Makalah Kel 16A
Makalah Kel 16A
Makalah Kel 16A
KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH:
Kelompok 16A
Dosen Pembimbing:
Dr. Lilis Novitarum, S. Kep. Ns., M. Kep
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga makalah kami yang berjudul “Pengendalian Mutu Asuhan dan Pelayanan
Keperawatan” ini dapat terselesaikan dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Mungkin
dalam makalah ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu kami mohon maaf. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua, dan dapat di praktikkan dalam komunitas
khususnya sekolah.
Kelompok 16A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................5
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................5
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1. Konsep Dasar Dan Tujuan Pengendalian...........................................6
2.2. Indikator Mutu Asuhan Keperawatan.................................................7
2.3. Jenis Pengendalian Ruang Rawat......................................................10
2.4. Proses menjaga mutu asuhan keperawatan di ruang rawat................11
2.5. Pengenalan penilaian akreditas/sertifikasi.........................................13
2.6. Advocator bagi manajemen rumah sakit dalam efektifitas dan efisiensi
pelayanan dan penyembuhan pasien.......................................................13
BAB III PENUTUPAN............................................................................................17
Kesimpulan ............................................................................................................17
Daftar Pustaka.........................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan keperawatan merupakan cerminan mutu pelayanan kesehatan. Mutu adalah
tingkat layanan kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan profesional yang diperbarui dan
memungkinkan diperolehnya hasil yang diinginkan. Mutu rumah sakit dinilai sangat penting
untuk dipertahankan dan ditingkatkan agar tumbuh rasa percaya masyarakat terhadap pelayanan
rumah sakit tersebut (Nurdiana et al., 2018). Pelayanan kesehatan yang menunjukkan perhatian
dan kepedulian dari staf medis dapat meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit serta
memperbaiki kualitas rumah sakit tersebut. Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan
di antara rumah sakit, peningkatan layanan menjadi suatu keharusan untuk memastikan kepuasan
pelanggan dan juga untuk meningkatkan profitabilitas rumah sakit (Wijanarko, 2021).
Pelayanan keperawatan merujuk pada semua tugas, aktivitas, serta tugas dan tanggung jawab
yang dijalankan seorang perawat dalam praktek profesionalnya. Profesionalitas seorang perawat
tergantung pada pengetahuan, keahlian, dan sikap profesional yang sejalan dengan prinsip-
prinsip etika profesi. Keterampilan profesional tidak hanya mencakup kemampuan dalam
Kualitas pelayanan keperawatan adalah penanda utama dari kualitas layanan kesehatan dan
merupakan faktor penting dalam reputasi rumah sakit, karena perawatan menjadi profesi yang
paling utama dan erat hubungannya dengan pasien. Pasien sebagai konsumen jasa kesehatan
menuntut pelayanan keperawatan yang memiliki mutu dan kualitas yang tinggi (Nursalam,
2020).
Maka dengan itu pada bab ini akan membahas upaya pengendalian mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan sehingga tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan
terpenuhi derajat kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi yang baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/I mengetahui upaya pengendalian mutu asuhan dan pelayanan
keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep dasar dan tujuan pengendalian
2. Mengetahui jenis pengendalian ruang rawat.
3. Mengetahui proses menjaga mutu asuhan keperawatan diruang rawat.
6. Advocator bagi manajemen rumah sakit dalam efektifitas dan efisiensi proses pelayanan
dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji
dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat
efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, audit
(EDIA).
1. Aspek struktur (input). Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS
(dana), M5 (pemasaran), dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika
struktur sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas
struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari
2. Proses. Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara profesional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain
dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan
3. Outcome. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
terhadap pasien.
d. BOR: 70–85%;
e. BTO (Bed Turn Over): 5–45 hari atau 40–50 kali per satu tempat tidur/ tahun;
g. LOS (Length of Stay): 7–10 hari (komplikasi, infeksi nosokomial; gawat darurat; tingkat
3) Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah
keluhan dari pasien/keluarganya, surat pembaca di koran, surat kaleng, surat masuk di
4) Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas: jumlah dan persentase kunjungan
SMF spesialis;
b. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar tersebut di atas
dibandingkan dengan standar (indikator) nasional. Jika bukan angka standar nasional,
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil pencatatan mutu pada tahun-tahun
yang terkait.
g. pemakaian obat;
1. Pengendalian karyawan
Pengendalian ini tertuju pada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan karyawan.
2. Pegendalian keuangan
Pengendalian ini kepada hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, tentang pemasukan dan
Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang
4. Pengendalian waktu
Pengendalian ini di tunjukkan untuk pengendalian waktu, artinya apakah waktu untuk
5. Pengendalian teknis
Pengendalian ini di tunjukkan dengan hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan
6. Pengendalian kebijaksanaa
7. Pengendalian penjualan
Pengendalian ini di tnjukkan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang di hasilkan
8. Pengendalian inventaris
Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada
9. Pengendalian pemeliharaan
Pengendalian ini di tunjukkan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan
Menurut Permenkes RI No. 012/2012, akreditas rumah sakit adalah pengakuan terhadap
rumah sakit yang telah diberikan oleh lembaga independent penyelenggara akreditas yang
ditetapkan oleh mentri baik dari dalam maupun luar negeri, baik pemerintah maupun swasta,
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini kementrian kesehatan
memilih akreditasi dengan sistem Joint Commission International (JCI) dikarenakan
lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali terakreditasi oleh
International Standart Quality (ISQua) selaku penilai lembaga akreditasi. Pengaturan tentang
akreditasi dibuat dengan tujuan:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkelanjutan dan melindungi
keselamatan pasien
b. Meningkatkan perlindngan bagi Masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit, dan
rumah sakit sebagai institusi
c. Meningkatkan tata kelola rumah sakit dan tata Kelola klinis
d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan
1.6. Advocator Bagi Manajemen Rumah Sakit Dalam Efektifitas dan Efisiensi
Advocate terdepan dalam peningkatan mutu sistem skala besar yang bukan hanya
terdapat di amerika serikat tetapi diseluruh dunia adalah institute for healthcare improvement.
Didirikan oleh Donald m. berweick md, IHI merupakan organisasi nirlaba yang menyediakan
pelatihan dan sumber untuk memperbaiki sistem layanan kesehatan sekaligus jumlah
program untuk meningkatkan keselamatan dan perawatan pasien. IHI kerap bermitra dengan
Robert wood Johnson foundation (RWJF), suatu yayasan nirlaba yang didedikasikan untuk
meningkatkan kesehatan dan pelayanan kesehatan semua penduduk amerika. Yayasan RWJ
selama ini berfokus terutama pada upaya penurunan diskriminasi ras dan etnik dalam
kesehatan dan jasa layanan kesehatan, termasuk pada proyek pembayaran sesuai kinerja
(Pugh & Endo, 2011).
Advocate terdepan lainnya dalam proses pembayaran sesuai kinerja pada sector swasta,
bridges to excellence (BTE) adalah kualisi multi pengusaha dan multi negara, yang
dikembangkan oleh pengusaha, dokter, peneliti layanan kesehatan, dan pakar lainnya. Misi
bridges to excel lence adalah memberikan reward pada pelayanan bermutu yang aman, tepat
waktu, efektif, efisien, setara, dan berfokus pada pasien. Sebagai kolaborasi nasional antara
pihak public dan swasta, HQA mendorong rumah sakit untuk secara sukarela mengumpulkan
dan melaporkan informasi tentang kinerja rumah sakit. Berbagai inisiatif tersebut memiliki
dampak yang positif terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di amerika serikat dan
dimanapun, tetapi masih banyak upaya yang dilakukan.
Jurnal Pendukung Mengenai Pengendalian Mutu Asuhan dan Pelayanan Keperawatan:
Pengendalian merupakan penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan
mengukur dan mengkaji struktur, proses, dan hasil pelayanan asuhan keperawatan sesuai standar
dan keadaan institusi untuk mencapai dan mempertahankan kualitas Mutu adalah tingkat layanan
kesehatan yang konsisten dengan pengetahuan profesional yang diperbarui dan memungkinkan
diperolehnya hasil yang diinginkan. Mutu rumah sakit dinilai sangat penting untuk dipertahankan
dan ditingkatkan agar tumbuh rasa percaya masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit tersebut.
Pengendalian mutu akan memberikan umpan balik kepada staf untuk melakukan perbaikan
layanan serta penyempurnaan yang berkelanjutan. Standar yang menjadi acuan adalah standar
mutu pelayanan sesuai ketentuan akreditasi dan kebijakan yang ditetapkan pimpinan. Standar
peningkatan mutu dan keselamatan pasien mempersyaratkan bahwa rumah sakit hendaknya
mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu
pengetahuan dan informasi terkini serta perkembangan konsep peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Dedi, F., Yunaspi, D., Suryani, U., & Yolanda, Y. (2023). Strategi Pelayanan Keperawatan
untuk Meningkatkan Kepuasan Pasien.
Hidayati, M. K., Dr. Dhiana Setyorini, M.Kep., S. M., Ns. Winarsi Pricilya Molintao, S.Kep., M.
K., Taswidi, N. D., S.Kep., M. K. (2023). Buku Ajar Manajemen Keperawatan.
Karaca, A., & Durna, Z. (2019). Patient satisfaction with the quality of nursing care. Nursing
Open, 6(2), 535–545. https://doi.org/10.1002/nop2.237
Mursid, A., Saleh, A., Malasari, S., & Amahoru, N. B. (2023). Optimalisasi Pemberian Asuhan
Keperawatan Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan Optimizing Nursing Care
Provision in Improving the Quality of Nursing Services Program Studi Magister Ilmu
Keperawatan , Fakultas Keperawatan , Universitas secara teru. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 7(4), 548–558. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/index
DOI:
Nurdiana, Hariyati, R. T. S., & Anisah, S. (2018). Penerapan Fungsi Manajemen Kepala
Ruangan dalam Pengendalian Mutu Keperawatan. Jurnal Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (JPPNI), 2(3), 160. https://doi.org/10.32419/jppni.v2i3.93
Pugh, K., & Endo, J. A. (2011). Jamming with the Institute for Healthcare Improvement. 38–41.
Supinganto, D. H. A., Hadi, I., Rusiani, P., Zuliardi, Istianah, H., & Aulia, R. (2020). Praktik
Manajemen Keperawatan.