Asekep Anak Dengan Kebutuhan Khusus Retardasi Mental

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS

“ RETARDASI MENTAL “

Dosen : Alfiah A, S.kep.,Ns.,M.kep

Mata Kuliah : KEPERAWATAN ANAK

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. A. SALSABILA KADIR (NH0322001)


2. PUTRI AISA ALWI (NH0322024)
3. ENDANG LESTARI (NH0322008)
4. NUR FAJRIANTI (NHO322016)
5. YULIANA (NH0322030)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN ANGKATAN 2022

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2023/202
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Askep Keperawatan anak
kami dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN
KHUSUS“ RETARDASI MENTAL “ Dalam menyusun makalah ini, kami banyak
menemui kesulitan dan hambatan sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan,
arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan
selama penyusunan makalah ini.

Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, Amin.
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I KONSEP MEDIS........................................................................................1
A. DEFINISI...............................................................................................1
B. ETIOLOGI.............................................................................................2
C. MANIFESTASI KLINIS.......................................................................3
D. PATOFISIOLOGI..................................................................................3
E. KOMPLIKASI.......................................................................................4
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................4
G. PENATALAKSANAAN.......................................................................4
BAB II KONSEP KEPERAWATAN.....................................................................6
A. PENGKAJIAN.......................................................................................6
B. DIAGNOSA.........................................................................................11
C. INTERVENSI......................................................................................12
D. IMPLEMENTASI................................................................................14
E. EVALUASI..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Retardasi mental dapat disebut juga dengan istilah tunagrahita yang
merupakan keterbatasan individu dari segi intelektual dan perilaku adaptasi dalam
bentuk konseptual diri, sosial, dan kemampuan beradaptasi. Menurut Somantri
(disitasi oleh Kartika et al., 2020) retardasi mental adalah gangguan yang terdapat
pada tingkat kecerdasan individu yang memiliki IQ (Intelligence quotient) dibawah
rata-rata dengan adanya ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
dan melaksanakan kegiatan perawatan diri dengan normal yang disebabkan adanya
keterbatasan pada motorik halus yang disandang oleh anak retardasi mental.
Retardasi mental adalah suatu gangguan yang memiliki karakteristik tingkat
kecerdasan dengan IQ di bawah 70% yang merupakan angka di bawah rata-rata,
karakteristik lainnya adalah adanya kendala untuk beradaptasi dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan ataupun aktivitas sosial pada lingkungannya (Syahda &
Mazdarianti, 2018).
Menurut Mangunsong (disitasi oleh, Rahmadayanti et al., 2020) tingkat
kelainan yang dimiliki anak retardasi mental mempunyai beberapa klasifikasi
seperti tingkat ringan, berat, dan sangat berat. Retardasi mental adalah keadaan
dimana anak memiliki fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ 70 kebawah) dengan
keterbatasan pada keberfungsian adaptif, seperti perawatan diri, kemampuan
berkomunikasi, keterampilan interpersonal atau sosial, tinggal di rumah, aktualisasi
diri, keterampilan akademik, pekerjaan, penggunaan sumber masyarakat, waktu
senggang, keamanan dan kesehatan (Videbeck disitasi oleh, Rosiana & Tiara,
2017).
Menurut American Association on Intellectual and Development Disabilities
(disitasi oleh, Mediani et al., 2022) retardasi mental adalah suatu kondisi yang
permanen dengan adanya penurunan pada fungsi intelektual yang terjadi secara
menyeluruh pada usia perkembangan anak dan dapat dihubungkan dengan adanya
gangguan pada fungsi adaptasi. Retardasi mental termasuk dalam kelainan genetik
dengan gejala utama yaitu keberfungsian intelektual yang berada dibawah rata-rata
anak pada umumnya yang disertai dengan defisit pada perilaku adaptif. Gejala-
gejala tersebut pada umumnya akan terlihat pada masa anak-anak dengan
karakteristik yang nampak pada penurunan intelegensi, keterampilan beradaptasi,
dan gangguan pada perkembangan secara umum
Endriyani dan Yunike (2017) menambahkan bahwa retardasi mental merupakan
kondisi dimana adanya kecacatan dengan tanda-tanda adanya keterbatasan pada
fungsi intelektual, perilaku adaptif, keterampilan sosial, dan keterampilan
konseptual
Anak tunagrahita mengalami keterbatasan dalam berpikir, daya ingat rendah, dan
sulit berpikir abstrak. Keterbatasan mereka membuat mereka mengalami beberapa
kesulitan dalam bidang akademik khususnya matematika. Salah satu kesulitan yang
dialami anak tunagrahita dalam pelajaran matematika adalah keterampilan
berhitung
Disabilitas intelektual menjadi perhatian publik karena jumlah orang yang
terkena kondisi ini dengan pertimbangan meningkatnya permintaan layanan medis,
psikososial, dan pendidikan khusus yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka.

B. ETIOLOGI
Penyebab retardasi mental di antaranya:
1. Gangguan genetic
2. Gangguan selama kehamilan ( konsumsi alcohol,malnutrisi,penyakit
infeksi)
3. Gangguan saat persalinan ( kesulitan dalam proses bersalin,terlilit tali
pusar)
4. Penyakit pada satu tahun pertama kehidupan ( kejang tak
terkontrol,infeksi pada otak,kecelakaan malnutrisi)
5. Masalah pengasuhan (kurangnya stimulasi pada anak,pelecehan atau
pengabaiaan terhadap anak)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dapat di temukan pada pasien berupa:
1. IQ di bawa rata-rata (<70)
2. Gangguan kongnitif,baik kecerdasan,konsentrasi,maupun cara berfikir
3. Sulit beradaptasi dan sosialisasi
4. Gangguan perilaku dan emosi,seperti mudah marah
5. Gangguan berbicara
Derajat klinis dari retardasi mental dilihat berdasrkan nilai IQ yang di miliki oleh
pasien. Derajat klinis retardasi mental sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan – pasien memiliki nilai IQ di kisarkan 50-69
2. Retardasi mental sedang – pasien memiliki nilai IQ di kisarkan 35-49
3. Retardasi mental berat – pasien memiliki nilai IQ di kisarkan 20-34
4. Retardasi mental sangat berat – pasien memiliki nilai IQ di bawa 20
D. PATOFISIOLOGI
Sindrom retardasi mental dapat terjadi akibat kelainan kromosom atau efek
genetic.penyakit ini juga dapat terjadi berhubungan dengan gangguan endokrin
atau gangguan metabolic. Retardasi mental terkait gangguan selama masa
kehamilan dapat terjadi akibat terganggunya perkembangan saraf dan kongnitif.
Infeksi maupun cedera juga dapat memicu kerusakan pada sistem syaraf yang
mengaruh kepada gangguan kerja otak anak.
E. KOMPLIKASI
1. Serebral palcy
2. Gangguan kejang
3. Gangguan kejiwaan
4. Gangguan konsentrasi/hiperaktif
5. Deficit komunikasi
6. Konstipasi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu di lakukan pada anak yang menderita
retardasi mental,yaitu:
1. Kromosom kariotipe
2. EEG ( elektro ensefalogram)
3. CT ( cranial computed tomography) atau MRI (magnetic resonance
imaging)
4. Asam urat ( uric acid)
5. Laktat dan piruvat
6. Plasma asam lemak rantai sangat PanjangSerum tembaga (Cu) dan
ceruloplasmin
7. Asam amino atau asam organic
8. Plasma ammonia
9. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit
10. Urin mukopolisakarida
11. Urin ketoscid
12. Urin asam vanililmandelik
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah mulitidimensi dan
sangat individual.tetapi perlu diingat bahwa tida semua anak penaganan
multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu
strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mngembangkan
potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatkan psikolog
untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kongnitifnya,
dokter anak untuk memeriksa fisik anak, menganalisis penyebab,dan mengobati
penyakit atau kelainan yang mungkin ada.juga kehadiran pekerja social kadang-
kadang di perlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka
buatlah strategi terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi, misalnya
akhli saraf bila anak juga menderita epilepsi,palsisrbral,dll.
Pisikiater, bila anaknya menunjukan kelainan tingkah laku atau bila orang
tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga.ahli rehabilitasi, bila diperlukan
untuk merangsang perkembangan motoric dan sensoriknya. Ahli terapi bica,
untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan
bicaranya. Serta di perlukan buruh Pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang
retardasi mental ini.
Pada orang tuanya perlu di beri penerangan yang jelas mengenai keadaan
anaknya dan apa yang di dapatkan dari terapi yang di berikan. Kadang-kadang
diberikan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan
anaknya, maka perlu konsultasi pula dengan pisikolog dan pisikeater. Disamping
itu di perlukan kerja sama yang baik antara guru dan orang tuanya, agar tidak
terjadi kesimpang siuran dalam strategi penaganan anak di sekolah daan
dirumah. Anggota keluarga lainya harus di berikan pengertian. Disamping itu
Masyarakat perlu diberikan penaganan tentang retardasi mental, agar mereka
dapat menerima anak.
Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C. di sekolah
ini di anjurkan pula tentang baik buruknya suatu Tindakan tertentu,sehingga
mereka di harapkan tidak melakukan Tindakan yang tidak terpuji,seperti
mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan Kesehatan yang rutin imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh
kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan fisik yang
memerlukan penanganan khusus.

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
An. A umur 6 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit karena terdapat banyak luka
sayatan di tangannya. Ibu B mengatakan anaknya sering bersikap aneh misalnya sering
melukai diri sendiri dan sering mengancam jiwa orang lain. Ibu B mengatakan anaknya
sering menolak ketika diajak bermain oleh teman – temannya. Ibu B mengatakan An. A
belum bisa menulis, membaca dan melakukan aktivitasnya sendiri.
Saat dilakukan pengkajian terdapat banyak luka sayatan di tangan An. A. saat diajak
berinteraksi, respon An. A sangat lambat dan jawaban An. A juga menyimpang dari
pertanyaan yang diberikan oleh perawat. Ketika diamati tubuh An. A terlihat kurus,
kecil, tidak seperti anak umur 6 tahun pada umumnya. Saat diberikan mainan oleh
perawat An. A terlihat kurang berminat.
Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil :
TD : 110/80 mmHg
RR : 32 x / menit
S : 36,5 o C
N : 110x/menit

1. Data umum
Nama klien : An.A
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Diagnosa Medis : Retardasi Mental
Tanggal masuk RS : 20 April 2017

Penanggung jawab
Nama : Ibu B
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Hub. dengan klien : Ibu Klien

2. Keluhan utama:
An.A Mengalami banyak perdarahan di tangannya
Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat penyakit sekarang :
klien mengatakan anaknya mengalami perdarahan karna sayatan di tangannnya.

b. Riwayat penyakit dahulu :


Penyakit yang Pernah dialami : klien pernah mengalami diare sebelumnya,
pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans
dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.klien juga
mengatakan tidak ada alergi makanan atau obat dan baru melakukan imunisasi pada
umur 5 tahun

c. Riwayat Penyakit keluarga


Bapak E mengatakan kalau neneknya pernah mengalami penyakit Diabetes Millitus

3. Pengkajian kebutuhan dasar manusia


a. Aktivitas Latihan
An.A sebelum di bawa ke rumah sakit sering menolak ketika di ajak bermain
oleh teman-temannya dan tidak nyambung ketika diajak bicara
Setelah dibawa ke rumah sakit An.A sering bersikap aneh dan sering melukai dirinya
sendiri.
b. Tidur dan istirahat
Sebelum di bawa ke rumah sakit klien mengatakan tidak ada masalah saat
istirahat selama 6 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur siang
Setelah di bawa ke rumah sakit klien mengatakan sulit tidur dan terbangun serta sering
rewel dikarenakan 4 jam dan tidak bisa tidur siang
c. kenyamanan dan nyeri
P :dari reaksi non verbalnya klien terlihat menahan sakit dan meringis
Q :dari reaksi non verbalnya klien sering menangis dan rewel
R :Nyeri klien berada di telapak tangan
S :Skala nyeri antara 1-10 klien menunjukkan skala nyerinya di angka 7
T :dari reaksi non verbalnya klien merasakan nyeri saat beraktivitas
d. Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 2x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang
di berikan selalu di habiskan klien. Selama sakit klien tidak mau makan karena sering
rewel menahan sakit.
e. Cairan dan elektrolit dan asam basa
Pada saat klien mengalami perdarahan klien hanya minum 3 gelas standar 250 cc
dan dibantu dengan Suport IV Line cairan RL 20tts/mnt, sebelum dibawa ke rumah
sakit klien hanya minum 5 gelas standar 250cc perhari.
f. Oksigenasi
Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat
bantu pernafasan.
g. Eliminasi bowel
Sebelum dan setelah di bawa ke rumah sakit BAB klien Normal.
h. Eliminasi urin
Sebelum dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 5x sehari dengan konsistensi
warna urin kuning bening
Setelah dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 3x sehari dengan konsistensi
warna urin kuning pekat.klien juga tidak terpasang kateter.
i. Sensori persepsi dan kognitif
Setelah dilakukan pengkajian ternyata klien mengalami gangguan retardasi
mental yang di tandai dengan sulitnya di ajak berinteraksi dengan orang lain dan
menolak jika di ajak bermain.

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan pasien saat ini adalah lemas,gelisah dan rewel dengan tanda-tanda vital :
S :36,5 C
N :110/80 mmHg
RR :32x/menit
1) Kepala
Kulit kepala klien normal,bersih, tidak ada lesi dan benjolan. Rambut hitam dan
kering. Wajah klien tampak pucat dan meringis. Mata bengkak dan merah. Bibir klien
kering.
2) Leher
Leher An.A tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran tonsil
dan tidak ada masalah pada tenggorokan.
2) Dada
tidak terkaji
4) Abdomen
Peristaltik usus normal 5-35x/menit
5) Genetalia
Genetalia klien normal tidak ada lesi tidak ada cairan yang keluar dari vagina
6) Rectum
Rektum klien normal,tidak ada luka
7) Ekstermitas
Kekuatan tangan klien lemah dan sangat sakit ketika di gerakkan

5. PSIKO-SOSIO-BUDAYA- SPIRITUAL
 Psikologis
Klien terlihat cemas,gelisah,dan rewel menahan sakit
 Sosial
Ibu B mengatakan anaknya sering tidak nyambung ketika di ajak bicara,menolak jika di
ajak bermain,dan menyimpang dari pertanyaan yang di berikan perawat
 Budaya
Dalam kesehariannya klien berbahasa Jawa
 Spiritual
An.A beragama Islam
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retar-
dasi mental, yaitu (Shonkoff JP, 1992):
1. Kromosomal kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi congenital
5. Serum asam urat (Uric acid serum)).
6. Pemeriksaan kromosom
7. Pemeriksaan urin, serum atau titer virus.

Analisis data

Tanggal/ Data Fokus Etiologi Problem


Jam
20-04-2017 Ds : Ibu B Gangguan proses Hambatan interaksi
mengatakan anaknnya pikir sosial
malu untuk bertemu
teman-teman
sebayanya.
Do: Saat diajak
berinteraksi, respon
An A sangat lambat
dan jawaban An A
juga menyimpang.
Do : An A terlihat
kurang berminat
untuk diajak bicara.
20-04-2017 Ds : Ibu B Keterlambatan Isolasi sosial
mengatakan An. A dalam
belum bisa menulis, menyelesaikan
membaca dan tugas
melakukan perkembangan
aktivitasnya sendiri.
Ds : Ibu B
mengatakan anaknnya
malu untuk bertemu
teman-teman
sebayanya.
Ds : Ibu B
mengatakan anaknya
menolak jika diajak
bermain oleh teman-
teman sebayanya.
Do : An A terlihat
kurang berminat
untuk diajak bicara.

20-04-2017 Ds : Saat diajak Inteligensia yang Gangguan penyesuaian


berinteraksi, respon rendah individu
An A sangat lambat
dan jawaban An A
juga menyimpang.
Do : Ketika perawat
menyuruh An A
berhitung, An A tidak
bisa.
20-04-2017 Ds : Ibu B Agen cedera fisik Nyeri akut
mengatakan anaknya
sering mengeluh
kesakitan pada daerah
luka sayatan.
Do : Ketika diinspeksi
terlihat banyak luka
sayatan ditangan An
A.
20-04-2017 Ds : Ibu B Faktor psikologis Ketidakseimbangan
mengatakan anaknya nutrisi kurang dari
susah untuk makan. kebutuhan tubuh
Do : Ketika diamati
tubuh An A terlihat
kurus, kecil, tidak
seperti anak umur 6
tahun pada umumnya.

B. DIAGNOSA
1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah.
2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.
3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan

C. INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Bantu pasienuntuk
. penyesuaian tindakan keperawatan mengidentifikasiberbagai
individu b.d selama 3 x 24 jam maka perandalam kehidupan.
Intelegensi yang Gangguan
rendah. penyesuaian belum 2. Bantu pasienuntuk
teratasi dengan criteria mengidentifikasiperan yang
hasil : biasadalam keluarga.
1. Belum bisa
menggunakan strategi 3. Bantu pasienuntuk
koping yang baik. mengidentifikasistrategi
2. Belum bisa positifuntuk perubahanperan.
mempertahankan
produktivitas.
2 Hambatan interaksi Setelah dilakukan 1. Dorong pasien
. social b.d tindakan keperawatan untukmengungkapkan
Gangguan proses selama 3 x 24 jam maka perasaan yang berhubungan
pikir. Hambatan interaksi dengan masalah pribadinya.
sosial belum teratasi
dengan riteria hasil : 2. Identifity suatuketeramp
1. Belum bisa ilan sosial tertentu
mempertahankan fungsi yang akanmenjadi
kognitif. fokusdari pelatihan.
2. Belum bisa
mempertahankan 3. Berikan penkes kepada
keterampilan bahasanya. keluarga untuk melatih klien
3. Belum bisa supaya keterampilan
mempertahankan sosialnya semakin
keterampilan dalam berkembang.
pemecahan masalah.
3 Isolasi social b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi
. Keterlambatan tindakan keperawatan kebutuhankeamananpasien,be
dalam selama 3 x 24 jam maka rdasarkantingkat
menyelesaikan isolasi sosial belum fungsifisik,kognitif
tugas teratasi dengan kriteria danperilaku.
perkembangan. hasil:
1. Belum bisa 2. Ciptakan lingkungan
berkomunikasi dengan yang aman bagi pasien.
orang lain.
2. Belum bisa 3. Batasi pengunjung yang
beradaptasi dengan ingin bertemu dengan pasien.
lingkungan
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI KE 1

NO TANGGAL JA IMPLEMENTASI EVALUASI


M
1. 20-04-2015 08.00 1. Membantu pasienuntuk S : Keluarga
mengidentifikasiberbagai peran dalam mengatakan
kehidupan. belum ada
S: perubahan
O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri yang signifikan
dengan lingkungan. pada anaknya.
2. Membantu pasienuntuk O : Klien
mengidentifikasiperan yang biasa dalam terlihat lambat
keluarga. untuk
S: menyesuaikan
O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. diri.
3. Membantu pasienuntuk A : tujuan
mengidentifikasistrategi positif untuk belum tercapai.
perubahan peran. P : Intervensi
S: dilanjutkan.
O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.
2. 20-04-2015 08.00 1. Mendorong pasien untukmengungkapkan S : Keluarga
perasaan yang berhubungan denganmasalah mengatakan
pribadinya. anaknya belum
S: bisa
O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan berinteraksi
masalah pribadinya. dengan
2. Mengidentifikasi suatu keterampilan lingkungannya.
sosial tertentu yangakan menjadi O : Klien
fokusdari pelatihan. terlihat belum
S: bisa
O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan berinteraksi
yang banyak. dengan
3. Memberikan penkes kepada keluarga lingkungan.
untuk melatih klien supaya keterampilan A : Tujuan
sosialnya semakin berkembang. belum tercapai.
S : Keluarga mengatakan keterampilan anak Intervensi
belum berkembang. dilanjutkan.
O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes
yang diberikan oleh perawat.
3. 20-04-2015 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga
kebutuhan keamananpasien, berdasarkantingkat mengatakan
fungsifisik,kognitif danperilaku. klien belum
S: ada perubahan.
O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi O : Klien
dengan lingkungan. terlihat belum
2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi berubah.
pasien. A : Tujuan
S: belum tercapai.
O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh P : Intervensi
terhadap lingkungan rumah sakit. dihentikan.
3. Membatasi pengunjung yang ingin
bertemu dengan pasien.
S:
O : Klien terlihat nyaman.

HARI KE 2

N TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1. 21-04-2015 08.00 1. Membantu pasienuntuk S : Keluarga
mengidentifikasiberbagai peran dalam mengatakan
kehidupan. belum ada
S: perubahan
O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri yang signifikan
dengan lingkungan. pada anaknya.
2. Membantu pasienuntuk O : Klien
mengidentifikasiperan yang biasa dalam terlihat lambat
keluarga. untuk
S: menyesuaikan
O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. diri.
3. Membantu pasienuntuk A : tujuan
mengidentifikasistrategi positif untuk belum tercapai.
perubahan peran. P : Intervensi
S: dilanjutkan.
O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

2. 21-04-2015 08.00 1. Mendorong pasien untukmengungkapkan S : Keluarga


perasaan yang berhubungan denganmasalah mengatakan
pribadinya. anaknya belum
S: bisa
O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan berinteraksi
masalah pribadinya. dengan
lingkungannya.
2. Mengidentifikasi suatu keterampilan O : Klien
sosial tertentu yangakan menjadi terlihat belum
fokusdari pelatihan. bisa
S: berinteraksi
O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan dengan
yang banyak. lingkungan.
3. Memberikan penkes kepada keluarga A : Tujuan
untuk melatih klien supaya keterampilan belum tercapai.
sosialnya semakin berkembang. Intervensi
S : Keluarga mengatakan keterampilan anak dilanjutkan.
belum berkembang.
O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes
yang diberikan oleh perawat.

3. 20-04-2015 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga


kebutuhan keamananpasien, berdasarkantingkat mengatakan
fungsifisik,kognitif danperilaku. klien belum
S: ada perubahan.
O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi O : Klien
dengan lingkungan. terlihat belum
2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi berubah.
pasien. A : Tujuan
S: belum tercapai.
O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh P : Intervensi
terhadap lingkungan rumah sakit. dihentikan.
3. Membatasi pengunjung yang ingin
bertemu dengan pasien.
S:
O : Klien terlihat nyaman.

HARI KE 3

NO TANGGA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


L
1. 22-04-2015 08.00 1. Membantu pasien untuk S : Keluarga
mengidentifikasi berbagai peran dalam mengatakan
kehidupan. belum ada
S: perubahan
O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri yang signifikan
dengan lingkungan. pada anaknya.
2. Membantu pasien untuk O : Klien
mengidentifikasi peran yang biasa dalam terlihat lambat
keluarga. untuk
S: menyesuaikan
O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. diri.
3. Membantu pasien untuk A : tujuan
mengidentifikasi strategi positif untuk belum tercapai.
perubahanperan. P : Intervensi
S: dilanjutkan.
O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

2. 22-04-2015 08.00 1. Mendorong pasien S : Keluarga


untukmengungkapkan perasaanyang mengatakan
berhubungan denganmasalah pribadinya. anaknya belum
S: bisa
O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan berinteraksi
masalah pribadinya. dengan
2. Mengidentifikasi suatuketerampilan lingkungannya.
sosial tertentu yang akan menjadi O : Klien
fokusdari pelatihan. terlihat belum
S: bisa
O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan berinteraksi
yang banyak. dengan
3. Memberikan penkes kepada keluarga lingkungan.
untuk melatih klien supaya keterampilan A : Tujuan
sosialnya semakin berkembang. belum tercapai.
S : Keluarga mengatakan keterampilan anak Intervensi
belum berkembang. dilanjutkan.
O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes
yang diberikan oleh perawat.
3. 20-04-2015 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga
kebutuhankeamananpasien,berdasarkantingkat mengatakan
fungsifisik,kognitif dan perilaku. klien belum
S: ada perubahan.
O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi O : Klien
dengan lingkungan. terlihat belum
2. Menciptakan lingkungan yang aman berubah.
bagi pasien. A : Tujuan
S: belum tercapai.
O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh P : Intervensi
terhadap lingkungan rumah sakit. dihentikan.
3. Membatasi pengunjung yang ingin
bertemu dengan pasien.
S:
O : Klien terlihat nyaman.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang
menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.(Carter CH).
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit dalam
keperawatan anak salah satunya pada retardasi mental dan juga meningkatkan
kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat memberikan asuhan keperawtan
yang optimal khususnya pada anak yang menderita retardasi mental dan perawat
mampu menjadi edukator yang baik bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Syahda, S., & Mazdarianti. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kemandirian Anak
Retardasi Mental di SDLB Bangkinang Tahun 2016. Jurnal Basicedu, 2(1), 43–48.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.25

Ikawati Y, Dewi YLR, Adriani RB. Biopsychosocial Factors Associated with Mental
Retardation in Children Aged 6-17 Years in Tulungagung District, East Java. Journal of
Epidemiology and Publich Health. 2017 [cited 2020 Dec 15]; 2(2): 120-130.

Al-Mosawi AJ. The etiology of mental retardation in Iraqi children. SunKrist J Neonat
Pediatr. 2019 [cited 2020 Dec 15]; 1(1): 2019.

Kurnia RTR, Putri AM, Fitriani D. dukungan sosial dan tingkat stress orang tua yang
memiliki anak retardasi mental. Jurnal Psikologi Malahayati. 2019 Sep [cited 2020 Dec
15];1(2): 28-34

https://beranisehat.com/retardasi-mental/

https://www.academia.edu/12486331/
ASUHAN_KEPERAWATAN_ANAK_DENGAN_RETARDASI_MENTAL

Anda mungkin juga menyukai