Cakap Digital Bagi Tenaga Didik Dan Anak Didik Di Era Digital
Cakap Digital Bagi Tenaga Didik Dan Anak Didik Di Era Digital
Cakap Digital Bagi Tenaga Didik Dan Anak Didik Di Era Digital
“Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era Digital “
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Allah Swt, kami dapat menyelesaikan susunan proposal sederhana ini
dengan tepat waktu. Kami harap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
juga pembacanya.
Terima kasih kami ucapkan pada Bapak/Ibu dosen pembimbing selaku dosen mata kuliah
Komunikasi Media Sosial, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan
baik.
Kami selaku penulis menyadari bahwa proposal yang disusun ini jauh dari kata sempurna,
maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki
kekurangannya sehingga penyusunan proposal berikutnya akan lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Gambaran umum Masalah Komunikasi ......................................................................... 1
B. Analisis Masalah ................................................................................................................ 2
C. Manfaat Program/Kegiatan .............................................................................................. 3
BAB II PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL ......5
A. Pengertian Pendekatan ...................................................................................................... 5
B. Jenis-Jenis Pendekatan ...................................................................................................... 5
C. Pendekatan Yang Digunakan ........................................................................................... 7
BAB 3 TUJUAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI ................................................................ 11
A. Tujuan ............................................................................................................................... 11
B. Sasaran Strategis.............................................................................................................. 11
C. Pesan ................................................................................................................................. 11
D. Media Sosial yang Digunakan......................................................................................... 11
E. Membangkitkan Respons/Umpan Balik ........................................................................ 12
BAB IV Rencana / Langkah Kegiatan ....................................................................................... 13
A. Analisis Akhir Informasi ................................................................................................. 13
B. Rancangan akhir promosi / motivasi ............................................................................. 13
C. Rancangan pelembagaan / legitimasi ............................................................................. 14
D. Rancangan aksi/aktivasi (pengerahan, pengorganisasian dan penggalangan
dukungan) ................................................................................................................................ 14
E. Rancangan monitoring/pemantapan/pemeliharaan ..................................................... 14
F. Evaluasi ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu pemanfaatan digital bagi pendidik adalah dengan melakukan banyak
riset tentang kreativitas dalam sisitem pembelajaan digital, salah satu contohnya adalah
belajar melalui literasi digital dalam bentuk apapun seperti seminar yang dilakukan baik
dengan cara online ataupun offline, mendengarkan podcast. Menurut Kartini Teknologi
(2019) dalam Suparman (2021) menyebutkan podcast ini dibawakan oleh dua orang
pewara yaitu Kiki dan Galuh. Kiki merupakan seorang wanita yang memiliki profesi
sebagai seorang programmer, dan Galuh merupakan seorang scientist (Suparman, 2021).
Oleh karena itu, diharapkan dengan banyak mendapatkan pengetahuan tentang informasi
dapat memberikan ide untuk menghasilkan inovasi pembelajar yang menarik dalam
pembelajaran digital ini.
B. Analisis Masalah
Merujuk dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, sistem digital
kini menjadi separuh dari kegiatan setiap individu. Masyarakat tidak dapat menghindar
dari kemajuan teknologi ini. Contoh nyata yang dapat kita temui dari kemajuan teknologi
ini adalah pada bidang perekonomian misalnya dapat dilihat dari banyaknya jasa aplikasi
yang menawarkan belanja online. Dalam bidang pendidikan pula, dimana kini terdapat
beberapa sekolah bahkan perguruan tinggi yang memanfaatkan sistem digital yaitu sistem
kehadiran siswa, mahasiswa, guru, dan dosen dengan cara online melalui google form.
Oleh karena itu, pemahaman sistem digital sudah seharusnya diketahui oleh setiap individu
dari berbagai kalangan.
Meskipun perkembangan teknologi yang begitu pesat dan semakin canggih, tidak
menutup kemungkinan bagi mereka yang memiliki tekad untuk belajar digital dapat
dilakukan secara otodidak, terlebih lagi jika dalam dunia pendidikan bagi beberapa
pendidik yang sudah berumur akan mengalami kesulitan dalam belajar digital. Sudah
sepantasnya sebagai seseorang yang memiliki ilmu tentang digital untuk saling berbagi
ilmu karena sebagaimana sifat mahluk hidup yaitu manusia adalah mahluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri. Maka dari itu, pemanfaatan digital bagi mereka yang memiliki
ilmu teknologi sangat membantu. para tutor akan memanfaatkan media sosail sebagai
jembatan bagi mereka yang akan belajar. Oleh karena itu, analisis masalah yang
selanjutnya adalah bagiamana kompeten tutor dalam memperkenalkan literasi digital
kepada masyarakat terutama pada pendidik.
2
Jika diulas kembali dari analisis masalah sebelumnya bahwa masyarakat yang
belajar tentang pemahaman teknologi tidak mesuanya adalah pendidik muda saja, oleh
karena itu dalam menganalisis masalah yang ketiga ini adalah berupa konsep literasi digital
seperti apa yang akan digunakan tutor.
C. Manfaat Program/Kegiatan
Dengan adanya inovasi tutor dalam pembelajaran literasi digital diharapkan dapat
membantu masyarakat terutama pendidik dalam melaksanakan belajar-mengajar yang
berdampingan dengan kemajuan teknologi, adapun manfaat dari kajian tersebut sebagai
berikut:
a. Manfaat bagi Pribadi (Penulis)
Dengan hadirnya program literasi digital ini dapat bermanfaat bagi penulis
yaitu, dapat mengembangkan pendapat yang didapat, selain dapat membantu
orang lain dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi ini juga dapat
memberi motivasi untuk menggali ilmu tentang literasi digital lebih luas lagi
b. Manfaat bagi Kelompok
Bagi kelopok pula program ini menjadikan kami untuk meralisasikan sistem
belajar dalam kelompok, seperti saling bertukar pikiran pendapat, saling
menghargai pendapat, belajar memposisikan diri ketika berdiskusi, dan dapat
membatu kami dalam melatih berbicara dengan orang lain.
c. Manfaat bagi Siswa atau Mahasisw
Meskipun program ini ditujukan untuk para pedidik dan masyararakat,
bukan berarti siswa dan mahasiswa tidak mendapatkan manfaat dari program
ini, dimana dengan adanya program ini siswa dan mahasiswa jadi mendapatkan
pembalajaran yang lebih menarik karena inovasi kreatif para pendidik.
d. Manfaat bagi pendidik
Seperti yang telah sebutkan sebelumnya, bagi pendidik program ini sangat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang dunia digital, sehingga dapat
memudahkan pendidik dalam memberikan konsep pembelajaran yang menarik,
dengan suasana kelas yang menarik akan memudahkan pendidik dalam
menyampaikan materi sehingga dapat memudahkan siswa atau mahasiwa
dalam memahami materi yang diberikan.
3
e. Manfaat bagi program studi pendidikan masyarakat
Untuk program studi pendidikan masyarakat, dalam hal ini bermanfat dalam
memberikan kesempatan kepada mahasiwa pendidikan masyarakat untuk
mengaplikasikan ilmu pendidikan masyarakat dalam membuat inovasi bagi
masyarakat.
f. Manfaat bagi masyarakat
Bagi masyarakat selain dapat memberi kemudahan dalam memahami
kemajuan teknologi melalui literasi digital ini, masyarakat yang memiliki ilmu
tentang teknologi pun dapat termotivasi menjadi tutor dengan memanfaatkan
media sosial seperti membuat video tutorial, selain itu juga dengan video tutor
yang dibuat dapat menjadi lapangan pekerjaan dengan menjadi content creator.
4
BAB II
A. Pengertian Pendekatan
Kata pendekatan berasal dari kata "dekat" yang mempunyai arti Pendek, Tidak jauh
(jarak atau antaranya), Hampir, Akrab dan Menjelang. Sedangkan secara bahasa,
pendekatan memiliki arti Proses, Cara dan Perbuatan mendekati. Secara istilah, pengertian
pendekatan yaitu dapat diartikan sebagai pandangan falsafi tentang subject matter yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Nurma (2009) berpendapat bahwa pengertian
pendekatan yakni pendekatan lebih menekankan pada strategi dan perencanaan.
Pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu
masalah atau objek kajian, yang akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk
menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan
ditangani (Abdullah, 2017). Menurut Sanjaya (2008) “Pendekatan dapat dikatakan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”.
B. Jenis-Jenis Pendekatan
1. Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu ataupun
kelompok, memberi pengetahuan, informasi-informasi dan berbagai kemampuan agar
dapat membentuk sikap dan perilaku hidup yang seharusnya. Hakekatnya penyuluhan
merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju
keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan.
2. Kampanye
Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada
khalayak. Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dalam berbagai bentuk mulai dari
poster, spanduk, papan reklame, pidato, iklan diskusi,sehingga selebaran
(Venus,2004). Menurut Rogers dan Storey, bahwa kampanye adalah serangkaian
kegiatan komunikasi yang teroganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat
tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu.
3. Propaganda
5
Propaganda berasal dari bahasa latin propagare artinya cara tukang kebun
menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan untuk memproduksi tanaman baru
yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata lain juga berarti mengembangkan atau
memekarkan (untuk tunas). Dari sejarahnya sendiri, propaganda awalnya adalah
mengembangkan dan memekarkan agama katholik Roma baik di Italia maupun negara-
negara lain. Sejalan dengan tingkat perkembangan manusia, propaganda tidak hanya
digunakan dalam bidang keagamaan saja tetapi juga dalam bidang pembangunan,
politik, komersial, pendidikan, dan lain-lain. Harold D. Laswell dalam tulisannya
Propaganda (1937) mengataan bahwa propaganda adalah teknik untuk mempengaruhi
kegiatan manusia dengan memanipulasi representasinya (propaganda in broadest sense
is the technique of influencing human action by the manipulataion of presentations)”.
Definisi lainnya dari laswell dalam bukunya propaganda technique in the world war
(1927) menyebutkan propaganda adalah semata-mata adalah kontrol opini yang
dilakukan melalui sumbal- simbol yang mempuyai arti, atau menyampaikan pendapat
yang konkret dan akurat (teliti), melalui sebuah cerita, rumor laporan gambar-gambar
dan bentuk-bentuk lain yang bisa digunakandalam komunikasi sosial (It refers
[propaganda, pen] solely to the control of public opinion by significant symbols, or to
speak more concretely and less accurately, by the stories, rumours, repirt, picture, and
other form of social communication”). (Hasan, 2010)
4. Talk show
Istilah talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris, istilah
talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian talkshow adalah sebuah program
televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk
mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh
seorang moderator. Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang
ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat.
5. Senimar/mini seminar
Seminar secara terminologi mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan untuk
penyampaian suatu karya ilmiah yang berupa ilmu pengetahuan dari seorang
akademisi, yang dipresentasikan kepada peserta seminar agar dapat mengambil
keputusan yang sama terhadap karya ilmiah antara sumber dengan peserta. Seminar
6
adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu
dengan prasarana serta tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapatkan suatu
keputusan bersama mengenai masalah yang diperbincangkan. (Ir. Diarsi Eka Yani,
2017)
C. Pendekatan Yang Digunakan
Pendekatan yang digunakan dalam program ini yaitu dengan menggunakan
metode penyuluhan. Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari
sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud
perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Lucie, 2005).
• Fungsi Preventif : penyuluhan sosial sebagai salah satu upaya pencegahan untuk
meminimalisir, bahkan mencegah timbulnya permasalahan sosial yang baru.
7
• Fungsi Rehabilitatif/Kuratif : penyuluhan sosial sebagai upaya pemecahan masalah yang
terjadi di masyarakat.
• Fungsi Penunjang (Suportif) : penyuluhan sosial tidak hanya ditujukan pada bidang
kesejahteraan sosial saja tetapi juga dapat menunjang program lain secara lintas sektor.
• Penyuluhan Tidak Langsung ; Penyuluhan tidak langsung berarti pesan yang disampaikan
tidak secara langsung dilakukan oleh Penyuluh Sosial tetapi melalui perantara atau media.
Seperti misalnya poster, spanduk, pemutaran film, siaran melalui radio atau televisi, dan
media internet.
• Massal : metode ini mampu menjangkau sasaran dalam jumlah cukup banyak dan secara
singkat. Dilihat dari sisi penyampaian informasi, metode ini cukup baik. Namun
penerimaan peserta terhadap isi pesan yang disampaikan baru sebatas pemenuhan semata,
8
belum pada tahap kesadaran ingin berubah. Sehingga dalam penyampaian informasi perlu
dilakukan berulang-ulang.
Akar kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti
“tengah”, perantara atau pengantar”. Sementara dalam bahasa Arab, media berarti
“perantara” atau pengantar pesan dari pengirim pada penerima pesan. Penyuluhan sosial
yang bisa dilakukan dengan menggunakan media antara lain:
• Media cetak : contohnya buku teks, modul, pamflet, brosur, leaflet, spanduk, peta, dll.
• Media elektronik : seperti radio, televisi, megatron, internet, social media, dll.
• Alat bantu/alat peraga : seperti alat peraga tertentu, seni peran, wayang, ludruk, dll.
• Prinsip Partisipasi; Hubungan antara Penyuluh Sosial dan khalayak perlu dibangun
berdasarkan prinsip partisipasi yang di dalamnya mengandung unsur demokratis. Yaitu
ruang komunikasi antara Penyuluh Sosial dan khalayak sasaran secara terbuka, transparan,
bersahabat dan hangat didasari oleh semangat kesetaraan. Ini penting untuk menciptakan
suasana yang obyektif, akrab, kerjasama, konstruktif dan rasa bangga terhadap hasil dari
proses yang berjalan dalam komunikasi.
• Prinsip untuk Semua; Penyuluhan sosial berlaku untuk semua sesuai dengan tujuan dan
sasaran penyuluhan sosial dengan penentuan khalayak sasaran berdasarkan pada
pertimbangan masalah dan kebutuhan.
• Prinsip Perbedaan Individual; Tiap individu memiliki keunikan dan kekhususan tertentu
yang ber- beda antara individu yang satu dengan lainnya. Proses penyuluhan sosial perlu
mempertimbangkan latar belakang, kultur, pendidikan, profesi, kebutuhan dan
masalahnya.
• Prinsip Pribadi; Penyuluhan sosial diterapkan dengan memandang sasaran sebagai pribadi
seutuhnya, mereka adalah manusia yang memiliki harga diri, perasaan, keinginan, emosi,
dsb.
• Prinsip Interdisiplin; Permasalahan yang ada pada khalayak sasaran perlu dipandang dari
9
berbagai sudut pandang atau interdisiplin. Bahwa apa yang diberikan oleh Penyuluh Sosial
tidak bersifat mutlak, tetapi perlu memberikan peluang terbukanya sudut pandang lain
dalam mendekati suatu permasalahan.
• Prinsip Berpusat pada Sasaran; Ukuran keberhasilan itu bukan terpusat pada Penyuluh
Sosial, tetapi pada khalayak sasaran yaitu kepuasan sasaran.
• Menyiapkan media dan sarana prasarana yang diperlukan untuk melakukan penyuluhan
sosial.
10
• Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan sosial menggunakan metode dan teknik yang
telah direncanakan sebelumnya.
• Melaksanakan penyuluhan secara langsung atau tidak langsung menggunakan media dan
alat bantu baik bagi individu, keluarga, kelompok dan massal.
• Menyusun rencana tindak lanjut bersama masyarakat sasaran yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan.
• Rencana tindak lanjut dapat berupa aksi nyata dan konkret dalam upaya pemecahan
masalah dan pemenuhan kebutuhan.
11
BAB 3
A. Tujuan
• Umum
Meningkatkan informasi dan edukasi kepada masyarakat menegenai literasi digital.
• Khusus
Untuk membangun kesadaran dan pengetahuan tenaga pendidik dan peserta didik
terhadap pemanfaatan teknologi digital serta mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan tenaga pendidik dan peserta didik di dunia digital.
B. Sasaran Strategis
Sasaran dari program ini adalah tenaga pendidik dan peserta didik SMP-SMA.
Tenaga pendidik dan peserta didik dianggap sangat perlu dan penting untuk menerima dan
mengerti literasi digital. Dan diharapkan dapat menjadi penggerak-penggerak literasi
digital kepada masyarakat sekitarnya.
C. Pesan
Pesan atau isi konten dalam program ini adalah tentang pentingnya literasi digital
dan upaya apa yang dapat dilakukan para tenaga pendidik dan peserta didik agar melek
digital.
D. Media Sosial yang Digunakan
Program ini menggunakan platform Tiktok dengan username @cakapdigital.idn.
Alasan kami memilih paltform Tiktok karena aplikasi tersebut memiliki algoritma yang
baik dan mudah menjangkau penontom dan juga mudah untuk digunakan. Dengan lebih
dari 755 juta pengguna aktif, Tiktok menawarkan audiens potensial yang besar untuk
dipasarkan, dapat melihat dan mengupload video.
• Mengadakan tanya jawab mengenai literasi digital sehingga para audiens dapat
menayakan mengenai apa yang belum dipahami.
• Mengaktifkan fitur komentar di postingan karena dengan begitu kita dapat
mendapatkan feedback atau respon dari audiens.SJNAIJNDCJSINDVJINVSJN
12
BAB IV
RENCANA/LANGKAH KEGIATAN
13
C. Rancangan pelembagaan / legitimasi
Dalam kegiatan ini kami merujuk dari referensi konten Literasi Digital Sumatera 1
yang berjudul “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”.
Konten referensi tersebut dikorelasikan dengan program kegiatan peningkatan literasi
digital. Dalam kegiatan yang akan diselenggarakan ini kami akan lebih memfokuskan
pembahasan apa pentingnya literasi digital, upaya yang dilakukan agar para pendidik dan
anak didik paham atau melek digital, memberikan tutorial penggunaan aplikasi dsb.
D. Rancangan aksi/aktivasi (pengerahan, pengorganisasian dan penggalangan
dukungan)
1. Tahap Persiapan (mempersiapkan staff yang terlibat)
2. Tahap Analisis Situasi (untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi)
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan:
a. Analisis Masalah: Identifikasi masalah Menetapkan urutan prioritas masalah
Merumuskan masalah Mencari akar penyebab masalah
b. Penyusunan rencana usulan kegiatan
4. Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
a. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akna dilaksanakan serta
sumber daya pendukung pelaksanaan program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan
Anak Didik di Era Digital”.
5. Tahap pelaksanaan rencana
6. Tahap memonitor
7. Tahap evaluasi
E. Rancangan monitoring/pemantapan/pemeliharaan
Ramcangan monitoring program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak
Didik di Era Digital” diadakan agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
perbaikan perencanaan periode berikutnya, maka perlu disajikan dalam bentuk pelaporan
yang cepat, akurat, dan tepat waktu secara berkala dan berjenjang. Selain itu agar pelaporan
yang dilakukan menghasilkan informasi yang maksimal diperlukan format yang memadai
serta penentuan periode waktu seiring pemantauan yang dilakukan, yang dibagi dalam
jangka waktu penyebarluasan talk show yang tergantung dari tujuan dan kebutuhan hasil
pemantauan yang diinginkan.
14
Monitoring dapat berupa berupa koreksi atas penyimpangan kegiatan; akselerasi
atas keterlambatan pelaksanaan kegiatan; dan klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan
rencana. Pemantauan ini juga merupakan bagian dari pengawasan melekat.
F. Evaluasi
Evaluasi program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era
Digital” adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Sedangkan tujuan kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah untuk menilai efesiensi, efektivitas, manfaat, dampak, dan
keberlanjutan program.
Evaluasi program “Cakap Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era
Digital” dimaksud untuk mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan,
dan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan perencanaan dapat dinilai dan dipelajari
untuk perbaikan masa datang. Dalam pelaksanaan evaluasi akan menilai pencapaian
sasaran atau target yang telah ditetapkan baik sasaran strategis maupun sasaran dari
masing-masing kegiatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2017). Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Edureligia, 18.
Hasan, K. (2010). PENGERTIAN/DEFINISI PROPAGANDA. 3.
Ir. Diarsi Eka Yani, M. (2017). Pengertian, Tujuan dan Manfaat Seminar. 23.
Lusia, A. (2006). Oprah Winfrey: Rahasia Sukses Menaklukkan Panggung Talkshow. Jakarta:
Gagasmedia.
Masduki. (2006). Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta:
Lkis.
Nurma. 2009. Pengertian Metode dan Pendekatan.(uns.ac.id)
Paranita.K, L. (2014). SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN
TALKSHOW @Show_Imah DI TRANS TV. JURNAL E-KOMUNIKASI, 10.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: BerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana PrenadaMedia Group.
Venus, Antar. (2010) Manajemen Kampanye Detakan pertama 2004, Simbiosa Rekatama Media.
Wibowo. Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar [Teaching and learning process]. Bandung: Bumi
Aksara.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT. Rafika
Aditama.
Suparman, S. (2021). Produksi Talk Show Podcast Video" TekTalk" Episode 3. Universitas
multimedia nusantara.
16
LAMPIRAN
• LOGO
• AKUN
17
• POSTINGAN
18