Makalah Kel 16A

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGENDALIAN MUTU ASUHAN DAN PELAYANAN

KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

Kelompok 16A

1. Elyakim Zega 032020007


2. Elisabeth Zebua 032020014

Dosen Pembimbing:
Dr. Lilis Novitarum, S. Kep. Ns., M. Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

TA. 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga makalah kami yang berjudul “Pengendalian Mutu Asuhan dan Pelayanan
Keperawatan” ini dapat terselesaikan dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Mungkin
dalam makalah ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu kami mohon maaf. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua, dan dapat di praktikkan dalam komunitas
khususnya sekolah.

Medan, 02 April 2024

Kelompok 16A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................5
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................5
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1. Konsep Dasar Dan Tujuan Pengendalian...........................................6
2.2. Indikator Mutu Asuhan Keperawatan.................................................7
2.3. Jenis Pengendalian Ruang Rawat......................................................10
2.4. Proses menjaga mutu asuhan keperawatan di ruang rawat................11
2.5. Pengenalan penilaian akreditas/sertifikasi.........................................13
2.6. Advocator bagi manajemen rumah sakit dalam efektifitas dan efisiensi
pelayanan dan penyembuhan pasien.......................................................13
BAB III PENUTUPAN............................................................................................17
Kesimpulan ............................................................................................................17
Daftar Pustaka.........................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pelayanan keperawatan merupakan cerminan mutu pelayanan kesehatan. Mutu adalah

tingkat layanan kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan profesional yang diperbarui dan

memungkinkan diperolehnya hasil yang diinginkan. Mutu rumah sakit dinilai sangat penting

untuk dipertahankan dan ditingkatkan agar tumbuh rasa percaya masyarakat terhadap pelayanan

rumah sakit tersebut (Nurdiana et al., 2018). Pelayanan kesehatan yang menunjukkan perhatian

dan kepedulian dari staf medis dapat meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit serta

memperbaiki kualitas rumah sakit tersebut. Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan

di antara rumah sakit, peningkatan layanan menjadi suatu keharusan untuk memastikan kepuasan

pelanggan dan juga untuk meningkatkan profitabilitas rumah sakit (Wijanarko, 2021).

Pelayanan keperawatan merujuk pada semua tugas, aktivitas, serta tugas dan tanggung jawab

yang dijalankan seorang perawat dalam praktek profesionalnya. Profesionalitas seorang perawat

tergantung pada pengetahuan, keahlian, dan sikap profesional yang sejalan dengan prinsip-

prinsip etika profesi. Keterampilan profesional tidak hanya mencakup kemampuan dalam

menjalankan prosedur asuhan keperawatan, tetapi juga meliputi kemampuan interpersonal,

intelektual, dan teknikal (Dedi et al., 2023).

Kualitas pelayanan keperawatan adalah penanda utama dari kualitas layanan kesehatan dan

merupakan faktor penting dalam reputasi rumah sakit, karena perawatan menjadi profesi yang

paling utama dan erat hubungannya dengan pasien. Pasien sebagai konsumen jasa kesehatan
menuntut pelayanan keperawatan yang memiliki mutu dan kualitas yang tinggi (Nursalam,

2020).

Maka dengan itu pada bab ini akan membahas upaya pengendalian mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan sehingga tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan
terpenuhi derajat kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi yang baik.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/I mengetahui upaya pengendalian mutu asuhan dan pelayanan
keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep dasar dan tujuan pengendalian
2. Mengetahui jenis pengendalian ruang rawat.
3. Mengetahui proses menjaga mutu asuhan keperawatan diruang rawat.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1. Konsep dasar dan tujuan pengendalian

2. Indikator mutu asuhan keperawatan

3. Jenis pengendalian ruang rawat

4. Proses menjaga mutu asuhan keperawatan di ruang rawat

5. Pengenalan penilaian akreditas/sertifikasi

6. Advocator bagi manajemen rumah sakit dalam efektifitas dan efisiensi proses pelayanan

dan penyembuhan pasien


BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Case Study
Pada tanggal 15 Maret 2024, di rumah sakit X seorang pasien memanggil perawat
dikarenakan cairan infus sudah habis kemudian perawat Y mengatakan sebentar lagi akan
mengganti cairan infus pasien tersebut, tetapi sudah hampir setengah jam perawat tidak datang
untuk mengganti cairan infus, lalu pasien memanggil perawat Y lagi kemudian mengeluh
tangannya sakit dan ada darah yang naik ke selang infus, saat pasien mengeluh perawat Y terlihat
ketus sambil mengatakan sebentar lagi ya ibu, bukan hanya ibu pasien yang dirawat diruangan
ini, karena pasien merasa tidak puas dengan sikap perawat tersebut akhirnya pasien melaporkan
kejadian tersebut kepada perawat senior diruangan tersebut untuk di tindak lanjut. Apa yang
harus dilakukan perawat untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan?

1.1. Konsep Dasar dan Tujuan Pengendalian


1. Konsep Dasar Pengendalian
Pengendalian merupakan penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan
mengukur dan mengkaji struktur, proses, dan hasil pelayanan asuhan keperawatan sesuai
standar dan keadaan institusi untuk mencapai dan mempertahankan kualitas. pengendalian
sebagai pemeriksaan mengenai apakah segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana yang
telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip yang telah ditentukan yang bertujuan
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Proses
pengendalian yang harus dilakukan demi terciptanya pelayanan keperawatan yang bermutu
diantaranya: membuat kebijakan program pengendalian mutu pelayanan kepeawatan,
Menyusun dan melaksanakan rencana evaluasi pencapaian tujuan pelayanan keperawatan,
menentukan dan melaksanakan tindak lanjut hasil pencapaian tujuan (Supinganto et al.,
2020).
Langkah-Langkah Dalam Pengendalian. Terdapat empat langkah dalam pengendalian, berikut
adalah pembahasan mengenai empat langkah dalam proses pengendalian.
a. Menetapkan standart (Establishing standart) Standart merupakan target yang harus
dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen . Standart ini akan digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi
secara keseluruhan.
b. Mengukur Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran kinerja harus berada pada
unit atau satuan yang sama dengan kriteraia yang telah ditentukan dan semua unit atau
satuan harus terdefinisi dengan baik dan seragam sepanjang proses penilaian.
c. Membandingkan kinerja actual dengan standart yang ditentukan (Compariosn of actual
and standart performance) Membandingkan kinerja actual dengan standart yang
ditentukan merupakan langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standart dan
langkah pengukuran kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan sedangkan langkah
membandingkan ini merupakan langkah aktif yang harus dilakukan olen manajemen.
d. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan ( Taking Corrective Action) Bila terjadi
penyimpangan dan penyebabnya sudah diketahui tahap selanjutnya dalah mengambil
tindakan perbaikan dan melakukan tindakantindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi
dikemudian hari (Hidayati et al., 2023).
2. Tujuan Pengendalian
Pengendalian (Controlling) adalah fungsi pengawasan sehingga tujuan dapat tercapai
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, pengendalian juga berfungsi agar semua
kesalahan dapat segera diperbaiki dengan segera (Kawati, 2020). Melalui proses
membandingkan hasil yang sesungguhnya dengan program dan anggaran yang telah disusun
maka manajemen dapat melakukan penilaian dan efisiensi dalam memperoleh laba dari
berbagai produk. Pengendalian juga bertujuan untuk memastikan bahwa aktivitas yang
dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin
mutu serta evaluasi kinerja dengan tujuan supaya apa yang sudah direncanakan bisa
mencapai target sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai . Pengendalian dianggap sebagai
aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai
dari aktivitas yang direncanakan. Sebuah sistem kontrol yang dirancang dengan baik dapat
membantu manajer mengantisipasi, memantau, dan menanggapi keadaan yang berubah
sebaliknya, sebuah sistem yang dirancang dengan tidak tepat dapat menghasilkan kinerja
organisasi yang jauh di bawah tingkat yang dapat di terima (Hidayati et al., 2023).

1.2. Indikator Mutu Asuhan Keperawatan


Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses,

dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji

dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat

efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, audit

(EDIA).

1. Aspek struktur (input). Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS

yang meliputi M1 (tenaga), M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan keperawatan), M4

(dana), M5 (pemasaran), dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika

struktur sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas

struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari

masing-masing komponen struktur.

2. Proses. Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang

mengadakan interaksi secara profesional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain

dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan

pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur pengobatan.

3. Outcome. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain

terhadap pasien.

1) Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:

a. angka infeksi nosokomial: 1–2%;

b. angka kematian kasar: 3–4%;


c. kematian pascabedah: 1–2%;

d. kematian ibu melahirkan: 1–2%;

e. kematian bayi baru lahir: 20/1.000;

f. NDR (Net Death Rate): 2,5%;

g. ADR (Anesthesia Death Rate) maksimal 1/5.000;

h. PODR (Post-Operation Death Rate): 1%;

i. POIR (Post-Operative Infection Rate): 1%.

2) Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:

a. biaya per unit untuk rawat jalan;

b. jumlah penderita yang mengalami dekubitus;

c. jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur;

d. BOR: 70–85%;

e. BTO (Bed Turn Over): 5–45 hari atau 40–50 kali per satu tempat tidur/ tahun;

f. TOI (Turn Over Interval): 1–3 hari TT yang kosong;

g. LOS (Length of Stay): 7–10 hari (komplikasi, infeksi nosokomial; gawat darurat; tingkat

kontaminasi dalam darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan pasien);

h. normal tissue removal rate: 10%.

3) Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah

keluhan dari pasien/keluarganya, surat pembaca di koran, surat kaleng, surat masuk di

kotak saran, dan lainnya.

4) Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas: jumlah dan persentase kunjungan

rawat jalan/inap menurut jarak RS dengan asal pasien;


a. jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan pembedahan dan jumlah kunjungan

SMF spesialis;

b. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar tersebut di atas

dibandingkan dengan standar (indikator) nasional. Jika bukan angka standar nasional,

penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil pencatatan mutu pada tahun-tahun

sebelumnya di rumah sakit yang sama, setelah dikembangkan kesepakatan pihak

manajemen/direksi RS yang bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staf lainnya

yang terkait.

5) Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien:

a. pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi;

b. pasien diberi obat salah;

c. tidak ada obat/alat emergensi;

d. tidak ada oksigen;

e. tidak ada suction (penyedot lendir);

f. tidak tersedia alat pemadam kebakaran

g. pemakaian obat;

h. pemakaian air, listrik, gas, dan lain-lain (Nursalam, 2020).

1.3. Jenis Pengendalian Ruang Rawat

1. Pengendalian karyawan

Pengendalian ini tertuju pada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan karyawan.

2. Pegendalian keuangan

Pengendalian ini kepada hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, tentang pemasukan dan

pengeluaran, biaya-biaya Perusahaan termasuk pengendalian anggarannya.


3. Pengendalian produksi

Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang

dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau tidak dengan rencananya

4. Pengendalian waktu

Pengendalian ini di tunjukkan untuk pengendalian waktu, artinya apakah waktu untuk

mengerjakan sesuatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana

5. Pengendalian teknis

Pengendalian ini di tunjukkan dengan hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan

dengan tindakan dan teknis pelaksanaan

6. Pengendalian kebijaksanaa

Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijakan-kebijakan

organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah rencanakan

7. Pengendalian penjualan

Pengendalian ini di tnjukkan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang di hasilkan

terjual sesuai dengan target yang ditetapkan

8. Pengendalian inventaris

Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada

semuanya atau ada yang hilang

9. Pengendalian pemeliharaan

Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan

kantor di pergunakaan dengan baik atau tidak

1.4. Proses Menjaga Mutu Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat


1. Tetapkan kriteria utama (item). Ini harus dapat diukur terhadap nilai-nilai yang dapat
diidentifikasi, menetapkan standar dan dalam hal hasil pasien yang diinginkan. Metode
untuk mengembangkan kriteria adalah:
a. Tentukan jumlah populasi pasien
b. Identifikasi kerangka waktu kerja untuk mengukur hasil perawatan.
c. Identifikasi masalah yang sering muncul yang ditunjukkan oleh popula pasien yang
ditentukan
d. Nyatakan kriteria hasil pasien
e. Nyatakan tingkat pencapaian tujuan yang dapat diterima
f. Tentukan sumber informasi
2. Mempersiapkan protokol audit dengan mengingat tujuan audit, kelompok sasaran, metode
pengumpulan informasi (dengan bertanya, mengamat memeriksa catatan), kriteria
mengukur, mengidentifikasi kerangka waktu untuk mengukur hasil perawatan,
mengidentifikasi masalah keperawatan yang sering berulang, menyatakan penerimaan tujuan
yang dapat diterima.
3. Desain alat:
a. Jaminan mutu harus menjadi prioritas.
b. Mereka yang bertanggung jawab harus mengimplementasikan program tidak hanya alat,
bukan hanya alat
c. Peran dan tanggung jawab harus diberikan
d. Perawat harus diberi tahu tentang proses dan hasil program.
e. Data harus dapat diandalkan.
f. Orientasi pengumpulan data yang memadai sangat penting.
g. Data yang berkualitas harus dianalisis dan digunakan oleh tenaga keperawata di semua
tingkatan.
4. Merencanakan dan Mengimplementasikan Alat (Tool): Hal yang perla dipersiapkan saat
merencanakan dan melakukan implementasi adalah terkait
a. Apa yang harus dievaluasi?
b. Siapa yang akan mengumpulkan informasi?
c. Berapa banyak sampel dalam kelompok sasaran?
d. Jangka waktu?
5. Rekaman/Analisis, menyimpulkan dengan mencatat informasi, analisa informasinya, buat
ringkasan, dan bandingkan dengan standar yang ditetapkan kesimpulan.
6. Menggunakan Hasil. Hasil bantuan untuk memodifikası rencana asuhan keperawatan dan
proses asuhan keperawatan, termasuk
a. Perencanaan debit.
b. untuk hasil pasien yang dipilih
c. mengimplementasikan program untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan
melalui peningkatan kebijakan amal, metodologi dan bentuk
d. fokus putaran keperawatan
e. konferensi tim
f. memfokuskan perhatian pengawasan pada area kelemahan yang diidentifikasi seperti satu
unit keperawatan tertentu atau karyawan tertentu.
g. merancang orientasi responsif dan program pendidikan dalam jabatan.
h. mendapatkan dukungan administratif untuk membuat perubahan sumber daya, termasuk
personel (Nursalam, 2020).
1.5. Pengenalan Penilaian Akreditas/Sertifikasi

Menurut Permenkes RI No. 012/2012, akreditas rumah sakit adalah pengakuan terhadap
rumah sakit yang telah diberikan oleh lembaga independent penyelenggara akreditas yang
ditetapkan oleh mentri baik dari dalam maupun luar negeri, baik pemerintah maupun swasta,
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini kementrian kesehatan
memilih akreditasi dengan sistem Joint Commission International (JCI) dikarenakan
lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali terakreditasi oleh
International Standart Quality (ISQua) selaku penilai lembaga akreditasi. Pengaturan tentang
akreditasi dibuat dengan tujuan:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkelanjutan dan melindungi
keselamatan pasien
b. Meningkatkan perlindngan bagi Masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit, dan
rumah sakit sebagai institusi
c. Meningkatkan tata kelola rumah sakit dan tata Kelola klinis
d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan
1.6. Advocator Bagi Manajemen Rumah Sakit Dalam Efektifitas dan Efisiensi

Pelayanan dan Penyembuhan Pasien

Advocate terdepan dalam peningkatan mutu sistem skala besar yang bukan hanya
terdapat di amerika serikat tetapi diseluruh dunia adalah institute for healthcare improvement.
Didirikan oleh Donald m. berweick md, IHI merupakan organisasi nirlaba yang menyediakan
pelatihan dan sumber untuk memperbaiki sistem layanan kesehatan sekaligus jumlah
program untuk meningkatkan keselamatan dan perawatan pasien. IHI kerap bermitra dengan
Robert wood Johnson foundation (RWJF), suatu yayasan nirlaba yang didedikasikan untuk
meningkatkan kesehatan dan pelayanan kesehatan semua penduduk amerika. Yayasan RWJ
selama ini berfokus terutama pada upaya penurunan diskriminasi ras dan etnik dalam
kesehatan dan jasa layanan kesehatan, termasuk pada proyek pembayaran sesuai kinerja
(Pugh & Endo, 2011).
Advocate terdepan lainnya dalam proses pembayaran sesuai kinerja pada sector swasta,
bridges to excellence (BTE) adalah kualisi multi pengusaha dan multi negara, yang
dikembangkan oleh pengusaha, dokter, peneliti layanan kesehatan, dan pakar lainnya. Misi
bridges to excel lence adalah memberikan reward pada pelayanan bermutu yang aman, tepat
waktu, efektif, efisien, setara, dan berfokus pada pasien. Sebagai kolaborasi nasional antara
pihak public dan swasta, HQA mendorong rumah sakit untuk secara sukarela mengumpulkan
dan melaporkan informasi tentang kinerja rumah sakit. Berbagai inisiatif tersebut memiliki
dampak yang positif terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di amerika serikat dan
dimanapun, tetapi masih banyak upaya yang dilakukan.
Jurnal Pendukung Mengenai Pengendalian Mutu Asuhan dan Pelayanan Keperawatan:

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan pelayanan dibidang


kesehatan juga meningkat pesat. Perkembangan ini juga dibarengi dengan tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan menjadi sangat tinggi. Keperawatan sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan selama 24 jam hendaknya berbenah untuk meningkatkan
kualitas pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, kondisi yang terjadi
di Indonesia masih banyak mengeluhkan adanya pelayanan keperawatan yang kurang optimal
Suatu pelayanan kesehatan dikatakan bermutu apabila mampu menimbulkan kepuasan bagi
pasien yang dilayaninya. Kepuasan pasien tidak hanya dilihat dari bagaimana sarana dan
prasarana yang tersedia pada pelayanan kesehatan namun juga melihat bagaimana perawat
melayani pasien dengan baik sesuai dengan kompetensinya, kemudian cara berkomunikasi serta
ramah kepada semua pasien tanpa memandang status pasien (Sesrianty et al., 2019).
Setiap masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggitingginya (UU no 44 tahun 2009). Untuk itu setiap Rumah Sakit harus secara terus-
menerus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan mengutamakan kepentingan pasien demi
terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Mursid et al., 2023).
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu komponen utama pelayanan kesehatan.
Meningkatnya persaingan di segala bidang saat ini juga berdampak pada kesehatan. perawatan
dan peningkatan biaya dan daya saing di sektor kesehatan. Keunggulan kompetitif penyedia
layanan kesehatan yang paling penting adalah memberikan layanan kesehatan yang berkualitas.
Perlunya peningkatan kualitas layanan kesehatan, kualitas dan kecukupan layanan kesehatan
dapat diukur yakin berdasarkan pandangan dan kepuasan pasien dan kerabatnya. Kepuasan
pasien adalah hal yang paling penting idikator kualitas pelayanan dan dianggap sebahagi hasil
dari layanan kesehatan. Di pasar layanan kesehatan yang berorientasi pada konsumen saat ini
ukuran kepuasan berpusat pada pasien terhadap kualitas keperawatan perawatan yang diterima
merupakan komponen utama sistem manajemen mutu rumah sakit (Karaca & Durna, 2019).
Argumen Kelompok:
Mutu adalah pemenuhan terhadap harapan pelanggan dan sesuai dengan standar yang
berlaku serta tercapainya tujuan pelayanan keperawatan yang diharapkan. Pelayanan
keperawatan adalah rangkaian tindakan dilakukan oleh perawat untuk memberikan perawatan
pada klien, baik melalui interaksi langsung maupun tidak langsung. Pelayanan keperawatan
merujuk pada semua tugas, aktivitas, serta tugas dan tanggung jawab yang dijalankan seorang
perawat dalam praktek profesionalnya. Profesionalitas seorang perawat tergantung pada
pengetahuan, keahlian, dan sikap profesional yang sejalan dengan prinsip-prinsip etika profesi.
Suatu pelayanan kesehatan dikatakan bermutu apabila mampu menimbulkan kepuasan bagi
pasien yang dilayaninya. Untuk menimbulkan kepuasan pasien yang dapat dilakukan diantaranya
adalah meningkatkan caring behaviors perawat, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
meningkatkan komunikasi efektif, infastrukrut yang memadai, dan jumlah staf perawat yang
memadai.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengendalian merupakan penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan
mengukur dan mengkaji struktur, proses, dan hasil pelayanan asuhan keperawatan sesuai standar
dan keadaan institusi untuk mencapai dan mempertahankan kualitas Mutu adalah tingkat layanan
kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan profesional yang diperbarui dan memungkinkan
diperolehnya hasil yang diinginkan. Mutu rumah sakit dinilai sangat penting untuk dipertahankan
dan ditingkatkan agar tumbuh rasa percaya masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit tersebut.
Pengendalian mutu akan memberikan umpan balik kepada staf untuk melakukan perbaikan
layanan serta penyempurnaan yang berkelanjutan. Standar yang menjadi acuan adalah standar
mutu pelayanan sesuai ketentuan akreditasi dan kebijakan yang ditetapkan pimpinan. Standar
peningkatan mutu dan keselamatan pasien mempersyaratkan bahwa rumah sakit hendaknya
mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu
pengetahuan dan informasi terkini serta perkembangan konsep peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.

Pelayanan keperawatan adalah rangkaian tindakan dilakukan oleh perawat untuk


memberikan perawatan pada klien, baik melalui interaksi langsung maupun tidak langsung.
Asuhan keperawatan ini mencakup beberapa aspek, seperti penilaian kesehatan, perencanaan
asuhan, pelaksanaan intervensi keperawatan, dan evaluasi hasil asuhan. Fokus utama dalam
pelayanan keperawatan adalah kualitasnya. Kualitas pelayanan keperawatan dapat dinilai dari
seberapa baik layanan tersebut memenuhi kebutuhan dan harapan pasien, serta sejauh mana
layanan tersebut mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Dedi, F., Yunaspi, D., Suryani, U., & Yolanda, Y. (2023). Strategi Pelayanan Keperawatan
untuk Meningkatkan Kepuasan Pasien.

Hidayati, M. K., Dr. Dhiana Setyorini, M.Kep., S. M., Ns. Winarsi Pricilya Molintao, S.Kep., M.
K., Taswidi, N. D., S.Kep., M. K. (2023). Buku Ajar Manajemen Keperawatan.

Karaca, A., & Durna, Z. (2019). Patient satisfaction with the quality of nursing care. Nursing
Open, 6(2), 535–545. https://doi.org/10.1002/nop2.237

Kawati, R. (2020). Pengembangan Desain System Informasi Manajemen Keperawatan.

Mursid, A., Saleh, A., Malasari, S., & Amahoru, N. B. (2023). Optimalisasi Pemberian Asuhan
Keperawatan Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan Optimizing Nursing Care
Provision in Improving the Quality of Nursing Services Program Studi Magister Ilmu
Keperawatan , Fakultas Keperawatan , Universitas secara teru. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 7(4), 548–558. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/index
DOI:

Nurdiana, Hariyati, R. T. S., & Anisah, S. (2018). Penerapan Fungsi Manajemen Kepala
Ruangan dalam Pengendalian Mutu Keperawatan. Jurnal Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (JPPNI), 2(3), 160. https://doi.org/10.32419/jppni.v2i3.93

Nursalam. (2020). Manajemen Keperawatan edisi 6. Salemba Medika.

Pugh, K., & Endo, J. A. (2011). Jamming with the Institute for Healthcare Improvement. 38–41.

Supinganto, D. H. A., Hadi, I., Rusiani, P., Zuliardi, Istianah, H., & Aulia, R. (2020). Praktik
Manajemen Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai