4 B - Kelompok 2 - Struktur Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRUKTUR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Sistem Hukum Indonesia dan
Perundang-Undangan Sosial
Dosen Pengampu: Muhammad Kholis Hamdy S.Sos.I., MInt.Dev

Disusun Oleh:

Sherly Aliya Nisa 11220541000059


Aisyah Alfiana Dewi 11220541000090
Muhammad Hafizhan 11220541000102
Egi Abdul Aziz 11220541000149
Kesejahteraan Sosial 4 B

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang Struktur Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar
kami dapat menjadi lebih baik lagi dan juga meningkatkan kualitas makalah kedepannya.

Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Sistem
Hukum Indonesia dan Perundang-Undangan Sosial. Kami berharap semoga makalah yang
kami susun ini dapat memberikan manfaat serta menambah ilmu mengenai Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia untuk para pembaca.

Jakarta, 19 Maret 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Peraturan Perundang-Undangan............................................................. 2
2.2 Konsep Hierarki dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan ……………3
2.3 Asas dalam Proses Pembentukan Undang-Undang ................................................... 4
2.4 Prinsip-Prinsip dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.......................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 6
3.2 Saran............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam konstitusi Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum,
yang mempunyai tujuan untuk menciptakan tata tertib hukum dan kepastian hukum bagi
jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia. Dalam negara hukum, tugas
pemerintah sangat luas, yakni mengutamakan kepentingan seluruh rakyatnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Peraturan Perundang-undangan disusun sebagai produk hukum, bukan merupakan produk


politik semestinya ditempatkan sebagai norma yang digali dan bersumber pada kemajemukan
bangsa Indonesia, kaya akan budaya, nilai, dan pluralisme hukum. Bingkai Indonesia sebagai
negara hukum menjadikan adanya partisipasi masyarakat dalam mengawal proses pembuatan
peraturan perundang-undangan setiap sidangnya sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan
pembuatan hukum, sehingga mencapai suatu konsensus bersama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan singkat diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yang
berkaitan dengan peraturan perundang-undangan, yaitu:

1. Apa yang dimaksud degan peraturan perundang-undangan?


2. Bagaimana konsep hierarki peraturan perundang-undangan?
3. Apa saja asas dalam proses pembentukan undang-undang?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam hierarki peraturan perundang-undangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud degan peraturan perundang-undangan
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep hierarki peraturan perundang-undangan
3. Untuk mengetahui apa saja asas dalam proses pembentukan undang-undang
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam hierarki peraturan perundang-
undangan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peraturan Perundang-Undangan


Bingkai Indonesia sebagai negara hukum mensyaratkan adanya partisipasi masyarakat
dalam mengawal proses pembuatan peraturan perundang-undangan setiap sidangnya di ranah
legislatif sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan pembuatan hukum, sehingga mencapai
suatu konsensus bersama, bukan keputusan politik dan kepentingan penguasa, tanpa membuka
ruang-ruang publik yang merupakan tipologi hukum responsif.

Kegagalan legislasi dalam menciptakan produk hukum yang responsif dan partisipatif
akan mengakibatkan pula hilangnya makna filosofi dari cita hukum pancasila yang sebenarnya
sumbernya dari akar budaya Indonesia asli. Norma hukum yang dikristalkan menjadi peraturan
perundang-undangan pada akhirnya memiliki tujuan hukum yang membahagiakan rakyatnya,
sehingga mampu menghadirkan produk hukum yang mengandung nilai keadilan sosial (social
justice/substantial justice).

Indonesia sebagai negara hukum menjadikan peraturan perundang-undangan sebagai salah


satu sendi utama dalam sistem hukum nasionalnya. Peraturan perundang-undangan sebagai
komponen penting dalam kesatuan sistem hukum nasional harus dibangun dan dibentuk secara
terintegrasi untuk memberikan jaminan bahwa pembangunan sistem hukum nasional dapat
berjalan dengan teratur, ada kepastian hukum dan memberikan kemanfaatan bagi terpenuhinya
kebutuhan rasa keadilan dan kemakmuran masyarakat sesuai dengan amanat pembukaan UUD
1945.

Peraturan perundang-undangan dimaknai sebagai peraturan tertulis yang memuat norma


hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.

Menurut Prof. Bagir Manan, Peraturan perundang-undangan adalah setiap putusan tertulis
yang dibuat, ditetapkan, dan dikeluarkan oleh lembaga dan atau pejabat negara yang
mempunyai fungsi legislatif sesuai dengan tata cara yang berlaku. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
pengertian peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

2
Adapun unsur-unsurnya yaitu:

1. Peraturan Tertulis

Peraturan yang tertulis tidak sama dengan peraturan yang ditulis. Yurisprudensi
misalnya, adalah bukan peraturan tertulis, walaupun bentuk fisiknya ditulis. Peraturan
tertulis mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan adalah segala peraturan yang tercantum di dalam Pasal 7 ayat (1)
mengenai jenis dan hierarki perundang-undangan yakni Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesiua Tahun 1945, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
UndangUndang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Daerah.

2) Peraturan tersebut dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat negara yang berwenang.

3) Pembuatan peraturannya melalui prosedur tentu.

4) Apabila dicermati maka baik Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, maupun Peraturan Presiden tersebut ditempatkan di dalam lembaran negara,
dan Peraturan Daerah ditempatkan dalam lembaran daerah. Dengan demikian peraturan
tersebut ditempatkan di lembaran resmi.

2. Dibentuk Oleh Lembaga Negara Atau Pejabat Negara

Peraturan perundang-undang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat negara.


Peraturan perundang-undangan juga dapat memuat sanksi bagi pelanggarnya, dan sanksi
tersebut dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh alat negara. Dengan demikian, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan datangnya dari luar, yakni dipaksakan dengan
sanksi.

2.2 Konsep Hierarki dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan


Struktur Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No.12
Tahun 2011 Pasal 7:
1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
d. Peraturan Pemerintah.
e. Peraturan Presiden.
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Struktur Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No.12
Tahun 2011 Pasal 8:
1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri,
badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang
atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
2) Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

2.3 Asas dalam Proses Pembentukan Undang-Undang


Dalam teori perundang-undangan terdapat beberapa asas dalam proses pembentukan
sebuah undang-undang., yakni sebagai berikut.
1. Lex superiori derogat legi inferiori
Peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi. Asas ini berlaku pada dua peraturan yang hierarkinya tidak sederajat dan saling
bertentangan.
2. Lex specialis derogat legi generali
Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang lebih umum. Asas ini
berlaku pada dua peraturan yang hierarkinya sederajat dengan materi yang sama.
3. Lex posteriori derogat legi priori

4
Peraturan yang baru mengesampingkan peraturan lama. Asas ini berlaku saat ada dua
peraturan yang hierarkinya sederajat dengan tujuan mencegah ketidakpastian hukum.

2.4 Prinsip-Prinsip dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan


Tata urutan peraturan perundang-undangan mengandung beberapa prinsip, yaitu sebagai
berikut.
1. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kedudukannya dapat dijadikan
landasan atau dasar hukum bagi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah
atau berada dibawahnya.
2. Peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah harus bersumber atau memiliki
dasar hukum dari peraturan perundang-undangan tingkat lebih tinggi.
3. Isi atau muatan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh
menyimpang atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya.
4. Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diganti, atau diubah dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau paling tidak dengan yang
sederajat.
5. Peraturan perundang-undangan yang sejenis apabila mengatur materi yang sama,
peraturan yang terbaru harus diberlakukan walaupun tidak dengan secara tegas
dinyatakan bahwa peraturan yang lama itu dicabut. Selain itu, peraturan yang mengatur
materi yang lebih khusus harus diutamakan dari peraturan perundang-undangan yang
lebih umum.
Konsekuensi penting dari prinsip-prinsip di atas adalah harus diadakannya mekanisme
yang menjaga dan menjamin agar prinsip tersebut tidak disimpangkan atau dilanggar.
Mekanismenya yaitu ada sistem pengujian secara yudisial atas setiap peraturan perundang-
undangan, kebijakan, maupun tindakan pemerintah lainnya terhadap peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya atau tingkat tertinggi yaitu UUD. Tanpa
konsekuensi tersebut, tata urutan tidak akan berarti. Hal ini dapat menyebabkan peraturan
perundang-undangan yang tingkatnya lebih rendah dapat tetap berlaku walaupun
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan tingkat lebih tinggi.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem peraturan perundang-undangan
sebagai landasan utama dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Struktur
peraturan perundang-undangan di Indonesia ini sangatlah penting dalam menentukan tata cara
penyelenggaraan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat.

Pemahaman yang mendalam mengenai struktur peraturan perundang-undangan di


Indonesia menjadi suatu hal yang sangat relevan dan penting untuk dipelajari karena struktur
peraturan perundang-undangan mencerminkan aspek penting dalam keberlangsungan sistem
hukum di Indonesia yang berlandaskan negara hukum dan demokrasi. Dengan pemahaman
yang baik mengenai struktur peraturan perundang-undangan di Indonesia, diharapkan
masyarakat dapat lebih memahami proses pembuatan hukum dan menjaga kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku.

3.2 Saran
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, kami berharap semoga makalah
yang kami susun ini dapat memberikan manfaat serta menambah ilmu mengenai Struktur
Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia untuk para pembaca. Kami juga berharap,
semoga kita bisa menerapkan peraturan ada di Indonesia ini dengan baik dan benar
sebagaimana semestinya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bagir, Manan. Peranan Peraturan Perundang-Undangan dalam Pembinaan Hukum Nasional.


(Armico, Bandung, 1987), h. 13.

Hasim, Hasanuddin (2017). Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Negara Republik


Indonesia Sebagai Suatu Sistem. MALREV: Jurnal Ilmiah, 1 (2), 120-130.
Nugroho, Wahyu. Menyusun Undang-Undang yang Responsif dan Partisipatif berdasarkan
Cita Hukum Pancasila. Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 10 No. 3.

Pusdik.mkri.id. 6 Oktober 2021. Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan. Diakses 22


Maret 2024, dari
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_243_1.%20Konstitusi%20dan%20Konstitusional
isme.pdf

Rusmala, Erna Tri. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Yogyakarta: Laboratorium Hukum
Universitas Widya Mataram.
Sati, Nisrina Irbah. (2019). Ketetapan MPR dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
di Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 49 (4).

Anda mungkin juga menyukai