Nilai Anak Berkebutuhan Khusus Di Mata Orangtua

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

NILAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI MATA


ORANGTUA

Suparmi
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan eksplorasi bagaimana


orangtua menilai anaknya yang memiliki kebutuhan khusus. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Responden penelitian adalah
orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, yang sedang dalam
masa perkembangan kanak-kanak sampai remaja awal (rentang usia dari 2
tahun sampai 13 tahun). Lokasi penelitian di kota Semarang. Data
dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur. Proses analisa data
meliputi verbalisasi data, open coding, axial dan selective. Hasil penelitian
menemukan bahwa orangtua menilai anak berkebutuhan khusus dengan
nilai secara psikologis, religi dan ekonomi.

Kata kunci: nilai anak berkebutuan khusus, orangtua.

188
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

PENGANTAR suatu hal yang penting karena


Anak dalam konteks sosial menurut Atmoko dan Setiono
masyarakat di Indonesia (2004) nilai anak di mata orangtua
seringkali dinilai sebagai harta akan turut mempengaruhi bentuk
yang berharga, begitu juga dalam pengasuhan yang akan dipilih
masyarakat Jawa. Anak orangtua dalam mengasuh
merupakan suatu anugerah yang anaknya. Nilai anak akan
sangat dinantikan kehadirannya mempengaruhi bagaimana
oleh pasangan yang menikah, interaksi antara orangtua dengan
bahkan ketidakhadiran anak anak (Dewi, 2013, Prasanti,
dalam konteks masyarakat Jawa 2013). Dampak tentang
bisa menyebabkan pasangan pentingnya pengasuhan orangtua
bercerai. Diutarakan oleh El- terhadap perkembangan anak
Saerodji (2011) sebagai bentuk tidak perlu dipertanyakan lagi
wujud syukur akan kehadiran sudah teruji dalam banyak
anak, para orangtua dalam penelitian.
masyarakat Jawa biasanya akan Cara pandang orangtua pada
mewujudkan rasa syukur mereka anak akan memunculkan harapan-
dalam berbagai seremonial. Mulai harapan yang akan diberikan pada
dari saat kehamilan, kelahiran, anak bahkan ketika anak masih
ketika anak meninggalkan masa dalam kandungan. Segala hal baik
bayi dan bahkan saat anak diinginkan para orangtua ada pada
menjelang masa pubertas. anaknya. Orangtua ingin anaknya
Kondisi ini menunjukkan betapa menjadi anak yang berguna,
berharganya nilai anak dalam pandai, sukses, menjadi tauladan
masyarakat Jawa, terutama bagi bagi lingkungan. Jadi penting
orangtua. Nilai anak menjadi untuk meneliti tentang nilai anak
di mata orangtua.

189
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

Sudah cukup banyak penelitian jumlah narasumber yang lebih


tentang nilai anak, namun banyak merupakan suatu hal yang
demikian penelitian tentang nilai urgen untuk dilakukan.
anak selama ini lebih banyak Berdasarkan uraian di atas
memusatkan perhatian pada nilai maka pertanyaan penelitian yang
anak secara umum atau hanya diajukan adalah: “Bagaimana
pada orangtua dengan anak-anak persepsi orangtua terhadap
normal ( antara lain: Dewi, 2013; anaknya yang memiliki kebutuhan
Nurdianto, 2011; Prasanti, 2013; khusus?”. Dengan demikian
Syarifuddin, 2008; Wulandari, tujuan dari penelitian adalah
2009). Selain itu juga penggunaan melakukan eksplorasi terhadap
narasumber yang relatif sedikit, nilai ABK di mata orangtua.
yaitu tidak lebih dari lima orang. Manfaat dari penelitian adalah
Pada sisi lain masih sangat penemuan konsep dan indikator
terbatas penelitian tentang nilai nilai ABK di mata orangtua.
anak berkebutuhan khusus di mata Penemuan konsep dan indikator
pada orangtua. Orangtua ini akan dapat dijadikan sebagai
mengharapkan akan mendapatkan dasar penyusunan alat ukur nilai
anak yang terbaik namun tidak ABK yang kontekstual dengan
semua orangtua mendapatkan masyarakat Indonesia, khususnya
anak seperti yang diharapkan. Ada masyarakat yang tinggal di Jawa.
sebagian orangtua mau tidak mau Hal ini seperti yang dikatakan
harus menerima anak yang Mayer et al (2012), Mayer &
memiliki banyak kendala atau Trommsdorff (2010) bahwa nilai
keterbatasan, yang disebut dengan anak sangat dipengaruhi oleh
anak berkebutuhan khusus konteks sosial budaya. Nilai anak
(ABK). Jadi bisa disimpulkan akan berbeda pada konteks sosial
bahwa penelitian tentang nilai dan budaya yang berbeda,
ABK di mata orangtua dengan sehingga untuk menyusun suatu

190
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

alat ukur tentang nilai anak yang emotional, economic utilitarian


kontekstual maka harus dan normative (Mayer, Schwarz
didasarkan atas temuan pada & Trommsdorf; 2012). Mayer et
masyarakat yang bersangkutan, al (2012), Mayer & Trommsdorff
bukan didasarkan atasa temuan (2010) melakukan kolaborasi
dari konteks sosial budaya yang penelitian dalam beberapa konteks
berbeda. sosial budaya yang berbeda,
Hoffman & Hoffman, 1973 termasuk dengan Indonesia,
(dikutip oleh Nauck, 2000) adalah mengatakan bahwa masyarakat
orang yang pertama kali dengan budaya Barat lebih banyak
memunculkan konsep tentang menilai anak secara emosional.
nilai anak atau values of children. Anak dinilai sebagai sumber
Mayer et al (2012), Mayer & kebahagiaan dan mendatangkan
Trommsdorff (2010), serta Nauck emosi positif pada orangtua.
(2000) mendefinisikan nilai anak Dalam konteks sosial dan budaya
sebagai cara orangtua memandang Timur, termasuk Indonesia, anak
atau menilai anak, melihat dinilai sebagai economic
kelebihan dan kelemahan utilitarian dan normative. Anak
memiliki anak, motivasi atau oleh orangtua lebih dinilai sebagai
alasan apa yang melandasi aset yang memberikan kontribusi
orangtua memiliki anak. pada pemasukan keuangan
Beberapa temuan tentang nilai keluarga dan keamanan masa tua.
anak, antara lain dilakukan oleh METODE PENELITIAN
Nauck (2000) yang Penelitian ini menggunakan
menyimpulkan bahwa nilai anak pendekatan kualitatif. Data
bagi orangtua terbagi menjadi diperoleh melalui wawancara
nilai anak secara psikologis, sosial semi terstruktur yang dilakukan
dan ekonomi. Temuan lain secara individual terhadap
menemukan nilai anak secara orangtua. Pertanyaan yang

191
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

diajukan adalah: “Apa makna kemudian dianalisis secara


kehadiran (menyebutkan nama kualitatif, melalui tahapan
anak yang memiliki kebutuhan verbalisasi data, open coding,
khusus) dimata bapak/ibu?”. axial dan selective sebagai tahap
Responden penelitian adalah akhir.
orangtua yang memiliki ABK HASIL PENELITIAN DAN
usia kanak-kanak sampai remaja PEMBAHASAN
awal, paling kecil usia ABK 2 Berdasarkan hasil wawancara
tahun 3 bulan dan paling besar dengan nara sumber diperoleh
usia ABK 13 tahun. Jenis temuan bahwa nilai ABK adalah
gangguan yang dimiliki anak bagaimana orangtua
adalah spectrum autis, retardasi mempersepsikan atau menilai
mental, tuna rungu, gangguan keberadaan anak dalam kehidupan
kesulitan konsentrasi dan mereka. ABK di mata
hiperaktivitas (ADHD), orangtuanya dinilai secara: a)
keterlambatan bicara dan slow psikologis (71,74%), b) religi
learner. Sebagai nara sumber (17,39 %), serta c) ekonomi
adalah salah satu orangtua yang (10,87%).
paling banyak terlibat dalam Nilai anak secara psikologis
pengasuhan terhadap ABK. adalah cara orangtua yang
Jumlah nara sumber sebanyak 19 memaknai kehadiran anak secara
orang, dengan rincian ibu psikologis, dengan indikator
(78,95%), ayah (15,79%) dan munculnya emosi-emosi,
kakek (5,3%). Tingkat penerimaan, sosio psikologis,
pendidikan nara sumber dari SD berpikir positif, harapan dan
tidak lulus sampai sarjana. Usia berharga..
nara sumber berkisar antara 29 Emosi adalah emosi-emosi
tahun sampai 65 tahun. Data yang secara personal yang muncul pada
diperoleh hasil wawancara orangtua atas kehadiran anak, baik

192
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

emosi positif maupun negatif. tidak perlu ikut asuransi tersebut,


Emosi-emosi negatif nampaknya …sejak awal saya tidak kecewa
lebih banyak muncul pada ketika diberitahu kondisi anak
orangtua daripada emosi positif. saya…saya merasa bangga
Hal ini muncul dalam ungkapan dipercaya memiliki anak…saya
…. …ya tadinya sebenarnya saya merasa terhibur dan senang
kaget mbak…. kok bisa seperti dengan kehadiran anak saya.
ini….anak itu gak salah, yang Penerimaan orangtua adalah
salah saya karena tidak bagaimana orangtua menerima
mengetahui sejak awal…saya bisa anak apa adanya dengan segala
menterapi anak orang lain tetapi kelemahan yang ada, tanpa syarat.
tidak bisa menterapi anak Penerimaan orangtua terhadap
sendiri…Cuma kadang ya saya anaknya yang ABK antara lain
jengkel ketika tahu......yo nek diperkuat dengan munculnya
pertama kali yo…kecewa, ungkapan: …ya dijalani
mungkin ada rasa tidak adil, ya saja…semarah apapun saya pada
awalnya saya sedih… (1, 2, 5, 7, anak gak pernah saya bilang
11). Namun pada sisi lain masih bodoh…ya kami terima apa
ada orangtua yang mampu menilai adanya…ya pasrah aja (2, 5, 9,
anaknya dengan emosi positif, 12, 15). Penerimaan orangtua
muncul pada kasus 5, 8, 13 dan terhadap anaknya yang ABK
18, antara lain dengan ungkapan bukan hal yang mudah,
…saya itu tidak pernah membutuhkan proses dan waktu
membedakan anak saya yang yang lama, bahkan masih ada
autis dengan kakaknya…sama orangtua yang belum bisa
sayangnya…ketika asuransi menerima anak apanya, seperti
menolak permintaan asuransi diungkapkan kasus 2, 11 dan 14.
untuk anak saya yang autis..saya Kami menerima tetapi secara
memutuskan semua anak juga bertahap…meskipun tidak mudah,

193
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

lama-lama saya akhirnya bisa saja dengan anak lain…ya sama


menerima anak apa adanya, saja dengan anak pada
…awalnya saya sulit umumnya…gak ada beda…. Saat
menerima…tetapi setelah itu bisa berada bersama anak sebaya atau
menerima... butuh waktu lama di luar rumah, beberapa orangtua
bagi saya bisa merasakan malu, sungkan dan
menerima…sebagai terapis saya merasa anaknya memang berbeda,
bisa ndandani anak orang lain tidak normal, tidak sama dengan
tetapi anak saya sendiri ndak bisa anak lain. Hal ini muncul dengan
saya rubah…begitu sih ungkapan…saya itu sering malu
awalnya….hampir 2 tahun saya kalau lihat anak lain sudah bisa
baru bisa menerima kondisi anak apa-apa, lebih mampu daripada
saya setelah saya bawa kemana- anak saya…kok anak saya belum
mana-mana…bahkan sampai bisa bicara…saya sering malu
sekarang nampaknya suami saya dengan perilaku anak saya kalau
masih sulit menerima anak saya bertamu atau bermain ke rumah
Indikator berikutnya yang tetangga…makanya saya lebih
muncul dari nilai secara suka kalau anak saya gak bertemu
psikologis adalah sosio psikologis orang lain… kadang ya saya
yaitu kondisi psikologis yang sungkan dengan perilaku anak
dirasakan atau muncul pada saya …ya malu….terutama kalau
orangtua saat berada dalam pas pergi rumah tetangga….anak
lingkungan sosialnya. Ada saya khan kalau masuk rumah
orangtua yang yang merasakan orang seenaknya….dak pernah
anaknya sama saja dengan anak permsisi… mindah-mindah chanel
lain, tidak ada perbedaan dengan teve tetangga semaunya padahal
anak-anak pada umumnya, seperti yang punya rumah sedang nonton
muncul pada kasus 4, yang teve….memarahi orang lain yang
mengatakan…anak saya itu sama nonton sinetron karena dianggap

194
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

gak penting… saya memang bahwa di tengah berbagai


ngomong ke anak kalau nonton keterbatasan beberapa orangtua
sinetron gak perlu, kadang saya mampu menilai atau melihat sisi
gak enak sama orang lain…anak positif anak. Hal ini diperkuat
saya itu kalau ketemu orang lain dengan ungkapan … Saya masih
khan suka bicara seenaknya… mensyukuri, banyak anak orang
sering diam dan belum tentu mau lain yang ndak normalnya lebih
menjawab kalau diajak bicara… berat dari anak saya… saya itu
bahkan bersalaman pun ndak mau bersyukur…meskipun anak saya
kalau belum klik dengan berbeda dengan anak lain…tetapi
orangnya… kadang responnya anak saya itu tidak ketinggalan
juga ndak tepat… misalnya ada pelajaran di sekolah…tetap pinter
orang jatuh… anak saya malah menurut saya…saya bersyukur
ketawa… saya jadi malu takut anak saya itu gak nakal, patuh
dikira ngajarin anak yang ndak dan nurut, tetap disyukuri pasti
bener… pas ketemu anak seusia… ada sisi positifnya anak (4. 10, 15,
anak saya memang ndak sama 16).
dengan temannya yang normal… Indikator lain dari aspek nilai
(1, 5, 6, 10). Ada anak secara psikologis adalah
kekurangannya… anaknya ndak harapan dan berharganya anak di
kayak temen-temen yang mata orangtua. Harapan adalah
seumuran… jawane durung keinginan atau harapan orangtua
ndolor… lha bapak ibune ndak di masa depan terhadap anaknya,
sabaran… yo wes dimomong meskipun tahu kondisi anaknya
mbah aja (6) yang memiliki kebutuhan khusus.
Indikator aspek psikologis lain Hal ini antara lain diperkuat
yang muncul adalah kemampuan dengan ungkapan…nek gedhe
orangtua untuk berpikir positif biso kerjo….bisa cari uang untuk
tentang anaknya yang ABK, kehidupan dia sendiri…saya

195
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

pengen nanti cucu saya bisa keluarga dikaitkan dengan Tuhan.


seperti anak normal yang Indikator dari aspek nilai religi
lain…ngomongnya lancar…bisa yang muncul adalah menilai anak
cari uang… bisa ngerjain apa- sebagai anugerah, amanah dan
apa sendiri (6), saya tidak akan ujian dari Tuhan. Keberadaan
menuntut anak saya untuk seperti ABK sebagai anugerah muncul
anak normal pada umumnya…gak dengan ungkapan orangtua yang
usah kayak anak normal mengatakan.. anak ya sebagai
…mandiri… …yang saya anugerah…sebagai rejeki, semua
pentingin itu anak adalah anugerah dari
kemandiriannya…nggak lebih (7, Gusti.. anugerah dari Tuhan …
11). Indikator berharga adalah (3, 13, 14). Orangtua juga menilai
pandangan orangtua yang menilai anak sebagai amanah atau titipan
bahwa apapun keadaannya anak Tuhan yang harus dijaga apapun
tetap merupakan hal yang penting kondisinya…sesuatu yang
dan nomer satu dalam dipercayakan Tuhan pada kita
kehidupannya, karena tidak semua untuk diasuh (3, 4, 8). Kehadiran
pasangan bisa memiliki anak ABK dalam rumah tangga juga
dalam pernikahan mereka. Hal ini dinilai orangtua sebagai ujian dari
muncul dalam ungkapan..anak itu Tuhan, seperti dikatakan oleh
tetap nomer satu bagi kasus 4 dengan ungkapan… anak
saya…segalanya…penting…gak ini khan ujian dari Tuhan buat
semua lho orang bisa punya anak saya…mampukah saya
(1). sabar…mampukah saya ndidik
Aspek nilai ABK lain yang dia.
muncul adalah nilai anak secara Aspek nilai ABK dengan
religi, yaitu penilaian orangtua persentase paling sedikit yang
bahwa kehadiran atau keberadaan muncul dalam temuan ini adalah
anaknya yang ABK dalam nilai secara ekonomi. Nilai anak

196
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

secara ekonomi adalah penilaian mbak… ben luweh rajin kerjo…yo


orangtua bahwa kehadiran anak anak nggowo rejekine dewe-
dalam keluarga mendatangkan dewe…nek balek kerjo… kesel…
suatu keuntungan bagi orangtua. ndelok anak semangat kerja lagi,
Indikator nilai ekonomi yang intinya harus kerja lebih keras
muncul adalah kehadiran ABK untuk anak saya..anak saya khan
dalam keluarga dinilai orangtua butuh banyak biaya untuk
sebagai sarana untuk belajar dan terapi… jadi harus kerja lebih
penyemangat bagi orangtua untuk keras.
bekerja. Anak dinilai sebagai Sejauh sepengetahuan peneliti,
sarana untuk belajar antara lain temuan-temuan sebelumnya
muncul dalam bentuk ungkapan tentang nilai ABK di mata
orangtua yang mengatakan…bagi orangtua belum banyak ditemukan
saya…anak saya ini tempat bahkan mungkin belum ada,
belajar saya…kalau saya bisa sehingga untuk pembanding akan
belajar dari anak saya…anak digunakan temuan-temuan nilai
saya itu tidak pendendam…lewat anak secara umum, bukan ABK.
anak saya …saya bisa Riset dari luar Indonesia antara
menghargai hidup, buat saya lain menemukan nilai anak secara
belajar lebih sabar…sabar…dan psikologis, sosial dan ekonomi
sabar…saya lebih belajar untuk (Nauck, 2000), nilai anak secara
mengerti karakter orang (2, 16). emotional, economic utilitarian
Indikator lain dari nilai anak dan normative (Mayer, Schwarz
secara ekonomi adalah anak & Trommsdorf; 2012). Beberapa
menjadi pendorong atau motivator riset pada etnis Jawa menemukan
bagi orangtua untuk bekerja. Hal nilai anak secara psikologis, sosial
ini seperti diungkapkan oleh kasus dan ekonomi (Prasanti, 2013;
9 dan 16. Anak itu apa ya….ya Handayani, 2011), anak sebagai
maknane ya dienggo semangat ya anugerah Tuhan yang harus

197
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

disyukuri dan dijaga (Wulandari, kesamaan dimensi atau aspek


2009), ekonomi, sosial dan antara penelitian ini dan
budaya (Nurdianto, 2011). Dari penelitian-penelitian sebelumnya,
beberapa penelitian tersebut dapat namun tetap terdapat perbedaan
dilihat adanya konsistensi atau indikator dalam aspek-aspek
kesamaan antara temuan dari luar tersebut.
Indonesia maupun dari dalam Dalam temuan sebelumnya,
Indonesia, yaitu nilai anak secara indikator nilai psikologis meliputi
psikologis, sosial dan ekonomi. peraasaan senang dan bahagia
Sedangkan temuan yang khas akan kehadiran anak. Selain itu
untuk masyarakat Jawa namun juga rasa bangga dan harapan-
tidak terdapat dalam temuan dari harapan yang banyak terhadap
luar Indonesia adalah nilai anak anak. Dalam penelitian ini juga
secara religi. Apabila temuan- menemukan adanya rasa bangga
temuan sebelumnya tersebut di dan harapan terhadap anak,
atas dibandingkan dengan temuan namun indikator nilai psikologis
penelitian ini maka terdapat dari temuan ini lebih banyak
kesamaan dan sekaligus juga berkaitan dengan munculnya
perbedaan, baik temuan yang dari emosi-emosi negatif yang secara
luar Indonesia maupun dalam personal dirasakan orangtua akan
Indonesia. keberadaan anak. Selain itu juga
Konsistensi atau kesamaan penerimaan orangtua akan kondisi
dengan temuan sebelumnya anaknya yang memiliki
(Handayani, 2011; Nauck, 2000; kelemahan-kelemahan, kondisi
Mayer et al, 2012; Prasanti, 2013) psikologis yang dirasakan
adalah sama-sama menemukan orangtua saat anak berada dalam
nilai anak secara psikologis, dan lingkungan sosial dan kemampuan
ekonomi. Bila dicermati secara orangtua untuk tetap berpikir
mendalam, meskipun terdapat positif terhadap anaknya yang

198
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

memiliki hambatan-hambatan bisa membantu orangtua.


perkembangan atau kebutuhan Sedangkan makna ekonomi dalam
khusus. Orangtua merasa malu temuan ini bermakna anak yang
dengan keterbatasan memiliki kebutuhan khusus
perkembangan anak dibandingkan digunakan orangtua sebagai
perkembangan anak sebaya yang sarana untuk mencapai sesuatu
lain, Selain itu juga muncul rasa yaitu sarana bagi orangtua untuk
sungkan ketika anak berada dalam belajar menjadi orangtua yang
lingkungan sosial karena anak lebih baik, menjadi orangtua yang
menunjukkan perilaku yang tidak lebih sabar dan menghargai
selaras atau berbeda dengan kehidupan. Anak berkebutuhan
harapan lingkungan. Orangtua khusus juga digunakan sebagai
merasa bahwa anaknya berbeda motivator atau penyemangat bagi
dengan lain yang seusia. orangtua untuk bekerja lebih giat
Nilai anak secara ekonomi untuk anak. Orangtua dengan
dalam temuan sebelumnya anak berkebutuhan khusus tidak
dimaknai sebagai pemahaman menilai anaknya yang ABK
bahwa anak dilahirkan dan sebagai investasi masa depan.
dibesarkan untuk membantu Perbedaan dengan temuan
orangtua, baik dalam pekerjaan sebelumnya dari luar Indonesia
rumah tangga maupun pekerjaan (Nauck, 2000; Mayer et al, 2012)
orangtua. Anak juga dinilai adalah dengan ditemukannya nilai
sebagai investasi di masa tua, anak secara religi dalam temuan
yaitu dengan berbakti dan ini. Pada sisi lain temuan akan
merawat orangtua, membalas nilai anak dengan dimensi atau
kasih sayang orangtua. Saat aspek religi ini konsisten dengan
dewasa anak harus ganti temuan sebelumnya yang
memahami, peduli dan tidak dilakukan dalam konteks
menelantarkan orangtua, tahu dan masyarakat Jawa oleh Wulandari

199
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

(2009). Anak adalah amanah, budaya/biologis. Anak dipandang


anugerah dan titipan dari Tuhan sebagai penerus keturunan,
yang harus dijaga dan diasuh meneruskan tradisi, menjaga
dengan baik, apapun kondisinya. generasi agar tidak hilang, dan
Dalam konteks masyarakat Timur, untuk meneruskan nama keluarga.
termasuk masyarakat Jawa, religi Nilai anak secara biologis/budaya
nampaknya merupakan bagian ini tidak muncul dalam temuan
yang tidak terpisahkan dengan ini. Perbedaan ini muncul
kehidupan masyarakat. Religi kemungkinan karena objek yang
merupakan bagian yang penting dinilai orangtua berbeda.
dan fundamental dalam kehidupan Nurdianto melihat nilai anak
manusia, sehingga ada ungkapan secara normal atau pada
yang mengatakan bahwa manusia umumnya, sedangkan temuan ini
bisa berusaha namun Tuhan lah fokus pada penilaian orangtua
yang tetap menentukan hidup terhadap kehadiran anaknya yang
mati, jodoh dan takdir manusia. memiliki kebutuhan khusus
Dalam hal ini termasuk kehadiran (ABK). Orangtua yang memiliki
anak dalam keluarga, baik anak ABK nampaknya menyadari
berkebutuhan khusus maupun bahwa tidak mungkin bagi anak
tidak. mereka yang ABK untuk kelak di
Perbedaan lain antara temuan kemudian hari menikah seperti
ini dengan temuan sebelumnya orang normal pada umumnya,
adalah nilai anak secara sehingga para orangtua tidak
budaya/biologis. Nurdianto (2011) memiliki harapan atau
dengan konteks masyarakat di membebankan pada anaknya yang
Kabupaten Banjanegara ABK untuk meneruskan
menemukan bahwa selain keturunan atau menjaga generasi
ekonomi dan sosial, orangtua juga agar tidak hilang. Harapan utama
memaknai kehadiran anak secara orangtua adalah anak bisa

200
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

mengurus dirinya sendiri, mandiri Beberapa saran yang perlu


dan tidak tergantung dengan dilakukan untuk pengembangan
orang lain. hasil temuan ini adalah:
KESIMPULAN 1. Penemuan aspek dan indikator
Berdasarkan hasil penelitian dalam temuan bisa dijadikan
dan pembahasan tersebut di atas dasar untuk penyusunan skala
maka dapat dibuat simpulan psikologis tentang nilai anak
bahwa nilai ABK di mata berkebutuhan khusus, yang
orangtuanya adalah bagaimana kemudian diujicobakan
cara orangtua menilai atau dengan pendekatan kuantitatif
memaknai kehadiran anak sehingga akan diperoleh skala
berkebutuhan khusus dalam psikologis yang teruji validitas
kehidupannya. ABK oleh dan reliabilitasnya.
orangtuanya dinilai secara 2. Bagi para peneliti yang akan
psikologis, religi dan ekonomi. menggunakan aspek dan
Temuan yang konsisten dengan indikator yang ditemukan
temuan sebelumnya, baik dari luar dalam temuan ini sebagai
maupun dalam Indonesia adalah dasar untuk penyusunan skala
nilai anak secara psikologis dan psikologis, perlu
ekonomi. Temuan yang khas mempertimbangkan bila akan
dalam temuan ini dan konsisten menggunakan skala ukur di
dengan temuan dalam konteks luar kontek masyarakat Jawa
masyarakat Jawa adalah nilai anak karena penelitian ini dilakukan
secara religi. Aspek atau dimensi di kota Semarang dengan
yang tidak ditemukan dalam keseluruhan subjek penelitian
penelitian nilai ABK ini adalah berasal dari suku Jawa.
aspek biologis/sosiakultural. 3. Hasil penelitian yang lebih
komprehensif atau menyeluruh
juga akan bisa dicapai bila

201
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

lokasi penelitian diperluas El-Sarodji, D.A.F. (2011).


Pertumbuhan dan
lagi, bila perlu dalam ruang
perkembangan anak:
lingkup yang lebih besar di Perpektif sosial budaya
Jawa. Diakses dari
luar Jawa. Sebagai negara http://atfahmi.kemsos.org/2011/
yang multikultural maka akan 01/27/pertumbuhan-dan-
perkembangan... pada tanggal
sangat menarik bila diperoleh 14 November 2013.
nilai ABK dari berbagai Handayani, O.W.K. 2011. Nilai
anak dan jajanan dalam
konteks sosial budaya di konteks sosiokultural: studi
Indonesia. tentang status gizi balita
pada lingkungan rentan gizi
DAFTAR PUSTAKA di desa Pucuk Kecamatan
Atmoko, A. & Setiono, K. 2004. Mijen Kabupaten Demak
Nilai anak, identitas Jawa Tengah. Disertasi.
vokasional, dan gaya Salatiga: UKSW. Diakses
pengasuhan pada petani dari
pesanggem di masyarakat http://repository.library.uksw.ed
pinggiran hutan zoja u/handle/123456789/723 pada
penyangga Taman tanggal 14 November
Nasional Bromo-Tengger- 2011.
Semeru: Studi perspektif Mayer. B., Schwarz, B. &
psikologi perkembangan Trommsdorff, G. 2012.
antargenerasi. Forum Value of children and
Penelitian: Jurnal Teori intergenerational
dan Praktek Penelitian relationships: culture-level
Lemlit Universitas Negeri relationshop in two
Malang. (Abstrak). generation.
Diakses dari Dipresentasikan dalam
http://library.um.ac.id/majalah/p Workshop Value of
rintmajalah4.php/29806.html Children and
pada tanggal 14 November Intergenerational
2013. Relationship di Universitat
Dewi, W.C. 2013. Nilai anak pada Konstanz. Diakses dari
ibu dewasa madya etnis http://www.psychology.uni.kons
Jawa ditinjau dari tingkat tanz.de/index.php?eID=tx...u...
pendidikan. Calypta: Pada tanggal 17 November
Journal ilmiah Mahasiswa 2013.
Universitas Surabaya. Mayer, B. & Trommsdorff,G.
Volume 2, No.1. 2010. Adolescents’value of
children and their intention

202
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 188 - 203 ) p ISSN : 1411 - 6073

to have children: A cross http://lib.unnes.ac.id/14664


cultural and multilevel pada tanggal 17 November
analysis. Journal of Cross- 2013.
Cultural Psychology. Vol. Prasanti, M.D. 2013. Nilai anak
41, 5-6, pp. 671-689. pada ibu dengan status
Diakses dari sosial ekonomi tinggi
http://dx.doi.org/10.1177/0 ditinjau dari etnis Jawa.
022022110372195 Calypta: Journal ilmiah
Nauck, B. 2000. The changing Mahasiswa Universitas
value of children – a Surabaya. Volume 2,
special action theory of No.1.
fertility behavior ang Syarifuddin. H. 2008.
intergenerational Pengasuhan dalam
relationships in cross- masyarakat Jawa di Jawa.
cultural comparison. Paper Diakses dari
dipresentasikan dalam http://masdayat.web.id/2008/12/
pengasuhan-dalam-masyarakat-
seminar “Low Fertility,
jawa... pada tanggal 14
families and public
November 2013 .
policies”. Organized by the
Trommsdorff, G., Kim, U., &
Europian Observatory on
Nauck, B. 2005. Factors
Familiy Matters in Sevilla,
influencing value of
september 15-16.
children and
Nauck, B. & Klaus, D. 2007. The
intergenerational relations
varying value of children:
in times of social change:
Empirical result from
Analysis from
eleven societies in Asia,
psychological and socio-
Africa and Eropa. Current
cultural perspective:
Psychology.Vol. 55 (44),
Introduction to the special
487-503. Doi:
issue. Applied Psychology.
10.1177/001139210707763
Vol. 54 (3), 313-316.
4
Wulandari, D.D. 2009. Nilai anak
Nurdianto, A.A. 2011. Persepsi
bagi orangtua dan dampak
tentang nilai anak dalam
terhadap pengasuhan.
keluarga kaiatannya
Skripsi. (Abstrak).
dengan tingkat pendidikan
Universitas
orangtua di Kelurahan
Muhammadiyah Surakarta.
Argasoka Kecamatan
Diakses dari
banjarnegara Kabupaten http://etd.eprints.ums.ac.id/4884
Banjarnegara tahun 2010. / pada tanggal 17
Under graduates thesis. November 2013.
(Abstrak). Publish
version. Universitas Negeri
Semarang. Diakes dari

203

Anda mungkin juga menyukai