Hubungan Obesitas Soni BAB 1
Hubungan Obesitas Soni BAB 1
Hubungan Obesitas Soni BAB 1
LAPORAN PENELITIAN
Tim Penguji:
Pembimbing dan Penguji I
Prof. H Didik Sarudji, M. Sc : ________________
NIDK. 8809030016
Penguji II
Gembong Nuswanto, dr., M. Sc : ________________
NIDN. 0720054602
Penguji III
Dr. Atik Sri Wulandari., SKM., M.Kes : ________________
NIDN. 0731076901
JUDUL PENELITIAN:
“HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
DI PUSKESMAS GAYAMAN KABUPATEN MOJOKERTO PADA BULAN
SEPTEMBER 2022”
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil karya tulis
ilmiah sendiri dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan oleh pihak lain.
Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip ditulis sesuai dengan kaidah
penulis ilmiah yang berlaku.
Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami bersedia
menerima konsekuensi apapun yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui
bahwa pernyataan ini tidak benar.
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian
dengan judul “Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes Mellitus di
Puskesmas Gayaman Kabupaten Mojokerto Pada Bulan September 2022”
Tugas praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik di dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penulis terdorong untuk meneliti topik ini oleh karena masalah prevalensi
Diabetes Melitus yang masih banyak dijumpai dikalangan masyarakat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara obesitas dengan kejadian Diabetes
Melitus.
5
Tidak lupa penulis pada kesempatan ini menyampaikan terimakasih yang tak
terhingga kepada :
1. Prof. Dr. H. Widodo Ario Kentjono, dr. Sp.THT-KL(K), FICS Rektor
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan
kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM., M. Kes selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
4. Hj. Andiani, dr., M.Kes selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
5. Prof. H Didik Sarudji, M. Sc sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan laporan
penelitian ini.
6. dr. Sandra Eka Ardhiany sebagai pembimbing sekaligus Kepala UPT
Puskesmas Gayaman telah memberikan bimbingan, arahan, serta
dorongan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto beserta staf dan jajarannya
yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan penelitian
ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan penelitian ini.
Penulis
6
ABSTRAK
Obesitas adalah faktor risiko yang paling berperan dalam peningkatan angka
kejadian Diabetes Mellitus. Obesitas menyebabkan peningkatan resistensi insulin
sehingga memicu kenaikan prevalensi DM. Delapan dari sepuluh penderita DM
adalah orang dengan berat badan berlebih (Sari, 2015). Wanita dengan indeks masa
tubuh (IMT) ≥31 kg/m2 mengalami peningkatan risiko lebih dari 40 kali lipat untuk
menderita diabetes dibanding wanita dengan IMT <23 kg/m2. Pada penderita
diabetes mellitus, pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup untuk
mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal, namun insulin tersebut
tidak dapat bekerja maksimal membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa karena
terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas, salah satunya adalah kadar lemak
darah yang tinggi (terutama kolesterol dan trigliserida). Penelitian ini bertujuan
untuk Menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian Diabetes Mellitus di
Puskesmas Gayaman Kabupaten Mojokerto pada Bulan September 2022. Penelitian
ini merupakan penelitian asosiatif menggunakan desain penelitian “Case Control”.
Populasi pada penelitian ini adalah Seluruh pasien usia di atas 40 tahun yang
berkunjung ke Poli Umum dan Poli Lansia di puskesmas gayaman pada bulan
September 2022, Besar sampel yang diambil minimal sebanyak 35 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji Chi square diperoleh nilai Sig. = 0,000 (<0,05).
Dapat dijabarkan bahwa terdapat Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes
Melitus Di Puskesmas Gayaman Pada Bulan September 2022.
ABSTRACT
Novianti, B. E., Erlangga, K. Y., Sa’adah, A. K., Aisuarya, P. D. P. 2022.
Relationship of Obesity With The Incidence of Diabetes Mellitus in Gayaman
Puskesmas, Mojokerto Regency in September 2022. Final Assignment, Faculty
of Medicine, Wijaya Kusuma Surabaya University.
Supervisor: Prof. H Didik Sarudji, M. Sc.
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................................. ii
Tanda Pengesahan Penelitian.................................................................................iii
Pernyataan Keaslian Tulisan...................................................................................iv
Kata Pengantar.........................................................................................................v
Abstrak..................................................................................................................vii
Daftar Isi.................................................................................................................ix
Daftar Tabel............................................................................................................xi
Daftar Gambar.......................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas ............................................................................................. 7
1. Definisi ........................................................................................... 7
2. Klasifikasi ...................................................................................... 8
3. Pengukuran Obesitas ..................................................................... 11
4. Faktor Penyebab ............................................................................ 12
5. Dampak ......................................................................................... 16
B. Diabetes Mellitus ............................................................................... 18
1. Definisi .......................................................................................... 18
2. Klasifikasi ..................................................................................... 19
3. Etiologi ......................................................................................... 21
4. Faktor Risiko ................................................................................ 23
5. Patofisiologi ................................................................................. 23
6. Tanda dan Gejala .......................................................................... 26
7. Komplikasi ................................................................................... 29
8. Penatalaksanaan ........................................................................... 30
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep .............................................................................. 33
9
BAB I
10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diabetes pada tahun 2014, dibandingkan pada tahun 1980 hanya terdapat
108 juta penderita. Prevalensi diabetes secara umum meningkat dari 4,7%
peningkatan faktor risiko seperti kelebihan berat badan atau obesitas selama
setengah dari kasus tersebut menjadi sumber komplikasi yang berujung pada
berkurang, selain itu reseptor insulin pada sel di seluruh tubuh termasuk di
juga dapat dikaitkan dengan pola makan dan pola hidup yang monoton.
1
Irwansyah, I., & Kasim, I. S. (2021). Indentifikasi keterkaitan lifestyle dengan risiko
diabetes melitus. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 62-69.
2
Masi, G., & Oroh, W. (2018). Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes Melitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. Jurnal Keperawatan, 6(1).
11
menghalangi ambilan glukosa ke dalam otot dan sel lemak sehingga glukosa
Klasifikasi saat ini untuk diabetes melitus dibagi menjadi dua yaitu
biokimia yang dipakai yaitu pengukuran glukosa darah selama puasa dan tes
adalah krisis global yang terutama didorong oleh urbanisasi yang cepat,
gaya hidup yang berubah, dan pola makan yang tidak merata. Sangat
nyawa pasien.
Keseimbangan kalori yang tidak baik dari kebiasaan diet yang tidak sehat,
kebiasaan merokok juga berhubungan, perokok aktif dan pasif sangat terkait
3
Sugiyarto, H., Putra, F. A., & Indriyati, I. (2022). Hubungan Aktivitas Fisik dan Keaktifan
Club dengan Kejadian Ulkus DM pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Sahid Surakarta).
4
Widiasari, K. R., Wijaya, I. M. K., & Suputra, P. A. (2021). Diabetes Melitus Tipe 2: Faktor
Risiko, Diagnosis, Dan Tatalaksana. Ganesha Medicina, 1(2), 114-120.
12
dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada
Indonesia. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian dan kejadian
yang rendah. Di seluruh dunia penderita diabetes sekitar 422 juta orang,
kematian diabetes setiap tahun sekitar 1,6 juta jiwa, dan mayoritas tinggal di
di dunia, salah satunya Indonesia. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab
6
kematian dan kejadian disabilitas di beberapa negara (Rosyid et al., 2020).
Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2018, proporsi diabetes melitus
melitus penduduk semua umur menurut provinsi yaitu DKI Jakarta. Provinsi
Jawa Tengah tahun 2019, diabetes melitus menduduki urutan ke dua setelah
Tengah, 2019).7
sinyal simpanan energi yang ada dalam tubuh pada sistem saraf pusat
anti obesitas yang didasarkan pada hipotesis bahwa kadar leptin yang
7
Erti, E., & Anisa, N. R. (2023). Hubungan Self Care Dengan Quality Of Life Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe II. JIMPK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian
Keperawatan, 3(1), 22-30.
14
tinggi pada orang yang obesitas dibanding orang dengan berat badan
8
Cahyaningrum, A. (2018). Leptin sebagai indikator obesitas. Jurnal Kesehatan
Prima, 9(1), 1364-1371.
9
Halim, R., & Suzan, R. (2020). Korelasi masa lemak dan lemak viseral dengan kadar
leptin serum pada remaja overweight dan obesitas. Jambi Medical Journal, 8(1), 102-110.
10
Hastuty Yd, Siregar Y, Silaban R. Analisis Kadar Leptin Pada Obesitas Viseral
Dan Non Viseral. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2011;9
15
disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah.11
Peningkatan kadar gula darah disertai dengan penurunan aksi insulin akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
September 2022.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Diabetes Mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas
18
1. Definisi Obesitas
gangguan medik kronik yang tidak dapat disembuhkan dan hanya diobati
(Nurcahyani, 2016).
waktu yang lama dan dikatakan obesitas bila nilai Z-scorenya >2SD
jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang
jantung koroner dan hipertensi, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit hati
2. Klasifikasi Obesitas
idiopatik ataupun kelainan pada sistem hormonal dan sindrom atau defek
20
sedangkan obesitas yang terjadi karena adanya sebab yang jelas disebut
terjadi pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat akan
2018).
ini dimulai pada masa anak -anak dan terus berlangsung sampai
2017).
yaitu:
yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Tipe ini pada
pada bagian bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat.
3. Pengukuran Obesitas
pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, dan tebal lapisan kulit.
IMT = ( )
( )
sebagai berikut:
𝑍 − 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 =
1) Genetik
2) Hormonal
3) Obat-obatan
Saat ini sudah terdapat obat yang dapat merangsang pusat lapar
(Purwati, 2017).
4) Asupan Makanan
24
5) Aktivitas Fisik
(Moehyi, 2017).
b. Penyebab secara tidak langsung
1) Pengetahuan Gizi
2) Pengaturan Makan
5. Dampak Obesitas
perhatian, sebab obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila
yang tinggi, juga memiliki kadar insulin yang tinggi atau normal.
(Damayanti, 2018).
mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih besar dari 140
tetapi diperburuk oleh faktor risiko lain yang terjadi pada masa
(Almatsier, 2015).
d. Gangguan Pernafasan
f. Efek Metabolik
28
yang kelebihan berat badan (BMI 25-27,4) memiliki risiko tiga kali
B. Diabetes Mellitus
meningkat (WHO 2016 dalam info DATIN 2018). Diabetes Mellitus atau
(Anggeria, 2019).
penurunan sekresi itu disebabkan karena kerusakan sel beta akibat reaksi
a. DM Tipe 1
dalam kisaran yang tepat dan tanpa insulin tidak akan mampu
b. DM Tipe 2
bekerja secara efektif dan oleh karena itu pada awalnya mendorong
sering terlihat pada orang dewasa yang lebih tua, namun semakin
2017).
c. DM Gestasional
(IDF, 2017).
lima kali lipat individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA
2019).
terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat factor-faktor risiko tertentu yang
berikut :
2) Obesitas.
3) Riwayat keluarga.
4) Kelompok etnik.
(Wirnasari, 2019).
Secara garis besar faktor risiko DM Tipe 2 terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu genetik, umur ≥45
(PERKENI, 2015).
a. DM Tipe 1
b. DM Tipe 2
hilang pada orang dewasa, dan penurunan massa sel beta terlihat
34
2016).
c. DM Gestasional
a. DM Tipe 1
(PERKENI, 2015).
3) Kekurangan tenaga/kelelahan
2015).
4) Kelaparan yang konstan
6) Penglihatan kabur
b. DM Tipe 2
(PERKENI, 2015).
(Kles, 2016).
Kadar gula kulit merupakan 55% kadar gula darah pada orang
c. DM Gestasional
makan)
vulva
hidup yang buruk. Gula darah tinggi yang tidak normal dapat memiliki
tipe 2.
Gula darah yang rendah dapat terjadi pada semua tipe DM dan
atau jika dosis obat anti-DM terlalu tinggi. Seiring waktu DM dapat
2019).
dan terjadi sebagai akibat dari akumulasi kerusakan jangka panjang pada
pada kehamilan dapat berdampak buruk pada ibu dan anak, secara
a. Edukasi
b. Terapi Gizi
c. Intervensi Gizi
perbaikan kadar glukosa dan lemak darah pada pasien yang gemuk
berat badan satu pon satu pekan, atau lebih kurang 2 kg dalan
d. Aktivitas Fisik
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
FAKTOR INTRINSIK:
DIABETES
Keturunan MELLITUS
Umur
Jenis Kelamin
41
FAKTOR PERILAKU:
Pola Makan
Aktivitas Fisik
Pola Tidur
FAKTOR
LINGKUNGAN:
O BESITAS
Lingkungan Fisik
Lingkungan Psikososial
Faktor Kesehatan
33
Kejadian Diabetes Mellitus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
(pola makan, aktifitas fisik, pola tidur) dan juga faktor lingkungan
satunya adalah kadar lemak darah yang tinggi terutama kolesterol dan
B. Hipotesis Penelitian
berikut:
A. Rancangan Penelitian
data secara case control, yang bertujuan untuk mengamati hubungan antara
faktor risiko dengan akibat terjadi berupa penyakit atau keadaaan kesehatan
43
1. Populasi Penelitian
35
2. Sampel Penelitian
Mojokerto.
a. Besar Sampel
n=
P : 0,10 Q :1–Pd :
𝑛=
n = 35
kerja yang banyak dan sifatnya yang berulang, perubahan kecil dan
c. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
1. Variabel Penelitian
yaitu:
lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara
E. Pengumpulan Data
sampel penelitian.
46
penelitian ini.
medis.
g. Menganalisis data.
F. Bahan/Alat/Instrumen Penelitian
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
2. Anomimity
3. Confidentially
48
junjung tinggi.
49
BAB V
HASIL PENELITIAN
B. Karasteristik Responden
di bawah ini:
2. Usia Responden
V.2 berikut:
42
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan usia di
Puskesmas Gayaman Mojokerto pada september 2022.
Usia Frekuensi Presentase
50
40 – 50 tahun 11 31,4
51 - 60 tahun 13 37,1
61 - 70 tahun 7 20,1
> 71 tahun 4 11,4
Jumlah 35 100
Sumber: Data Primer, 2022
3. Obesitas
4. Diabetes Melitus
45,7%.
51
chisquare (X)
Berdasarkan hasil uji Chi square diatas diperoleh nilai Sig. = 0,000
nilai 6,81, yang berarti pasien yang memiliki berat badan dalam kategori
BAB VI PEMBAHASAN
Hal ini ditunjukan dengan hasil uji Chi square didapatkan nilai P = 0,000, (P
<0,05) yang berarti ada hubungan signifikan antara obesitas dengan kejadian
diabetes mellitus. Hasil uji odds ratio didapatkan nilai OR menunjukkan nilai
6,81, yang berarti responden yang memiliki berat badan dalam kategori obesitas,
Dari hasil uji statistik tabel V.5 menunjukkan bahwa dari 100% responden
yang Diabetes melitus, diketahui 80% responden memiliki obesitas dan 20%
lainnya tidak mengalami obesitas. Sedangkan dari 100% responden yang tidak
perempuan dengan persentase sebesar 60%. Hal ini disebabkan karena secara fisik
perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar.
Sebagian besar responden pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa usia
responden rata-rata 51-60 tahun yaitu sebanyak 37,1%. Pasien diabetes tipe 2
lebih banyak terjadi pada umur ≥45 tahun, karena pada usia tua fungsi tubuh
45
secara fisiologis menurun karena proses aging terjadi penurunan sekresi atau
glukosa darah yang tinggi kurang optimal (Soegondo, 2011; Darsini et al., 2020).
kejadian diabetes mellitus. Begitupun juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
signifikan dengan Diabetes Melitus yaitu 7,14 kali lebih besar dibandingkan
mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena Diabetes Melitus
hasil penelitian ini yang dapat ditunjukkan bahwa hasil uji Chi square diperoleh
nilai Sig. = 0,000 (<0,05). Maka dengan hasil tersebut dapat dijabarkan bahwa
IDF tahun 2012 menyebutkan bahwa faktor risiko untuk diabetes tipe 2
adalah kegemukan, diet dan aktivitas fisik, meningkatnya usia, resistensi insulin,
riwayat keluarga diabetes, dan etnis. Perubahan diet dan aktivitas fisik rendah
yang berkaitan dengan riwayat pola makan yang kurang baik juga menjadi faktor
mengonsumsi makanan tinggi lemak dan makanan yang manis. Pada orang yang
jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dikelola
insufisiensi insulin dapat menghambat pengambilan glukosa ke dalam otot dan sel
54
lemak sehingga terjadi peningkatan glukosa dalam darah. Jika tidak dilakukan
IMT hingga mencapai normal (18,5-25,0 kg/m2) maka peningkatan glukosa dalam
darah akan terus terjadi dan menyebabkan dampak yang lebih merugikan
dapat dimodifikasi terutama melakukan pola hidup sehat yaitu mencakup upaya
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi normal untuk mencegah obesitas,
menerapkan pola makan dengan prinsip gizi seimbang, serta melakukan aktifitas
fisik dengan berolahraga secara rutin sesuai usia. Kepatuhan penderita DM dalam
menerapkan pola hidup sehat dipengaruhi oleh pendidikan dan pengetahuan, serta
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk Masyarakat
hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu, selama
49
kurang lebih 30 menit) untuk meningkatkan aktifitas fisik. Kegiatan
56
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2015. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Betty LL. 2014. Nutrition in Childhood. In: Mahan LK, Stump SE. Krause’s Food,
Nutrition, & Diet Therapi 11 th. Ed. United States of America: Elsevier
2004. P 276.
Gale, E 2014, Epidemiology of type 1 diabetes, Retrieved: March 27, 2018, from
https://www.diapedia.org/2104085168/rev/39.
Kautzky-Willer, A., Harreiter, J., & Pacini, G. (2016). Sex and gender differences
in risk, pathophysiology and complications of type 2 diabetes mellitus.
Endocrine Reviews, 37(3), 278–316. https://doi.org/10.1210/er.2015-1137.
Muruganandan, S., Srinivasan, K., Gupta, S., Gupta, P.K. and Lal, J. 2005. Effect
of mangiferin on hyperglycemia and atherogenicity in streptozotocin
diabetic rats. Journal of Ethnopharmacology. 97: 497–501.
Myers, David G. 2014. Social Psychology 10th Ed. Holand, Michigan: Mc Graw
Hill.
58
Nelm. M,. Kathryn S., Keren L., Sara Long R., 2015. Nutrition Therapy and
Pathophyysiology.2.nd Edition USA. Wadwordth.p.238-255.
Nurcahyani, Icha Dian. 2016. Pengaruh Edukasi terhadap Gaya Hidup (Pola
Makan dan Aktifitas Fisik) Remaja Gizi Lebih di SMA Islam Athirah
Makassar. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Rosyid, F. N., Supratman, Prasetyo, T. A., Astutik, D. D., Nurseto, K. B., &
Widyaningtyas, U. H. (2018). The Relationship Between Dietary
Knowledge and Glycemic Control in Patient with Diabetes Type 2: A
Comunity-Based, Cross-Sectional Study. Advanced Science Letters, 23(12),
12532–12535.
Sari 2015 Perawatan Luka Diabetes. Yogyakarta: Graha Ilmu PPNI 2016 Standar
Diagnosa Keperawatan Intervensi Edisi 1: Jakarta.
Silvano, H.K., Darmono, S.S & Anggraini, M.T. (2013). Hubungan Tingkat
Konsumsi dan Aktivitas Fisik Dengan IMT (Indeks Massa Tubuh). Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah Vol. 1 (2). Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Smeltzer, S.C. dan B.G Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
59
Subekti I., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Neuropati Diabetik, Jilid III, Edisi
4, Jakarta: FK UI pp. 1948.
Sumanto A. Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta: Argo Media
Pustaka, 2009.
Wang et al., 2014. A Study on Future Energy Consumption and Carbon Emissions
of China’s Transportation Sector. Low Carbon Economy 5(4): 133-138.
Obesitas * DM Crosstabulation
Count
DM Total
60
Tidak DM
DM (tidak
terkontrol) (terkontrol)
Obesitas obesitas 16 4 20
tidak obesitas 3 12 15
Total 19 16 35
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2sided) (2sided) (1sided)
N of Valid Cases 93
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Estimate 6.813
ln(Estimate) 1.580
61
Interval
Upper Bound
11.691
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound
.702
Upper Bound 2.459
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
62