Soal Tugas 1
Soal Tugas 1
Soal Tugas 1
Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan Sistem Ekonomi Pancasila, sebagai Sistem Ekonomi khas 20
Indonesia?
1. Konsep ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sistem ini menekankan prinsip
keadilan, kesejahteraan bersama, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam Sistem Ekonomi Pancasila, terdapat prinsip-prinsip ekonomi seperti kepemilikan
umum, kepemilikan pribadi yang diatur, serta keseimbangan dan keselarasan antara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Tujuan utamanya adalah mencapai
kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sistem Ekonomi Pancasila juga mengakui peran penting swasta dalam pembangunan
ekonomi, namun tetap mengutamakan kepentingan bersama dan keadilan sosial. Dengan
demikian, sistem ini mencerminkan nilai-nilai Indonesia yang berlandaskan gotong
royong, keadilan, dan kebersamaan dalam mengelola sumber daya ekonomi.
2. Krisis moneter adalah suatu kondisi di mana nilai tukar mata uang suatu negara
mengalami penurunan drastis terhadap mata uang asing dalam waktu singkat. Hal ini
dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif, seperti inflasi yang tinggi, suku bunga
yang naik, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Penyebab krisis moneter dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
eksternal.
Faktor Internal
Kebijakan makroekonomi yang tidak tepat: Hal ini dapat berupa kebijakan
fiskal yang ekspansif, kebijakan moneter yang longgar, atau kombinasi keduanya.
Kebijakan ini dapat menyebabkan inflasi yang tinggi, suku bunga yang rendah, dan
defisit neraca pembayaran yang besar.
Lemahnya sektor keuangan: Sektor keuangan yang lemah dapat ditandai dengan
tingginya rasio kredit bermasalah (NPL), kurangnya transparansi dan akuntabilitas
bank, serta lemahnya pengawasan keuangan.
Kerentanan sektor swasta: Sektor swasta yang rentan dapat ditandai dengan
tingginya utang luar negeri swasta, dominasi sektor keuangan jangka pendek, dan
spekulasi mata uang.
Ketidakpastian politik dan sosial: Ketidakpastian politik dan sosial dapat memicu
kepanikan pasar dan mendorong investor asing untuk menarik modal mereka dari
negara tersebut.
Faktor Eksternal
Krisis di negara lain: Krisis di negara lain dapat menular ke negara lain melalui
berbagai mekanisme, seperti penularan melalui perdagangan, investasi, atau sistem
keuangan.
Perubahan nilai tukar mata uang utama: Perubahan nilai tukar mata uang
utama, seperti dolar AS, dapat berdampak pada nilai tukar mata uang negara lain,
terutama negara-negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap perdagangan
luar negeri.
Penurunan harga barang komoditas: Penurunan harga barang komoditas dapat
berdampak negatif pada negara-negara yang mengandalkan ekspor barang
komoditas sebagai sumber pendapatan utama.
Kebijakan moneter negara maju: Kebijakan moneter negara maju, seperti
kenaikan suku bunga, dapat menyebabkan modal asing mengalir keluar dari
negara-negara berkembang dan memicu krisis moneter.
Kebijakan fiskal yang ekspansif: Pemerintah Indonesia pada saat itu menerapkan kebijakan
fiskal yang ekspansif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan
defisit anggaran yang besar dan peningkatan inflasi.
Lemahnya sektor keuangan: Sektor keuangan Indonesia pada saat itu masih lemah, dengan
rasio NPL yang tinggi dan pengawasan keuangan yang lemah.
Kerentanan sektor swasta: Sektor swasta Indonesia pada saat itu memiliki utang luar negeri
yang tinggi dan didominasi oleh sektor keuangan jangka pendek.
Krisis keuangan Asia: Krisis keuangan Asia yang terjadi pada tahun 1997 memicu
kepanikan investor dan mendorong mereka untuk menarik modal mereka dari negara-
negara Asia, termasuk Indonesia.
Langkah yang dapat diambil oleh pemerintah agak terhindar darri kriss moneter di masa
depan adalah :
4. Pemikiran-pemikiran ini banyak dipengaruhi oleh para ekonom klasik seperti Adam
Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill.
- Individualisme dan Kebebasan Berusaha:
Sistem ini menjunjung tinggi kebebasan individu dalam mengelola sumber daya
yang mereka miliki, termasuk modal dan tenaga kerja.
Individu memiliki hak untuk berusaha, berinovasi, dan mengambil risiko untuk
meraih keuntungan.
Para pelaku ekonomi, terutama produsen, didorong oleh motif mencari keuntungan.
Keuntungan ini menjadi indikator efisiensi dan produktivitas, serta sinyal bagi pasar
untuk mengalokasikan sumber daya.
- Mekanisme Pasar dan "Tangan Tak Terlihat" (Invisible Hand):
Adam Smith, pemikir ekonomi klasik, mengemukakan konsep "invisible hand" di mana
interaksi para pelaku pasar yang mengejar kepentingan pribadi mereka, secara tidak
sengaja, akan mengarah pada keseimbangan optimal yang melayani kepentingan
masyarakat secara keseluruhan.
- Peran Terbatas Pemerintah:
Pemerintah dalam sistem Kapitalis umumnya diharapkan berperan terbatas dalam
mengatur kegiatan ekonomi.
- Persaingan (Competition):
Persaingan antar pelaku ekonomi dianggap sebagai mekanisme penting untuk
mendorong inovasi, efisiensi, dan pada akhirnya, kesejahteraan konsumen.