Nuril Af'idah - Kualitatif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN MEDIA WHATSAPP

GROUP ( WAG) SELAMA MASA PANDEMI GLOBAL DI SDN GULUK-


GULUK II KABUPATEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2019/2020

METODE KUALITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Kualitatif


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiraraja

Oleh:
NURIL AF’IDAH
NPM. 717720123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT berkat Rahmat dan Karunia-Nya
yang telah melimpahkan Taufiq, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Metode Kualitatif ini yang berjudul “Pembelajaran Daring
Menggunakan Media Whatsapp Group ( WAG) Selama Masa Pandemi Global Di
SDN Guluk-Guluk II Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2019/2020”. Shalawat
serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa Tugas Penelitian Tindakan Kelas ini dapat


terselesaikan dengan baik berkat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, untuk
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa Tugas Metode Kualitatif ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat posiif dan membangun sangat penulis harapkan guna untuk
penyempurnaan Tugas Metode Kualitatif.

Sumenep, 02 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Fokus Masalah....................................................................................6
D. Tujuan Penelitian................................................................................7
E. Manfaat Penelitian..............................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori.....................................................................................9
1. Pembelajaran Daring......................................................................9
2. Pemanfaatan Whatsapp Group Dalam Pembelajaran Daring.........12
3. Perseosi Siswa Terhadap Pemanfaatan Penggunaan Whatsapp
Group..............................................................................................14
4. Persepsi Guru terhadap Penggunaan Whatsapp Group..................15
B. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.....................................................................................18
B. Waktu dan Tempat................................................................................18
C. Metode Penelitian.................................................................................18
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data.......................................19
E. Instrumen Penelitian.............................................................................20
F. Teknik Analisis Data............................................................................22
G. Pengujian Kredibilitas Data..................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak
yang signifikan dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya
dalam aspek pendidikan masyarakat dapat dengan mudah memperoleh
pengetahuan atau wawasan dari internet. Banyaknya sumber yang tersebar di
internet memungkinkan masyarakat dapat mengaksesnya melalui smartphone
atau gadget.
Pembelajaran berbasis on line berupa Whatsapp Group, merupakan salah
satu jenis penerapan pembelajaran elektronik, atau dapat juga dikatakan
sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk
berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran. Pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar
secara mandiri. Salah satu media pembelajaran berbasis on line yang
digunakan adalah Whatsapp Group. merupakan alat komunikasi on line yang
memungkinkan guru membentuk kelas virtual, forum diskusi, agenda
pembelajaran, tugas terstruktur, kuis, pemeriksaan tugas. Untuk mengatasi
berbagai masalah yang muncul maka pendidik harus meningkatkan
kemampuan dalam penggunaan media pembelajaran yang dapat melibatkan
peserta didik agar peserta didik dapat aktif dan percaya diri dalam
menuangkan ideide yang dimilikinya selama proses belajar mengajar
berlangsung. Media pembelajaran bebasis internet adalah salah satu media
yang cukup relevan dalam menghadapi permasalah- permasalahan dalam
pembelajaran di abad ke-21 ini.
Abad 21 adalah abad digital yang menuntut kemudahan dalam berbagai
hal termasuk dalam berkomunikasi. Revolusi digital telah memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan manusia sehingga mampu
mengubah sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, dan kemasyarakatan Atmazaki
(dalam Sandi S, 2019:29). Komunikasi diharapkan dapat dilakukan mudah
dan tanpa batas yang dapat menjangkau ke setiap penjuru dunia. Kecanggihan

4
teknologi menjadikan alat komunikasi seperti smartphone sudah menjadikan
barang tersebut sebagai kebutuhan hidup bukan gaya hidup. Pihak Sekolah
sudah tidak zamannya lagi melarang peserta didik membawa alat komunikasi
ke kelas dalam konteks sebagai sarana pembelajaran. Semua pihak harus
memiliki dan dapat menggunakannya terutama pendidik jangan sampai
tertinggal oleh peserta didiknya. Melalui alat komunikasi kegiatan
pembelajaran akan lebih efisien karena informasi akan mudah didapat baik itu
informasi dari luar maupun dari dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Sutikno (dalam Sandi S, 2019:29) mengungkapkan bahwa perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh
terhadap dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Melalui
kecanggihan teknologi informasi semua manusia terhubung ke seluruh penjuru
bumi tanpa batas sehingga sangat disayangkan jika sarana ini tidak digunakan
untuk kegiatan pembelajaran.
Sebagai pendidik masa depan, sudah sepatutnya seorang pendidik mampu
memanfaatkan fasilitas yang tersedia dan berusaha mengubah potensi negatif
menjadi positif dalam kegiatan pembelajaran. Potens iinilah yang dapat
ditemukan dalam media sosial yang sudah menjamur bahkan mempengaruhi
pola pikir masyarakat dewasa ini. Salah satu contoh media sosial yang sudah
cukup dikenal bahkan hampir seluruh masyarakat telah menggunakannya
adalah aplikasi WhatsApp.
Pengguna WhatsApp menduduki peringkat teratas disbanding dengan
aplikasi media sosial. Bertambahnya jumlah pengguna ini tidak lepas dari
mudahnya menunduh aplikasi dari Google Store maupun semakin banyaknya
pengguna smartphone didunia terutama yang berjenis android. Besarnya
potensi WhatsApp tersebut, akan tetapi, masih belum terserap dan terpelajari
dengan baik dalam dunia pendidikan khususnya di SD. Masyarakat
pendidikan di SD masih belum mengeksplorasi dan berinteraksi dengan
teknologi komunikasi terutama social media dalam kegiatan pembelajaran.
Perkembangan teknologi memungkinkan pembelajaran didalam kelas
dapat diakses dirumah maupun dilingkungan sekitarnya. Komunikasi dua arah
pada program pembelajaran daring antara guru dengan siswa atau antara siswa

5
dengan siswa, dan guru dengan guru akan semakin baik karena semakin
banyaknya pilihan media komunikasi yang tersedia. Media komunikasi yang
banyak memungkinkan guru memberikan pembelajaran secara langsung
melalui video pembelajaran atau rekaman. Serta juga pada proses selanjutnya
siswa dapat memutar kembali video atau rekaman tersebut berulangkali
sebagai materi pembelajaran bilamana ada materi yang susah untuk dipahami.
Pada aplikasi WhatsApp terdapat sebuah fitur yang memungkinkan orang
untuk berkomunikasi secara berkelompok yakni menggunakan grup.Dengan
adanya grup ini, bagaimana pendidik dan peserta didik tetap dapat
melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut , maka penulis
ingin mengkaji lebih dalam tentang “Pembelajaran Daring Menggunakan
Media Whatsapp Group ( WAG) di SDN Guluk Guluk II Kabupaten
Sumenep”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses penggunaan media Whatsapp Group sebagai
pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II Kabupaten Sumenep?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pemanfaatan penggunaan media
Whatsapp Group sebagai pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II
Kabupaten Sumenep?
3. Bagaimana persepsi guru terhadap kendala pemanfaatan Whatsapp Group
sebagai pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II Kabupaten
Sumenep?

C. Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti buat , maka fokus
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses penggunaan media Whatsapp Group (WAG) sebagai pembelajaran
daring di SDN Guluk Guluk II Kabupaten Sumenep.

6
2. Presepsi siswa terhadap pemanfaatan penggunaan media Whatsapp Group
(WAG) sebagai pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II Kabupaten
Sumenep.
3. Persepsi guru terhadap kendala pemanfaatan Whatsapp Group sebagai
pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II Kabupaten Sumenep.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan proses penggunaan media Whatsapp Group
(WAG) sebagai pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II
Kabupaten Sumenep.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemafaatan penggunaan
media Whatsapp Group (WAG) sebagai pembelajaran daring di SDN
Guluk Guluk II Kabupaten Sumenep.
3. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kendala pemanfaatan
Whatsapp Group sebagai pembelajaran daring di SDN Guluk Guluk II
Kabupaten Sumenep.

E. Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk
memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang bagaimana pembelajaran
daring menggunakan media whatsapp group (WAG) di SDN Guluk Guluk
II Kabupaten Sumenep. Selain itu juga dapat dijadikan bacaan dan bahan
pada penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah
1. Bagi kepala SDN Guluk Guluk II, hasil penelitian ini dapat dijadikan
dasar pengambilan kebijaksanaan dalam hal proses belajar mengajar.

7
2. Bagi para guru SDN Guluk Guluk II hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa dan meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas,
serta mempersiapkan guru agar lebih siap terhadap pembelajaran
daring.
3. Bagi siswa Gu luk Guluk II, hasil penelitian ini diharapkan dapat tetap
belajar dimanaja saja dan kapan saja tanpa takut akan ketinggalan
pelajaran.

b. Bagi Peneliti Lain


Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian
dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang meningkatkan mutu
pendidikan dalam dunia teknologi bagaimana cara menggunakan media
Whatsapp group ( WAG ) dalam pembelajaran daring.

d. Bagi Pembaca
Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan baru mengenai sistematika
penulisan proposal atau model pembelajaran yang digunakan dalam
proposal tersebut.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori
1. Pembelajaran Daring
a. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran Daring adalah sebuah pola pembelajaran yang dipilih
guru untuk merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai serta
efisien guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan dan
memanfaatkan jaringan internet atau computer. Pembelajaran ini perlu
dirancang dengan baik agar pengalaman belajar peserta didik dapat
berkesan sehingga dapat mencapat tujuan pembelajaran. pembelajaran
daring digunakan sebagai salah satu jalan pintas untuk menjawab
permasalahan pembelajaran jarak jauh.
Menurut Minanti dkk (dalam Thome, 2020 : 62) Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
multimedia, video, kelas virtual, teks online animasi, pesan suara,
email, telepon konferensi, dan video steraming online. “ Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang dilakukan menggunakan internet
sebagai tempat menyalurkan ilmu pengetahuan. Bentuk pembelajran
sepertii ini dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa terikat
waktu dan tanpa harus bertatap muka. Di era perkembangan teknologi
pembelajaran daring semakin canggih dengan berbagai aplikasi dan
fitur yang semakin memudahkan pengguna. Tidak terikatnya waktu dan
dialkukan tanpa bertatap muka menjadi keunggulan pembelajaran
daring yang bisa dimanfaatkan pendidik. Seperti yang terjadi pada saat
ini, pembelajaran daring menjadi satu-satunya pilihan bentuk
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik ketika terjadi
bencana alam atau pandemi global. Indonesia menerapkan social
distance di segala aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan. Oleh
karena itu, pembelajaran daring dapat dikatakan menjadi satu-satunya

9
pilihan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk
menigkatkan mutu pembelajaran di Indonesia”. ( Albitar, 2020 : 31).
Pembelajaran daring bukanlah hanya sekedar pemberian materi
yang dipindah ke internet sebagai medianya saja, dan juga bukan
sekedar pemberian tugas dan soal yang dikirimkan ke media sosial.
Namun harus terencana, dilaksankan dan dievaluasi sama dengan
pembelajaran yang biasanya dilakukan dikelas. Materi yang disajikan
dalam pembelajaran daring harus tetap mempertimbangkan keaktifan
siswa, bagimana guru selalu menstimulus dan menjembatani siswa
untuk meberikan argument dan menyusun simpulan dari kompetensi
yang akan dikuasai.
b. Tujuan Pembelajaran Daring
Tujuan pembelajaran daring adalah menjadikan siswa lebih
mandiri tidak bergantung pada orang lain. Hal ini karena melalui
pembelajaran daring siswa akan fokus pada layar tampilan untuk
menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi yang sedang
berlangsung. Tidak akan ada interasi atau pembicaraan yang tidak perlu
dan tidak penting. Semua yang didiskusikan tentang materi
pembelajaran dan merupakan hal yang penting untuk menuntaskan
kompetensi yang akan dicapai. Oleh karena itu, melalui pembelajaran
daring diharapkan akan menjadikan siswa madiri dan aktif dalam
mengonstruk ilmu pengetahuan.

John Dewey dalam Majid (2011:25) “ siswa belajar dengan baik


apabila mereka secara aktif dapat mengonstruksi sendiri pemahaman
mereka tentang apa yang dipelajari”. Dengan hal ini dapat dilihat
bahwa pembelajaran daring memiliki keunggulan dalam mengonstruk
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Melalui pembelajaran daring
siswa secara mandiri akan mengkreasi pengetahuan yang akan
dikuasainya. Ilmu yang dikuasai siswa akan lebih bermakna
dikarenakan didapatkan dari hasil menyimpulkan bukan menghafalkan.
Hal ini dikuatkan oleh pendapat

10
c. Pembelajaran Daring Untuk Siswa Sekolah Dasar
Pembelajaran daring atau belajar dari jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi dan internet juga sudah dirasakan oleh siswa
sekolah dasar, hal karena pesatnya perkembangan teknologi dan
internet yang sangat meluas serta diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat. Pembelajaran daring menjadi salah satu kunci jawaban
dari persolaan yang dihadapi saat ini, salah satu contohnya yaitu
pandemi global.
Orang tua jadi penghubung antara guru dan peserta didik, karena
harus selalu memantau anaknya dalam mengoperasikan handphone
yang digunakannya dalam pembelajaran daring. Agar anak tersebut
tidak menyalahgunakan penggunaan gadget tersebut.
Maka guru bisa memberikan materi atau tugas lewat platform
media sosial contohnya di Whatsapp Group orang tua, lalu orang tua
menyampaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Kontak antara guru dan orang tua sangat diperlukan dalam
proses belajar anak. Kehadiran orang tua di sekolah secara otomatis
dapat menjalin kontak dengan guru-guru di sekolah, meskipun
kehadirannya tidak secara formal. Kontak antara orang tua dan
guru tersebut dapat menjadi jembatan komunikasi yang bermanfaat
bagi tumbuh kembang anak Suyadi (dalam NL Fitri , 2012: 159).
Bahkan, kontak tersebut dapat membuka kerjasama antara orang
tua dan guru dimana hasilnya merupakan pengalaman pendidikan yang
baik bagi anak.
Oleh karenanya orang tua yang kurang mengadakan kontak
dengan guru di sekolah memerlukan komunikasi yang lebih intens.
Komunikasi antara orang tua dan guru bertujuan untuk membangun
kerjasama atau partnership untuk mengoptimalkan perkembangan
anak. Selain itu, untuk memberikan informasi proses belajar anak di
sekolah. Penggunaan media informasi yang paling “trend” saat ini
adalah dengan menggunakan group whatsapp. Melalui group ini
guru mampu menyampaikan informasi secara langsung dan

11
menyeluruh tentang aktivitas anak di sekolah. Menyampaikan
informasiadalah bentuk dari komunikasi, sementara komunikasi
berarti membangun interaksi antara orang tua dan guru

2. Pemanfaatan Whatsapp Group Dalam Pembelajaran Daring


Whatsapp adalah aplikasi gratis messenger gratis untuk
smartphone. Whatsapp menggunakan internet untuk mengirim pesan,
gambar, audio, dan video. Layanan ini sangat mirip dengan layanan pesan
teks, karena whatsapp menggunakan internet untuk mengirim pesan, biaya
menggunakan whatsapp jauh lebih sedikit daripada SMS. Ini populer di
kalangan remaja karena fitur-fitur seperti group chatting, pesan suara, dan
berbagi lokasi.
Kemudahan dalam penggunaannya serta fitur-fitur yang tersedia
dalam aplikasi tersebut membuat orang-orang memilih untuk
menggunakannya dibanding aplikasi lain. Fitur-fitur yang tersedia dalam
aplikasi whatsapp sangat mudah difahami juga mudah digunakan, aplikasi
chatting ini mampu memberikanpengalaman kepada pengguna dengan
hadirnya, whatsapp story, pesan suara, pesan teks, panggilan suara bahkan
panggilan video.
Salah satu perbedaan yang dihadirkan adalah tidak adanya iklan,
serta mudahnya menambahkan kontak whatsapp pengguna yang lain,
cukup dengan menyimpan nomor telepon yang digunakan sebagai id
whatsapp, sehingga banyak pengguna yang memilih aplikasi ini sebagai
aplikasi untuk melakukan percakapan berupa teks maupun suara. Selain itu
whatsapp juga menghadirkan fitur obrolan bersama atau yang disebut
grup, dimana beberapa pengguna bisa melakukan obrolan secara
bersamaan dalam satu chat, membantu dan mempermudah kepada
pengguna untuk melakukan percakapan secara bersamaan dengan
pengguna lainnya tanpa harus saling bertatap muka secara langsung,
bahkan bisa digunakan sebagai forum untuk mendiskusikan sesuatu
pembahasan yang sifatnya penting sehingga bisa menghasilkan suatu
keputusan.

12
Aplikasi whatsaap merupakan salah satu aplikasi yang familiar
dikalangan masyarakat Indonesia termasuk guru dan peserta didik.
Aplikasi ini merupakan aplikasi media sosial yang cukup terkenal.
Ternyata whatsapp bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran daring.
Tentunya syarat utama adalah baik guru maupun peserta didik, keduanya
harus memiliki smartphone dan akun whatsapp agar dapat saling
berkolaborasi.
Jika grup telah dibentuk, maka selanjutnya komunikasi dalam grup
tersebut dapat dilakukan secara terbuka dan memungkinkan seluruh
anggota grup, dalam hal ini peserta didik dan guru untuk saling berdiskusi.
Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dan penugasan bagi
peserta didiknya. Sebaliknya peserta didik juga dapat mempelajari materi
yang disampaikan oleh guru serta mengirimkan kembali seluruh tagihan
penugasan dalam bentuk jpg.
Sebagian besar proses pembelajaran jarak jauh saat ini banyak
yang memanfaatkan fasilitas grup Whatsapp dalam perangkat smart phone.
Guru maupun dosen memberikan tugas kepada para peserta didik melalui
grup Whatsapp, baik melalui grup orang tua siswa maupun grup kelas
masing-masing. Waktu belajar sesuai dengan jadwal mata pelajaran harian.
Materi belajar dipelajari secara mandiri kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan tugas harian. Diskusi terkait materi yang dipelajari dilakukan
melalui grup tersebut. Untuk memulai pelajaran pada grup whatsapp guru
mengabsen kehadiran siswa bisa dengan menggunakan quis atau
pertanyaan – pertanyaan sederhana dengan hal ini guru bisa memantau
kehadiran dan keaktifan peserta didik.
Keuntungan menggunakan Whatsapp :
1. Tidak hanya teks : Whatsapp memiliki fitur untuk mengirim
gambar, video, suara, dan lokasi GPS via hardware GPS atau
Gmaps. Media tersebut langsung dapat ditampilkan dan bukan berupa
link.
2. Terintegrasi ke dalam sistem : Whatsapp layaknya sms, tidak
perlumembuka aplikasi untuk menerima sebuah pesan. Notifikasi

13
pesan masuk ketika telepon selular sedang tidak aktif atau off
akan tetap disampaikan jika telepon selular sudah aktif atau on.
3. Status Pesan : Jam merah untuk proses loading di telepon
selular kita. Tanda centang jika pesan terkirim ke jaringan.
Tanda centang ganda jika pesan sudah terkirim ke teman chat. Silang
merah jika pesan gagal
4. Broadcats dan Group chat : Broadcast untuk kirim pesan ke
banyak pengguna. Grup chat untuk mengirim pesan ke
anggota sesama komunitas.
5. Hemat Bandwidth : Karena terintegrasi dengan sistem maka tidak
perlu login atau masuk dan loading contact/avatar, sehingga
transaksi data makin irit. Aplikasi dapat dimatikan dan hanya aktif
jika ada pesan masuk, sehingga bisa menghemat tenaga baterai
telepon selular.

3. Persepsi Siswa Terhadap Pemanfaatan Penggunaan Whatsapp Group


Pada pemanfaatan penggunaan whatsapp group dalam
pembelajaran daring menimbulkan presepsi yang berbeda beda dari tiap
kalangan. Untuk siswa sekolah dasar yang masih belum bisa
mengoperasikan internet secara menyeluruh, penggunaan whatsapp
dianggap sangat mudah dan lebih dimengerti. Baik dari mengisi daftar
hadir kelas, penerimaan tugas dari guru maupun pengumpulan tugas,
mendengarkan penjelasan dari suara guru melalui fitur voice note. Karena
penggunaanya yang sangat mudah untuk berkomunikasi dengan guru
maka platform whatsapp banyak digemari oleh banyak orang, baik itu
didalam dunia pendidikan.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap kepala
sekolah SDN Guluk – Guluk II, beliau mengatakan bahwa penggunaan
whatsapp group sangat dimanfaatkan dalam pembelajaran daring, karena
penggunaan lebih mudah, lebih popular, dan alasan menggunakan aplikasi
whatsapp karena jika menggunakan aplikasi lain masih kesulitan, dan juga
masalah sinyal. Namun untuk whatsapp semua terasa mudah.

14
4. Persepsi Guru Terhadap Kendala Penggunaan Whatsapp Group
Persepsi guru tentang kemudahan dalam penggunaan grup
whatsapp membuat guru berpersepsi bahwa grup whatsapp berguna
sebagai media komunikasi dan diskusi dikalangannya. Persepsi guru
tentang manfaat grup whatsapp dan sikap guru untuk mencoba
menggunakan grup whtasapp membuat guru berniat untuk
menggunakannya. Intensi atau niat guru untuk menggunakan grup
whatsapp membuat grup whatsapp digunakan sebagai media komunikasi
dan diskusi guru dan siswa.
Menurut NL Fitri (2019) Jika dilihat dari persepsi guru terhadap
kendala yang dihadapi saat menggunakan whatsapp yaitu:
1. Guru harus menyediakan waktu lebih untuk membalas pesan
yang masuk dari orang tua, atau tugas dari anak mereka yang
terkadang pesan tersebut diterima saat sang guru sedang beristirahat
2. Komunikasi dengan lisan dan tulisan terkadang menimbulkan
persepsi yang berbeda dari si pengirim dan penerima, misalnya guru
menuliskan pesan dengan kata-kata yang disingkat atau sebaliknya
3. Musyawarah yang terkadang tidak menemukan solusi.
4. Bahasa komunikasi seperti teman sendiri, dengan kata lain
unggah-ungguhnya terhadap guru kurang.
Pada dasarnya banyak manfaat yang bisa didapat dari adanya
group whatsapp ini, kerjasama dan pembinaan yang tepat antara orang
tua dan guru berguna untuk meningkatkan perkembangan anak
secara optimal yang kemudian hari akan berdampak pada
peningkatan prestasi anak.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini, peneliti menemukan penelitian terdahulu antara lain
sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan oleh Yuyun Linda Wahyuni dari UIN Sunan
Kalijaga dengan penelitiannya yang berjudul “Efektifitas Komunikasi

15
melalui Aplikasi WhatsApp (Studi terhadap Guru KPI 2012 di WhatsApp
pada Mahasiswa KPI Angkatan 2012)”. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui nilai intensitas penggunaan aplikasi bahasa komunikasi yang
digunakan, serta kepuasan mahasiswa dalam berdiskusi di grup KPI 2012
pada aplikasi WhatsApp. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yuyun
Linda yaitu menggunakan Penelitian kuantitatif, Sampel peneitian
berjumlah 123 orang dengan populasi sebanyak 55 orang. Ada kepuasan
menggunakan aplikasi WhatsApp untuk bersosialisasi terutama di grup
KPI 2012 yang ditandai dengan adanya komunikasi yang efektif. Namun,
sebagian mahasiswa kurang ikut berpartisipasi dalam grup KPI 2012.
Persamannya adalah sama-sama meneliti efektifitas penggunaan
WhatsApp dan objek penelitian adalah mahasiswa
b. Penelitian ini dilakukan oleh Bagus Kurnia Wibisono dari Universitas
Negeri Yogyakarta” dengan judulnya yaitu “Efektivitas Penggunaan Grup
Sosial Media WhatsApp sebagai Media Edukasi Penanganan Pertama
Cedera Muskuloskelet al pada Pelatih Sepakbola”. Penelitian dibuat untuk
mengetahui efektivitas penggunaan grup media sosial WhatsApp sebagai
media edukasi penanganan pertama cedera Muskuloskeletal pada pelatih
sepakbola. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif
eksperimental dengan pre test dan post test satu grup eksperimen. Grup
sosial media WhatsApp dapat digunakan sebagai media edukasi
penanganan pertama pada cedera muskuloskeletal pada pelatih sepakbola.
Persamaannya adalah peneliti meneliti efektivitas dari pemanfaatan media
sosial WhatsApp. Perbedaannya adalah penelitian oleh Bagus Kurnia lebih
fokus pada edukasi di bidang olahraga karena objek penelitiannya adalah
pelatih sepakbola.
c. Penelitian ini dilakukan oleh Nurlia Pangestika dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul penelitiannya yaitu “ Pengaruh
Pemanfaatan Media Sosial Whatsapp Terhadap Penyebaran Informasi
Pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok”. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seperti apa pengaruh dari pemanfaatan media sosial whatsapp
itu sendiri terhadap penyebaran informasi pembelajaran yang ada di SMA

16
Negeri 5 depok. Dalam penelitiannya tertulis bahwa aplikasi media sosial
whtasapp memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
penyebaran informasi pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok.
Persamaannya dengan penelitian ini adalah Sama-sama meneliti tentang
media sosial whatsapp. Perbedaannya adalah Penelitian dari Nurlia
Pangestika ini meneliti bagaimana penngaruh media sosial whatsapp, dan
juga menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
d. Penelitian ini dilakukan oleh Andika Prajana dari UIN ArRaniry Banda
Aceh dengan judul penelitiannya yaitu “ Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp
Dalam Media Pembelejar an di UIN Ar-Raniry Banda Aceh”. Penelitian
ini memanfaatkan Whatsapp sebagai media pembelajaran berbasis
learning. Dalam penelitian ini Aplikasi Whatsapp dapat mengefektifkan
kegiatan pembelajaran. persamaan penelitian yaitu media sosial yang
diteliti adalah Whatsapp. Perbedaan penelitian yaitu jurnal pendidikan
yang dilakukan oleh andika prajana lebih fokus pada pemanfaatan media
sosial sebagai media dalam penerapan elearning.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
penelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa sosial media Whatsapp
dapat digunakan dalam penyebaran informasi maupun komunikasi dalam
kegiatan pembelajaran. Beberapa penelitian tersebut menjelaskan bahwa
media sosial efektif digunakan untuk penyebaran informasi pembelajaran.
Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah pada objek.
Objek yang penelitian lakukan saat ini adalah tingkat Sekolah Dasar (SD).
e.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis penelitian
kualitatif sebab peneliti ingin mengetahui secara langsung tentang
Pembelajaran Daring Menggunakan Media Whatsapp Group ( WAG) di SDN
Guluk Guluk II Kabupaten Sumenep. Penelitian kualitatif menurut Eko
Wahyudi (2020:27) “ Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
metode seperti wawancara, pengamatan dan dokumentasi”.

B. Waktu dan Tempat


Penelitian akan berlangsung di SDN Guluk-guluk II di Kabupaten
Sumenep. Alasan peneliti memilih SDN Guluk-guluk II sebagai tempat
penelitian karena masalah-masalah yang akan diteliti dapat ditemukan di
lokasi tersebut. Selain itu, lokasi penelitian ini mudah dijangkau oleh peneliti.
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini ialah pada tahun 2020.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan metode
deskriptif kualitatif, berupa penelitian dengan metode pendekatan studi kasus
(Case Study). Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif
berupa studi kasus karena peneliti ingin mengetahui tentang pembelajaran
daring menggunakan media whatsapp group ( WAG) di SDN Guluk Guluk II
Kabupaten Sumenep dengan menjelaskan dan menggambarkan fakta yang
telah diperoleh sebagaimana adanya. Sehingga akan menghasilkan data yang
sesungguhnya. Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan
berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus
yang diselidiki.

18
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Yang
dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
yaitu :
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa di SDN Guluk – Guluk
II Kabupaten Sumenep.
2. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang
tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen maupun mengacu pada
informasi penelitian yang telah ada. Dalam penelitian ini, penelitian
sebelumnya dan sumber sumber dari peneliti lain merupakan data sekunder.
Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan
dalam proposal ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut :
1. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan pengamatan yang meliputi
kegiatan pemantauan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera.
Metode ini digunakan untuk mengetahui pembelajaran daring
menggunakan media whatsapp group ( WAG) di SDN Guluk Guluk II
Kabupaten Sumenep. Adapun pada metode ini peneliti menggunakan
observasi tak terstuktur. Teknik ini digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang keadaan lingkungan sekolah, kondisi dan situasi
sekolah serta letak geografis SDN Guluk – Guluk II.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara yang sering disebut dengan Interview atau
kuesioner lisan, adalah dialog yang dilakukan oleh pewawanvcara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

19
Dalam penelitian ini metode interview atau wawancara digunakan
untuk menggali data yang ingin diketahui peneliti, hal ini dilakukan
karena peneliti ingin mendapatkan data yang jelas dan sesuai fakta
tentang pembelajaran daring dengan menggunakan media Whatsapp
Group di SDN Guluk – Guluk II.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya adalah dokumen, artinya barang-
barang tertulis. Salah satu teknik penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara mendapatkan data tertulis seperti standar penilaian
siswa, bukti foto screenshoot penggunaan media whatsapp group,
struktur organisasi serta visi misi sekolah, keadaan guru, keadaan
siswa, keadaan sarana dan prasarana. Dokumentasi bertujuan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dari
berbagai dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data adalah untuk mencari data yang
berhubungan langsung dengan penelitian yang dilakukan saat ini.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengungkap aspek yang
ingin diteliti dalam suatu penelitian. Agar mempermudah mengumpulkan data
sehingga kegiatan penelitian tersebut menjadi konkrit dan sesuai fakta. Pada
penelitian ini, alat atau instrument pengumpulan data yang digunakan adalah
kamera telpon, handphone untuk wawancara online dan mendapatkan data
sekolah secara online, ballpoint, laptop dan buku. Kamera digunakan untuk
ketika peneliti melakukan observasi untuk merekan kejadian yang penting
pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto atau video. Handphone
digunakan untuk berkomunikasi dan wawancara online. Sedangkan ballpoint
laptop dan buku digunakan untuk menuliskan atau menggambarkan informasi
data yang didapat daari narasumber.
Instrumen yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Observasi yang dilakukan meliputi beberapa kajian dan lembar

20
observasi yang akan diteliti. Seperti memasuki grup whatsapp antar guru,
memasuki grup kelas, dan antar grup orang tua dan guru.
1. Lembar Observasi

No. Aspek yang diobservasi Indikator


1. Keadaan Grup a. Grup Kelas
b. Grup antar guru
2. Pembelajaran daring a. Proses pembelajaran
selama pandemi
Gambar. 3.1 Lembar Observasi

Sedangkan melalui wawancara, peneliti mempersiapkan beberapa lembar


wawancara berupa pertanyaan untuk dijadikan bahan data atau sumber yang
relevan dalam penelitian tersebut.

No. Variable Indikator


1. Penggunaan Whatsapp Group a. Alasan mengapa menggunakan
whatsapp group
b. Guru dan orang tua
c. Presepsi guru tentang kendala
penggunaan
d. Keefektifan penggunaan
whatsapp group
2. Siswa SDN Guluk – Guluk II a. Persepsi siswa tentang
pembelajaran daring
b. Persepsi siswa terhadap
penggunaan whatsapp group
c. Jumlah siswa
d. Hasil selama pembelajran
daring
Gambar. 3.2 Lembar Wawancara

Lalu terdapat lembar dokumentasi yang meliputi hasil screenshoot bukti


adanya whatsapp group . Dokumentasi ini untuk melengkapi hasil penelitian yang
berhubungan dengan pembelajaran daring dengan menggunakan whatsapp group.

21
F. Teknik Analisis Data
Menurut miles dan Huberman kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi
data , penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu
yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat
sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang
membangun wawasan umum yang disebut “analisis”.
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung
terus-menerus, terutama selama proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung atau selama pengumpulan data. Selama pengumpulan data
berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan, mengkode,
menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis
memo.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam penelitian
kualitatif. Penyajian data untuk mengumpulkan informasi yang
menjelaskan fakta, dan ditulis dengan bahasa yang efektif dengan
menggunakan teknik naratif.
3. Konklusi/kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci.
Kesimpulan digunakan untuk menjawab dan memaparkan rumusan
masalah dalam penelitian untuk memperkuat data dengan ditemukannya
beberapa bukti yang valid

G. Pengujian Kredibilitas Data

22
Teknis trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang
diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dapat dengan menguji apakah proses
dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Dan
trianggulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan
pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada
peneliti. Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah
informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding
terhadap data yang telah ada.
1. Triangulasi Sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan
apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan
pemilahan data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih
lanjut.
a. Guru pengajar yang memberikan materi dalam pembelajaran daring
dengan menggunakan whatsapp group.
b. Siswa SDN Guluk – Guluk II
c. Orang Tua sebagai wali yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran
daring

Guru Siswa

Orang Tua

Gambar. 3.3 Triangulasi sumber

2. Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data


kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan
melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil

23
yang berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data
guna memperoleh data yang dianggap benar.
3. Triangulasi Waktu, Narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat
memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar ditemukan
kepastian data yang lebih kredibel.

Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap perolehan


data yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkahlangkah yang telah
diuraikan sebelumnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Eko N. 2020. Pemanfaatan Whatsapp Group Kelas Dalam Penyebaran


Informasi Pembelajaran Di Sekolah Menengah Atas (Sma) Negeri 1
Kampar Timur. http://repository.uinsuska.ac.id/27248/2/SKRIPSI
%20EKO%20WAHYU%20NALDI.pdf. Diakses Pada Tanggal 02 Juli
2020

Fitri NL. 2020. Pemanfaatan Grup Whatsapp Sebagai Media Informasi Proses
Belajar Anakdi Kb Permata Bunda.
http://journal.iaialhikmahtuban.ac.id/index.php/ijecie/article/view/80/67.
Diakses Pada Tanggal 02 Juli 2020

Hadi, Baskoro. 2015. Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Pada Pembelajaran


Berbasis Blended Learning Di Smk N 1 Sragen.
https://media.neliti.com/media/publications/171673-ID-pemanfaatan-
aplikasi-whatsapp-pada-pembe.pdf . Diakses Pada Tanggal 02 Juli 2020

Kamil, PM. 2019. Pengaruh Penggunaan Media Whatsapp (Wa) Group Terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/LSciences/article/view/
619/519. Diakses Pada Tanggal 02 Juli 2020

Pustikayasa I Made. 2019. Grup WhatsApp Sebagai Media


Pembelajaran(WhatsApp Group As Learning Media).
http://jurnal.stahds.ac.id/widyagenitri/article/view/281/141 . Diakses Pada
Tanggal 02 Juli 2020

Sobron.2019. Pengaruh Daring Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa


Sekolah Dasar.
http://conference.upgris.ac.id/index.php/snse/article/view/204/136 .
Diakses Pada Tanggal 02 Juli 2020

25

Anda mungkin juga menyukai