Makalah Knowing The Publics and Messages Aulia Ernita Gema Sadam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Seminar Perencanaan Humas Dr. Emeraldy Chatra, M.I.Kom

KNOWING THE PUBLICS AND MESSAGES (PART 1)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Semester II Mata Kuliah Seminar


Perencanaan Humas Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Oleh:
Kelompok 2

Aulia Gusnita 2320862002

Ernita Gusti 2320862014

Gema Teugoeh Putra 2320862007

Sadam Husein 2320862011

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu


Wa Ta’ala, Tuhan Semesta Alam atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Seminar Perencanaan
Humas ini tepat waktu. Shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan semoga kita semua memperoleh
syafa’at dari Beliau di hari berbangkit kelak serta kita dimasukkan ke dalam
rombongan Beliau menuju jannah, aamiin. Kami sampaikan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, terutama kepada Bapak Dr.
Emeraldy Chatra, M.I.Kom, selaku dosen pengampu matakuliah Seminar
Perencanaan Humas.

Adapun makalah ini kami tulis dengan judul “Knowing the Publics and
Messages (Part 1)”, yang mana isinya akan pemahaman mengenai audience dan
pesan, opini publik, jenis-jenis publik, teknik segmentasi, media yang digunakan,
dan implikasi penargetan publik.

Kami berharap agar makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membaca dan mempelajarinya. Kami juga menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
senantiasa terbuka dan berterimakasih terhadap segala kritik serta saran yang
membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan kualitasnya lebih baik dimasa
mendatang.

Padang, 4 Mei 2024

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….... ii


DAFTAR ISI ……………………………………………….……………... iii
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………… 1
A. Latar Belakang …..……………………………................... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………….... 2
BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………... 3
A. Kepada Siapa dan Apa yang Harus Kita Bicarakan ……… 3
B. Apa yang dimaksud dengan Opini Publik………………….… 4
C. Jenis-Jenis Publik………………….…………………………. 6
D. Teknik Segmentasi……………...……………………………. 9
E. Media yang digunakan………...……………………………. 11
F. Implikasi Penargetan Publik………...………………………. 12
BAB III : KESIMPULAN ……………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………......................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dalam teknologi dan media telah mengubah cara komunikasi


dilakukan. Hal ini memperumit pemahaman terhadap berbagai kelompok
masyarakat dan bagaimana pesan-pesan disampaikan kepada mereka. Dalam
masyarakat modern yang kompleks, terdapat beragam kelompok masyarakat
dengan kebutuhan, kepentingan, dan nilai-nilai yang berbeda. Memahami audience
yang beragam ini menjadi kunci untuk mengembangkan pesan-pesan yang relevan
dan efektif.

Berbagai teori komunikasi, seperti teori difusi inovasi atau teori agenda-
setting, menekankan pentingnya memahami audience dan bagaimana mereka
menerima pesan-pesan yang disampaikan (Scheufele & Tewksbury 2007). Setiap
kampanye komunikasi memiliki tujuan yang spesifik, seperti meningkatkan
kesadaran, mengubah sikap, atau mempengaruhi perilaku. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemahaman yang mendalam tentang audience dan pesan-pesan yang
efektif sangat diperlukan.

Makalah ini juga mencakup pentingnya memahami audience dalam


berkomunikasi sehingga komunikasi dapat sukses atau gagal. Hal ini dikarenakan
keberhasilan atau kegagalan dalam memahami audience dan menyampaikan pesan-
pesan dengan tepat.

Dengan demikian, pembahasan mengenai "Knowing the Publics and


Messages" dapat menjadi kontribusi yang berharga dalam memahami pentingnya
pengetahuan tentang audience dan pesan-pesan dalam konteks komunikasi modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Kepada siapa dan apa yang harus kita bicarakan?
2. Apa yang dimaksud dengan opini publik?
3. Apa saja jenis-jenis publik?
4. Bagaimana teknik segmentasi?
5. Apa media yang digunakan?
6. Bagaimana implikasi penargetan publik?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui siapa audience dan pesan yang akan disampaikan sebagai
Humas.
2. Untuk mengetahui opini publik dan jenis-jenis publik.
3. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan teknik segmentasi.
4. Untuk mengetahui media yang digunakan dan implikasi penargetan publik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepada Siapa dan Apa yang Harus Kita Bicarakan


Setelah menjawab pertanyaan 'Kemana saya akan pergi?' dengan
menetapkan tujuan dan sasaran yang dapat dicapai, pertanyaan selanjutnya adalah
'Dengan siapa saya harus berbicara?' Dengan melakukan penelitian formatif untuk
program yang diusulkan, analisis sikap masing-masing pemangku kepentingan dan
masyarakat yang terkait dengan organisasi akan tersedia. Kini para pemangku
kepentingan yang lebih dekat, disebut sebagai publik karena hubungan khusus
organisasi dengan mereka dalam isu-isu tertentu, perlu mempunyai urutan prioritas
dan keputusan tentang bagaimana berinteraksi dengan mereka. Terkadang
prioritasnya cukup jelas. Jika akan ada peluncuran produk baru, audience utamanya
adalah pelanggan lama dan pelanggan potensial. Namun, kadang-kadang dialog
perlu dimulai dengan kelompok-kelompok yang jarang atau bahkan tidak
mempunyai hubungan sama sekali dengan organisasi tersebut. Jika organisasi
tersebut adalah perusahaan swasta yang ingin mencatatkan sahamnya di pasar
saham untuk pertama kalinya, maka organisasi tersebut perlu berbicara dengan
Pemerintah Kota, jurnalis keuangan spesialis, dan pembentuk opini di sektor
tersebut yang mempengaruhi calon investor, dan harus memulai dari awal.
Berikut pengelompokkan publik yang cukup umum bagi sebagian besar
organisasi :

3
Sekali lagi, merupakan kesalahan umum yang dilakukan para praktisi
humas ketika mereka melakukan tindakan yang agak sederhana dan kasar terhadap
publik yang dimiliki suatu organisasi. Mereka percaya bahwa suatu kelompok
tertentu berisi individu-individu yang semuanya bertindak dengan cara yang sama.
Sangat penting untuk memahami apa yang dapat dicapai oleh khalayak atau publik
tertentu dan berbagai sub-kelompok di dalamnya.

B. Apa yang dimaksud dengan Opini Publik

Opini publik secara luas dapat dianggap sebagai pandangan umum yang
dianut oleh mayoritas orang. Dengan latar belakang inilah dilakukan kerja sama
dengan publik tertentu. Opini publik mewakili sebuah konsensus yang muncul dari
waktu ke waktu, dari semua pandangan yang diungkapkan yang berkumpul
disekitar suatu isu yang diperdebatkan dan bahwa konsensus ini mempunyai
kekuatan.

Opini publik bekerja dalam dua cara yaitu sebab dan akibat dari aktivitas
hubungan masyarakat. Opini publik dipegang teguh untuk mempengaruhi

4
keputusan manajemen. Misalnya, meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan
telah berdampak pada industri otomotif dan furnitur. Emisi berbahaya dari mobil
telah dikurangi dan perdagangan kayu keras yang tidak dapat ditanam kembali
banyak tidak disukai. Praktisi hubungan masyarakat memastikan manajemen
mengetahui opini publik sehingga mereka dapat mengambil keputusan berdasarkan
opini tersebut. praktisi juga mempublikasikan fakta bahwa organisasi mereka
peduli terhadap lingkungan dan berupaya mendapatkan dukungan publik terhadap
organisasi mereka.

Disisi lain, tujuan dari banyak program PR adalah untuk mempengaruhi


masyarakat umum dan seringkali hal ini berarti atau mempengaruhi opini publik,
dengan cara melakukan kampanye hubungan media. Pandangan umum tentang
opini publik adalah apa yang ada di media dan jika apa yang dikatakan media dapat
terpengaruh, maka opini publik juga akan berubah karena media membantu
menentukan agenda publik.

Kebanyakan orang mempunyai pendapat tentang banyak hal, mereka hanya


perlu ditanya. Pendapat ini mungkin dianut dengan kuat atau lemah. Ketakutan dari
banyak praktisi humas adalah bahwa opini-opini ini dapat dikumpulkan dan
difokuskan oleh media terhadap organisasi mereka. Harapanya adalah dengan
menyebarkan pesan organisasi, opini massa akan mendukung. Oleh karena itu,
banyak program humas yang mengadopsi pendekatan scattergun, yaitu
menyebarkan pesan-pesan yang sangat umum melalui saluran komunikasi massa
kepada masyarakat luas.

Opini publik yang seragam sangat jarang terjadi dan opini publik yang
terinformasi dengan baik bahkan lebih jarang lagi. Keseragaman yang ada kini
semakin terancam karena masyarakat beralih ke berbagai sumber berita yang
berbeda, masing-masing dengan sumber editorial yang sangat berbeda dan
beberapa diantaranya tidak berpretensi untuk bersikap objektif. Meski begitu,
media masih berperan dalam menentukan suasana hati dan agenda publik, dan yang

5
menariknya media arus utama sering kali menjadi sumber informasi utama bagi
pembentuk opini online, sehingga pengaruhnya masih luas.

Media tidak menentukan apa yang dipikirkan masyarakat, namun mereka


menyediakan platform untuk berdiskusi mengenai isu-isu dan dapat memperkuat
pandangan publik jika suatu isu tertentu dapat menarik imajinasi. Namun, apa yang
tampak sebagai sebagian kecil dari total populasi (misalnya pelajar) yang peduli
dengan tertentu (hutang di negara berkembang) bisa menjadi kelompok besar jika
semuanya bersatu dan dapat mempengaruhi misi sebuah organisasi besar (misalnya
bank).

Opini adalah fenomena yang sangat menarik dan dapat terjadi pada tingkat
yang berbeda-beda. Ketika ditanya pandangan terhadap suatu berita, kebanyakan
orang akan memberikan pendapatnya. Itu mungkin dangkal dan tidak selalu
dipikirkan matang-matang. Pandangan-pandangan ini mungkin disebut persepsi.
Pada tingkat yang lebih dalam, orang-orang mungkin mempunyai pendapat
mengenai isu tertentu seperti hukuman gantung yang telah dipikirkan dengan
matang dan dapat dijadikan argumen untuk itu. Mereka dapat dikatakan mempunyai
sikap tertentu terhadap subjek tersebut. pada tingkat yang lebih dalam, sikap dapat
berubah menjadi bentuk perilaku. Dalam kasus yang paling ekstrim, hal ini dapat
berupa tindakan langsung yang dapat melanggar hukum, seperti beberapa aktivitas
kelompok pembela hak-hak hewan yang lebih militan. Yang lebih rumit lagi, seperti
yang disebutkan sebelumnya, orang bisa mempunyai dua pendapat yang
bertentangan pada saat yang bersamaan. Misalnya, mereka mungkin menganggap
eksperimen pada hewan secara umum salah, namun mereka juga percaya bahwa
jenis obat tertentu harus diuji pada hewan sebelum digunakan pada manusia.

C. Jenis-Jenis Publik

Herbert Blumer di dalam tulisan Grunig, J E and Hunt, T (1984 : 143)


menjelaskan 3 definisi mengenai publik yaitu :
1. Publik adalah sekelompok orang yang dihadapkan pada suatu permasalahan.

6
2. Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai pemikiran yang berbeda-
beda mengenai cara menghadapi suatu permasalahan.
3. Publik adalah sekelompok orang yang terlibat dalam diskusi mengenai suatu
masalah.
Senada dengan penjelasan sebelumnya John Dewey Blumer di dalam tulisan
Grunig, J E and Hunt, T (1984 : 143-144) menjelaskan 3 definisi mengenai publik
yaitu :
a. Publik adalah sekelompok orang yang menghadapi permasalahan serupa
b. Publik adalah sekelompok orang yang menyadari bahwa permasalahan itu ada
c. Publik adalah sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan sesuatu
terhadap suatu permasalahan.
Grunig sebagaimana dituliskan oleh Gregory (2010 : 101) menjelaskan
bahwa Publik dapat dibedakan kedalam empat bentuk yakni dengan penjelasan
sebagai berikut :
1) Non Publik, merupakan kelompok yang tidak terpengaruh oleh organisasi.
publik dengan tipe seperti ini dapat diabaikan dan sering tidak dapat
diidentifikasi.
2) Publik laten, merupakan kelompok yang menghadapi masalah karena adanya
aktivitas organisasi, namun tidak mengenali adanya masalah tersebut.
Contohnya dengan adanya pengembangan transportasi darat suatu perusahaan,
maka masyarakat di sepanjang rute transprotasi tentu akan mendapatkan
dampak seperti meningkatnya lalu lintas didaerah tersebut.
3) Publik yang sadar, merupakan kelompok yang menyadari adanya suatu masalah
dengan hadirnya suatu organisasi. Publik ini menjadi sadar dikarenakan oleh
berbagai faktor diantaranya kehadiran media yang memberikan informasi
tentang perluasan aktivitas organisasi.
4) Publik yang aktif, merupakan kelompok yang melakukan suatu tindakan
terhadap masalah yang dihadapinya. sebagai contoh, adanya masyarakat yang
melakukan protes atas kehadiran suatu aktivitas organisasi karena adanya
kerugian yang diterima.

7
Lebih lanjut, publik aktif ini dapat dibedakan kedalam 3 kategori yakni sebagai
berikut :
a) Publik semua isu, merupakan publik yang aktif pada semua isu yang
mempengaruhi organisasi. salah satu contohnya adalah adanya masyarakat yang
menentang segala tindakan organisasi dan pada prinsipnya mencoba
mengganggu semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi.
b) Publik satu isu, merupakan publik yang aktif hanya pada satu atau sejumlah isu
kecil.
c) publik isu hangat, merupakan publik yang terlibat dalam suatu isu yang
mendapat pemberitaan luas dan mendapat dukungan dari publik secara luas.
Selain itu grunig juga menjelaskan juga terdapat dengan istilah publik
apatis, merupakan publik yang pada dasarnya tidak peduli dengan segala
permasalahan. beberapa ahli menjelaskan bahwa publik ini harus mendapat
perhatian para praktisi humas karena setiap orang memiliki potensi untuk tertarik
pada suatu isu.
Oleh karena itu penting untuk memahami bahwa isu dapat terjadi karena
aktivitas/perilaku yang dilakukan organisasi sehingga pihak lain terpengaruh.
situasi itu terjadi tidak secara alami, melainkan diciptakan oleh organisasi sehingga
memunculkan masalah baru atau bahkan peluang baru.
Tiga faktor utama yang perlu diperhatikan untuk memahami bagaimana
publik berkomunikasi dan bagaimana komunikasi kepada publik tertentu akan
efektif menurut grunig yakni sebagai berikut :
1. pengenalan masalah
Humas perlu secara aktif mengidentifikasi publik yang aktif (dalam
mencari informasi) untuk kemudian menyediakan apa yang mereka butuhkan
hingga memfasilitasi dialog agar segala tindakan organisasi yang berdampak
kepada publik dapat segera tersampaikan/terkomunikasikan kepada publik.
melalui kegiatan ini diharapkan publik tidak mencari informasi pada sumber
yang tidak tepat. melalui tindakan ini diharapkan humas dapat memahami
masalah yang timbul atas aktivitasnya lebih awal dan mengambil tindakan lebih
cepat untuk meminimalisir dampak negatif yang dihasilkan.

8
2. pengenalan kendala
Humas perlu secara aktif lebih awal memahami kendala publik dalam
hal mendapatkan akses informasi dari organisasi sehingga dapat melakukan
tindak lanjut menyediakan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
publik.
3. tingkat keterlibatan
Publik memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda dengan kehadiran
suatu organisasi. sebagai contoh ketika organisasi yang bergerak di bidang
transportasi melaksanakan aktivitasnya di wilayah A, maka masyarakat
disekitar wilayah A tersebut merupakan masyarakat yang paling terpengaruh
dengan kehadiran organisasi. masyarakat tersebut tentunya memiliki
pemahaman terhadap masalah yang lebih kuat dibandingkan dengan
masyarakat lainnya yang jauh dari lokasi organisasi. humas penting untuk
memantau situasi publik untuk menghindari adanya kejutan ketika publik ini
menjadi aktif.
Oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan secara hati-hati siapa saja
yang akan terkena dampak dari aktivitas suatu organisasi. selain itu diperlukan
pemantauan terhadap lingkungan sehingga identifikasi masyarakat dan perilakunya
dapat diketahui dengan lebih dini.
D. Teknik Segmentasi
Cara lain untuk mengidentifikasi publik adalah dengan melakukan
segmentasi atau pengkategorian masyarakat. Ada banyak cara untuk melakukan
segmentasi publik yakni sebagai berikut :
1. Berdasarkan geografi : tempat tinggal, tempat bekerja, tujuan berlibur
2. Berdasarkan demografi : usia, jenis kelamin, pendapatan, kelas sosial
3. Berdasarkan psikografis : sikap, opini, keyakinan
4. Berdasarkan keanggotaan kelompok : organisasi, perkumpulan, asosiasi
profesional
5. Berdasarkan media yang dikonsumsi : surat kabar, situs web, media sosial
6. Berdasaran jenis kekuasaan : pemimpin agama, ketua adat

9
7. Berdasarkan peran dalam proses pengambilan keputusan : direktur keuangan,
ceo, orang tua, kepala sekolah.
Cara lainnya untuk memetakan publik adalah dengan melihat pengaruh dari
publik dengan mengidentifikasikan harapan dan tingkat kekuasaan dari publik.
penilaian ini dilakukan secara mandiri oleh perusahaan/organisasi dengan melihat
kekuasaan dan minat publiknya.

Pemetaan publik dengan menggunakan model power/interest matrix ini


dapat membantu dalam memahami beberapa permasalahan berikut :
a. menentukan tujuan dan strategi : ekspektasi publik mana yang menjadi prioritas
untuk paling di pertimbangkan?
b. Apakah tingkat kepentingan dan kekuasaan pemangku kepentingan
mencerminkan kerangka tata kelola perusahaan di mana organisasi beroperasi,
seperti contoh di atas (investor institusi, kelompok masyarakat).
c. Siapa yang mungkin menjadi penghambat dan fasilitator utama suatu strategi
dan bagaimana hal ini dapat ditanggapi – misalnya, dalam hal pendidikan atau
persuasi.
d. Apakah reposisi pemangku kepentingan tertentu diinginkan dan/atau layak
dilakukan. Hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh salah satu
pemain kunci atau, dalam kasus tertentu, untuk memastikan bahwa terdapat
lebih banyak pemain kunci yang akan memperjuangkan strategi tersebut (hal
ini seringkali penting dalam konteks sektor publik).

10
e. Mempertahankan tingkat kepentingan atau kekuasaan beberapa pemangku
kepentingan utama mungkin penting. Misalnya, ‘dukungan’ publik dari
pemasok atau pelanggan yang berpengaruh mungkin sangat penting bagi
keberhasilan suatu strategi. Selain itu, mungkin perlu untuk mencegah beberapa
pemangku kepentingan melakukan reposisi.

E. Media yang digunakan

Pandangan terhadap media sebagai pengaruh sepele dalam membentuk


opini publik telah berubah secara signifikan. Saat ini, sangat jelas bahwa media
memainkan peran krusial dalam kehidupan kita, tidak hanya sebagai penyampai
informasi tetapi juga sebagai alat pembentuk opini dan perilaku masyarakat.
Menurut Anne Gregory dan referensi lain dari buku dan jurnal akademik yang
membahas topik serupa tentang peran media sebagai berikut:

Pengaruh Berita Negatif: Media cenderung lebih mudah menarik perhatian


publik ketika menyampaikan berita negatif. Dalam karyanya "Manufacturing
Consent," Edward S. Herman dan Noam Chomsky berpendapat bahwa media
seringkali lebih efektif dalam menarik perhatian publik ketika menyampaikan berita
negatif. Fenomena ini memicu reaksi yang lebih besar dari publik, sebagaimana
orang-orang sering bereaksi kuat terhadap skandal atau tragedi. Sebagai contoh
masyarakat sering bereaksi kuat terhadap kasus pelecehan anak atau ketika pejabat
pemerintah terlihat mendapatkan gaji yang terlalu besar. Jika pemberitaan tentang
topik tersebut meluas dan menarik banyak perhatian, bisa jadi akan terbentuk
kelompok masyarakat yang fokus pada isu tersebut.

Dinamika Publik Isu Panas: Menurut Dietram A. Scheufele dan David


Tewksbury (2007) dalam studi tentang "Agenda Setting, Priming, and Framing,"
publik cenderung bereaksi terhadap isu-isu yang mendadak populer di media tanpa
analisis mendalam, yang sering kali menyebabkan minat yang cepat berlalu jika
tidak terdapat pembaruan dari media. Namun, jika organisasi gagal dalam

11
mengelola krisis, hal ini dapat memotivasi publik untuk menjadi lebih terlibat dan
berpikir kritis terhadap isu tersebut dalam jangka panjang.

Menurut K. Thorson dan B. Wells (2008) kampanye organisasi yang


dirancang dengan baik dapat menjangkau publik yang aktif mencari informasi
tentang organisasi, termasuk mereka yang mendukung atau menentang. Pentingnya
merencanakan dengan mempertimbangkan reaksi potensial dari masyarakat yang
mungkin berpendapat negatif terhadap organisasi tidak dapat diremehkan.

Media tidak hanya berfungsi sebagai jembatan informasi antara berbagai


kejadian dan masyarakat umum, tetapi juga sebagai pembentuk opini dan norma
sosial yang kuat. Karena itu, perannya dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya
tidak bisa dianggap remeh. Media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
bagaimana isu-isu dilihat dan dibahas dalam masyarakat, menggiring opini publik
melalui cara pemberitaan, penekanan pada topik tertentu, dan framing isu dalam
narasi yang tertentu.

F. Implikasi Penargetan Publik

Implikasi dari strategi penargetan publik ini sangat penting untuk dipahami.
Terdapat beberapa implikasi kunci yang harus dipertimbangkan saat menargetkan
kelompok masyarakat tertentu:

1. Alokasi Sumber Daya yang Efisien: Penting untuk menggunakan sumber daya
secara bijaksana. Tidak efektif menghabiskan banyak waktu dan energi pada
kelompok yang tidak menunjukkan minat atau kepedulian terhadap pesan atau
produk yang Anda tawarkan. Namun, penting juga untuk tidak sepenuhnya
mengabaikan mereka. Kelompok ini harus tetap dipantau karena kondisi atau
persepsi mereka bisa berubah, yang mungkin membuka peluang baru untuk
keterlibatan di masa depan.
2. Menggaet Publik yang Tidak Tertarik: Menarik perhatian publik yang awalnya
tidak tertarik memerlukan kreativitas dan inovasi. Ini mungkin melibatkan
menciptakan pesan yang sangat relevan dan menarik yang resonan dengan nilai

12
atau kebutuhan mereka, atau menggunakan saluran komunikasi yang belum
terjamah. Mengidentifikasi dan menyasar kepentingan yang mungkin tidak
langsung jelas sering kali memerlukan riset pasar yang mendalam dan strategi
komunikasi yang disesuaikan.
3. Memanfaatkan Publik Aktif: Kelompok masyarakat yang aktif mencari
informasi sangat berharga. Mereka biasanya lebih terlibat, responsif, dan
bersedia untuk berinteraksi dengan konten Anda. Para komunikator harus
memanfaatkan kelompok ini sebagai 'ambasador' untuk menyebarkan pesan.
Namun, jika kelompok ini merasa tidak cukup diinformasikan atau merasa
bahwa mereka tidak mendapatkan update reguler, mereka mungkin mencari
informasi dari sumber lain yang bisa berakhir negatif terhadap organisasi.
4. Manajemen Ekspektasi: Perubahan sikap dan perilaku pada skala besar sering
kali membutuhkan waktu dan tidak dapat diprediksi dengan mudah. Umumnya,
hanya sebagian kecil dari publik yang sadar dan aktif yang akan merespon
upaya komunikasi atau kampanye pemasaran. Namun, pengaruh mereka tidak
boleh dianggap remeh karena mereka dapat bertindak sebagai katalisator yang
memicu perubahan lebih luas dalam masyarakat.

Dengan mengakui dan memahami variasi dalam publik sasaran, praktisi


dapat lebih efektif dalam menyusun dan melaksanakan strategi yang tidak hanya
menjangkau tetapi juga menggerakkan kelompok masyarakat. Ini melibatkan tidak
hanya pengetahuan mendalam publik yang dituju, tetapi juga keterampilan untuk
menyesuaikan pesan dan taktik sesuai dengan dinamika yang terus berubah dari
lingkungan sosial.

13
BAB III

KESIMPULAN

Penting bagi suatu perusahaan/organisasi untuk memahami publiknya. Oleh karena


itu selain penentuan tujuan dan sasaran organisasi perlu bagi perusahaan/organisasi untuk
mengidentifikasi publiknya. Ada berbagai definisi dari publik salah satunya sebagaimana
yang dinyatakan oleh Blumer yakni publik merupakan sekelompok orang yang dihadapkan
pada suatu permasalahan, mempunyai pemikiran yang berbeda dalam menghadapi
permasalahan hingga sekelompok orang yang terlibat dalam diskusi mengenai suatu
masalah. Pemahaman perusahaan/organisasi terhadap publik akan sangat menentukan
bagaimana perusahaan/organisasi membangun komunikasi dengan publiknya yang
kemudia berlanjut dengan bagaimana aktivitas perusahaan/organisasi dijalankan.

Secara umum publik dari suatu perusahaan/organisasi terdiri dari berbagai


komponen yakni mulai dari pemerintah, komersial, publik internal, Lembaga keuangan,
komunitas hingga badan/Lembaga luar negeri. Publik tersebut kemudian menghasilkan apa
yang disebut dengan opini publik yang kemudian akan mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh manajemen perusahaan/organisasasi. Lebih lanjut ada media yang kemudian
memiliki peran dalam penyediaan platform dalam diskusi publik yang kemudian bisa
menjadi isu baik bagi perusahaan/organisasi maupun publiknya.

Selanjutnya, publik juga dapat dikategorikan kedalam 4 bentuk yakni non publik,
publik laten, publik yang sadar hingga publik yang aktif. Publik aktif juga dapat
dikategorikan kedalam 3 bentuk mulai dari publik semua isu, publik satu isu hingga publik
yang hanya terlibat dalam isu isu hangat. Selain itu juga dikenal publik apatis yang tidak
peduli dengan segala permasalahan namun menjadi peluang untuk tertarik pada suatu isu.

Kondisi ini menuntut praktisi humas untuk mampu mengenali masalah, mengenali
kendala hingga memahami tingkat keterlibatan publik terhadap perusahaan/organisasi yang
dikelolanya. Oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan secara hati-hati siapa saja
yang akan terkena dampak dari aktivitas suatu organisasi. selain itu diperlukan pemantauan
terhadap lingkungan sehingga identifikasi masyarakat dan perilakunya dapat diketahui
dengan lebih dini.

14
Publik juga dapat dikategorikan melalui proses segmentasi diantaranya
berdasarkan kondisi geografis, kondisi demografis, kondisi psikografis, keanggotaan
kelompok, media yang dikonsumsi, jenis kekuasaan hingga peran dalam proses
pengambilan keputusan. Selain itu publik juga dapat dipetakan dengan melihat tingkat
kekuasaan dan tingkat ketertarikan terhadap perusahaan/organisasi. Pemetaan ini akan
sangat membantu dalam menentukan tujuan dan strategi, memahami tingkat kepentingan
dan kekuasaan, identifikasi penghambat dan fasilitator utama, hingga melihat peluang
adanya reposisi dari publik tersebut.

Selain menyediakan platform untuk diskusi publik, peran media juga sangat
penting dalam membentuk opini publik yakni melalui pengaruh berita negatif yang
dihasilkan hingga bagaimana media memainkan perannya dalam mempengaruhi
bagaimana isu dilihat dan dibahas di masyarakat, menggiring opini hingga framing isu
dalam narasi tertentu. Pada akhirnya, pemanfaatan sumber daya perusahaan/organisasi,
usaha menggaet publik yang tidak tertarik, memanfaatkan publik aktif hingga manajemen
ekspektasi menjadi penting untuk dilakukan oleh praktisi humas sehingga
perusahaan/organisasi tidak salah langkah dalam menyampaikan pesan dan mampu
menyesuaikan dengan dinamika yang terus berubah dilingkungan sosial.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gregory, Anne. (2010). Planning and Managing Public Relations


CampaignsA. Strategic Approach (PR in Practice). London: Kogan Page.
Grunig, J E and Hunt, T (1984) Managing Public Relations. Holt, Rinehart
& Winston, New York.
Johnson, J, Scholes, K and Whittington, R (2007) Exploring Corporate
Strategy. Pearson Education, London, 8th edn.
Herman, E. S., & Chomsky, N. (1988). Manufacturing Consent: The
Political Economy of the Mass Media. Pantheon Books.
Scheufele, D. A., & Tewksbury, D. (2007). Agenda setting, priming, and
framing revisited: Another look at cognitive effects of political communication.
Journal of Communication, 57(2), 9-20.
Thorson, K., & Wells, B. (2008). Trust in news media and consumption of
news. Journal of Media Psychology, 20(1), 35-51.

16

Anda mungkin juga menyukai