Document

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan....

–Nasrullah

Dimensi Budaya Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan


Khusus (Abk)

Cultural Dimensions of Parental Acceptance of Children with Special Needs

Randi Muhammad Gumilang


Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
Jl. K.H. Abul Hasan, No. 03, Samarinda
[email protected]

Irnawati
Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
Jl. K.H. Abul Hasan, No. 03, Samarinda
[email protected]
Info
Abstract
Artikel

Pada setiap orang dewasa yang menjadi orangtua menginginkan agar anaknya
terlahir dalam keadaan sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Namun
beberapa orang tua harus mendapati bahwa anaknya lahir dan tumbuh dengan
kondisi tunarungu. Anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan gangguan
Diterima tunarungu adalah individu yang mengalami masalah pada fungsi pendengarannya.
16 Penerimaan orangtua terhadap Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan
Februari fakta sosial yang berlaku di masyarakat dengan berbagai dimensi penerimaan,
2022 salah satunya adalah penerimaan dalam dimensi budaya. Artikel ini mengungkap
bagaimana penerimaan dari orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus dalam
Revisi I dimensi Budaya di Kota Samarinda. Artikel ini adalah hasil penelitian kualitatif
21 deskriptif dengan pendekatan life history method. Informan penelitian ditentukan
April secara purposive untuk mendapatkan hasil dari subjek dengan kriteria yang telah
2022 ditentukan, yakni orang tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus (Tunarungu).
Kajian ini secara komprehensif menganalisis pernyataan subjek untuk menggali
Revisi II dimensi budaya yang menjadi argumentasi atas penerimaan orangtua dengan anak
29 berkebutuhan khusus (Tunarungu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Mei subjek menunjukkan respon yang positif pada penerimaan terhadap anak
2022 berkebutuhan khusus dengan komposisi indikator penerimaan yang berbeda.
Sebagian besar subjek memenuhi semua indikator penerimaan yang terdiri dari
Disetujui empat indikator, yakni: pertama, pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan
01 anak; kedua, pandangan orang tua terhadap anak; ketiga, usaha membantu
Juni perkembangan anak; dan keempat, pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis anak.
2022 Secara garis besar orangtua menerima keadaan, namun tidak memenuhi indikator
penerimaan dalam aspek pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan anak
karena tidak memiliki preferensi tentang kelebihan yang dimiliki oleh anaknya.
Melalui kajian ini diharapkan ada langkah-langkah progresif dalam
mengkampanyekan pemahaman, wawasan dan pengetahuan akan penerimaan
terhadap anak berkebutuhan khusus dalam dimensi budaya.

110
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

Kata Kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, Tunarungu, Konseling Lintas Budaya

Every parent wants their child born with healthy physically and mentally. But
some parents find their child is born and grows up with deaf. Children with special
needs (ABK) with hearing impairment are individuals who experience problems
with their hearing function. Parental acceptance of children with special needs
(ABK) is a social fact that applies in society with various dimensions of
acceptance, one of which is acceptance in the cultural dimension prevailing in
society. This study aims to determine the acceptance from parents of children with
special needs in the cultural dimension in Samarinda City. This research is a
descriptive qualitative research with a life history method approach. Research
informants were determined purposively to get results from subjects with
predetermined criteria, namely parents with children with special needs (deaf).
This study comprehensively analyzes the subject's statements to explore the
cultural dimensions that are the arguments for the acceptance of parents with
children with special needs. The results showed that there were subjects showing
a positive response to the acceptance of children with special needs with a
different composition of acceptance indicators. Most of the subjects met all
acceptance indicators which consisted of 4 indicators, namely: first, understanding
of children's strengths and weaknesses; second, the parents' view of the child;
third, efforts to help children's development; and fourth, the fulfillment of
children's physical and psychological needs. In general, parents accept the
situation, but do not meet the acceptance indicators in terms of understanding the
strengths and weaknesses of children because they do not have a preference for
their children's strengths. Through this study, it is hoped that there will be
progressive steps in campaigning for understanding, insight and knowledge about
the acceptance of children with special needs in the cultural dimension.
Keywords: Children with Special Needs, Deaf, Cross-Cultural Counseling

PENDAHULUAN sayang, termasuk pada anak


Pandangan bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK).
merupakan anugerah bagi suatu Perbedaan yang terdapat pada
keluarga adalah standar nilai yang anak berkebutuhan khusus (ABK)
diakui secara umum, khususnya di menjadikan mereka membutuhkan
Indonesia. Bagi pasangan suami istri, pelayanan khusus yang berbeda dari
kehadiran anak merupakan pelengkap anak lain dalam pengertian anak yang
atas kebahagiaan berkeluarga tumbuh secara normal. Namun harus
(Kasnodihardjo, 2014). Hadirnya anak disadari bawa pada sesama anak
dalam kehidupan rumah tangga berkebutuhan khusus (ABK) sekalipun
umumnya dianggap dapat membuat tetap memiliki karakteristik dan
kehidupan rumah tangga kian harmoni, perbedaan pada jenis komponen
karena dipandang sebagai jaminan akan pelayanannya. Hal ini didasari oleh
adanya penerus generasi selanjutnya jenis kelainan yang dialami oleh anak
(Adnan, 2020). Kehadiran anak secara berkebutuhan khusus (ABK). Pelayanan
psikologis membuat orangtua menaruh yang diberikan pada anak berkebutuhan
kebanggaan, harapan dan kepercayaan khusus (ABK) harus disesuaikan
tersendiri terhadap anaknya dengan jenis kelainan yang dialami,
(Nasiruddin, 2018). Oleh sebab itu karna berbeda jenis kelainan berarti
sudah selayaknya anak diperlakukan berbeda pula pelayanan yang harus
sebaik mungkin dengan penuh kasih diberikan. Hal ini penting karena

111
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

pemberian pelayanan yang keliru akan berbahasa secara isyarat. Meskipun


berpengaruh pada perkembangan anak demikian hal ini bukanlah masalah yang
(F. Mangunsong, 1988). berarti apabila orang tua sudah sampai
Memiliki anak yang mengalami pada tahap mampu menerima keadaan
‘kekhususan’ kerap kali menjadi hal anaknya. Seperti yang tertuang dalam
yang tidak mudah untuk diterima. riset mengenai pola komunikasi orang
Perbedaan kondisi anak berkebutuhan tua dengan anak berkebutuhan khusus
khusus (ABK) dengan anak normal (ABK), dimana ditemukan bahwa pola
pada umumnya menjadikan mereka komunikasi orang tua yang sudah
tidak dapat sepenuhnya mandiri dan menerima keberadaan anaknya dengan
harus bergantung kepada orang lain, kondisi khusus, berdasarkan pada
khususnya kepada kedua orangtuanya. konsep ekstensional orang tua
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi memandang anak melalui ciri dan
orangtua karena memikirkan kekhasannya, keunikannya, bahkan
(mengkhawatirkan) masa depan kelebihannya yang mungkin tidak
anaknya kelak. Orang tua cenderung dimiliki oleh anak normal pada
mengkhawatirkan bagaimana masa umumnya, dan mampu memberikan
depan anak ketika mereka tidak lagi perhatian, kasih sayang serta dukungan
bersama dalam pengasuhan anaknya, seutuhnya (Boham et al., 2018).
terutama apabila kelak anaknya Banyak ditemukan kasus orang
diharapkan bisa bekerja secara mandiri tua yang memiliki anak berkebutuhan
seperti orang pada umumnya. Sebagian khusus (ABK) dapat menerima kondisi
besar orang tua yang sadar akan hal ini bahwa anaknya memiliki kekurangan.
berusaha melakukan yang terbaik agar Namun dibalik sikap penerimaan yang
anaknya dapat hidup seperti anak-anak ditunjukkan oleh orangtua, tentu ada
lain. Hal ini sesuai dengan riset tentang tahap-tahap yang telah dilalui sebelum
kecemasan orang tua terhadap karir akhirnya orangtua mampu menerima
anak berkebutuhan khusus (ABK), riset kondisi anaknya, sebab memiliki anak
tersebut diperoleh hasil bahwa adanya berkebutuhan khusus bukanlah hal
kecemasan orang tua akan kemampuan mudah untuk diterima. Hal ini karena
anak berkebutuhan khusus (ABK) orang tua pasti berharap anak yang
dalam membaca, menulis, berinteraksi dilahirkan berada pada kondisi normal
dengan teman sekolah, menyelesaikan seperti anak-anak pada umunya.
sekolah dengan baik, serta tidak akan Kemudian dapat tumbuh menjadi anak
ada lapangan pekerjaan untuk orang- yang sehat secara jasmani maupun
orang seperti anak mereka. Namun rohaninya, terampil, menyenangkan dan
dalam hal ini, orang tua memiliki cerdas serta kelak akan menjadi penerus
harapan tentang kesehatan agar anak dalam keluarganya (Twining Presta
bisa bersekolah, belajar membaca, Mintari dan Nurlaela Widyani, 2015).
menulis, serta mengembangkan potensi Penerimaan orang tua dapat
dalam diri anak (Ariesta, 2016). diartikan sebagai sikap untuk mampu
Sebagai anak berkebutuhan menerima segala kekurangan dan
khusus dengan jenis kekhususan ketidakmampuan anak. Serta tetap
Tunagrahita, tentu sulit bagi masyarakat memberikan kasih sayang terhadap
maupun orangtua untuk berkomunikasi anak secara penuh (Susanto, 2014).
secara normal. Paling tidak dibutuhkan Menurut Hurlock, indikator penerimaan
waktu dalam proses belajar, berlatih orang tua terdiri atas perhatian dan cinta
untuk menguasai kemampuan kasih terhadap anaknya. Pengertian lain

112
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

oleh dikemukakan Lestari bahwa anak. Hal tersebut dipadang perlu


penerimaan orang tua terdiri atas sikap agar orangtua tidak memaksakan
dan cara orang tua dalam kehendaknya pada anak.
memperlakukan anak yang ditandai 2) Membangun pandangan yang
dengan adanya komunikasi yang baik, realistis, terukur dan proporsional
perhatian, kasih sayang, saling terhadap anak. Hal tersebut
menghargai dan memberi kepercayaan menghindarkan orangtua untuk
kepada anak sesuai dengan tidak terjebak dalam perasaan
kemampuannya (Khoiri, 2012). bersalah, inferior dan frustasi.
Johnson dan Medinnus memandang 3) Melakukan langkah-langkah
penerimaan orang tua sebagai konstruktif dalam mencari jalan
pemberian cinta dan kasih sayang secara keluar untuk membantu
penuh tanpa ada syarat apapun, perkembangan dan tumbuh
sehingga penerimaan orang tua terhadap kembang anak berkebutuhan khusus
anaknya direfleksikan melalui perhatian (ABK), sampai pada tahap
yang kuat, cinta dan kasih sayang dalam kemandirian.
interaksi, serta perasaan bahagia dalam 4) Menjaga komitmen dalam
mengasuh tumbuh kembang anak menerima anak berkebutuhan
(Khoiri, 2012). Penerimaan orangtua khusus (ABK) melalui pemberian
terhadap anak berkebutuhan khusus kasih sayang, perhatian dan
(ABK) tidak terjadi begitu saja. pemenuhan kebutuhan.
Berdasarkan teori Grief Counselling Wujud penerimaan orantua
terdapat beberapa tahapan yang akan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
dilalui oleh orangtua sebelum mampu (ABK) salah satunya dilakukan dalam
menerima keadaan anaknya yang bentuk Intervensi dan Pendidikan yang
mengalami kekhususan, yakni dimulai tepat. Sehingga hal tersebut dapat
dari fase penolakan, marah, tawar- membantu dalam tumbuh kembang
menawar, depresi & penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
(Psikologi et al., 2017). Tunarungu. Terutama dalam hal
Proses penerimaan orangtua membantu untuk mencapai
terhadap anak berkebutuhan khusus keberhasilan belajar dan prestasi yang
(ABK) tidak selalu equal disetiap baik. Ada beberapa penyesuaian yang
tahapannya. Hal tersebut disebabkan dapat mendorong terjadinya
oleh berbagai faktor yang turut keberhasilan apabila bentuk pendidikan
mempengaruhi bagaimana penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
dapat tercipta dalam lingkungan dilakukan secara formal, diantaranya
keluarga (Normasari et al., 2021). (Widyorini et al., 2014):
Selain itu orang tua yang menerima 1) Meminimalisir kebisingan; sebagai
anaknya akan selalu memperhatikan langkah konstruktif untuk
perkembangan kemampuan serta minat membantu proses belajar
anaknya. Isack Kandel dan Joav Merrik menggunakan alat bantu dengar,
menyebutkan empat karakteristik dalam menjaga konsentrasi, fokus dan
penerimaan orang tua, diantaranya penyesuain.
(Susanto, 2014): 2) Pembelajaran dilengkapi dengan
1) Terdapat pemahaman yang presentasi auditori, informasi visual
memadai dari orangtua dalam hal dan aktivitas konkret
kelebihan, kekurangan, 3) Pengajar berkomunikasi dengan
keterbatasan, dan keterampilan cara yang membuat ABK dapat

113
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

mendengar dan mampu membaca saintifik (Khoirunnisa’, 2018). Kedua


bahasa isyarat (gerak bibir) kajian tersebut tidak secara spesifik
4) Peserta didik lain yang berada mengungkapkan dimensi budaya yang
dalam kondisi normal, diajarkan lebih luas terkait hubungan antara
kemampuan berbahasa isyarat; hal dimensi budaya dalam penerimaan
ini bertujuan untuk dapat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
berkomunikasi dengan siswa (ABK). Oleh sebab itu konstruksi
tunarungu. teoritiknya dapat dilihat pada beberapa
Berdasarkan beberapa uraian kajian berikut ini. Kearifan lokal akan
diatas secara komprehensif terdapat nilai-nilai sosial dalam masyarakat
empat aspek dalam penerimaan terkait penerimaan dan dukungan
orangtua terhadap Anak Berkebutuhan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
Khusus (ABK), yakni: (ABK) dapat membangun hubungan
1) Orangtua memiliki pemahaman baik yang berpengaruh pada tumbuh
terhadap kelebihan dan kekurangan kembang anak berkebutuhan khusus
anak. Hal tersebut mencakup (ABK) (Sinaga & Gulo, 2020). Hal
kelebihan, keterampilan, kelemahan tersebut dapat terjadi karena budaya
serta keterbatasan anak. positif melekat pada masyarakat dalam
2) Orangtua memiliki pandangan menyikapi kehadiran Anak
terhadap anak secara holistik, Berkebutuhan Khusus (ABK), secara
realistis, dan objektif. tradisional kehadirannya dipandang
3) Orangtua membantu dalam proses sebagai berkah, karomah dan titipan
tumbuh kembang anak. khusus sehingga harus dijaga dengan
4) Orangtua memenuhi kebutuhan baik (Anshari, 2015). Kemudian, Anak
fisik dan psikis anak dalam bentuk Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam
memberikan kasih sayang, perspektif budaya dilihat sebagai
perlindungan, serta perhatian pada fenomena yang bersifat transenden, baik
anak. Hal tersebut diaktualisasikan karena pandangan yang bersifat
dalam bentuk komunikasi dengan normatif, maupun yang bersifat
baik dan bijak, memberikan metafisik dan teologis. Serta faktor-
semangat dan motivasi, faktor yang mencakup pemahaman
membimbing anak, serta masyarakat terhadap kondisi disabilitas,
berpartisipasi dalam aktivitas anak. kultur, pengalaman belajar, serta
Hal-hal yang umum ditemui doktrin keagamaan yang diperoleh
melalui perspektif budaya dalam (Amin, 2019). Faktor budaya
pengkajian terhadap Anak merupakan bagian dari aspek
Berkebutuhan Khusus (ABK) macrosystem yang melingkupi
diantaranya terkait dengan dimensi perkembangan individu, namun
multikultural pada lembaga pendidikan keberadaan orangtua (keluarga) adalah
inklusi yang menjadi tempat untuk bagian penting yang disebut sebagai
pendidikan, pelatihan dan pengalaman mycrosystem yang sangat dekat dan kuat
interaktif (Wardhani, 2020). Kemudian, pengaruhnya dalam kehidupan anak
ada pula yang secara khusus melakukan (Ika Febrian Kristiana, 2021).
pengkajian terkait dengan implementasi Penerimaan orangtua terhadap
bimbingan konseling dalam bentuk anak berkebutuhan khusus (ABK)
tehnik multikultural sebagai langkah- merupakan upaya untuk mencapai
langkah saintifik guna menghubungkan Subjective Wellbeing. Dimana hal
dimensi budaya melalui pendekatan tersebut bermula dari penerimaan diri

114
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

personal, penerimaan orang lain, dialog dengan anak, memberikan


pengungkapan diri, asesment diri, bimbingan dan dukungan, membangun
keyakinan diri, kepedulian terhadap komitmen untuk tidak meminta anak
lingkungan, dukungan sosial, relasi melakukan sesuatu diluar
sosial serta faktor demografi mencakup kemampuannya (Kusnadi & Agustin,
usia dan jangka waktu dalam belajar 2019). Pengasuhan yang bersifat positif
(Muthmainah et al., 2018). Sikap-sikap dapat menunjang kesejahteraan dalam
positif yang ditunjukkan oleh tumbuh kembang anak, melalui
lingkungan terdekat akan sangat kehangatan dan keterlibatan orangtua.
membantu anak dalam proses Hal ini membuktikan bahwa
penerimaan diri terhadap keadaan yang pengasuhan positif dari orangtua
dihadapi, sehingga problematika dalam menjadi faktor penting untuk mencapai
perkembangan sosial dapat diatasi kesejahteraan diri anak, sehingga berada
secara seksama (Widyorini et al., 2014). dalam kondisi child well-being (Ikhsani
Patut diketahui bahwa penerimaan dan & Utami, 2020).
dukungan keluarga, terutama orangtua Keberpihakan terhadap Anak
terhadap anak menjadi faktor penting Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam
keberhasilan dalam setiap intervensi dimensi budaya religius masyarakat
maupun treatment yang diberikan pada secara kultural melekat dengan kuat,
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) (Ika baik dalam lingkup keluarga maupun
Febrian Kristiana, 2021). Namun masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
demikian, penerimaan orangtua juga kehadiran berbagai lembaga sosial
diiringi dengan tanggung jawab serta keagamaan yang memiliki fokus dalam
kewajiban dalam hal memberikan aktivitas pemberdayaan disabilitas
pendidikan sebagai bekal kehidupan (Noor, 2016). Secara kolektif
bagi Anak Berkebutuhan Khusus penggunaan pendekatan yang tepat
(ABK), secara kultural pendidikan dalam bentuk penerapan kebijakan dan
agama merupakan anjuran utama dalam dukungan masyarakat dengan
membekali kehidupan anak menuju berwawasan multikulturalism bagi
kemandirian (Sere & Endang, 2018). Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Penerimaan orangtua terhadap memiliki signifikansi manfaat yang
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat positif, baik dari sisi sosial
dapat menjadi pelindung atas situasi maupun akademis (M. Ainul Yaqin,
sosial di masyarakat yang masih melihat 2015).
disabilitas sebagai persoalan individu Uraian-uraian teoritis terkait
maupun keluarga (FAJAR, 2019). dengan penerimaan terhadap Anak
Penerimaan orangtua dalam bentuk Berkebutuhan Khusus (ABK)
dukungan (possitive behavior support) menjelaskan aspek-aspek dari sisi
akan sangat membantu dalam saintifik normatif, baik dari disiplin
menciptakan budaya inklusi, baik dalam sosiologi, psikologi, konseling dan
lingkup keluarga maupun di masyarakat komunikasi. Namun demikian, sedikit
(Adhyatma & Handayani, 2016). ditemukan pembahasan yang secara
Penerimaan terhadap Anak khusus mengulas tentang dimensi
Berkebutuhan Khusus (ABK) tampak budaya dalam penerimaan orangtua
dari keterlibatan orangtua dalam terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
aktivitas anak, seperti memperhatikan (ABK) Tunarungu. Oleh sebab itu
rencana dan cita-cita anak, konstruksi budaya yang digunakan
menunjukkan kasih sayang, melakukan dalam penelitian ini dipandang sebagai

115
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

upaya untuk memperkaya khazanah PEMBAHASAN


pengkajian terkait dengan penerimaan Tahapan Penerimaan Orantua
orangtua terhadap Anak Berkebutuhan terhadap Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Khusus (ABK)
Subjek pertama, RN memiliki
METODE PENELITIAN seorang anak yang merupakan Anak
Penelitian ini berlokasi di Berkebutuhan Khusus (ABK) yakni AF.
Sekolah Luar Biasa (SLB) Ruhui AF pertama kali terdeteksi mengalami
Rahayu Samarinda yang beralamat di gangguan pada fungsi pendengarannya
Jln. Pelita Kel. Sungai Pinang Dalam saat berusia dua tahun. Kala itu ibunya,
Kec. Sungai Pinang Kota Samarinda. RN, merasa ada yang janggal karena AF
Penelitian ini merupakan jenis jarang merespon ketika dipanggil. RN
penelitian kualitatif deskriptif dengan kemudian memutuskan untuk
pendekatan life history method. Metode memeriksakan AF ke dokter THT saat
purposive sampling digunakan dalam AF berusia tiga tahun, namun saat itu
penelitian guna mendapatkan hasil dari usia AF belum mencukupi untuk
subjek dengan kriteria yang sudah menjalani pemeriksaan lebih lanjut,
ditentukan, yakni orang tua dari anak sesuai arahan dokter, RN baru bisa
berkebutuhan khusus (ABK) dengan membawa AF untuk pemeriksaan lebih
jenis kecacatan tunarungu. Subjek lanjut saat AF berusia tujuh tahun. RN
dalam penelitian ini berjumlah tiga akhirnya kembali membawa AF untuk
orang yang terdiri dari dua orang ibu memeriksakan kondisi AF saat AF
kandung dan satu orang kakak kandung berusia tujuh tahun, namun hasil
laki-laki dari Anak Berkebutuhan pemeriksaan saat itu tidak menunjukkan
Khusus (ABK) Tunarungu. Teknik ada kerusakan pada gendang telinga AF.
pengumpulan data yang digunakan Merasa tidak puas dengan hasil
adalah observasi, wawancara dan pemeriksaan, RN kemudian
dokumentasi. Wawancara yang memutuskan untuk memeriksakan
dilakukan dalam penelitian ini adalah kondisi AF di rumah sakit lain di
wawancara semi terstruktur yang Surabaya. Hasil pemeriksaan kedua ini
diawali dengan membuat kerangka menunjukkan adanya kerusakan pada
pertanyaan yang akan diajukan kepada fungsi pendengaran AF yang
narasumber, namun pertanyaan yang menyebabkan sisa pendengaran
diajukan dapat berubah sesuai dengan ditelinga kanannya sudah tidak ada
kondisi dan situasi yang ada si lapangan. sedangkan sisa pendengaran ditelinga
Teknik analisis data yang digunakan kirinya tersisa sangat sedikit.
untuk mengalisis hasil temuan yang Subjek kedua, IM merupakan
didapat dilapangan menggunakan ibu dari ER yang merupakan seorang
model Miles, Hubberman & Saldana anak berkebutuhan khusus (ABK)
dengan tahapan pengumpulan data, tunarungu. ER merupakan anak sulung
kondensasi data, menyajikan data, dan merupakan anak perempuan satu-
menarik kesimpulan (Miles huberman satunya. Kedua adik ER bukan
& Saldana, 2014.). merupakan seorang anak berkebutuhan
khusus (ABK) dan sedang duduk di
bangku sekolah dasar. IM pertama kali
mencurigai ER memiliki masalah pada
pendengarannya saat ER berusia kurang
dari setahun. Karena merasa khawatir,

116
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

IM akhirnya memeriksakan ER ke membawa SNL tes di Jakarta untuk


rumah sakit AWS, namun karena hasil memastikan kondisinya. Melalui tes ini,
pemeriksaan saat itu tidak menunjukkan didapatkan hasil bahwa terdapat
kerusakan pada telinga ER, IM kerusakan pada saraf pendengaran SNL
kemudian kembali membawa ER untuk yang menyebabkannya SNL tidak bisa
periksa di rumah sakit Dirgahayu sesuai mendengar.
dengan arahan orang-orang. Namun
hasil pemeriksaan yang didapat sama Penerimaan Orang tua dari empat
dengan rumah sakit sebelumnya. Indikator
Dokterpun menyarankan IM untuk Pemahaman Orang tua terhadap
membawa ER ke Jakarta untuk Kelebihan dan Kekurangan Anak
mendapat pemeriksaan khusus. Karena Subjek RN memahami betul apa
keterbatasan biaya, IM baru bisa yang menjadi kelebihan dan kekurangan
membawa ER ke Jakarta untuk AF. Sebelum sampai pada tahap
pemeriksaan dua tahun setelahnya yakni menerima kondisi AF, RN hanya fokus
saat ER berusia lima tahun. Setelah pada apa yang menjadi kekurangan AF,
menjalani pemeriksaan di Jakarta, dalam hal ini kondisi AF sebagai
barulah IM mengetahui bahwa telinga seorang tunarungu. Setelah mampu
kanan ER rusak total dan telinga kirinya menerima kondisi AF, RN jadi lebih
hanya memiliki sangat sedikit sisa mengetahui apa yang menjadi kelebihan
pendengaran, hampir tidak ada. Dari AF seperti lebih menyadari bahwa AF
hasil pemeriksaan ini juga diketahui mudah menangkap materi pelajaran,
bahwa kondisi ER disebabkan karena memiliki bakat menari dan modeling,
demam tinggi hingga hampir step yang serta AF memiliki kepedulian terhadap
dialami ER saat ia berusia enam bulan. sekitarnya seperti terhadap kondisi
Subjek ketiga, RB merupakan rumah yang berantakan.
kakak dari SNL yang merupakan Subjek IM tidak memiliki
seorang anak berkebutuhan khusus gambaran mengenai kelebihan anaknya.
(ABK) tunarungu, RB mengambil peran IM menilai ini bukanlah suatu masalah
sebagai orangtua wali bagi SNL besar karena menurutnya ER masih
disebabkan oleh kepergian (kematian) muda dan masih memiliki waktu untuk
dari orangtua SNL sehingga secara menggali potensi dalam dirinya. IM
penuh tanggung jawab berada ditangan melihat ini sebagai salah satu dampak
RB. SNL pertama kali terdeteksi dari kondisi ER yang seorang
memiliki gangguan pada tunarungu.
pendengarannya yakni saat SNL berusia Subjek RB, memiliki gambaran
enam bulan. Saat itu SNL tumbuh tentang kelebihan adiknya, SNL, yakni
dengan normal selayaknya anak berusia SNL berbakat dalam kesenian seperti
enam bulan yang mulai tumbuh gigi dan menggambar dan membuat kerajinan
mulai merangkak. Namun SNL jarang tangan. RB menilai SNL memiliki
sekali bereaksi terhadap suara baik kreativitas yang tinggi saat
ketika namanya dipanggil ataupun menggambar dan memanfaat barang-
ketika ada barang jatuh didekatnya. Hal barang sekitarnya menjadi sebuah
ini berbeda dengan anak tetangga dan kerajinan tangan seperti gelang, tempat
sepupu SNL yang usianya tidak jauh alat tulis dan bingkai foto.
berbeda dengan SNL tapi sudah mampu
merespons orang lain dengan baik.
Orang tua RB pun memutuskan untuk

117
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

Pandangan terhadap Anak keberatan. Dengan kondisi yang


Subjek RN dan RB mampu dimiliki ER, IM mengaku tak ingin
memahami kondisi anak seutuhnya berharap ER memiliki jenjang karier
sehingga subjek RN dan RB mampu seperti anak lainnya. Bagi IM, ER hanya
realistis dalam memandang kekurangan cukup memiliki skill agar bisa bertahan
yang dimiliki anak. Kemampuan ini hidup jika IM sudah tidak ada.
membuat subjek RN dan RB Sebagai wujud dari usaha RB
menunjukkan sikap ikhlas dan lapang untuk membantu perkembangan SNL,
dada dalam menerima kondisi anak. RB sering kali berkonsultasi dengan
Berbeda dengan kedua subjek di atas, orang yang berkompeten dan memiliki
subjek IM kurang mampu memahami wawasan tentang tunarungu serta
kondisi anak secara realistis sehingga mencari informasi mengenai tunarungu.
subjek IM diliputi rasa sedih dan takut. RB juga menunjukkan dukungannya
pada bidang yang diminati SNL.
Usaha Membantu Perkembangan
Anak Pemenuhan Kebutuhan Fisik dan
Pada subjek pertama, RN, usaha Psikis Anak
yang pertama kali ia lakukan saat Subjek RN menunjukkan
mengetahui anaknya, AF, memiliki pemenuhan kebutuhan dasar seperti
kekurangan ialah membawa anaknya sandang, pangan dan papan, serta
terapi dengan harapan anaknya bisa memberikan pendidikan sesuai dengan
mendengar seperti anak lainnya. Selain kondisi anaknya. RN juga menunjukkan
itu RN juga sempat membelikan AF alat dukungan pada apa yang menjadi minat
bantu dengar namun akhirnya rusak saat anaknya. Selain memenuhi kebutuhan
ER bermain. Kini RN membekali AF sandang, pangan dan papan, subjek IM
dengan usaha laundri yang sengaja RN juga berusaha memberikan pendidikan
serahkan pada AF untuk dikelola agar yang terbaik yang bisa dijangkaunya.
AF memiliki keterampilan dalam IM juga selalu mendukung kegiatan ER.
berwirausaha sehingga walaupun Dalam menunjukkan cinta dan kasih
dengan kekurangan yang dimilikinya sayangnya juga, IM juga memberikan
AF tetap dapat hidup dengan baik perlakuan khusus yang menjadi
dimasa depan. kebiasaan ER sejak kecil yakni
Pada subjek kedua, IM, usaha mengelus kepala ER sebelum ER tidur.
yang dilakukan ialah membawa Subjek RB kerap terlibat dalam kegiatan
anaknya, ER, untuk menjalani ANL jika sedang memiliki waktu luang.
pengobatan baik medis maupun RB menerapkan ini agar hubungan ia
nonmedis (herbal/spiritual). Diakui oleh dan SNL semakin dekat sehingga ia bisa
IM setelah tidak mendapatkan hasil dari mengetahui apa yang kira-kira SNL
pengobatan medis di rumah sakit dan butuhkan. Dijelaskan oleh RB ia kerap
terapi, ia mengikuti saran orang-orang kali menemani SNL saat SNL sedang
untuk membawa ER ke Tabib untuk melakukan kegiatan yang disukainya
menjalani pengobatan secara herbal. IM yakni membuat kerajinan tangan.
bahkan membawa ER ke beberapa
Ustadz untuk di Ruqyah. Kini IM mulai PEMBAHASAN
membiasakan ER dengan pekerjaannya Terdapat empat indikator dalam
membuat kue untuk dijual di pasar. penerimaan orang tua terhadap anak
Namun IM menegaskan hal ini ia berkebutuhan khusus (ABK) yakni
lakukan selama ER tak merasa pemahaman terhadap kelebihan dan

118
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

kekurangan anak, pandangan orang tua usia orang tua, dan fasilitas penunjang
terhadap anak, usaha membantu (Ulyatin Nur Afina, 2012). Diakui oleh
perkembangan anak, dan pemenuhan subjek RN, bahwa sebelum RN
kebutuhan fisik dan psikis dengan memiliki AF ia merupakan seseorang
masing-masing aspek di dalamnya. yang cenderung jauh dari tuhan. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa juga yang awalnya menyebabkan ia sulit
terdapat dua subjek yang memenuhi untuk menerima (Denial) kenyataan
semua indikator penerimaan dengan bahwa anaknya memiliki kelainan. RN
sempurna. Dua subjek menunjukkan mengakui, proses dirinya menerima
sikap yang positif pada indikator satu (Acceptance) kondisi AF juga
(pemahaman terhadap kelebihan dan merupakan proses ia mendekatkan diri
kekurangan anak) aspek pertama pada tuhan.
(gambaran orang tua tentang kelebihan Tingkat pendidikan yang rendah
dan kekurangan anak) dan indikator cenderung mempengaruhi bagaimana
keempat (pemenuhan kebutuhan fisik seseorang berpikir dengan didasari oleh
dan psikis anak) aspek pertama (hal wawasan yang luas. Hal ini dialami oleh
yang diberikan orang tua pada anak subjek IM yang merupakan lulusan
sebagaimana orang tua), hal ini sesuai SMP. Berbeda dengan IM yang
dengan pernyataan Elizabeth B. merupakan lulusan SMP, RB yang
Hurlock bahwa penerimaan orang tua merupakan lulusan D3 bidang
ditandai oleh perhatian besar dan kasih kesehatan cenderung menunjukkan
sayang pada anak, memperhatikan respon yang lebih cepat pada indikator
kemampuan anak dan penerimaan ketika pada akhirnya ia
memperhitungkan minat anak menjadi orang tua pengganti untuk
(Rachmayanti & Zulkaida, 2011). mengasuh SNL.
Semua subjek menunjukkan Usia orang tua saat pertama kali
penerimaan yang baik pada indikator mengetahui kondisi anaknya juga
ketiga (membantu perkembangan anak), mempengaruhi cepat tidaknya
khususnya pada aspek ketiga (upaya penerimaan terjadi. Pada subjek IM
yang dilakukan orang tua agar harapan yang saat ini berusia 37 tahun, memiliki
pada anak terpenuhi) yakni setiap anak, ER, yang saat ini berusia 18 tahun.
subjek berusaha untuk memfasilitasi Menurut pengakuan IM pertama kali ia
anak dalam perkembangannya, hal ini mengetahui ER mengalami kerusakan
sesuai dengan penjelasan mengenai pada pendengarannya adalah saat ER
penerimaan orang tua oleh Dunst & berusia 5 tahun, dimana saat itu IM
Trivette yang mengatakan bahwa ketika berusia 24 tahun. Namun sebelum
orang tua sudah dapat menerima anak, mendapatkan diagnosis tentang kondisi
orang tua akan lebih berusaha ER di umur lima tahun, IM sudah lebih
memberikan fasilitas atau penanganan dulu mencurigai ada yang tidak normal
yang dibutuhkan oleh anak (Trivette, dari anaknya saat ER berusia kurang
1986). dari satu tahun, yang berarti saat itu IM
Sarasvati mengemukakan baru menginjak usia 20 tahun.
beberapa faktor yang mempengaruhi Kekhawatiran tentang kondisi ER juga
penerimaan orang tua terhadap kondisi semakin besar ketika IM tidak mendapat
yang dialami anak, diantara ialah diagnosis yang jelas saat memeriksakan
dukungan keluarga besar, status kondisi ER di usia yang ER yang saat itu
ekonomi, agama, tingkat pendidikan, baru menginjak tiga tahun, dimana saat
status perkawinan, sikap masyarakat, itu IM baru berusia 22 tahun. Hal ini

119
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

sesuai dengan pendapat Sarasvati yang maupun tindakan ketika subjek


mengatakan bahwa kematangan usia memerlukan. Hal ini sesuai dengan hasil
dan kedewasaan orang tua saat pertama penelitian yang dilakukan oleh
kali mengetahui bahwa anaknya Meilanny Budiarti dkk, dimana dalam
memiliki kondisi yang berbeda dengan penelitian dengan judul “Penerimaan
anak lainnya dapat mempengaruhi Orang tua Terhadap Anak Dengan
proses penerimaan orang tua Retardasi Mental” tersebut didapatkan
dikarenakan orang tua yang lebih hasil bahwa penerimaan orang tua
dewasa dan matang cenderung memiliki terhadap anak dengan retardasi mental
ketenangan dalam menghadapi sangat dipengaruhi oleh tingkat
masalah. kestabilan dan kematangan emosi dari
Status ekonomi juga menjadi orang tua, dukungan anggota keluarga,
salah satu faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi, tingkat
penerimaan orang tua. Diakui oleh IM pendidikan, struktur dalam keluarga,
dan RN keduanya berasal dari keluarga kultur yang melatar belakangi keluarga,
dengan status ekonomi menengah ke dan sikap masyarakat umum (Santoso et
bawah. IM mengakui bahwa perlu al., 2018).
waktu dua tahun baginya untuk Dalam keilmuan psikologi,
mengumpulkan biaya untuk dikenal sebuah bentuk psikoterapi yang
memeriksakan kondisi ER di Jakarta. berfokus pada bagaimana seseorang
Biaya itu selain berasal dari memaknai hidupnya yakni logoterapi
tabungannya dan suami, juga berasal yang dikembangkan oleh Viktor E.
dari bantuan orang tua dan saudaranya. Frankl. Logoterapi berupaya
Tak jauh berbeda dengan IM, RN juga memfokuskan seseorang pada sebuah
menuturkan bahwa untuk dapat pengenalan dan penerimaan diri, yang
membawa AF melakukan pemeriksaan dalam penelitian ini adalah penerimaan
di luar kota dirinya perlu waktu untuk diri subjek sebagai orang tua dari anak
mengumpulkan biaya. Selain itu, RN yang memiliki kebutuhan khusus, agar
juga mendapatkan sedikit bantuan dana orang tersebut mampu menggali makna
dari keluarga besarnya. pada peristiwa yang dialaminya.
Ketiga subjek mendapatkan Logoterapi menilai, makna hidup dapat
respons dan sikap yang cukup positif ditemukan bahkan dalam sebuah
dari masyarakat lingkungan sekitar masalah dan keadaan menderita
tempat tinggalnya. Hal ini berpengaruh sekalipun (Dharmawan Ardi Purnama,
pada proses penerimaan orang tua 2021). Hal ini sesuai dengan yang
terhadap anak berkebutuhan khusus dialami oleh subjek RN. Subjek RN
(ABK). Meskipun tidak semua menuturkan bahwa proses dalam
masyarakat lingkungan sekitar paham menerima kondisi AF sebagai seorang
tentang anak berkebutuhan khusus anak berkebutuhan khusus (ABK) juga
(ABK), namun banyak dari mereka merupakan proses dirinya mendekatkan
yang menunjukkan rasa empatinya diri kepada tuhan. Hal ini menunjukkan
kepada subjek. Hal ini membuat ketiga bagaimana RN mampu mengambil
subjek merasa mendapatkan dukungan makna dari pengalamannya sebagai
dari lingkungan sekitar. Selain itu, orang tua dari seorang anak
ketiga subjek juga mendapat dukungan berkebutuhan khusus (ABK).
penuh dari keluarga besar. Dukungan Dua subjek lain juga
yang diberikan beragam, mulai dari menuturkan bahwa dalam proses
motivasi, semangat, serta bantuan dana penerimaan mereka terhadap anak

120
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

mereka yang berkebutuhan khusus, Sekolah Luar Biasa (SLB) Ruhui


mereka banyak memikirkan tentang Rahayu Samarinda, peneliti
maksud lain dari tuhan yang menjadikan menyimpulkan bahwa orangtua mampu
mereka orang tua dari anak dengan menerima kehadiran anak
kebutuhan khusus, adakah hikmah dari berkebutuhan khusus (ABK) dengan
kejadian tersebut, dan apa yang kondisi tunarungu. Penerimaan tersebut
akhirnya mereka sadari setelah mampu terdiri atas pemahaman terhadap
menerima kondisi anaknya. kelebihan dan kekurangan anak,
Logoterapi bertujuan untuk pandangan terhadap anak saat ini, usaha
membimbing seseorang untuk membantu perkembangan anak, dan
menemukan keyakinan dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis
hidupnya. Dengan memiliki keyakinan, anak.
seseorang dapat melepaskan rantai yang Selanjutnya, terdapat sikap yang
mengikat pikiran serta emosinya saat positif dalam semua indikator
berhadapan dengan suatu masalah penerimaan, walau dalam hal
sehingga orang tersebut dapat pemahaman terhadap kelebihan dan
menyelesaikan masalah dengan tenang kekurangan anak masih belum
dan menghadapi kenyataan dengan diperoleh pemahaman yang memadai.
pikiran yang positif (Hayati & Aminah, Hal tersebut terjadi disebabkan oleh
2020). Orang tua dengan anak tidak dimilikinya gambaran mengenai
berkebutuhan khusus yang sudah kelebihan anaknya melalui berbagai
menerima kondisi anaknya yang aspek dalam keterbatasan sebagai
seorang anak berkebutuhan khusus orangtua. Adapun faktor yang
(ABK) tentu sudah mengalami ini, mempengaruhi penerimaan orangtua
karena dalam proses penerimaannya, terhadap anak berkebutuhan khusus
orang tua melewati fase reorganization (ABK) terdiri atas, aspek ekonomi,
atau merenungkan kembali dan mulai religius, sikap, tingkat pendidikan, usia
membangun kembali harapan. orang tua,fasilitas penunjang, dukungan
Logoterapi menuntun seseorang untuk keluarga dan sikap masyarakat. Dimensi
menemukan alternatif persepsi dalam budaya yang melekat pada penerimaan
melihat masalah dengan berbeda orangtua terhadap anak berkebutuhan
sehingga seseorang bisa menerima dan khusus (ABK) berkaitan langsung
merangkul sesuatu yang di luar dengan belief system yang diyakni,
jangkauannya. Semua subjek dalam dimana kehadiran anak berkebutuhan
penelitian ini mampu melihat makna khusus (ABK) dipandang sebagai
lain dari peristiwa menjadi orang tua anugerah secara ‘khusus’ sehingga
dari seorang anak yang memiliki harus diperlakukan dengan baik karena
kondisi istimewa dari sudut pandang merupakan titipan yang di dalamnya
spiritual dengan berpikir tentang menjadi hikmah atas perjalanan hidup.
hikmah dari dipilihnya mereka sebagai Namun demikian, jalan panjang bagi
orang tua dari seorang anak para anak berkebutuhan khusus (ABK)
berkebutuhan khusus (ABK). untuk dapat secara budaya dipahami
oleh khalayak seiring dengan proses
PENUTUP rekognisi baik dalam pendidikan,
Berdasarkan penelitian yang religiusitas dan sosial budaya
telah dilakukan kepada tiga subjek masyarakat. Hal yang demikian menjadi
orang tua dengan anak berkebutuhan perhatian bersama berbagai pihak, agar
khusus tunarungu yang bersekolah di selanjutnya pengkajian terhadap anak

121
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

berkebutuhan khusus (ABK) dilakukan Vol.2 No.2(June), 137–155.


pada berbagai disiplin keilmuan, serta Ariesta, A. (2016). Kecemasan Orang
scope pengkajian yang Tua Terhadap Karier Anak
multidimensional. Berkebutuhan Khusus. In E-
Journal Bimbingan dan Konseling
UCAPAN TERIMA KASIH Edisi 4 Tahun Ke-5 (Vol. 4, pp.
Penelitian ini didedikasikan bagi 51–61).
anak berkebutuhan khusus (ABK) Boham, A., Kawung, E. J. R., &
sebagai bentuk keberpihakan dalam Harilama, S. H. (2018).
semangat untuk Voiced Voiceless atas Berkebutuhan Khusus Di Kota
apa yang tidak terungkap kepada Manado Provinsi. 4, 1–13.
khalayak. Ucapan terima kasih Dharmawan Ardi Purnama. (2021).
disampaikan kepada Sekolah Luar Pembaruan Logoterapi Viktor
Biasa Ruhui Rahayu sebagai lembaga Frankl: Pencarian Makna Hidup
yang memberikan kesempatan untuk Melalui Interpretasi Hermeutika
melakukan penelitian dengan berbagai Naratif Restoratif. PT Kanisius.
aktivitas yang menyertainya. Terakhir, F. Mangunsong. (1988). Psikologi dan
disampaikan terima kasih kepada rekan- pendidikan anak luar biasa.
rekan Ikatan Tuli yang terus berjuang LPSP3 UI.
untuk kesetaraan dan kesepahaman atas FAJAR. (2019). Pemenuhan Hak-Hak
keterbatasan. Kaum Difabel Dalam Kerangka
Hak Azasi Manusia. 4(2), 137–
160.
DAFTAR PUSTAKA Hayati, S. A., & Aminah. (2020).
Konseling Logoterapi Untuk
Adhyatma, M. D. R., & Handayani, M.
Meningkatkan Penerimaan Diri
M. (2016). Pengaruh Penerapan
Pada Anak Broken Home. Jurnal
Positive Behaviour Support
Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda,
terhadap Pengembangan Budaya
Bermakna, Mulia, 6(1), 1–6.
Inklusi. INSAN Jurnal Psikologi
https://ojs.uniska-
Dan Kesehatan Mental, 1(1), 22.
bjm.ac.id/index.php/AN-NUR
https://doi.org/10.20473/jpkm.v1i
Ika Febrian Kristiana, C. G. W. (2021).
12016.22-34
Buku ajar psikologi anak
Adnan, M. (2020). Mengenal Pola Asuh
berkebutuhan khusus 1. 1–110.
Orang Tua Dalam Pembentukan
Ikhsani, S. S. S., & Utami, D. S. (2020).
Akhlak Anak. CENDEKIA :
Hubungan Antara Pengasuhan
Jurnal Studi Keislaman, 5(2).
Positif Dan Child Well-Being
https://doi.org/10.37348/cendekia.
Pada. Prosiding Seminar Nasional
v5i2.80
Dan Call Paper “Psikologi Positif
Amin, B. (2019). Ulama-Difabel:
Menuju Mental Wellness,” 322–
Menarasikan Ekspresi Kultural
331.
Masyarakat Banjar Dalam Lensa
Kasnodihardjo. (2014). Nilai Anak
Studi Disabilitas. Khazanah:
Dalam Keluarga Dan Upaya
Jurnal Studi Islam Dan
Pemeliharaan Kesehatannya
Humaniora, 17(2), 209.
(Suatu Studi Etnografi Di Desa
https://doi.org/10.18592/khazanah
Gadingsari, Kabupaten Bantul)
.v17i2.3215
Value of Children in The Family
Anshari, M. (2015). Teori Disabilitas:
and Health Care (An Ethnography
Sebuah Literatur. Jurnal Difabel,

122
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

Study at Gadingsari Village, Nasiruddin. (2018). Pembentukan


Bantul District). Ekologi Karakter Anak melalui
Kesehatan, 13(Vol. 13. No. 4 Keteladanan Orang Tua
(2014): Jurnal Ekologi Kesehatan), Nasiruddin. Jurnal Kependidikan,
354 – 362. file:///D:/SOSIOLOGI 6(1), 323–333.
UNESA 20202021/smtr https://doi.org/10.24090/jk.v6i1.1
1/Pengantar Metode Penelitian 696
sosiologi/jurnal pmps/81518-ID- Noor, H. M. (2016). Agama Dan
nilai-anak-dalam-keluarga-dan- Pemberdayaan Difabel:Studi
upaya-peme.pdf Komparatif terhadap Yayasan
Khoiri, H. (2012). Penerimaan orangtua Kesejahteraan Tunanetra
terhadap anak retardasi mental Islam(Yaketunis) dan Pusat
ditinjau dari kelas sosial. Rehabilitasi Yayasan
Developmental and Clinical KristenUntuk Kesejahteraan
Psychology, 1(1), 21–27. Umum (Yakkum). Inklusi, XII(1),
Khoirunnisa’, L. U. (2018). Bimbingan 17–37.
dan Konseling dengan Teknik Normasari, E., Fitrianawati, M., &
Multikultural Terhadap Anak Hidayah, N. (2021). Akseptabilitas
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Orang Tua Terhadap Anak
Inklusi. Jurnal Mitra Pendidikan Berkebutuhan Khusus di Kota
(JMP Online), 2(5), 456–468. Yogyakarta (Studi Kasus Pada
http://e- Lembaga Federasi Komunikasi
jurnalmitrapendidikan.com Keluarga Penyandang Disabilitas).
Kusnadi, S. K., & Agustin, A. (2019). WASIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan,
Parental Emotional Coaching 2(2), 133–139.
untuk Meningkatkan Gaya https://doi.org/10.24176/wasis.v2i
Pengasuhan dan Penerimaan 2.6927
Orang Tua yang Memiliki Anak Psikologi, P. M., Pascasarjana, S., &
Tunarungu. Jurnal Psikologi Teori Surakarta, U. M. (2017). Dinamika
Dan Terapan, 9(2), 148. penerimaan orang tua yang
https://doi.org/10.26740/jptt.v9n2. memiliki anak berkebutuhan
p148-159 khusus. 4(1), 18–23.
M. Ainul Yaqin. (2015). Nilai-Nilai Rachmayanti, S., & Zulkaida, A.
Multikultural Dalam Kehidupan (2011). Penerimaan Diri Orangtua
Siswa. ThaqafiyyaT, 16(1), 11. Terhadap Anak Autisme Dan
https://doi.org/10.23887/pips.v5i1. Peranannya Dalam Terapi
241 Autisme. Jurnal Ilmiah Psikologi,
Miles huberman & Saldana. (n.d.). 7–17.
Qualitative Data Analysis. http://www.ejournal.gunadarma.ac
Muthmainah, Situmorang, N. Z., & .id/index.php/psiko/article/view/2
Tentama, F. (2018). Gambaran 77
subjective well-being pada Santoso, M. B., Wibhawa, B., &
perempuan difabel. The Ishartono, I. (2018). Penerimaan
8thUniversity Research Orang Tua Terhadap Anak Dengan
Colloquium 2018 Universitas Retardasi Mental. Share : Social
Muhammadiyah Purwokerto, 143– Work Journal, 8(1), 31.
147. https://doi.org/10.24198/share.v8i
1.16111

123
Strategi dan Tantangan Pustakawan dalam Meningkatkan Pelayanan.... –Nasrullah

Sere, I., & Endang. (2018). Tanggung Twining Presta Mintari dan Nurlaela
Jawab Orang Tua Dalam Mendidik Widyani. (2015). Gambaran
Anak Menurut Al-Qur’an Surah Strategi Coping pada Orang tua
Luqman Ayat 12-19 (Analisis yang Memiliki Anak
Tafsir Ibnu Katsir). Jurnal Berkebutuhan Khusus (ABK).
Pendidikan Islam, 53(1), 59–65. Insight, Vol. 11(No. 2).
http://dx.doi.org/10.1016/j.encep.2 Ulyatin Nur Afina. (2012). Hubungan
012.03.001 Antara Dukungan Sosial dan
Sinaga, M. E., & Gulo, Y. (2020). Religiusitas dengan Penerimaan
Konseling Lintas Budaya dan Orang tua pada ABKNo Title.
Agama (Nilai-Nilai pada Jurnal Psikologi Maria Kudus,
Masyarakat Suku Batak dalam Vol. 1(No. 1).
Melakukan Pendampingan Wardhani, P. S. N. (2020).
terhadap Disabilitas). Anthropos: Implementasi Pendidikan
Jurnal Antropologi Sosial Dan Multikultural Dalam Menyikapi
Budaya (Journal of Social and Keberagaman Di Sekolah Inklusi.
Cultural Anthropology), 5(2), 96. Journal Fascho in Education ….
https://doi.org/10.24114/antro.v5i https://journal.stkipm-
2.14217 bogor.ac.id/index.php/Proceedings
Susanto, S. E. (2014). Penerimaan /article/view/96%0Ahttps://journal
Orangtua Terhadap Kondisi .stkipm-
Anaknya Yang Menyandang bogor.ac.id/index.php/Proceedings
Autisme Di Rumah Terapis Little /article/download/96/55
Star. Jurnal Psikosains, 9(2), 140– Widyorini, E., Harjanta, G., Roswita,
152. M. Y., Sumijati, S., Eriyani, P.,
Trivette, C. J. D. dan C. M. (1986). Primastuti, E., Hapsari, L. W., &
Looking Beyond the Parent-Child Agustina, E. (2014). Psikologi
Dyad For the Determinants of Anak Berkebutuhan Khusus. 1–
Maternal Styles of Interaction. 100.
Infant Mental Health Journal, Vol. http://repository.unika.ac.id/26427
7. /1/2013G2_BukuABKpdf.pdf

124

Anda mungkin juga menyukai