Hukum Keluarga Islam (Mahar )”
Shalawat dan salam kita kirimkan ke pada Junjungan Nabi besar Muhammad Saw,
beserta para sahabatnya sekalian.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Magister Hukum Keluarga Islam pada
Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.
Selanjutnya Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Pof. Dr. H.
Abidin, S.Ag,.M.Ag. dan Dr.H.Muhtadin Dg.Mustafa, M.Ag. selaku Dosen Mata
Kuliah “Metode Penelitian Hukum Islam”.
Ucapan terima kasih pula disampaikan kep ada semua pihak yang telah
membagisebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan kerendahan hati, Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari kita semua akan
penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amin…
Penulis
Mustamin
Nim.02210721020
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Metode ialah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau
suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan
berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas,
metode ialah suatu sistem berbuat. Karena berupa sistem maka metode merupakan
seperangkat unsur-unsur yang membentuksuatu kesatuan.
Tujuan umum dari sebuah metode ilmiah adalah menjelaskan, memprediksi,
dan mengontrol fenomena-fenomena dalam kehidupan sosial . Oleh
karena itu,diperlukan sebuah metode dan prosedur yang sistimatis untuk dapat
memecahkan setiap persoalan yang dihadapi. Informasi-informasi
yang ada di dalam dan di luar organisasi menjadi sangat penting keberadaannya
guna dijadikan bahan kajian dan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Metode penelitian merupakan salah satu prosedur yang tepat
digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan dalam bidang
tertentu. Dalam perkembangannya, kesadaran akan pentingnya memahami metodolo
gi penelitian (research methods), menjadikan bidang ilmu ini semakin banyak
diminati.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Langkah-langkah menyusun Metode Penelitian ?
2. Bagaimana Tehnik Penulisan Metode Penelitian Studi kebijakan
Hukum Islam ( Mahar )
C.Tujuan Penulisan
1.Mengerti dan memahami Langkah-langkah menyusun Metode Penelitian
2.Mengerti dan memahami Tehnik Penulisan Metode Penelitian
1-
BAB II
PEMBAHASAN
dengan landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan.Berbeda dengan jenis penelitian kuantitatif,
pada jenis penelitian ini, peneliti ikut serta
dalam peristiwa atau kondisi yang diteliti. Untuk itu, hasil dari riset kualitatif memer
lukan kedalaman analisis dari peneliti. Secara umum, penelitian kualitatif memper
oleh data utama dari wawancara dan observasi.
Adapun jenis-jenis penelitian kualitatif adalah:
a. Fenomenologi
Melalui penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi
partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman
hidupnya.
b. Penelitian grounded theory
Peneliti bisa menggeneralisasi apa yang diamati atau dianalisis secara induktif,
teori abstrak tentang proses, tindakan, atau interaksi berdasarkan pandangan
partisipan yang diteliti.
c. Penelitian etnografi
Merupakan jenis penelitian kualitatif di mana peneliti melakukan
studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan
wawancara.
d. Penelitian studi kasus
Pemahaman yang mendalam mengenai alasan suatu fenomena atau kasus terja
di dandapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Jenis penelitian ini juga
dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
2.A.Muri Yusuf, Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif dan Penulisan
Gabungan,(Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014), h. 359.
6-
Sistematis atau unsur-unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus tersusun
dalam urutan yang logis.
Konsisten atau terdapat kesesuaian di antara unsur-unsur tersebut.
Operasional atau dapat menjelaskan cara penelitian itu dilakukan.
3.
Dr. J. R. Raco, Metode Penulisan Kualitatif, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010), h. 89-90.
7-
Memberikan gambaran yang jeIas mengenai apa yang harus dilakukan, sekaIigus
gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi dalam melakukan
peneIitian.
Eksploratoris, yang berarti penelitian berusaha untuk menjejaki sesuatu yang belum
dikenaI atau hanya sedikit dikenal, andaikan masalah-masalah itu belum pernah
diselidiki secara mendalam.
Deskriptif, yang dimaksud bahwa penelitian dilakukan guna mengadakan deskripsi
untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial.
Eksperimental, yang dimaksud bahwa penelitian dilakukan guna mengadakan
percobaan atau eksperimen untuk menguji hipotesis.
Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi Masalah
2. Merumuskan dan Membatasi Masalah
3. Melakukan Studi Kepustakaan
4. Merumuskan Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian
5. Menentukan Desain dan Metode Penelitian
6. Menyusun Instrumen dan Mengumpulkan Data
7. Menganalisis Data dan Menyajikan Hasil
8. Menginterpretasikan Temuan, Membuat Kesimpulan
B. Tehnik Penulisan
4. Hasil penelitian
5. Pembahasan
6. Penutup
7. Kesimpulan (boleh ditambah pendapat atau saran)
8. Daftar Pustaka
B. Fungsi tiap bagian
a. Pendahuluan
Menguraikan latar belakang pemilihan persoalan; maksud, tujuan dan ruang lingkup
penelitian; keterbatasan ungkapan (limitations); batasan pengertian (takrif, asumsi);
teori dan hipotesis.
b. Tinjauan pustaka
Membentangkan intisari pengalaman paut, penelitian terdahulu, dan nilai informasi yang
ditemukan dalam bahan pustaka dibandingkan dengan hasil penelitian yang
dilaporkan.
c. Sifat obyek penelitian
Menjelaskan kekhususan berkenaan dengan persoalan yang dipilih dan dengan maksud
dan tujuan penelitian; mengunjukkan faktor-faktor yang berkaitan dengan hakekat
obyek penelitian yang mungkin berpengaruh atas hasil penelitian.
d. Metodologi penelitian
Bab ini dapat dipecah menjadi beberapa pasal, tergantung pada keragaman metodologi
yang digunakan.
e. Hasil penelitian
Memuat data mentah dan yang sudah diolah. Kalau data mentah terlalu banyak, dapat
dipindahkan menjadi lampiran. Hasil olahan data dapat berupa tabel, diagram,
kurva dan/atau persamaan atau fungsi matematik. Kalau dipikir perlu, dapat
dilengkapi dengan foto-foto.
5.Dr. J. R. Raco, Metode Penulisan Kualitatif, (Jakarta: PT. Gramedia
(Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014), h. 359.
10-
f. Pembahasan
Memuat penafsiran makna hasil penelitian berkenaan dengan menjawab hipotesis dan
implikasinya atas teori atau kaedah yang berlaku sekarang. Selain itu juga
dikemukakan, kalau ada, segi-segi persoalan yang belum dapat diselesaikan secara
tuntas, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut. Kadang-kadang pembahasan
disatukan dengan hasil penelitian, dengan maksud merangkaikannya sekaligus dengan
pengolahan data. Akan tetapi kalau difikir bab hasil penelitian akan menjadi terlalu
panjang, pembahasan dijadikan bab tersendiri.
g. Kesimpulan
Mengutarakan gagasan khusus berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan,
memastikan atau meragukan teori atau kaedah yang berlaku sekarang, implementasinya
dalam pemecahan persoalan sejenis, manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian, baik
yang langsung maupun yang tidak langsung, dan arah pangembangan penelitian yang
diperlukan.
C. Judul
Judul harus memenuhi persyaratan:
a. Ringkas. Ada yang mempersyaratkan maksimum 16 kata.
b. Dapat memberikan gambaran jelas tentang pokok persoalan, ruang lingkup
kajiandan sudut pandangan yang diambil.
c. Mengunjukkan asas penghampiran (biologi, fisik, sosial, ekonomi, atau yang lain).
diserahkan oleh pihak keluarga calon mempelai laki-laki kepada pihak keluarga
calon mempelai perempuan untuk membiayai prosesi pesta pernikahan. Mahar dan
Uang panaik memang hampir mirip, yaitu sama-sama merupakan kewajiban. Namun
kedua hal ini sebenarnya berbeda. Mahar merupakan kewajiban dalam Islam,
sedangkan Uang panaik merupakan kewajiban dalam tradisi adat masyarakat Bugis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi dan batasan masalah yang telah dipaparkan
penulis, maka dapat dirumusksn masalah sebagai berikut:
C. PEMBAHASAN
A. Mahar
1. Pengertian Mahar
Mahar secara etimogi artinya maskawin, secara terminologi, mahar ialah
pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri sebagai ketulusan hati calon
suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi seseorang istri kepada calon
suaminya atau suatu pemberian yang diwajibkan bagi calon suami kepada calon
istrinya, baik dalam bentuk benda maupun jasa.
Mahar dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan maskawin. Maskawin atau
mahar adalah pemberian seorang suami kepada isterinya sebelum, sesudah, atau
13-
pada waktu berlangsungya akad nikah sebagai pemberian wajib.18 Mahar dalam
bahasa arab juga disebut ااصداقshadaq
Mas kawin adalah harta yang wajib dibayar suami terhadap istrinya karena
akad atau bercampur secara benar. Mas kawin memiliki nama yang banyak, yaitu
shadaq, mahr, nihlah, faridhah, hiba, ajr, dan aqd alaiq. mahar secara sosial,
ekonomi dan ideologis, difungsikan untuk beragam tujuan, Abu Zahrah menjelaskan
bahwa selain menjadi tanda etis-moral keseriusan dan ketulusan ikatan pernikahan,
mahar berfungsi sebagai bantuan material suami kepada isterinya guna persiapan
berumah tangga.Di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam) pada Bab Mahar telah
dijelaskan apa itu mahar. Pasal 30 dikatakan bahwa “Calon mempelai pria wajib
membayar
mahar kepada calon mempelai wanita yang jumlah,bentuk dan jenisnya disepakati
7.H. Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Jakarta: Prenada Media, 2003, Cet.Pertama), h.
84.
8.Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2017, Cet. Kedua), h.7.
664.
9
Noryamin Aini, “Tradisi Mahar di Ranah Lokalitas Umat Islam: Mahar dan Struktur Sosial di
Masyarakat Muslim Indonesia,” AHKAM: Jurnal Ilmu Syariah 17, No.1 (29 Juli 2014), h. 16.
10.
Direktori Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam Departemen Agama R.I, Kompilasi
Hukum Di Indonesia, Jakarta: 2001, h. 5
14-
oleh kedua belah pihak”. Pada pasal 31 “Penentuan mahar berdasarkan atas
kesederhanaan dan kemudahan yangdianjurkan oleh ajaran Islam”. Pasal 34 terdapat
dua ayat: (1) Kewajiban menyerahkan mahar bukan merupakan rukun dalam
perkawinan; (2) Kelalaian menyebut jenis dan jumlah mahar pada waktu akad nikah,
tidak menyebabkan batalnya perkawinan. Begitu pula halnya dalam keadaan mahar
masih terhutang, tidak mengurangi sahnya perkawinan. Pada pasal 37 juga
disebutkan bahwa “Apabila terjadi selisih pendapat mengenai jenis dan nilai
mahar yang ditetapkan, penyelesaian diajukan ke
Pengadilan Agama.
Adapun dasar hukum kewajiban mengenai mahar terdapat pada QS. An-
Nisa‟ (4): 4;
ْۤ ْۤ َ س ْۤا َء
َ صد ُٰقتِّ ِّه َّن ِّن ْحلَةً ۗ فَا ِّْن ِّطبْنَ لَ ُك ْم َ ِّ´ َو ٰاتُوا الن
ًٔسا فَ ُكلُ ْوهُ َه ِّن ْيـًٔا َّم ِّر ْيـ
ً ش ْيءٍ ِّم ْنهُ نَ ْف
َ ع ْن
Artinya: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada
kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah
(ambillah)pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya”
Imam Syafi‟i mengatakan bahwa mahar adalah sesuatu yang wajib diberikan
oleh seorang laki-laki kepada perempuan untuk dapat menguasai seluruh anggota
11. H. Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Jakarta: Prenada Media, 2003, Cet.
Pertama), h. 92-93.
15-
badannya. Jika istri telah menerima maharnya, tanpa paksaan dan tipu muslihat, lalu
ia memberikan sebagian maharnya maka boleh diterima dan tidak disalahkan. Akan
tetapi, bila istri dalam memberikan maharnya karena malu, atau takut, maka tidak
halal menerimahnya. Allah SWT berfirman dalam QS.an-Nisa‟(4): 20
“Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah
memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah
kamu mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kamu akan mengambilnya
kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang
nyata?
12. Hajra Yansa, yayuk Basuki, dkk. Uang Panai‟ dan Stasus Sosial Perempuan dalam Perspektif
Budaya Siri‟ pada Perkawinan Suku Bugis Makassar Sulawesi Selatan, Volume 3
Nomor 2 (2016) h.
16-
yang mengikat untuk berlangsung atau tidaknya perkawinan, dimana Uang panaik ini
menjadi kewajiban calon mempelai perempuan dan orang tuanya untuk membiayai
segala hal-hal yang berkaitan dengan pesta perkawinan.
Apabila kisaran Uang panaik biasa mencapai ratusan juta rupiah karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, justru sebaliknya mahar yang tidak terlalu
13.Rheny Eka Lestari, Mitos dalam Upacara Uang panaik Masyarakat Bugis Makassar.
Skripsi (Jember: Universitas Jember, 2016), h. 4.
14.Moh Ikbal, Tinjauan Hukum Islam Tentang Uang panaik Dalam
Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar Kelurahan Untia Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar. Skripsi (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya,
2012), h. 20.
BAB III
PENUTUP
A..Kesimpulan
- Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa
kegiatan penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan
empiris. Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal, sehingga da
pat dijangkau dengan oleh penalaran manusia.
Empiris, berarti cara atau langkah yang dilakukan dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara atau langkah yang digunakan.Seistematis, berarti proses yang digunakan dalam
penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.Data penelitian
yang dihasilkan haruslah memiliki kriteria tertentu, yaitu valid, reliable,obyektif
- Format penulisan secara umum adalah sebagai berikut:
Tulisan dibagi menjadi berbagai bagian (bab, pasal, ayat, paragraf atau alinea). Tiap
bagian merupakan suatu kesatuan terbuka, artinya berkaitan dengan bagian sebelumnya
sebagai penerus dan berkaitan dengan bagian berikutnya sebagai pendahulu. Pada
umumnya pembabakan terdiri atas :
a. Pendahuluan (Pengantar)
b. Tubuh tulisan yang terbagi menjadi
1. Tinjauan pustaka
2. Sifat obyek penelitian (Bahan penelitian atau Keadaan wilayah penelitian)
3. Metodologi (Metode) penelitian
4. Hasil penelitian
5. Pembahasan
6. Penutup
7. Kesimpulan (boleh ditambah pendapat atau saran)
17-
18-
A. Saran
Ikbal, Moh “Uang panaik dalam Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar”,
The Indonesian Journal Of Islamic Family Law”, 06, Juni 2016.
Ikbal, Moh. Tinjauan Hukum Islam Tentang Uang panaik Dalam Perkawinan
Adat Suku Bugis Makassar Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar. Skripsi (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012).