SyhintaBela Tugas DDK Ke7

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 7

DASAR-DASAR KOMUNIKASI
( PENGEMBANGAN SIKAP DAN PRILAKU )

Dosen pengampu:
PROF.DR. Mudjiran, M.S.,Kons.

Oleh

SYHINTA BELA
NIM. 22006111

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. PENGERTIAN SIKAP DAN PERILAKU
Sikap (Attitude) adalah evaluasiatau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 2013).
ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu.
Menurut Sarwono (2000), Sikap merupakan perasaan, keyakinan, dan
kecenderungan perilaku yang relatif menetap sikap dapat didefinisikan kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat
bersifat positif, dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan
dalam sikap membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari
yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015).

B. PERANAN SIKAP DAN PERILAKU BAGI MANUSIA


Sikap dan perilaku begitu pentingnya dalam kehidupan manusia sehingga dapat
menjadi lebih penting dari pada karakteristik fisik dan mental dalam suatu diri
seseorang. Sikap yang positif begitu kuatnya sehingga dapat memperkuat ciri-ciri
kepribadian, adapun keuntungan sikap positif antara lain:
1. Seseorang yang mempunyai sikap positif dapat mengubah kepribadian yang
membosankan menjadi kepribadian yang menarik.
2. Sikap positif dapat membuat orang cantik menjadi dua kali lebih cantik.
3. Sikap positif dapat menarik perhatian kepada ciri-ciri istimewa dalam suatu
kepribadian yang biasanya tidak menonjol.
4. Beberapa sikap positif tampaknya mencemerlangkan karakteristik-
karakteristik kepribadian yang lain dan dalam proses ini citra keseluruhan orang
yang bersangkutan menjadi lebih bersinar dan lebih menarik bagi orang lain.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN SIKAP
DAN PERILAKU
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi sikap. Azwar (2007) menyimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap dan prilaku adalah
sebagai berikut.
1. Pengalaman pribadi
Middlebrook (dalam Azwar, 2007) mengatakan bahwa tidak adanya
pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis,
cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan
lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi akan menghasilkan
pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama membekas.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3. Pengaruh Kebudayaan
Burrhus Frederic Skinner, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan
pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi
seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah penguat (reinforcement) yang kita alami (Hergenhan
dalam Azwar, 2007). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu
dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
individu terhadap berbagai masalah.
4. Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai
sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentun
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu system
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem
kepercayaan sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian
konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap
sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada
umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya
atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak.Dalam hal
seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga
agama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
6. Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten
dan bertahan lama.

Menurut Bimo Walgito (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003), pembentukan dan
perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam menanggapi
dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau
ditolak.
2. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
D. Teknik Pengubahan Sikap Komunikasi Antar Pribadi
Berikut beberapa hal yang dapat mengubah sikap komunikasi antar pribadi, yaitu:
1. Konsistensi kognitif
Semua orang berupaya mencari konsistensi di dalam pikiran mereka, baik dalam hal
keyakinan, nilai-nilai maupun persepsi. Jika tidak konsisten mereka akan berusaha
menjadikannya konsistesten.
2. Komunikasi persuasive
Ada beberapa syarat agar persuasi bisa merubah sikap. Baik penyampai persuasi
atau komunikator, isi pesan, maupun audiens (pihak yang dipersuasi) harus
sama-sama menunjang. Berikut beberapa fakta yang berhubungan dengan perubahan
sikap dan persuasi.
 Orang yang ahli lebih persuasif ketimbang yang tidak ahli.
Pesan yang tidak ditujukan untuk merubah sikap kadangkala lebih berhasil
merubah sikap dari pada pesan yang sengaja ditujukan untuk merubah sikap.
 Komunikator yang populer dan menarik lebih bisa merubah sikap daripada
yang tidak populer dan tidak menarik
 Orang yang memiliki percaya diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
 Orang yang memiliki harga diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
Persuasi dapat ditingkatkan dengan jalan memunculkan emosi yang kuat pada
suatu hal. Misalnya saja agar seseorang berhenti minum minuman keras maka dibuat
agar orang itu takut dengan minuman keras (memberikan informasi bahwa minuman
keras dapat membunuh dengan menunjukkan gambar-gambar dan contoh-contoh).
DAFTAR PUSTAKA

Azwar S. (2007) . Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka


Pelajar

Bimo, Walgito. (2003) . Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset

Oktaviana. (2015). Hubungan Antara Konsep Diri Dan Pergaulan Teman Sebaya
Dengan Perilaku Delinkuen Remaja.

Sarwono, S. (2000) . Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai