Artikel SIKAP Fillamenta

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

SIKAP

A. Pengertian Sikap

Banyak pendapat yang dikemukakan oleh ahli psikologi

tentang pengertian sikap. Dunia Psikologi akan sedikit

mengulas tentang apa sih yang dinamakan sikap? Seperti

yang dikatakan oleh ahli psikologi W.J Thomas (dalam

Ahmadi, 1999), yang memberikan batasan sikap sebagai

tingkatan kecenderungan yang bersifat positif maupun

negatif, yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek

psikologi di sini meliputi: simbol, kata-kata, slogan, orang,

lembaga, ide dan sebagainya. Menurut Sarnoff (dalam

Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan

untuk bereaksi (disposition to react) secara

positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably)

terhadap obyek–obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield

(dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai

organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia

individu.

Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan

definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau

kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri

dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah

respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap

adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan

untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa

diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek.

Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa,

pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. Meskipun ada

beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan

pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan

bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang

menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan

sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek

situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap


Copyright @Fillamenta,N, 2015
Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya

positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam

interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu

terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.

Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar

pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus

meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang

melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan

lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005)

menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan)

dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang

menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,

ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari

masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk

sikap dan perilaku yang lain.

3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya,

individu bersikap konformis atau searah dengan sikap

orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan

keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang

dianggap penting tersebut.

4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media

massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut,

apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem,

institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat

dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah

antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,

diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta

ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap

ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi

seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian

bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah

hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap

yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.

C. Komponen Sikap

Menurut Azwar (2005), komponen-komponen sikap adalah :

1. Kognitif

Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang

diterima yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu

keputusan untuk bertindak.

2. Afektif

Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap

suatu obyek, secara umum komponen ini disamakan

dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.

3. Konatif

Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan

dengan obyek sikap yang dihadapinya.

D. Tingkatan Sikap

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

Berbagai tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) tediri

dari :

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

sesuatu dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap

yang paling tinggi.

E. Bentuk Sikap

1. Sikap Positif

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

Sikap positif adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa

yang terutama memperhatikan hal-hal yang positif . Ini

adalah suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan

kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan

dari pada kesedihan, harapan dari pada keputusasaan. Bila

sesuatu terjadi sehingga membelokkan fokus mental

seseorang ke arah negatif, mereka yang positif mengetahui

bahwa guna memulihkan dirinya, penyesuaian harus

dilakukan, karena sikap hanya dapat dipertahankan dengan

kesadaran.

Cerminan sikap positif :

 Merupakan sesuatu yang indah dan membawa seseorang

untuk selalu dikenang, dihargai, dan dihormati.

 Mengatakan bahwa seseorang yang memiliki

kepercayaan diri, bahwa ia patut dikenal dan diketahui.

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

 Mengatakarurya tidak hanya melalui ekspresi wajah,

tetapi juga melalui bagaimana cara ia berbicara,

berjumpa orang lain, dan cara menghadapi masalah.

2. Sikap Negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan

seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan.

Cerminan sikap negatif :

 Lebih dari sekedar bermuka sedih.

 Merupakan sesuatu yang disampaikan oleh seseorang

kepada orang lain.

 Sesuatu yang menyatakan ketidakramahan, tidak

menyenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan diri.

Banyak hal-hal yang menarik dalam membicarakan sikap.

Sikap dapat positif atau negatif, tetapi tidak diantaranya. Ada

berbagai sikap positif maupun sikap negatif tetapi tidak

pernah ada apa yang disebut sikap positif-negatif. Anda

mungkin mengira bahwa Anda memiliki kemampuan untuk

bertingkah laku menyenangkan atau tidak menyenangkan

setiap waktu Anda inginkan. Secara teknis ini benar, tetapi


Copyright @Fillamenta,N, 2015
Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

Anda harus ingat, bahwa sikap-sikap adalah kebiasaan dan

sebagaimana kebiasaan-kebiasaan lainnya,lebih sering

kebiasaan tersebut dilakukan, kebiasaan tersebut akan lebih

melekat, bertambah sulit untuk tidak melakukan reaksi yang

sama pada kesempatan lain.

Macam-Macam Sikap: (1)Sikap Agresif : selalu berlebih-

lebihan, menyerang/ mengikuti emosi; (2) Sikap Submisif:

apatis; (3) Sikap Asertive: mampu menyampaikan pendapat,

perasaan, kepentingan secar langsung, jujur, obyektif, tidak

terpengaruh emosi.

Para ahli psikologi telah menggambarkan proses kebiasaan

sebagai berikut:

Andaikan pikiran Anda sebagai suatu gumpalan benda

menyerupai bola tanah liat yang padat. Bola tanah tersebut

berhubungan dengan akar-akar syaraf yang banyak sekali.

Setiap kali Anda mengalami suatu yang baru, "arus syaraf."

akan dikirimkan melalui gumpalan tadi. Bagi setiap

pengalaman baru arus syaraf harus melacak jejak baru secara

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

lengkap dan ini membutuhkan kemauan kita untuk

menggerakannya.

Jejak yang dibuat oleh arus syaraf berbekas, dan setiap kali

kita mengalami rangsangan yang sama, jalan atau rute

daripada arus menjadi lebih mudah. Setelah itu, kemauan

atau reaksi menjadi otomatis.

Sebagai contoh misalnya, pada saat pertama Anda

mengendarai mobil, hal ini sangat sulit, dan Anda harus

menguras seluruh perhatian Anda dan 'berkeinginan' untuk

menguasai ketrampilan mengendarai mobil. Setelah Anda

berlatih beberapa kali, lama kelamaan mengendarai mobil

dirasakan sesuatu yang mudah. Selanjutnya bila Anda telah

mengendarai mobil untuk kesekian kalinya, Anda melakukan

aktivitas tersebut secara otomatis. Bayangkan sikap Anda

seolah-olah ketuampilan fisik. Setiap kali Anda melatih

ketrampilan fisik tersebut, misalnya mengendarai mobil, hal

ini menjadi lebih mudah dilakukan. Dalam cara yang sama/

setiap kali Anda menunjukan sikap yang positif, sikap positif

ini menjadi lebih mudah diekspresikan. Demikian pula


Copyright @Fillamenta,N, 2015
Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

keadaan sebaliknya. Setiap sikap negatif yang Anda lakukan

akan meninggalkan 'jejak' dan menyebabkan lebih mudah

muncul pada kesempatan lain. Bersedih hati, berkeluh kesah

atau khawatir, pada hari ini, akan meninggalkan'jejak'

dimana pada satu hari nanti Anda mengalami kondisi yang

sama sebelum kondisi ini kembali netrall. Anda sebetulnya

tengah melatih diri Anda sendiri untuk merasakan tidak

bahagia. Akan tetapi, mengapa Anda harus mengembangkan

suatu sikap positif yang membangun. Jawabannya : karena

sikap ini akan mengantar Anda pada kebahagian, perasaan

aman dan kepercayaan diri. Pentingnya peranan sikap dalam

hal ini seringkali dipandang remeh kebanyakan orang

cenderung untuk membiarkan perasaan 'tidak bahagia'

berlangsung tanpa usaha untuk mencari tahu penyebabnya.

Kita telah menghamburkan energi kita dengan berkeluh

kesahengenai suatu situasi. Hanya penyebablah yang mampu

mengatakan kepada kita untuk berpikir secara konstruktif

mengenai situasi tersebut lakukan apa yang mungkin

dilakukan untuk situasi tersebut, dan alihkan perhatian kita


Copyright @Fillamenta,N, 2015
Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

pada hal-hal lain. Yang pasti kondisi ini akan membantu kita

mengurangi perasaan tidak bahagia dan lebih besar

kemungkinan untuk mencapai sesuatu yang lebih layak

karena kita akan lebih memusatkan penggunaan energi kita

bagi tindakan-tindakan yang bersifat membangun. Mengapa

kita tidak melakukan cara ini?, biasanya kebiasaan-

kebiasaan ini mengasihi diri sendiri dan kebiasaan merasa

khawatir, merupakan dua kebiasaan yang sangat patut

dimusuhi, arena merupakan penghalang diri kita sendiri.

Mengasihi diri sendiri pada orang dewasa tampil dalam

bentuk 'menangisi' diri dalam usaha meminta orang lain,

melakukan sesuatu bagi dirinya. Cara ini akan mengganggu

proses belajar diri Anda peningkatan diri, dan pencapaian

sesuatu.

Arti kata "khawatir" ini tampak jelas terlihat pada saat Anda

berusaha untuk bertindak selektif, pada saat itulah

kekhawatiran tampil sebagai suatu kebiasaan. Sebagai

contoh misalnya Anda naik ke tempat tidur kelelahan setelah

belajar untuk ujian penting keesokannya. Usaha Anda belajar


Copyright @Fillamenta,N, 2015
Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

menunjukan suatu usaha yang posifif untuk mencapai hasil

sebaik mungkin. Tetapi kalau di tempat tidur Anda bukannya

tidur tapi resah terus menerus memikirkan kemungkinan-

kemungkinan pertanyaan apa sajakah yang akan diberikan

esok hari, kemungkinan-kemungkinan Anda belum siap, atau

kegagalan-kegagalan dan konsekuensinya, kondisi seperti

inilah yang dimakan kekhawatiran tak berguna. Kondisi

seperti ini akan mengurangi kemampuan diri untuk mencapai

hasil secara optimal karena keesokan harinya Anda lelah dan

pikiran sudah tidak tajam lagi. Ada 2 (dua) langkah untuk

menghilangkan sikap negatif yaitu: (1) Belajar mengenalinya;

(2) Bersikap jujur terhadap diri Anda sendiri.

Tanyalah pada seseorang yang anda percaya dan hargai.

Akui bahwa Anda melakukannya bila Anda melihat sikap

tersebut pada diri Anda. Sekali kita telah mengenal sikap-

sikap negatif kita. Kita dapat segera menggantikan dengan

suatu sikap yang positif. Setiap orang, dapat memperoleh

keuntungan dari suatu sikap positif, tanpa menghiraukan

Copyright @Fillamenta,N, 2015


Novdaly Fillamenta Articles - PSychology edition

tingkat usia, latar belakang, pendidikan, ketrampilan atau

tujuan. Setiap orang dapat bersikap positif.

Copyright @Fillamenta,N, 2015

Anda mungkin juga menyukai