Asekep Anak Dengan Kebutuhan Khusus Retardasi Mental
Asekep Anak Dengan Kebutuhan Khusus Retardasi Mental
Asekep Anak Dengan Kebutuhan Khusus Retardasi Mental
“ RETARDASI MENTAL “
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1
TAHUN 2023/202
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Askep Keperawatan anak
kami dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN
KHUSUS“ RETARDASI MENTAL “ Dalam menyusun makalah ini, kami banyak
menemui kesulitan dan hambatan sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan,
arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan
selama penyusunan makalah ini.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, Amin.
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I KONSEP MEDIS........................................................................................1
A. DEFINISI...............................................................................................1
B. ETIOLOGI.............................................................................................2
C. MANIFESTASI KLINIS.......................................................................3
D. PATOFISIOLOGI..................................................................................3
E. KOMPLIKASI.......................................................................................4
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................4
G. PENATALAKSANAAN.......................................................................4
BAB II KONSEP KEPERAWATAN.....................................................................6
A. PENGKAJIAN.......................................................................................6
B. DIAGNOSA.........................................................................................11
C. INTERVENSI......................................................................................12
D. IMPLEMENTASI................................................................................14
E. EVALUASI..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Retardasi mental dapat disebut juga dengan istilah tunagrahita yang
merupakan keterbatasan individu dari segi intelektual dan perilaku adaptasi dalam
bentuk konseptual diri, sosial, dan kemampuan beradaptasi. Menurut Somantri
(disitasi oleh Kartika et al., 2020) retardasi mental adalah gangguan yang terdapat
pada tingkat kecerdasan individu yang memiliki IQ (Intelligence quotient) dibawah
rata-rata dengan adanya ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
dan melaksanakan kegiatan perawatan diri dengan normal yang disebabkan adanya
keterbatasan pada motorik halus yang disandang oleh anak retardasi mental.
Retardasi mental adalah suatu gangguan yang memiliki karakteristik tingkat
kecerdasan dengan IQ di bawah 70% yang merupakan angka di bawah rata-rata,
karakteristik lainnya adalah adanya kendala untuk beradaptasi dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan ataupun aktivitas sosial pada lingkungannya (Syahda &
Mazdarianti, 2018).
Menurut Mangunsong (disitasi oleh, Rahmadayanti et al., 2020) tingkat
kelainan yang dimiliki anak retardasi mental mempunyai beberapa klasifikasi
seperti tingkat ringan, berat, dan sangat berat. Retardasi mental adalah keadaan
dimana anak memiliki fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ 70 kebawah) dengan
keterbatasan pada keberfungsian adaptif, seperti perawatan diri, kemampuan
berkomunikasi, keterampilan interpersonal atau sosial, tinggal di rumah, aktualisasi
diri, keterampilan akademik, pekerjaan, penggunaan sumber masyarakat, waktu
senggang, keamanan dan kesehatan (Videbeck disitasi oleh, Rosiana & Tiara,
2017).
Menurut American Association on Intellectual and Development Disabilities
(disitasi oleh, Mediani et al., 2022) retardasi mental adalah suatu kondisi yang
permanen dengan adanya penurunan pada fungsi intelektual yang terjadi secara
menyeluruh pada usia perkembangan anak dan dapat dihubungkan dengan adanya
gangguan pada fungsi adaptasi. Retardasi mental termasuk dalam kelainan genetik
dengan gejala utama yaitu keberfungsian intelektual yang berada dibawah rata-rata
anak pada umumnya yang disertai dengan defisit pada perilaku adaptif. Gejala-
gejala tersebut pada umumnya akan terlihat pada masa anak-anak dengan
karakteristik yang nampak pada penurunan intelegensi, keterampilan beradaptasi,
dan gangguan pada perkembangan secara umum
Endriyani dan Yunike (2017) menambahkan bahwa retardasi mental merupakan
kondisi dimana adanya kecacatan dengan tanda-tanda adanya keterbatasan pada
fungsi intelektual, perilaku adaptif, keterampilan sosial, dan keterampilan
konseptual
Anak tunagrahita mengalami keterbatasan dalam berpikir, daya ingat rendah, dan
sulit berpikir abstrak. Keterbatasan mereka membuat mereka mengalami beberapa
kesulitan dalam bidang akademik khususnya matematika. Salah satu kesulitan yang
dialami anak tunagrahita dalam pelajaran matematika adalah keterampilan
berhitung
Disabilitas intelektual menjadi perhatian publik karena jumlah orang yang
terkena kondisi ini dengan pertimbangan meningkatnya permintaan layanan medis,
psikososial, dan pendidikan khusus yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka.
B. ETIOLOGI
Penyebab retardasi mental di antaranya:
1. Gangguan genetic
2. Gangguan selama kehamilan ( konsumsi alcohol,malnutrisi,penyakit
infeksi)
3. Gangguan saat persalinan ( kesulitan dalam proses bersalin,terlilit tali
pusar)
4. Penyakit pada satu tahun pertama kehidupan ( kejang tak
terkontrol,infeksi pada otak,kecelakaan malnutrisi)
5. Masalah pengasuhan (kurangnya stimulasi pada anak,pelecehan atau
pengabaiaan terhadap anak)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dapat di temukan pada pasien berupa:
1. IQ di bawa rata-rata (<70)
2. Gangguan kongnitif,baik kecerdasan,konsentrasi,maupun cara berfikir
3. Sulit beradaptasi dan sosialisasi
4. Gangguan perilaku dan emosi,seperti mudah marah
5. Gangguan berbicara
Derajat klinis dari retardasi mental dilihat berdasrkan nilai IQ yang di miliki oleh
pasien. Derajat klinis retardasi mental sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan – pasien memiliki nilai IQ di kisarkan 50-69
2. Retardasi mental sedang – pasien memiliki nilai IQ di kisarkan 35-49
3. Retardasi mental berat – pasien memiliki nilai IQ di kisarkan 20-34
4. Retardasi mental sangat berat – pasien memiliki nilai IQ di bawa 20
D. PATOFISIOLOGI
Sindrom retardasi mental dapat terjadi akibat kelainan kromosom atau efek
genetic.penyakit ini juga dapat terjadi berhubungan dengan gangguan endokrin
atau gangguan metabolic. Retardasi mental terkait gangguan selama masa
kehamilan dapat terjadi akibat terganggunya perkembangan saraf dan kongnitif.
Infeksi maupun cedera juga dapat memicu kerusakan pada sistem syaraf yang
mengaruh kepada gangguan kerja otak anak.
E. KOMPLIKASI
1. Serebral palcy
2. Gangguan kejang
3. Gangguan kejiwaan
4. Gangguan konsentrasi/hiperaktif
5. Deficit komunikasi
6. Konstipasi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu di lakukan pada anak yang menderita
retardasi mental,yaitu:
1. Kromosom kariotipe
2. EEG ( elektro ensefalogram)
3. CT ( cranial computed tomography) atau MRI (magnetic resonance
imaging)
4. Asam urat ( uric acid)
5. Laktat dan piruvat
6. Plasma asam lemak rantai sangat PanjangSerum tembaga (Cu) dan
ceruloplasmin
7. Asam amino atau asam organic
8. Plasma ammonia
9. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit
10. Urin mukopolisakarida
11. Urin ketoscid
12. Urin asam vanililmandelik
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah mulitidimensi dan
sangat individual.tetapi perlu diingat bahwa tida semua anak penaganan
multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu
strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mngembangkan
potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatkan psikolog
untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kongnitifnya,
dokter anak untuk memeriksa fisik anak, menganalisis penyebab,dan mengobati
penyakit atau kelainan yang mungkin ada.juga kehadiran pekerja social kadang-
kadang di perlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka
buatlah strategi terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi, misalnya
akhli saraf bila anak juga menderita epilepsi,palsisrbral,dll.
Pisikiater, bila anaknya menunjukan kelainan tingkah laku atau bila orang
tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga.ahli rehabilitasi, bila diperlukan
untuk merangsang perkembangan motoric dan sensoriknya. Ahli terapi bica,
untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan
bicaranya. Serta di perlukan buruh Pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang
retardasi mental ini.
Pada orang tuanya perlu di beri penerangan yang jelas mengenai keadaan
anaknya dan apa yang di dapatkan dari terapi yang di berikan. Kadang-kadang
diberikan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan
anaknya, maka perlu konsultasi pula dengan pisikolog dan pisikeater. Disamping
itu di perlukan kerja sama yang baik antara guru dan orang tuanya, agar tidak
terjadi kesimpang siuran dalam strategi penaganan anak di sekolah daan
dirumah. Anggota keluarga lainya harus di berikan pengertian. Disamping itu
Masyarakat perlu diberikan penaganan tentang retardasi mental, agar mereka
dapat menerima anak.
Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C. di sekolah
ini di anjurkan pula tentang baik buruknya suatu Tindakan tertentu,sehingga
mereka di harapkan tidak melakukan Tindakan yang tidak terpuji,seperti
mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan Kesehatan yang rutin imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh
kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan fisik yang
memerlukan penanganan khusus.
BAB II
1. Data umum
Nama klien : An.A
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Diagnosa Medis : Retardasi Mental
Tanggal masuk RS : 20 April 2017
Penanggung jawab
Nama : Ibu B
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Hub. dengan klien : Ibu Klien
2. Keluhan utama:
An.A Mengalami banyak perdarahan di tangannya
Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat penyakit sekarang :
klien mengatakan anaknya mengalami perdarahan karna sayatan di tangannnya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan pasien saat ini adalah lemas,gelisah dan rewel dengan tanda-tanda vital :
S :36,5 C
N :110/80 mmHg
RR :32x/menit
1) Kepala
Kulit kepala klien normal,bersih, tidak ada lesi dan benjolan. Rambut hitam dan
kering. Wajah klien tampak pucat dan meringis. Mata bengkak dan merah. Bibir klien
kering.
2) Leher
Leher An.A tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran tonsil
dan tidak ada masalah pada tenggorokan.
2) Dada
tidak terkaji
4) Abdomen
Peristaltik usus normal 5-35x/menit
5) Genetalia
Genetalia klien normal tidak ada lesi tidak ada cairan yang keluar dari vagina
6) Rectum
Rektum klien normal,tidak ada luka
7) Ekstermitas
Kekuatan tangan klien lemah dan sangat sakit ketika di gerakkan
5. PSIKO-SOSIO-BUDAYA- SPIRITUAL
Psikologis
Klien terlihat cemas,gelisah,dan rewel menahan sakit
Sosial
Ibu B mengatakan anaknya sering tidak nyambung ketika di ajak bicara,menolak jika di
ajak bermain,dan menyimpang dari pertanyaan yang di berikan perawat
Budaya
Dalam kesehariannya klien berbahasa Jawa
Spiritual
An.A beragama Islam
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retar-
dasi mental, yaitu (Shonkoff JP, 1992):
1. Kromosomal kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi congenital
5. Serum asam urat (Uric acid serum)).
6. Pemeriksaan kromosom
7. Pemeriksaan urin, serum atau titer virus.
Analisis data
B. DIAGNOSA
1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah.
2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.
3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan
C. INTERVENSI
HARI KE 1
HARI KE 2
HARI KE 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang
menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.(Carter CH).
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit dalam
keperawatan anak salah satunya pada retardasi mental dan juga meningkatkan
kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawtan
yang optimal khususnya pada anak yang menderita retardasi mental dan perawat
mampu menjadi edukator yang baik bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Syahda, S., & Mazdarianti. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kemandirian Anak
Retardasi Mental di SDLB Bangkinang Tahun 2016. Jurnal Basicedu, 2(1), 43–48.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.25
Ikawati Y, Dewi YLR, Adriani RB. Biopsychosocial Factors Associated with Mental
Retardation in Children Aged 6-17 Years in Tulungagung District, East Java. Journal of
Epidemiology and Publich Health. 2017 [cited 2020 Dec 15]; 2(2): 120-130.
Al-Mosawi AJ. The etiology of mental retardation in Iraqi children. SunKrist J Neonat
Pediatr. 2019 [cited 2020 Dec 15]; 1(1): 2019.
Kurnia RTR, Putri AM, Fitriani D. dukungan sosial dan tingkat stress orang tua yang
memiliki anak retardasi mental. Jurnal Psikologi Malahayati. 2019 Sep [cited 2020 Dec
15];1(2): 28-34
https://beranisehat.com/retardasi-mental/
https://www.academia.edu/12486331/
ASUHAN_KEPERAWATAN_ANAK_DENGAN_RETARDASI_MENTAL