Tugas Mutia Dwi Klarina

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan dengan

Chronic Kidney Disease (CKD), Pada Tahun 2023

OLEH : MUTIA DWI CLARINA


NIM : 21027

Dosen Pembimbing : Handayani SB, M. Pd


DEFINISI

Chronic Kidney Disease(CKD) merupakan suatu


penyakit yang menyebabkan fungsi ginjal mengalami
penurunan hingga dimana tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan
dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah
Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) terbagi
dalam lima stadium yaitu: Stadium 1 adalah
kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih
normal, Stadium 2 yaitu penurunan fungsi ginjal yang
ringan,stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan
fungsi ginjal yang sedang, stadium 4 kerusakan ginjal
dengan penurunan fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah
gagal ginjal
ORGAN YANG DISERANG

1. Ginjal: Tentu saja, ginjal sendiri adalah organ yang


Penyakit Ginjal Kronis (Chronic Kidney paling terdampak. CKD ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang dapat berkembang secara perlahan
Disease atau CKD) merupakan kondisi yang
selama bertahun-tahun.
melibatkan kerusakan secara perlahan dan
bertahap pada fungsi ginjal. Ginjal memiliki 2. Jantung: Penderita CKD memiliki risiko lebih tinggi
peran penting dalam menyaring limbah dan untuk mengalami masalah kardiovaskular seperti
kelebihan cairan dari darah untuk dibuang penyakit jantung, gagal jantung, dan penyakit pembuluh
darah. Ini karena ginjal yang tidak berfungsi dengan
melalui urine. Pada CKD, fungsi ginjal
baik dapat menyebabkan penumpukan cairan dan garam
terganggu dan tidak dapat melakukan tugasnya dalam tubuh, meningkatkan tekanan darah, dan
dengan efisien. Berbagai organ dan sistem menyebabkan perubahan hormonal yang dapat
dalam tubuh dapat terpengaruh oleh CKD. mempengaruhi jantung.
Berikut adalah beberapa organ yang dapat
terkena dampak
Klasifikasi
Chronic Kidney Disease (CKD) dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
keparahan kerusakan ginjal, yang umumnya diukur menggunakan tingkat filtrasi
glomerulus (glomerular filtration rate atau GFR). Klasifikasi CKD ini digunakan
untuk membantu dokter dalam merencanakan pengelolaan dan perawatan yang
sesuai. Klasifikasi yang umum digunakan adalah berdasarkan lima tahap CKD, yang
ditetapkan oleh National Kidney Foundation :
• Tahap 1: GFR Normal atau Tinggi
GFR ≥ 90 mL/min/1.73 m²
Meskipun GFR normal, mungkin terdapat tanda-tanda kerusakan ginjal seperti
proteinuria (keberadaan protein dalam urine) atau kerusakan struktural.
• Tahap 2: GFR Ringan
GFR 60-89 mL/min/1.73 m²
Pada tahap ini, masih mungkin tidak terdapat gejala yang jelas, tetapi ada tanda-
tanda kerusakan ginjal.
• Tahap 3: GFR Sedang
GFR 30-59 mL/min/1.73 m²
Pada tahap ini, gejala CKD mungkin mulai muncul, seperti penumpukan cairan,
tekanan darah tinggi, dan perubahan kadar elektrolit dalam darah.
• Tahap 4: GFR Parah
GFR 15-29 mL/min/1.73 m²
Pada tahap ini, gejala CKD semakin parah dan perlu dipantau dengan cermat.
Mungkin diperlukan perubahan dalam pola makan dan pengobatan.
• Tahap 5: GFR Gagal Ginjal (End-Stage Renal Disease/ESRD)
GFR < 15 mL/min/1.73 m² atau dialisis
Ini adalah tahap terakhir CKD, di mana fungsi ginjal sangat terganggu dan sering
memerlukan perawatan seperti dialisis atau transplantasi ginjal.
Patofisiologis
Chronic Kidney Disease adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang irreversible dan progresif dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
menyebabkan uremia. Manifetasi klinis utama yang ditunjukkan adalah kesulitan tidur. Tujuan
peneliti adalah melakukan analisis asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease
dengan masalah gangguan pola tidur melalui intervensi terapi instrument musik. Metode penelitian
menggunakan pendekatan studi kasus yang dilakukan di Ruang Teratai Bawah dengan satu
partisipan sebagai kelolaan utama dan dua partisipan sebagai resume. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari hasil pengkajian didapatkan nilai SQS (Sleep Quality Scale) sedang, diagnosis masalah
keperawatan adalah gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
Masalah Keperawatan
Perawatan bagi individu dengan Chronic Kidney Disease (CKD) melibatkan pemantauan dan manajemen
berbagai aspek kesehatan. Beberapa masalah keperawatan yang sering terkait dengan CKD melibatkan
pengelolaan gejala, pencegahan komplikasi, dan pendukungan psikososial. Berikut adalah beberapa masalah
keperawatan yang mungkin dihadapi dalam konteks CKD:
1. Manajemen Tekanan Darah Tinggi:
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah salah satu penyebab umum CKD. Perawat perlu memantau dan
membantu dalam manajemen tekanan darah pasien untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
2. Pengelolaan Cairan dan Elektrolit:
Penderita CKD dapat mengalami masalah keseimbangan cairan dan elektrolit. Perawat harus memantau
asupan cairan, diuresis, dan kadar elektrolit dalam darah.
3. Manajemen Anemia:
Anemia umum pada CKD karena kurangnya produksi hormon eritropoietin oleh ginjal. Perawat dapat terlibat
dalam pemantauan kadar hemoglobin, pemberian suplemen besi atau epoetin alfa, dan pendidikan pasien
tentang manajemen anemia.
4. Pengelolaan Nutrisi:
Penderita CKD sering memerlukan penyesuaian diet untuk mengontrol asupan protein, natrium, fosfor, dan
kalium. Perawat dapat memberikan pendidikan tentang diet yang sesuai dan membantu pasien dalam
pemantauan pola makan.
5. Pengelolaan Nyeri:
Penderita CKD dapat mengalami nyeri terkait dengan komplikasi seperti polineuropati atau perubahan
struktur ginjal. Perawat dapat membantu dalam penilaian nyeri, manajemen obat, dan strategi pengurangan
nyeri.
DATA
Penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease) merupakan penyakit ginjal dimana terdapat penurunan fungsi ginjal yang selama
periode bulanan hingga tahunan yang di tandai dengan penurunan glomerulus filtration rate (GFR) secara perlahan dalam periode yang
lama
penyakit gagal ginjal kronis telah menyebabkan kematian pada 850.000 orang setiap tahunnya. Angka tersebut menunjukkan
bahwa penyakit gagal ginjal kronis menduduki peringkat ke- 12 tertinggi sebagai penyebab angka kematian di dunia. Proyeksi angka
kematian dari CKD akan terus meningkat hingga mencapai 14 per 100.000
Gagal ginjal kronik adalah suatu perubahan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel ditandai oleh penurunan laju filtrasi
gomerulus secara mendadak dan cepat. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak bisa mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga menyebabkan uremia .Gagal ginjal kronik adalah suatu perubahan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel ditandai oleh
penurunan laju filtrasi gomerulus secara mendadak dan cepat. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak bisa mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia (8%), Pielonefritis kronik/PNC)(7%), gangguan penyumbatan saluran kemih atau
Nefropati Obstruksi (5%), karena Asam Urat (1%), penyakit Lupus (1%) dan penyebab lainnya (8%).
Sedangkan untuk Kota Padang sendiri prevalensinya adalah 0,3% pada Tahun 2020.
Namun masalah pada tindakan terapi ini tiada lain adalah kepatuhan pasien Secara umum kepatuhan dimaknai sebagai bentuk
perilaku individu yang taat aturan, perintah dandisiplin dalam mengambil suatu pengobatan, contohnya: minum obat, mematuhi diet
atau melakukan perubahan gaya hidup sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak
mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana promkes dari asuhan dari perawat tersebut . mendefinisikan kepatuhan
sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan. Dikatakan lebih lanjut, bahwa tingkat kepatuhan
pada seluruh populasi medis yang kronis adalah sekitar 20% hingga 60% Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Riskesdas, 2020. Laporan Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Barat: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB)
Acuan Penelitian Lain
Studi yang Anda sebutkan, "Global Disparities of Hypertension Prevalence and Control" oleh
Mills et al. (2016), diterbitkan dalam jurnal Circulation dan memberikan wawasan mendalam tentang
prevalensi dan pengendalian hipertensi secara global. Berikut adalah ringkasan beberapa poin kunci dari
penelitian tersebut:
Tujuan Penelitian:
Studi ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana prevalensi hipertensi tersebar di seluruh dunia dan
seberapa efektif pengendaliannya, dengan fokus pada perbedaan geografis
.
Metodologi:
Penelitian ini menggunakan data dari studi populasi dan survei kesehatan global, termasuk World Health
Organization (WHO) dan Global Burden of Disease Study. Prevalensi hipertensi diukur dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik, sedangkan pengendalian hipertensi diukur dengan proporsi pasien yang
mencapai target tekanan darah.
Temuan Utama:

Prevalensi Hipertensi Global: Studi ini menunjukkan bahwa hipertensi adalah masalah kesehatan
global yang signifikan, dengan prevalensi yang tinggi di berbagai wilayah dunia.
Perbedaan Regional: Penelitian ini mengidentifikasi perbedaan besar dalam prevalensi hipertensi di
antara berbagai wilayah. Beberapa wilayah, termasuk Asia Timur dan Tenggara, memiliki prevalensi
hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain.
Pengendalian Hipertensi: Meskipun terdapat perbedaan regional yang signifikan dalam pengendalian
hipertensi, secara keseluruhan tingkat pengendalian hipertensi di seluruh dunia relatif rendah.
Faktor Risiko: Penelitian ini juga membahas faktor risiko yang berkontribusi terhadap prevalensi dan
kontrol hipertensi, termasuk obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.
PERAN PERAWAT
Peran perawat dalam penanganan Chronic Kidney Disease (CKD) sangat penting, karena
perawat berperan dalam memberikan perawatan holistik, mendukung pasien dan keluarga, serta
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Berikut adalah beberapa peran utama perawat dalam
penanganan CKD:
1. Edukasi Pasien:
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang CKD, termasuk penyebab, progresi
penyakit, dan opsi perawatan. Edukasi juga melibatkan informasi tentang perubahan gaya hidup,
diet, dan manajemen obat.
2. Manajemen Gejala:
Memantau dan mengelola gejala CKD seperti tekanan darah tinggi, edema (pembengkakan),
kelelahan, dan gangguan tidur. Perawat dapat membantu pasien dalam merencanakan dan
mengimplementasikan strategi untuk mengatasi gejala tersebut.
3. Pengelolaan Diet dan Nutrisi:
Memberikan panduan dan dukungan terkait dengan diet khusus yang dibutuhkan oleh penderita
CKD untuk mengelola asupan protein, natrium, kalium, dan fosfor.
KESIMPULAN
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi medis yang
melibatkan kerusakan ginjal secara progresif dan berkelanjutan selama
waktu yang lama. Berikut adalah beberapa kesimpulan kunci terkait
penyakit CKD:
1. Prevalensi yang Tinggi:
CKD merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang
tinggi di seluruh dunia. Faktor risiko utama termasuk hipertensi,
diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
2. Progresi Bertahap:
CKD berkembang secara perlahan dan memiliki lima tahap yang
berkaitan dengan tingkat keparahan kerusakan ginjal. Pada tahap
akhir, pasien mungkin memerlukan terapi pengganti ginjal seperti
dialisis atau transplantasi.
3. Faktor Risiko Modifiable:
Beberapa faktor risiko CKD dapat dimodifikasi melalui perubahan
gaya hidup, termasuk pengelolaan tekanan darah, kontrol gula darah,
diet yang sehat, dan berhenti merokok.

Kesimpulannya, penanganan CKD memerlukan pendekatan yang


komprehensif, mulai dari pencegahan hingga manajemen kondisi jangka
panjang, dengan fokus pada perubahan gaya hidup dan manajemen
komplikasi. Peran pasien dalam pengelolaan diri dan kolaborasi tim
kesehatan menjadi kunci untuk mengatasi dampak penyakit ini.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik


menyusun proposal dengan judul “Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan dengan Chronic Kidney Disease (CKD),
Pada Tahun 2023
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai