Cakap Digital Bagi Tenaga Didik Dan Anak Didik Di Era Digital

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LITERASI DIGITAL

“Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era Digital “

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Media Sosial

Dosen pengampu : Dr. Joni Rahmat Pramudia, S.Pd., M.Si.

Deti Nudiati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Aulia Syifa N.R (2103782)

2. Isah Setiawati (2109081)

3. Leia Hazar (2108121)

4. Nabila Zahra Amellia (2107866)

5. Vika Vionika (2108570)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Allah Swt, kami dapat menyelesaikan susunan proposal sederhana ini
dengan tepat waktu. Kami harap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
juga pembacanya.

Terima kasih kami ucapkan pada Bapak/Ibu dosen pembimbing selaku dosen mata kuliah
Komunikasi Media Sosial, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan
baik.

Kami selaku penulis menyadari bahwa proposal yang disusun ini jauh dari kata sempurna,
maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki
kekurangannya sehingga penyusunan proposal berikutnya akan lebih baik lagi.

Bandung, 26 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Gambaran umum Masalah Komunikasi ......................................................................... 1
B. Analisis Masalah ................................................................................................................ 2
C. Manfaat Program/Kegiatan .............................................................................................. 3
BAB II PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL ......5
A. Pengertian Pendekatan ...................................................................................................... 5
B. Jenis-Jenis Pendekatan ...................................................................................................... 5
C. Pendekatan Yang Digunakan ........................................................................................... 7
BAB 3 TUJUAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI ................................................................ 11
A. Tujuan ............................................................................................................................... 11
B. Sasaran Strategis.............................................................................................................. 11
C. Pesan ................................................................................................................................. 11
D. Media Sosial yang Digunakan......................................................................................... 11
E. Membangkitkan Respons/Umpan Balik ........................................................................ 12
BAB IV Rencana / Langkah Kegiatan ....................................................................................... 13
A. Analisis Akhir Informasi ................................................................................................. 13
B. Rancangan akhir promosi / motivasi ............................................................................. 13
C. Rancangan pelembagaan / legitimasi ............................................................................. 14
D. Rancangan aksi/aktivasi (pengerahan, pengorganisasian dan penggalangan
dukungan) ................................................................................................................................ 14
E. Rancangan monitoring/pemantapan/pemeliharaan ..................................................... 14
F. Evaluasi ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran umum Masalah Komunikasi


Perkembangan teknologi saat ini membuat perubahan semakin besar salah satunya
membuat bentuk serba digital. Secara umum era digital membuat gaya hidup manusia serba
elektronik. Dengan sistem teknologi digital membuat hidup manusia lebih praktis, lebih
membantu, sehingga peran teknologi membawa tanda perubahan memasuki era digital. Era
digital muncul dengan kemunculanannya digital jaringan internet khususnya teknologi
informasi komputer. Era digital lebih memudahkan masyarakat menerima dan mengirim
informasi serta berbagai tekonologi digital semakin banyak bermunculan.
Tidak dapat dipungkiri meskipun dengan adanya perkembangan teknologi yang
sangat membantu ini, era digital pun memiliki tantangan yang menjadi ancaman bagi setiap
individu. Contoh tantangan dalam dunia pendidikan, tantangan dapat dilihat dari pihak
siswa, guru,dan lembaga sekolah. Pada siswa, seperti kurangnya minat siswa terhadap
proses belajar, serta sarana prasarana sekolah tidak memenuhi untuk pembelajaran digital.
Untuk menghadapai tantangan tersebut maka pihak sekolah mengadakan revolusi
pembelajaran dan kompetensi guru.
Menurut Komalasari (2013) pembelajaran merupakan suatu sistem/proses
membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Secara
sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
(Komalasari, 2013). Sedangkan Menurut Hamalik (1990) pembelajaran merupakan
kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusia, perlengkapan, fasilitas, prosedur
yang saling mempengaruhi dan mencapai tujuan dari pembelajaran (Hamalik, 2011). Demi
meningkatkan kualitas pendidik dalam situasi sekarang ini perlu adanya inovasi dalam
sistem belajar. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar tidak menjadi monoton sehingga
peserta didik akan tertarik untuk menyimak materi yang diberikan. Salah satu cara untuk
permasalah tersebut adalah para tenanga pendidik harus memiliki keterampilan dalam
dunia digital seperti menggunakan power point yang menarik, sistem kuis online yang
berbeda dari biasanya.

1
Salah satu pemanfaatan digital bagi pendidik adalah dengan melakukan banyak
riset tentang kreativitas dalam sisitem pembelajaan digital, salah satu contohnya adalah
belajar melalui literasi digital dalam bentuk apapun seperti seminar yang dilakukan baik
dengan cara online ataupun offline, mendengarkan podcast. Menurut Kartini Teknologi
(2019) dalam Suparman (2021) menyebutkan podcast ini dibawakan oleh dua orang
pewara yaitu Kiki dan Galuh. Kiki merupakan seorang wanita yang memiliki profesi
sebagai seorang programmer, dan Galuh merupakan seorang scientist (Suparman, 2021).
Oleh karena itu, diharapkan dengan banyak mendapatkan pengetahuan tentang informasi
dapat memberikan ide untuk menghasilkan inovasi pembelajar yang menarik dalam
pembelajaran digital ini.
B. Analisis Masalah
Merujuk dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, sistem digital
kini menjadi separuh dari kegiatan setiap individu. Masyarakat tidak dapat menghindar
dari kemajuan teknologi ini. Contoh nyata yang dapat kita temui dari kemajuan teknologi
ini adalah pada bidang perekonomian misalnya dapat dilihat dari banyaknya jasa aplikasi
yang menawarkan belanja online. Dalam bidang pendidikan pula, dimana kini terdapat
beberapa sekolah bahkan perguruan tinggi yang memanfaatkan sistem digital yaitu sistem
kehadiran siswa, mahasiswa, guru, dan dosen dengan cara online melalui google form.
Oleh karena itu, pemahaman sistem digital sudah seharusnya diketahui oleh setiap individu
dari berbagai kalangan.
Meskipun perkembangan teknologi yang begitu pesat dan semakin canggih, tidak
menutup kemungkinan bagi mereka yang memiliki tekad untuk belajar digital dapat
dilakukan secara otodidak, terlebih lagi jika dalam dunia pendidikan bagi beberapa
pendidik yang sudah berumur akan mengalami kesulitan dalam belajar digital. Sudah
sepantasnya sebagai seseorang yang memiliki ilmu tentang digital untuk saling berbagi
ilmu karena sebagaimana sifat mahluk hidup yaitu manusia adalah mahluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri. Maka dari itu, pemanfaatan digital bagi mereka yang memiliki
ilmu teknologi sangat membantu. para tutor akan memanfaatkan media sosail sebagai
jembatan bagi mereka yang akan belajar. Oleh karena itu, analisis masalah yang
selanjutnya adalah bagiamana kompeten tutor dalam memperkenalkan literasi digital
kepada masyarakat terutama pada pendidik.

2
Jika diulas kembali dari analisis masalah sebelumnya bahwa masyarakat yang
belajar tentang pemahaman teknologi tidak mesuanya adalah pendidik muda saja, oleh
karena itu dalam menganalisis masalah yang ketiga ini adalah berupa konsep literasi digital
seperti apa yang akan digunakan tutor.
C. Manfaat Program/Kegiatan
Dengan adanya inovasi tutor dalam pembelajaran literasi digital diharapkan dapat
membantu masyarakat terutama pendidik dalam melaksanakan belajar-mengajar yang
berdampingan dengan kemajuan teknologi, adapun manfaat dari kajian tersebut sebagai
berikut:
a. Manfaat bagi Pribadi (Penulis)
Dengan hadirnya program literasi digital ini dapat bermanfaat bagi penulis
yaitu, dapat mengembangkan pendapat yang didapat, selain dapat membantu
orang lain dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi ini juga dapat
memberi motivasi untuk menggali ilmu tentang literasi digital lebih luas lagi
b. Manfaat bagi Kelompok
Bagi kelopok pula program ini menjadikan kami untuk meralisasikan sistem
belajar dalam kelompok, seperti saling bertukar pikiran pendapat, saling
menghargai pendapat, belajar memposisikan diri ketika berdiskusi, dan dapat
membatu kami dalam melatih berbicara dengan orang lain.
c. Manfaat bagi Siswa atau Mahasisw
Meskipun program ini ditujukan untuk para pedidik dan masyararakat,
bukan berarti siswa dan mahasiswa tidak mendapatkan manfaat dari program
ini, dimana dengan adanya program ini siswa dan mahasiswa jadi mendapatkan
pembalajaran yang lebih menarik karena inovasi kreatif para pendidik.
d. Manfaat bagi pendidik
Seperti yang telah sebutkan sebelumnya, bagi pendidik program ini sangat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang dunia digital, sehingga dapat
memudahkan pendidik dalam memberikan konsep pembelajaran yang menarik,
dengan suasana kelas yang menarik akan memudahkan pendidik dalam
menyampaikan materi sehingga dapat memudahkan siswa atau mahasiwa
dalam memahami materi yang diberikan.

3
e. Manfaat bagi program studi pendidikan masyarakat
Untuk program studi pendidikan masyarakat, dalam hal ini bermanfat dalam
memberikan kesempatan kepada mahasiwa pendidikan masyarakat untuk
mengaplikasikan ilmu pendidikan masyarakat dalam membuat inovasi bagi
masyarakat.
f. Manfaat bagi masyarakat
Bagi masyarakat selain dapat memberi kemudahan dalam memahami
kemajuan teknologi melalui literasi digital ini, masyarakat yang memiliki ilmu
tentang teknologi pun dapat termotivasi menjadi tutor dengan memanfaatkan
media sosial seperti membuat video tutorial, selain itu juga dengan video tutor
yang dibuat dapat menjadi lapangan pekerjaan dengan menjadi content creator.

4
BAB II

PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL

A. Pengertian Pendekatan
Kata pendekatan berasal dari kata "dekat" yang mempunyai arti Pendek, Tidak jauh
(jarak atau antaranya), Hampir, Akrab dan Menjelang. Sedangkan secara bahasa,
pendekatan memiliki arti Proses, Cara dan Perbuatan mendekati. Secara istilah, pengertian
pendekatan yaitu dapat diartikan sebagai pandangan falsafi tentang subject matter yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Nurma (2009) berpendapat bahwa pengertian
pendekatan yakni pendekatan lebih menekankan pada strategi dan perencanaan.
Pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu
masalah atau objek kajian, yang akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk
menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan
ditangani (Abdullah, 2017). Menurut Sanjaya (2008) “Pendekatan dapat dikatakan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”.
B. Jenis-Jenis Pendekatan
1. Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu ataupun
kelompok, memberi pengetahuan, informasi-informasi dan berbagai kemampuan agar
dapat membentuk sikap dan perilaku hidup yang seharusnya. Hakekatnya penyuluhan
merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju
keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan.
2. Kampanye
Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada
khalayak. Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dalam berbagai bentuk mulai dari
poster, spanduk, papan reklame, pidato, iklan diskusi,sehingga selebaran
(Venus,2004). Menurut Rogers dan Storey, bahwa kampanye adalah serangkaian
kegiatan komunikasi yang teroganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat
tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu.
3. Propaganda

5
Propaganda berasal dari bahasa latin propagare artinya cara tukang kebun
menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan untuk memproduksi tanaman baru
yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata lain juga berarti mengembangkan atau
memekarkan (untuk tunas). Dari sejarahnya sendiri, propaganda awalnya adalah
mengembangkan dan memekarkan agama katholik Roma baik di Italia maupun negara-
negara lain. Sejalan dengan tingkat perkembangan manusia, propaganda tidak hanya
digunakan dalam bidang keagamaan saja tetapi juga dalam bidang pembangunan,
politik, komersial, pendidikan, dan lain-lain. Harold D. Laswell dalam tulisannya
Propaganda (1937) mengataan bahwa propaganda adalah teknik untuk mempengaruhi
kegiatan manusia dengan memanipulasi representasinya (propaganda in broadest sense
is the technique of influencing human action by the manipulataion of presentations)”.
Definisi lainnya dari laswell dalam bukunya propaganda technique in the world war
(1927) menyebutkan propaganda adalah semata-mata adalah kontrol opini yang
dilakukan melalui sumbal- simbol yang mempuyai arti, atau menyampaikan pendapat
yang konkret dan akurat (teliti), melalui sebuah cerita, rumor laporan gambar-gambar
dan bentuk-bentuk lain yang bisa digunakandalam komunikasi sosial (It refers
[propaganda, pen] solely to the control of public opinion by significant symbols, or to
speak more concretely and less accurately, by the stories, rumours, repirt, picture, and
other form of social communication”). (Hasan, 2010)
4. Talk show
Istilah talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris, istilah
talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian talkshow adalah sebuah program
televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk
mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh
seorang moderator. Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang
ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat.
5. Senimar/mini seminar
Seminar secara terminologi mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan untuk
penyampaian suatu karya ilmiah yang berupa ilmu pengetahuan dari seorang
akademisi, yang dipresentasikan kepada peserta seminar agar dapat mengambil
keputusan yang sama terhadap karya ilmiah antara sumber dengan peserta. Seminar

6
adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu
dengan prasarana serta tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapatkan suatu
keputusan bersama mengenai masalah yang diperbincangkan. (Ir. Diarsi Eka Yani,
2017)
C. Pendekatan Yang Digunakan
Pendekatan yang digunakan dalam program ini yaitu dengan menggunakan
metode penyuluhan. Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari
sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud
perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Lucie, 2005).

Inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat


(Margono, 2000). Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan
atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
bagi masyarakat yang bersangkutan. Dalam konsep pemberdayaan tersebut, terkandung
pemahaman bahwa pemberdayaan diarahkan bagi terwujudnya masyarakat madani (yang
beradab) dan mandiri dalam pengertian dapat mengambil keputusan (yang terbaik) bagi
kesejahteraannya sendiri.

Penyuluhan Sosial sebagai proses penguatan kapasitas adalah upaya yang


dilakukan untuk melakukan penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu
(dalam masyarakat), kelembagaan, maupun hubungan atau jejaring antar individu,
kelompok organisasi sosial, serta pihak lain di luar sistem masyarakatnya sampai di aras
global. Kemampuan atau kapasitas masyarakat, diartikan sebagai daya atau kekuatan
yang dimiliki oleh setiap individu dan masyarakat untuk memobilisasi dan memanfaatkan
sumberdaya yang dimiliki secara lebih berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien)
secara berkelanjutan. Dalam hubungan ini, kekuatan atau daya yang dimiliki setiap
individu dan masyarakat bukan dalam arti pasif tetapi bersifat aktif yaitu terus menerus
dikembangkan dan/atau dikuatkan untuk “memproduksi” atau menghasilkan sesuatu yang
lebih bermanfaat.

Fungsi Penyuluhan Sosial

• Fungsi Preventif : penyuluhan sosial sebagai salah satu upaya pencegahan untuk
meminimalisir, bahkan mencegah timbulnya permasalahan sosial yang baru.

7
• Fungsi Rehabilitatif/Kuratif : penyuluhan sosial sebagai upaya pemecahan masalah yang
terjadi di masyarakat.

• Fungsi Pengembangan : penyuluhan sosial ditujukan sebagai usaha pengembangan


masyarakat.

• Fungsi Penunjang (Suportif) : penyuluhan sosial tidak hanya ditujukan pada bidang
kesejahteraan sosial saja tetapi juga dapat menunjang program lain secara lintas sektor.

Metode Penyuluhan Sosial

Metode penyuluhan berdasarkan teknik penyampaian

• Penyuluhan Langsung; Penyuluhan secara langsung bertatap muka dengan sasarannya,


misalnya dengan pertemuan, demonstrasi, sarasehan, kunjungan, dll.

• Penyuluhan Tidak Langsung ; Penyuluhan tidak langsung berarti pesan yang disampaikan
tidak secara langsung dilakukan oleh Penyuluh Sosial tetapi melalui perantara atau media.
Seperti misalnya poster, spanduk, pemutaran film, siaran melalui radio atau televisi, dan
media internet.

Metode penyuluhan berdasarkan sasarannya

• Individu : Penyuluh Sosial berinteraksi langsung dengan sasaran secara perorangan.


Metode ini bisa dengan cepat memecahkan masalah dengan bimbingan khusus dari
Penyuluh Sosial. Namun jika dilihat dari jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini
kurang begitu efisien karena terbatasnya jangkauan Penyuluh Sosial untuk membimbing
secara individu.

• Kelompok : Penyuluh Sosial mengarahkan dan membimbing sasaran secara berkelompok.


Pendekatan ini akan lebih menstimulasi sasaran agar mau bertukar pikiran, pendapat, dan
berpartisipasi secara aktif dalam penyuluhan. Metode ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kesempatan pertemuan kelompok PKK, atau pertemuan kelompok PKH,
kegiatan rapat RW, dll.

• Massal : metode ini mampu menjangkau sasaran dalam jumlah cukup banyak dan secara
singkat. Dilihat dari sisi penyampaian informasi, metode ini cukup baik. Namun
penerimaan peserta terhadap isi pesan yang disampaikan baru sebatas pemenuhan semata,

8
belum pada tahap kesadaran ingin berubah. Sehingga dalam penyampaian informasi perlu
dilakukan berulang-ulang.

Media Penyuluhan Sosial

Akar kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti
“tengah”, perantara atau pengantar”. Sementara dalam bahasa Arab, media berarti
“perantara” atau pengantar pesan dari pengirim pada penerima pesan. Penyuluhan sosial
yang bisa dilakukan dengan menggunakan media antara lain:

• Media cetak : contohnya buku teks, modul, pamflet, brosur, leaflet, spanduk, peta, dll.

• Media elektronik : seperti radio, televisi, megatron, internet, social media, dll.

• Alat bantu/alat peraga : seperti alat peraga tertentu, seni peran, wayang, ludruk, dll.

Prinsip Penyuluhan Sosial

• Prinsip Partisipasi; Hubungan antara Penyuluh Sosial dan khalayak perlu dibangun
berdasarkan prinsip partisipasi yang di dalamnya mengandung unsur demokratis. Yaitu
ruang komunikasi antara Penyuluh Sosial dan khalayak sasaran secara terbuka, transparan,
bersahabat dan hangat didasari oleh semangat kesetaraan. Ini penting untuk menciptakan
suasana yang obyektif, akrab, kerjasama, konstruktif dan rasa bangga terhadap hasil dari
proses yang berjalan dalam komunikasi.

• Prinsip untuk Semua; Penyuluhan sosial berlaku untuk semua sesuai dengan tujuan dan
sasaran penyuluhan sosial dengan penentuan khalayak sasaran berdasarkan pada
pertimbangan masalah dan kebutuhan.

• Prinsip Perbedaan Individual; Tiap individu memiliki keunikan dan kekhususan tertentu
yang ber- beda antara individu yang satu dengan lainnya. Proses penyuluhan sosial perlu
mempertimbangkan latar belakang, kultur, pendidikan, profesi, kebutuhan dan
masalahnya.

• Prinsip Pribadi; Penyuluhan sosial diterapkan dengan memandang sasaran sebagai pribadi
seutuhnya, mereka adalah manusia yang memiliki harga diri, perasaan, keinginan, emosi,
dsb.

• Prinsip Interdisiplin; Permasalahan yang ada pada khalayak sasaran perlu dipandang dari
9
berbagai sudut pandang atau interdisiplin. Bahwa apa yang diberikan oleh Penyuluh Sosial
tidak bersifat mutlak, tetapi perlu memberikan peluang terbukanya sudut pandang lain
dalam mendekati suatu permasalahan.

• Prinsip Berpusat pada Sasaran; Ukuran keberhasilan itu bukan terpusat pada Penyuluh
Sosial, tetapi pada khalayak sasaran yaitu kepuasan sasaran.

Tahapan Penyuluhan Sosial

• Tahap Persiapan Penyuluhan Sosial

Melakukan prakondisi penyuluhan sosial dengan menentukan masa- lah dan


kebutuhan masyarakat serta, menentukan prioritas masalah dan kebutuhan masyarakat.
Menyusun rencana kerja penyuluhan yang memuat pendekatan 5W+1G+2M+1L meliputi:
penyuluhan apa yang direncanakan harus jelas, mengapa penyuluhan dilakukan, apa yang
menjadi tujuan dari penyuluhan, metode apa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
penyuluhan tersebut, dimana penyuluhan tersebut dilaksanakan, kapan penyuluhan
dilaksanakan tahun, bulan, tanggal berapa, waktunya kapan. Siapa yang terlibat, siapa
disini meliputi dua hal (1) siapa yang menjadi sasaran penyuluhan dan (2) siapa yang
menjadi pelaku penyuluhan harus jelas. Media, berkaitan dengan media yang digunakan,
apakah menggunakan alat bantu atau alat peraga seperti film, gambar, dan bagaimana cara
penggunaannya.

• Menyusun materi penyuluhan sosial.

Menyusun materi penyuluhan sosial individu, keluarga, kelompok/organisasi atau


massal, baik secara langsung atau tidak langsung dengan alat bantu dan alat peraga.
Penyusunan materi penyuluhan juga perlu dilakukan pembahasan dengan pihak yang
berkompeten dan memiliki kapasitas terkait dengan materi yang akan diangkat.
Melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Koordinasi dengan stakeholder terkait secara
berjenjang dalam rangka manajemen persiapan pelaksanaan penyuluhan sosial seperti
persuratan, permintaan narasumber ahli, konsultasi materi dan lain sebagainya.

Tahap Pelaksanaan Penyuluhan Sosial

• Menyiapkan media dan sarana prasarana yang diperlukan untuk melakukan penyuluhan
sosial.

10
• Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan sosial menggunakan metode dan teknik yang
telah direncanakan sebelumnya.

• Melaksanakan penyuluhan secara langsung atau tidak langsung menggunakan media dan
alat bantu baik bagi individu, keluarga, kelompok dan massal.

Tahap Tindak Lanjut

• Menyusun rencana tindak lanjut bersama masyarakat sasaran yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan.

• Rencana tindak lanjut dapat berupa aksi nyata dan konkret dalam upaya pemecahan
masalah dan pemenuhan kebutuhan.

11
BAB 3

TUJUAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI

A. Tujuan
• Umum
Meningkatkan informasi dan edukasi kepada masyarakat menegenai literasi digital.
• Khusus
Untuk membangun kesadaran dan pengetahuan tenaga pendidik dan peserta didik
terhadap pemanfaatan teknologi digital serta mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan tenaga pendidik dan peserta didik di dunia digital.
B. Sasaran Strategis
Sasaran dari program ini adalah tenaga pendidik dan peserta didik SMP-SMA.
Tenaga pendidik dan peserta didik dianggap sangat perlu dan penting untuk menerima dan
mengerti literasi digital. Dan diharapkan dapat menjadi penggerak-penggerak literasi
digital kepada masyarakat sekitarnya.
C. Pesan
Pesan atau isi konten dalam program ini adalah tentang pentingnya literasi digital
dan upaya apa yang dapat dilakukan para tenaga pendidik dan peserta didik agar melek
digital.
D. Media Sosial yang Digunakan
Program ini menggunakan platform Tiktok dengan username @cakapdigital.idn.
Alasan kami memilih paltform Tiktok karena aplikasi tersebut memiliki algoritma yang
baik dan mudah menjangkau penontom dan juga mudah untuk digunakan. Dengan lebih
dari 755 juta pengguna aktif, Tiktok menawarkan audiens potensial yang besar untuk
dipasarkan, dapat melihat dan mengupload video.

E. Membangkitkan Respons/Umpan Balik

• Mengadakan tanya jawab mengenai literasi digital sehingga para audiens dapat
menayakan mengenai apa yang belum dipahami.
• Mengaktifkan fitur komentar di postingan karena dengan begitu kita dapat
mendapatkan feedback atau respon dari audiens.SJNAIJNDCJSINDVJINVSJN

12
BAB IV

RENCANA/LANGKAH KEGIATAN

A. Analisis Akhir Informasi


Dalam rancangan program untuk meningkatkan literasi digital bagi pendidik dan
anak didik ini memiliki target pencapaian atau feedback, baik berupa followers, like,
komentar dan viewers. Target pencapaian tersebut sebagai berikut :
a) Followers: 1.000
b) Viewers: 1.000
c) Like: 100
d) Comment: 50
Hal diatas sangat penting bagi program yang akan dijalankan, karena dari hal
tersebut kami selaku penyelenggara kegiatan, akan lebih mudah untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari kegiatan. Sehingga dari feedback yang didapatkan tersebut
kami dapat meningkatkan kualitas program. Target diatas hanya merupakan gambaran,
lebih banyak followers, like, komen, dan views, maka kami akan terus terdorong terus
meningkatkan program terkait literasi digital. Karena melihat kondisi di era milenial ini,
pentingnya meningkatakan literasi digital menjadi aspek utama dalam kehidupan, sehingga
program ini akan membuat masyarakat lebih mengenali pemanfaatan era digital dengan
baik, khususnya bagi para pendidik dan anak didik.
B. Rancangan akhir promosi / motivasi
Kegiatan program ini diselenggarakan karena melihat perkembangan zaman,
dimana semua kegiatan dapat diakses dan banyak menggunakan kecanggihan digital.
Perancangan program ini diawali dengan menentukan tema kegiatan, lalu menargetkan
partisipan. Setelah itu membuat konsep berkaitan dengan tema kegiatan. Konten tersebut
akan disebarluaskan di beberapa sosial media seperti Youtube dan Instagram, dengan
tujuan agar masyarakat luas khususnya pendidik dan anak didik dapat meningkatkan
kemampuan literasi digitalnya.

13
C. Rancangan pelembagaan / legitimasi
Dalam kegiatan ini kami merujuk dari referensi konten Literasi Digital Sumatera 1
yang berjudul “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”.
Konten referensi tersebut dikorelasikan dengan program kegiatan peningkatan literasi
digital. Dalam kegiatan yang akan diselenggarakan ini kami akan lebih memfokuskan
pembahasan apa pentingnya literasi digital, upaya yang dilakukan agar para pendidik dan
anak didik paham atau melek digital, memberikan tutorial penggunaan aplikasi dsb.
D. Rancangan aksi/aktivasi (pengerahan, pengorganisasian dan penggalangan
dukungan)
1. Tahap Persiapan (mempersiapkan staff yang terlibat)
2. Tahap Analisis Situasi (untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi)
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan:
a. Analisis Masalah: Identifikasi masalah Menetapkan urutan prioritas masalah
Merumuskan masalah Mencari akar penyebab masalah
b. Penyusunan rencana usulan kegiatan
4. Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
a. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akna dilaksanakan serta
sumber daya pendukung pelaksanaan program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan
Anak Didik di Era Digital”.
5. Tahap pelaksanaan rencana
6. Tahap memonitor
7. Tahap evaluasi
E. Rancangan monitoring/pemantapan/pemeliharaan
Ramcangan monitoring program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak
Didik di Era Digital” diadakan agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
perbaikan perencanaan periode berikutnya, maka perlu disajikan dalam bentuk pelaporan
yang cepat, akurat, dan tepat waktu secara berkala dan berjenjang. Selain itu agar pelaporan
yang dilakukan menghasilkan informasi yang maksimal diperlukan format yang memadai
serta penentuan periode waktu seiring pemantauan yang dilakukan, yang dibagi dalam
jangka waktu penyebarluasan talk show yang tergantung dari tujuan dan kebutuhan hasil
pemantauan yang diinginkan.
14
Monitoring dapat berupa berupa koreksi atas penyimpangan kegiatan; akselerasi
atas keterlambatan pelaksanaan kegiatan; dan klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan
rencana. Pemantauan ini juga merupakan bagian dari pengawasan melekat.

F. Evaluasi
Evaluasi program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era
Digital” adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Sedangkan tujuan kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah untuk menilai efesiensi, efektivitas, manfaat, dampak, dan
keberlanjutan program.
Evaluasi program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era
Digital” dimaksud untuk mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan,
dan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan perencanaan dapat dinilai dan dipelajari
untuk perbaikan masa datang. Dalam pelaksanaan evaluasi akan menilai pencapaian
sasaran atau target yang telah ditetapkan baik sasaran strategis maupun sasaran dari
masing-masing kegiatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2017). Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Edureligia, 18.
Hasan, K. (2010). PENGERTIAN/DEFINISI PROPAGANDA. 3.
Ir. Diarsi Eka Yani, M. (2017). Pengertian, Tujuan dan Manfaat Seminar. 23.
Lusia, A. (2006). Oprah Winfrey: Rahasia Sukses Menaklukkan Panggung Talkshow. Jakarta:
Gagasmedia.
Masduki. (2006). Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta:
Lkis.
Nurma. 2009. Pengertian Metode dan Pendekatan.(uns.ac.id)
Paranita.K, L. (2014). SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN
TALKSHOW @Show_Imah DI TRANS TV. JURNAL E-KOMUNIKASI, 10.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: BerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana PrenadaMedia Group.
Venus, Antar. (2010) Manajemen Kampanye Detakan pertama 2004, Simbiosa Rekatama Media.
Wibowo. Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar [Teaching and learning process]. Bandung: Bumi
Aksara.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT. Rafika
Aditama.
Suparman, S. (2021). Produksi Talk Show Podcast Video" TekTalk" Episode 3. Universitas
multimedia nusantara.

16
LAMPIRAN

• LOGO

• AKUN

17
• POSTINGAN

18

Anda mungkin juga menyukai