Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
kuat bagi kehidupan manusia karena adanya beberapa nilai yang tinggi
dan beberapa tujuan utama yang baik bagi manusia, makhluk yang
keluarga sangat besar. Hal ini terbukti dari jumlah ayat yang
1
2
dalam Al-Quran dan Hadist. Dalam hukum Islam, hukum keluarga ini
menurut Imam Syafi’i, nikah atau kawin yaitu akad yang dengannya
Imam Hanafi, nikah atau kawin yaitu akad perjanjian yang menjadikan
halal hubungan seksual bagi suami isteri antara seorang pria dengan
seorang wanita. Menurut Imam Maliki, nikah atau kawin adalah akad
3
Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih:Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam
Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016),
hlm 122
4
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat (Jakarta: PrenadaMedia Group,
2014), hlm 8
3
nikah atau kawin adalah akad dengan menggunakan lafaz nikah atau
5
Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2017),
hlm 24
6
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural,
(Jakarta: Lantabora Press, 2005), hlm 161.
7
Abdul Rahman Ghozali, Op.Cit hlm 9
4
perkawinan.
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan
adalah akad yang sangat kuat untuk mentaati perintah Allah SWT dan
8
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), hlm 47-48
9
Ibid, hlm 10
5
dari perbuatan zina. Oleh karena itu, bagi mereka yang berkeinginan
10
Mardani, Op.Cit hlm 25
6
di dalamnya, yaitu:11
11
Ibid., hlm 27-28
7
syariah.
dan rukun nikah, maka akan menimbulkan hak dan kewajiban sebagai
suami isteri dalam keluarga. Di dalam hak dan kewajiban suami isteri
yakni ada hak dan kewajiban suami terhadap isteri dan ada pula hak
sama sekali.12
(dalam arti luas). Hukum adat yang berlaku dapat diketahui dan dilihat
hanya hakim tetapi juga kepala adat, rapat desa, wali tanah, petugas
merupakan kata jadian dari kata kata dasar budaya. Budaya berasal dari
kata budi-daya yang asal muasalnya dari bahasa sansekerta yang dalam
12
Suriyaman Mustari Pide, Hukum Adat Dahulu Kini dan Akan Datang
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm 4.
13
Ibid, hlm 5.
9
secara harfiyah berarti hal-hal yang berkaitan dengan fikiran dan hasil
14
Khadziq, Islam dan Budaya Lokal (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 28.
15
Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (jakarta: Pt
Ciputat Press, 2005) hlm 101.
16
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Lantabora Press, 2005), hlm 174.
10
lingkungan daerah.
baik, kajian tentang akhlak (etika) di kalangan umat Islam pada masa
permulaan Islam hanya terbatas pada upaya memahami akhlak dari Al-
Pada era modern seperti ini, masih banyak adat istiadat yang
17
Suriyaman mustari pide, Hukum Adat Dahulu Kini dan Akan Datang
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm 6.
18
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta:
Amzah,2013) hlm 223-225.
11
terikat oleh norma adat yang berlaku. Kebebasan bergaul bagi bujang
dan gadis pada masa sebelum menikah sudah dibatasi, laki-laki yang
kerumah gadis, dan begitu juga sebaliknya.19 Menurut adat suku Rejang
rumah suaminya dan tidak boleh tinggal lagi di rumah ibunya atau di
rumah kerabatnya yang lain kecuali dalam keadaan darurat dan dengan
syarat tertentu.20 Isteri tidak hanya mengikuti suami, tetapi lebih dari
itu isteri harus keluar dari kekeluargaan kaum kerabat. Isteri tersebut
Bengkulu)”.
19
Wawancara dengan Malidun (tokoh masyarakat), 14 Juni 2019, pukul
19:30.
20
Wawancara dengan Nia Adibah (Warga Masyarakat), 15 September 2018,
pukul 13.00
12
B. Rumusan Masalah
Provinsi Bengkulu)?
1. Tujuan
Bengkulu).
2. Kegunaan
a. Secara Teoritis
pengetahuan.
Provinsi Bengkulu).
b. Secara Praktis
D. Penelitian Terdahulu
penelitian terlebih dahulu yang ada kaitannya dengan tema yang ingin
Hukum Adatnya : Tafsiran Atas Kelpeak Ukum Adat Ca’o Kutei Jang
22
Kabupaten Rejang Lebong” penelitian ini meneliti dengan jelas
21
Sanuri Majana, 2017.
22
Silvia Devi, 2016.
15
ukum adat ngen ca’o kutei jang kabupaten Rejang Lebong sebagai
ini. Melihat orang Rejang dengan pedoman hukum adat tersebut adalah
23
Herlambang M Abdi, Andry Harjanto M Yamani, 2004.
16
24
Bengkulu” penelitian ini mendeskripsikan tahap-tahap pelaksanaan
sebuah tarian, yaitu tari kejei tersebut. Dan bagaimana fungsinya dari
tari kejei.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
24
Tia Istiqomah, 2016.
25
Erin Kartika Trizilia, 2014
17
Bengkulu).
2. Lokasi Penelitian
Rejang, karena penulis merasa yakin bahwa data awal untuk penelitian
sampel (data primer), dan data dari bahan pustaka (data sekunder).
pengumpulan data.
dan ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti dengan cara
orang.
Bengkulu)
c. Dokumentasi
Sumber data dalam penelitian ini ada tiga macam, yakni sumber
data primer, sumber data sekunder dan sumber data Tersier. Sumber
data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik
26
Zainuddin Ali, metode penelitian hukum, (jakarta: Sinar Grafindo, 2013),
hlm 106.
20
dengan masalah yang di bahas. Dan sumber data Tersier adalah data
5. Analisis Data
F. Sistematika Penulisan
dibagi dalam beberapa bab dan setiap bab memiliki sub sub bab
sistematika penulisan.
pemerintah desa.
Perkawinan suku Rejang (di Desa Lemeu Pit Kecamatan Lebong Sakti